SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
JEMBATAN ARUS BOLAK – BALIK
Simon Patabang, MT.
Rangkaian Jembatan Arus AC
Bentuk umum dari jembatan arus bolak balik yang
terdiri dari :
• Empat lengan yaitu Z1, Z2, Z3, dan Z4, merupakan
impedansi yang nilainya tidak ditetapkan.
• Sebuah detektor nol yang berfungsi memberi
respons terhadap ketidaksetimbangan arus bolak
balik.
Syarat kesetimbangan pada
jembatan arus bolak balik (sama
seperti jembatan arus searah),
diperoleh jika :
1. Respons detektor adalah nol
2. Mengubah salah satu atau lebih dari lengan
(impedansi) jembatan hingga mendapatkan
respons detektor menjadi nol.
• Persamaan umum untuk kesetimbangan jembatan
dinyatakan dengan notasi kompleks, dimana
besaran-besaran bisa berupa impedansi dan
admitansi.
• Untuk mendapatkan kesetimbangan jembatan, maka
beda potensial dari titik A ke titik C sama dengan nol
( VAC = 0 ), dan kondisi ini akan dicapai bila drop
tegangan dari B ke A sama dengan drop tegangan
dari B ke C ( VBA = VBC ).
• Dalam notasi kompleks didefinisikan sebagai berikut :
Jika arus detektor nol, maka :
BCBA EE  2211 ZIZI atau
Subsitusikan I1 dan I2 :
2211 ZIZI 
32214121
42
2
31
1
ZZZZZZZZ
ZZ
Z
ZZ
Z




…..(1)
31
1
ZZ
E
I


42
2
ZZ
E
I

…..(2) dan …..(3)
Bentuk persamaan dengan menggunakan admitansi :
3241 ZZZZ  …..(4)
3241 YYYY  …..(5)
Persamaan (5) umumnya digunakan jika komponen-
komponen pada lengan jembatan terhubung paralel.
Jika impedansi dituliskan dalam bentuk :
dimana:
Z = magnitudo dan
θ = sudut fasa
 || ZZ
• Persamaan (4) dapat ditulis :
• Persyaratan yang harus dipenuhi untuk membuat
jembatan arus bolak balik setimbang, yaitu :
1. Kesetimbangan magnitudo impedansi memenuhi
hubungan :
2. Sudut-sudut fasa impedansi memenuhi
hubungan
33224411 ..   ZZZZ
3241 ZZZZ 
)(.)(. 23321441   ZZZZ …..(6)
3241 ZZZZ 
3241  
Contoh :
1. Impedansi-impedansi jembatan arus
bolak balik adalah :
Z1 = 100/80° Ω ( impedansi induktif )
Z2 = 250 Ω ( tahanan murni )
Z3 = 400 /30° Ω ( impedansi induktif )
Z4 = tidak diketahui ( dicari )
Tentukan nilai Z4
Penyelesaian :
Syarat pertama untuk kesetimbangan adalah :
3241 ZZZZ 
1
32
4
Z
ZZ
Z   1000
100
400.250
4Z
• Syarat kedua untuk kesetimbangan jembatan
adalah :
3241  
1324  
 50803004
Jadi nilai Z4 dalam bentuk polar :
 5010004Z
2. Jika Jembatan arus bolak balik seperti di atas dalam
keadaan setimbang dengan impedansi sebagai berikut :
Z1 terdiri dari R = 450 Ω ; Z2 terdiri dari R = 300 Ω , seri
dengan C = 0,265 μF ; Z4 tidak diketahui ; Z3 terdiri dari R
= 200 Ω seri dengan L = 15,9 mH, jika frekuensi osilator 1
KHz, tentukan impedansi pada lengan CD.
Penyelesaian :
Impedansi lengan-lengan jembatan dinyatakan
dalam bentuk kompleks adalah :
Z1 = R Z3 = R + jXL
Z2 = R - j XC Z4 = ?
Xc = 1/ ωC
Xc = 1/ (2πfC) = 1/(2π.1000. 0,265 10⁻⁶)
Xc = 600 Ω
XL = ωL
XL = 2πfL = 2πf.1000. 15,9 .10⁻³ = 100 Ω
Maka :
Z1 = 450 Ω
Z2 = 300 + j600 Ω
Z3 = 200 + j100 Ω
1
32
4
Z
ZZ
Z 
450
)000.60000.120000.30000.60
4


jj
Z
450
)100200)(600300(
4
jj
Z




 200j-266,6
450
)000.9000.120
4
j
Z
Impedansi Z4 merupakan gabungan sebuah tahanan
resistor 266,6 Ω dan reaktansi kapasitif Xc 200 Ω yang
dihubungkan seri ( Z4 = R - j Xc )
fCC
XC
 2
11

C.000.12
1
200

 FC 8,0
Jembatan Pembanding Kapasitansi
Jembatan pembanding kapasitansi digunakan untuk
pengukuran kapasitansi yang tidak diketahui, dengan
cara membandingkannya terhadap sebuah
kapasitansi yang diketahui.
• Kedua lengan pembanding
adalah resistif, yaitu : tahanan
variabel R1 dan tahanan R2.
• Lengan standar terdiri dari :
tahanan variabel Rs dihubung
seri dengan kapasitor standar
kualitas tinggi Cs.
• Cx adalah kapasitansi yang
tidak diketahui.
• Rx adalah tahanan bocor
kapasitor.
• Impedansi dinyatakan dalam bentuk bilangan
kompleks, yaitu :
• Subsitusi nilai impedansi ke persamaan (4) :
• Dengan menyamakan bagian-bagian nyata
• Agar memenuhi kedua syarat setimbang dalam
konfigurasinya, jembatan harus mengandung dua elemen
variabel R1 dan Rs.
• Dengan menyamakan bagian-bagian khayal
Jembatan Pembanding Induktansi
• Jembatan pembanding induktansi mirip dengan jembatan
pembanding kapasitansi.
• Induktansi yang tidak diketahui ditentukan dengan
membandingkan terhadap sebuah induktor standar yang
diketahui seperti yang diunjukkan pada diagram gambar.
• Impedansi dalam bentuk bilangan kompleks, yaitu :
• Subsitusi nilai impedansi ke persamaan (4) :
• Dengan menyamakan bagian-bagian nyata :
• Dengan menyamakan bagian-bagian nyata
• Dalam jembatan ini, R2 dipilih sebagai pengontrol
kesetimbangan induktif, dan Rs adalah pengontrol
keseimbangan resistif.
1. Jembatan Maxwell
• Jembatan Maxwell, digunakan untuk mengukur sebuah
induktansi yang tidak diketahui, yang dinyatakan dalam
kapasitansi yang diketahui.
• Pada gambar, ditunjukkan rangkaian jembatan Maxwell,
dimana salah satu lengan pembanding mempunyai
sebuah tahanan yang dihubung paralel dengan sebuah
kapasitansi.
Impedansi ketiga lengan dan admitansi lengan 1,
dinyatakan dalam bentuk bilangan kompleks :
Persamaan umum kesetim
bangan jembatan, menyata
kan :
Subsitusikan harga-harga Z2, Z3, Y1, dan ZX
kedalam persamaan (4)
• Dengan menyamakan bagian-bagian nyata :
• Dengan menyamakan bagian-bagian nyata
• Karena jumlah sudut fasa dari elemen resistif pada
lengan 2 dan 3 sama dengan nol, maka jumlah sudut fasa
pada lengan 1 dan 4 harus sama dengan nol ( syarat
kedua kesetimbangan ).
• Untuk menyetimbangkan jembatan Maxwell,
pertama-tama yang dilakukan adalah mengatur
tahanan R3 untuk kesetimbangan induktif dan
kemudian mengatur R1 untuk kesetimbangan resistif.
2. Jembatan Hay
• Jembatan hay, digunakan untuk mengukur
sebuah induktansi yang tidak diketahui, yang
dinyatakan dalam kapasitansi yang diketahui.
• Pada gambar, ditunjukkan rangkaian jembatan
Hay yang berbeda dari jembatan Maxwell,
dimana tahanan R1 dihubungkan seri dengan
kapasitor C1.
• Impedansi keempat lengan dinyatakan dalam bentuk
bilangan kompleks :
• Subsitusikan harga-harga Z1, Z2, Z3,dan Z4 ke dalam
persamaan kesetimbangan (4)
• Dengan menyamakan sisi real dan khayal maka
diperoleh :
dan
• Pada persamaan ( Rx) dan ( Lx ), dapat dilihat bahwa harga
tahanan dan induktansi yang tidak diketahui ( Rx dan Lx )
mengandung kecepatan sudut ω, yang berarti bahwa frekuensi
harus diketahui secara tepat.
• Syarat kedua kesetimbangan, menyatakan bahwa jumlah
sudut fasa dari lengan-lengan berhadapan harus sama,
jadi jumlah sudut fasa induktif harus sama dengan jumlah
sudut fasa kapasitif, karena sudut-sudut fasa resistif
adalah nol.
• Pada gambar berikut, ditunjukkan diagram vektor bahwa :
• tangen sudut fasa induktif adalah :
• tangen sudut fasa kapasitif adalah :
• Jika kedua sudut fasa tersebut sama, maka besar
tangennya juga sama, jadi :
• Subsitusikan harga pada persamaan di tas ke dalam
persamaan Lx), maka bentuk Lx menjadi :
Untuk nilai Q lebih besar dari 10 ( Q > 10 ), maka suku
(1/Q)² menjadi lebih kecil dar 1/100, sehingga dapat
diabaikan, oleh karena itu persamaan berubah menjadi
bentuk yang sama ( diturunkan ) pada jembatan Maxwell,
yaitu :
3. Jembatan Schering
• Jembatan arus bolak balik yang paling penting dan
digunakan secara luas untuk pengukuran kapasitor, dan
mengukur sifat-sifat isolasi, yaitu pada sudut-sudut fasa
yang mendekati 90°.
• Jembatan ini memberikan beberapa keuntungan nyata
dibandingkan dengan jembatan pembanding kapasitansi.
• Pada lengan 1 terdiri dari tahanan R1 diparalel dengan
sebuah kapasitor variabel dan lengan standar hanya
terdiri dari sebuah kapasitor ( umumnya kapasitor
standar merupakan kapasitor mika yang bermutu tinggi
untuk pengukuran yang umum dan kapasitor udara untuk
pengukuran isolasi ).
• Sebuah kapasitor mika bermutu tinggi mempunyai
kerugian yang sangat rendah ( tidak mempunyai tahanan
bocor), oleh karena itu mempunyai sudut fasa mendekati
90°.
• Impedansi keempat lengan dinyatakan dalam bentuk
bilangan kompleks :
• Dengan menyamakan bagian nyata dan bagian khayal,
diperoleh
Persamaan umum kesetimbangan jembatan :
• Faktor daya untuk besaran yang tidak diketahui adalah
tg θ = Rx/Zx.
• Untuk sudut-sudut fasa yang mendekati 90°, reaktansi
hampir sama dengan impedansi maka faktor daya
didefinisikan :
dimana :
Xx adalah reaktansi kapasitip yg tidak diketahui
Kondisi Tidak Seimbang
• Jika salah satu persyaratan kesetimbangan tidak
dipenuhi, maka sebuah jembatan arus bolak balik sama
sekali tidak dapat disetimbangkan.
• Gambar berikut menggambarkan keadaan ini, dimana Z1
merupakan elemen induktif, Z2 adalah sebuah kapasitif
murni, Z3 adalah sebuah tahanan variabel.
Tahanan R3 diperlukan untuk
menghasilkan kesetimbangan
jembatan, yang ditentukan
dengan menggunakan syarat
kesetimbangan pertama yaitu :
• Syarat kesetimbangan kedua ( sudut-sudut fasa ), yaitu :
Jadi :
yang berarti persyaratan kedua tidak dipenuhi,
sehingga kesetimbangan jembatan tidak dapat
dicapai.
Cara menyetimbangkan sebuah jembatan dimana
pengaturan kecil pada satu atau lebih lengan-lengan
jembatan akan menghasilkan suatu kondisi, dimana
kesetimbangan dapat dicapai.
Contoh :
Rangkaian jembatan seperti pada
gambar, tentukan apakah jembatan
tersebut setimbang sempurna atau
tidak. Jika tidak, tunjukkan dua cara
agar jembatan agar jembatan dapat
menjadi setimbang, dan tentukan
nilai-nilai numerik untuk setiap komponen tambahan.
Anggap bahwa lengan jembatan 4 tidak diketahui dan
tidak dapat diubah.
Penyelesaian :
• Pemeriksaan rangkaian menunjukkan bahwa syarat
pertama kesetimbangan ( kebe-saran ), dengan mudah
dapat dipenuhi, dengan sedikit memperbesar R3.
• Syarat kesetimbangan kedua menetapkan :
jadi, kesetimbangan tidak mungkin dicapai dengan
konfigurasi rangkaian jembatan pada gambar di atas,
karena θ1 + θ4 sedikit negatip, dan θ2 + θ3 = 0°.
• Kesetimbangan jembatan dapat kembali dicapai, dengan
mengubah rangkaian sedemikian rupa, sehingga
persyaratan sudut fasa dipenuhi.
• Ada dua cara untuk melakukan hal tersebut, yaitu :
1. Mengubah Z1
2. Mengubah sudut fasa lengan 2 dan lengan 3
Cara Pertama : Mengubah Z1
• Mengubah Z1, sehingga sudut fasanya berkurang
menjadi lebih kecil dari 90° ( sama dengan θ4 ) , yaitu
dengan menghubungkan sebuah tahanan yang
dihubungkan paralel dengan kapasitor.
• Tahanan R1 dapat ditentukan
dengan menggunakan admitansi
pada lengan satu, maka syarat
kesetimbangan pertama menetap-
kan :
• Dua bilangan kompleks dikatakan sama, jika bagian riel
dan bagian khayalnya sama, maka :
Perlu diperhatikan bahwa dengan penambahan R1, syarat
kesetimbangan pertama terganggu (Z1 bertambah),
sehingga tahanan variabel R3 harus diatur untuk
mengimbangi pengaruh ini.
Cara kedua : Mengubah sudut fasa lengan 2 dan 3
• Mengubah sudut fasa lengan 2 dan lengan 3, yaitu dengan
menambah sebuah kapasitor yang dihubung seri dengan R3,
seperti ditunjukkan pada gambar berikut :
Dengan menggunakan syarat kesetimbangan pertama,
diperoleh :
dimana :
Subsitusikan harga-harga Z1, Z2, Z3, dan Z4 ke dalam
ketimbangan diperoleh :
Besarnya Z3 telah bertambah, sehingga syarat kesetimbangan
pertama berubah, oleh karena itu suatu pengaturan kecil pada
R3 perlu dilakukan kembali untuk memulihkan kesetimbangan.
Sekian

More Related Content

What's hot

5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahanSimon Patabang
 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralelSimon Patabang
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balikSimon Patabang
 
Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)noussevarenna
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorFauzi Nugroho
 
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnetahmad haidaroh
 
Alat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putarAlat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putarDwi Puspita
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)FEmi1710
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2sinta novita
 
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGFISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGsumiati25
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaAdi S P
 
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhaniEbook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhaniRinanda S
 
RL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan MeshRL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan MeshMuhammad Dany
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)mocoz
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararelSimon Patabang
 
Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorkukuhruyuk15
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbangSimon Patabang
 

What's hot (20)

5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan5 pengukuran dan kesalahan
5 pengukuran dan kesalahan
 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik
 
Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
 
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
 
Alat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putarAlat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putar
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
 
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGFISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
 
Ohm-meter
Ohm-meterOhm-meter
Ohm-meter
 
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhaniEbook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
 
RL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan MeshRL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan Mesh
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
 
Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibrator
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
 
Motor dc.
Motor dc.Motor dc.
Motor dc.
 

Similar to JEMBATAN ARUS

Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]Ajir Aja
 
9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searahSimon Patabang
 
Teknik tenaga listrik pertemuan 2
Teknik tenaga listrik  pertemuan 2Teknik tenaga listrik  pertemuan 2
Teknik tenaga listrik pertemuan 2indra putra
 
jembatan wheatstone
jembatan wheatstonejembatan wheatstone
jembatan wheatstoneZara Neur
 
Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...
Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...
Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...Rico Afrinando
 
Ac electricity
Ac electricityAc electricity
Ac electricitylilysar
 
2-Medan Magnet Arus Steady.pdf
2-Medan Magnet Arus Steady.pdf2-Medan Magnet Arus Steady.pdf
2-Medan Magnet Arus Steady.pdfMUHAMMADLUQMAN192
 
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02somad79
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoYuliana Surya
 
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMAmateri Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMAAjeng Rizki Rahmawati
 
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptxPPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptxMagda519030
 
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Aris Widodo
 
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxBAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxUlfiaPerdani2
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistorJoko Purnomo
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analogNur Aoliya
 

Similar to JEMBATAN ARUS (20)

Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]
 
9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah
 
Teknik tenaga listrik pertemuan 2
Teknik tenaga listrik  pertemuan 2Teknik tenaga listrik  pertemuan 2
Teknik tenaga listrik pertemuan 2
 
jembatan wheatstone
jembatan wheatstonejembatan wheatstone
jembatan wheatstone
 
Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...
Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...
Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...
 
Ac electricity
Ac electricityAc electricity
Ac electricity
 
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
 
2-Medan Magnet Arus Steady.pdf
2-Medan Magnet Arus Steady.pdf2-Medan Magnet Arus Steady.pdf
2-Medan Magnet Arus Steady.pdf
 
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
 
Jembatan wheastone (1)
Jembatan wheastone (1)Jembatan wheastone (1)
Jembatan wheastone (1)
 
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMAmateri Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
 
14008 6-377466573892
14008 6-37746657389214008 6-377466573892
14008 6-377466573892
 
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptxPPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
PPT LISMAG BAB 33_Magdalena Manus_211011040016.pptx
 
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
 
8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri
 
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxBAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
 
8 beban rlc
8 beban rlc8 beban rlc
8 beban rlc
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analog
 

More from Simon Patabang

6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdfSimon Patabang
 
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...Simon Patabang
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhSimon Patabang
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanSimon Patabang
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatSimon Patabang
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Simon Patabang
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019Simon Patabang
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikSimon Patabang
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalSimon Patabang
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkatSimon Patabang
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa Simon Patabang
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balikSimon Patabang
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrikSimon Patabang
 
2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronika2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronikaSimon Patabang
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrikSimon Patabang
 
Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18Simon Patabang
 
Tugas uas sem ganjil 2017 2018
Tugas uas sem  ganjil 2017 2018Tugas uas sem  ganjil 2017 2018
Tugas uas sem ganjil 2017 2018Simon Patabang
 
Program dan Flowchart Perkalian Matriks
Program dan Flowchart Perkalian MatriksProgram dan Flowchart Perkalian Matriks
Program dan Flowchart Perkalian MatriksSimon Patabang
 

More from Simon Patabang (20)

6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
 
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascal
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
 
10 analisis komponen
10 analisis komponen10 analisis komponen
10 analisis komponen
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
 
2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronika2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronika
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik
 
Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18
 
Tugas uas sem ganjil 2017 2018
Tugas uas sem  ganjil 2017 2018Tugas uas sem  ganjil 2017 2018
Tugas uas sem ganjil 2017 2018
 
Program dan Flowchart Perkalian Matriks
Program dan Flowchart Perkalian MatriksProgram dan Flowchart Perkalian Matriks
Program dan Flowchart Perkalian Matriks
 

Recently uploaded

Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 

Recently uploaded (20)

Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 

JEMBATAN ARUS

  • 1. JEMBATAN ARUS BOLAK – BALIK Simon Patabang, MT.
  • 2. Rangkaian Jembatan Arus AC Bentuk umum dari jembatan arus bolak balik yang terdiri dari : • Empat lengan yaitu Z1, Z2, Z3, dan Z4, merupakan impedansi yang nilainya tidak ditetapkan. • Sebuah detektor nol yang berfungsi memberi respons terhadap ketidaksetimbangan arus bolak balik.
  • 3. Syarat kesetimbangan pada jembatan arus bolak balik (sama seperti jembatan arus searah), diperoleh jika : 1. Respons detektor adalah nol 2. Mengubah salah satu atau lebih dari lengan (impedansi) jembatan hingga mendapatkan respons detektor menjadi nol.
  • 4. • Persamaan umum untuk kesetimbangan jembatan dinyatakan dengan notasi kompleks, dimana besaran-besaran bisa berupa impedansi dan admitansi. • Untuk mendapatkan kesetimbangan jembatan, maka beda potensial dari titik A ke titik C sama dengan nol ( VAC = 0 ), dan kondisi ini akan dicapai bila drop tegangan dari B ke A sama dengan drop tegangan dari B ke C ( VBA = VBC ).
  • 5. • Dalam notasi kompleks didefinisikan sebagai berikut : Jika arus detektor nol, maka : BCBA EE  2211 ZIZI atau Subsitusikan I1 dan I2 : 2211 ZIZI  32214121 42 2 31 1 ZZZZZZZZ ZZ Z ZZ Z     …..(1) 31 1 ZZ E I   42 2 ZZ E I  …..(2) dan …..(3)
  • 6. Bentuk persamaan dengan menggunakan admitansi : 3241 ZZZZ  …..(4) 3241 YYYY  …..(5) Persamaan (5) umumnya digunakan jika komponen- komponen pada lengan jembatan terhubung paralel. Jika impedansi dituliskan dalam bentuk : dimana: Z = magnitudo dan θ = sudut fasa  || ZZ
  • 7. • Persamaan (4) dapat ditulis : • Persyaratan yang harus dipenuhi untuk membuat jembatan arus bolak balik setimbang, yaitu : 1. Kesetimbangan magnitudo impedansi memenuhi hubungan : 2. Sudut-sudut fasa impedansi memenuhi hubungan 33224411 ..   ZZZZ 3241 ZZZZ  )(.)(. 23321441   ZZZZ …..(6) 3241 ZZZZ  3241  
  • 8. Contoh : 1. Impedansi-impedansi jembatan arus bolak balik adalah : Z1 = 100/80° Ω ( impedansi induktif ) Z2 = 250 Ω ( tahanan murni ) Z3 = 400 /30° Ω ( impedansi induktif ) Z4 = tidak diketahui ( dicari ) Tentukan nilai Z4 Penyelesaian : Syarat pertama untuk kesetimbangan adalah : 3241 ZZZZ  1 32 4 Z ZZ Z   1000 100 400.250 4Z
  • 9. • Syarat kedua untuk kesetimbangan jembatan adalah : 3241   1324    50803004 Jadi nilai Z4 dalam bentuk polar :  5010004Z
  • 10. 2. Jika Jembatan arus bolak balik seperti di atas dalam keadaan setimbang dengan impedansi sebagai berikut : Z1 terdiri dari R = 450 Ω ; Z2 terdiri dari R = 300 Ω , seri dengan C = 0,265 μF ; Z4 tidak diketahui ; Z3 terdiri dari R = 200 Ω seri dengan L = 15,9 mH, jika frekuensi osilator 1 KHz, tentukan impedansi pada lengan CD. Penyelesaian : Impedansi lengan-lengan jembatan dinyatakan dalam bentuk kompleks adalah : Z1 = R Z3 = R + jXL Z2 = R - j XC Z4 = ?
  • 11. Xc = 1/ ωC Xc = 1/ (2πfC) = 1/(2π.1000. 0,265 10⁻⁶) Xc = 600 Ω XL = ωL XL = 2πfL = 2πf.1000. 15,9 .10⁻³ = 100 Ω Maka : Z1 = 450 Ω Z2 = 300 + j600 Ω Z3 = 200 + j100 Ω
  • 12. 1 32 4 Z ZZ Z  450 )000.60000.120000.30000.60 4   jj Z 450 )100200)(600300( 4 jj Z      200j-266,6 450 )000.9000.120 4 j Z Impedansi Z4 merupakan gabungan sebuah tahanan resistor 266,6 Ω dan reaktansi kapasitif Xc 200 Ω yang dihubungkan seri ( Z4 = R - j Xc )
  • 14. Jembatan Pembanding Kapasitansi Jembatan pembanding kapasitansi digunakan untuk pengukuran kapasitansi yang tidak diketahui, dengan cara membandingkannya terhadap sebuah kapasitansi yang diketahui.
  • 15. • Kedua lengan pembanding adalah resistif, yaitu : tahanan variabel R1 dan tahanan R2. • Lengan standar terdiri dari : tahanan variabel Rs dihubung seri dengan kapasitor standar kualitas tinggi Cs. • Cx adalah kapasitansi yang tidak diketahui. • Rx adalah tahanan bocor kapasitor.
  • 16. • Impedansi dinyatakan dalam bentuk bilangan kompleks, yaitu : • Subsitusi nilai impedansi ke persamaan (4) : • Dengan menyamakan bagian-bagian nyata
  • 17. • Agar memenuhi kedua syarat setimbang dalam konfigurasinya, jembatan harus mengandung dua elemen variabel R1 dan Rs. • Dengan menyamakan bagian-bagian khayal
  • 18. Jembatan Pembanding Induktansi • Jembatan pembanding induktansi mirip dengan jembatan pembanding kapasitansi. • Induktansi yang tidak diketahui ditentukan dengan membandingkan terhadap sebuah induktor standar yang diketahui seperti yang diunjukkan pada diagram gambar.
  • 19. • Impedansi dalam bentuk bilangan kompleks, yaitu : • Subsitusi nilai impedansi ke persamaan (4) : • Dengan menyamakan bagian-bagian nyata : • Dengan menyamakan bagian-bagian nyata
  • 20. • Dalam jembatan ini, R2 dipilih sebagai pengontrol kesetimbangan induktif, dan Rs adalah pengontrol keseimbangan resistif.
  • 21. 1. Jembatan Maxwell • Jembatan Maxwell, digunakan untuk mengukur sebuah induktansi yang tidak diketahui, yang dinyatakan dalam kapasitansi yang diketahui. • Pada gambar, ditunjukkan rangkaian jembatan Maxwell, dimana salah satu lengan pembanding mempunyai sebuah tahanan yang dihubung paralel dengan sebuah kapasitansi.
  • 22. Impedansi ketiga lengan dan admitansi lengan 1, dinyatakan dalam bentuk bilangan kompleks : Persamaan umum kesetim bangan jembatan, menyata kan :
  • 23. Subsitusikan harga-harga Z2, Z3, Y1, dan ZX kedalam persamaan (4) • Dengan menyamakan bagian-bagian nyata : • Dengan menyamakan bagian-bagian nyata
  • 24. • Karena jumlah sudut fasa dari elemen resistif pada lengan 2 dan 3 sama dengan nol, maka jumlah sudut fasa pada lengan 1 dan 4 harus sama dengan nol ( syarat kedua kesetimbangan ). • Untuk menyetimbangkan jembatan Maxwell, pertama-tama yang dilakukan adalah mengatur tahanan R3 untuk kesetimbangan induktif dan kemudian mengatur R1 untuk kesetimbangan resistif.
  • 25. 2. Jembatan Hay • Jembatan hay, digunakan untuk mengukur sebuah induktansi yang tidak diketahui, yang dinyatakan dalam kapasitansi yang diketahui. • Pada gambar, ditunjukkan rangkaian jembatan Hay yang berbeda dari jembatan Maxwell, dimana tahanan R1 dihubungkan seri dengan kapasitor C1.
  • 26. • Impedansi keempat lengan dinyatakan dalam bentuk bilangan kompleks : • Subsitusikan harga-harga Z1, Z2, Z3,dan Z4 ke dalam persamaan kesetimbangan (4) • Dengan menyamakan sisi real dan khayal maka diperoleh : dan
  • 27. • Pada persamaan ( Rx) dan ( Lx ), dapat dilihat bahwa harga tahanan dan induktansi yang tidak diketahui ( Rx dan Lx ) mengandung kecepatan sudut ω, yang berarti bahwa frekuensi harus diketahui secara tepat. • Syarat kedua kesetimbangan, menyatakan bahwa jumlah sudut fasa dari lengan-lengan berhadapan harus sama, jadi jumlah sudut fasa induktif harus sama dengan jumlah sudut fasa kapasitif, karena sudut-sudut fasa resistif adalah nol. • Pada gambar berikut, ditunjukkan diagram vektor bahwa :
  • 28. • tangen sudut fasa induktif adalah : • tangen sudut fasa kapasitif adalah :
  • 29. • Jika kedua sudut fasa tersebut sama, maka besar tangennya juga sama, jadi : • Subsitusikan harga pada persamaan di tas ke dalam persamaan Lx), maka bentuk Lx menjadi : Untuk nilai Q lebih besar dari 10 ( Q > 10 ), maka suku (1/Q)² menjadi lebih kecil dar 1/100, sehingga dapat diabaikan, oleh karena itu persamaan berubah menjadi bentuk yang sama ( diturunkan ) pada jembatan Maxwell, yaitu :
  • 30. 3. Jembatan Schering • Jembatan arus bolak balik yang paling penting dan digunakan secara luas untuk pengukuran kapasitor, dan mengukur sifat-sifat isolasi, yaitu pada sudut-sudut fasa yang mendekati 90°. • Jembatan ini memberikan beberapa keuntungan nyata dibandingkan dengan jembatan pembanding kapasitansi.
  • 31. • Pada lengan 1 terdiri dari tahanan R1 diparalel dengan sebuah kapasitor variabel dan lengan standar hanya terdiri dari sebuah kapasitor ( umumnya kapasitor standar merupakan kapasitor mika yang bermutu tinggi untuk pengukuran yang umum dan kapasitor udara untuk pengukuran isolasi ). • Sebuah kapasitor mika bermutu tinggi mempunyai kerugian yang sangat rendah ( tidak mempunyai tahanan bocor), oleh karena itu mempunyai sudut fasa mendekati 90°. • Impedansi keempat lengan dinyatakan dalam bentuk bilangan kompleks :
  • 32. • Dengan menyamakan bagian nyata dan bagian khayal, diperoleh Persamaan umum kesetimbangan jembatan :
  • 33. • Faktor daya untuk besaran yang tidak diketahui adalah tg θ = Rx/Zx. • Untuk sudut-sudut fasa yang mendekati 90°, reaktansi hampir sama dengan impedansi maka faktor daya didefinisikan : dimana : Xx adalah reaktansi kapasitip yg tidak diketahui
  • 34. Kondisi Tidak Seimbang • Jika salah satu persyaratan kesetimbangan tidak dipenuhi, maka sebuah jembatan arus bolak balik sama sekali tidak dapat disetimbangkan. • Gambar berikut menggambarkan keadaan ini, dimana Z1 merupakan elemen induktif, Z2 adalah sebuah kapasitif murni, Z3 adalah sebuah tahanan variabel. Tahanan R3 diperlukan untuk menghasilkan kesetimbangan jembatan, yang ditentukan dengan menggunakan syarat kesetimbangan pertama yaitu :
  • 35. • Syarat kesetimbangan kedua ( sudut-sudut fasa ), yaitu : Jadi : yang berarti persyaratan kedua tidak dipenuhi, sehingga kesetimbangan jembatan tidak dapat dicapai.
  • 36. Cara menyetimbangkan sebuah jembatan dimana pengaturan kecil pada satu atau lebih lengan-lengan jembatan akan menghasilkan suatu kondisi, dimana kesetimbangan dapat dicapai. Contoh : Rangkaian jembatan seperti pada gambar, tentukan apakah jembatan tersebut setimbang sempurna atau tidak. Jika tidak, tunjukkan dua cara agar jembatan agar jembatan dapat menjadi setimbang, dan tentukan nilai-nilai numerik untuk setiap komponen tambahan. Anggap bahwa lengan jembatan 4 tidak diketahui dan tidak dapat diubah.
  • 37. Penyelesaian : • Pemeriksaan rangkaian menunjukkan bahwa syarat pertama kesetimbangan ( kebe-saran ), dengan mudah dapat dipenuhi, dengan sedikit memperbesar R3. • Syarat kesetimbangan kedua menetapkan : jadi, kesetimbangan tidak mungkin dicapai dengan konfigurasi rangkaian jembatan pada gambar di atas, karena θ1 + θ4 sedikit negatip, dan θ2 + θ3 = 0°.
  • 38. • Kesetimbangan jembatan dapat kembali dicapai, dengan mengubah rangkaian sedemikian rupa, sehingga persyaratan sudut fasa dipenuhi. • Ada dua cara untuk melakukan hal tersebut, yaitu : 1. Mengubah Z1 2. Mengubah sudut fasa lengan 2 dan lengan 3 Cara Pertama : Mengubah Z1 • Mengubah Z1, sehingga sudut fasanya berkurang menjadi lebih kecil dari 90° ( sama dengan θ4 ) , yaitu dengan menghubungkan sebuah tahanan yang dihubungkan paralel dengan kapasitor.
  • 39. • Tahanan R1 dapat ditentukan dengan menggunakan admitansi pada lengan satu, maka syarat kesetimbangan pertama menetap- kan :
  • 40. • Dua bilangan kompleks dikatakan sama, jika bagian riel dan bagian khayalnya sama, maka : Perlu diperhatikan bahwa dengan penambahan R1, syarat kesetimbangan pertama terganggu (Z1 bertambah), sehingga tahanan variabel R3 harus diatur untuk mengimbangi pengaruh ini.
  • 41. Cara kedua : Mengubah sudut fasa lengan 2 dan 3 • Mengubah sudut fasa lengan 2 dan lengan 3, yaitu dengan menambah sebuah kapasitor yang dihubung seri dengan R3, seperti ditunjukkan pada gambar berikut : Dengan menggunakan syarat kesetimbangan pertama, diperoleh :
  • 42. dimana : Subsitusikan harga-harga Z1, Z2, Z3, dan Z4 ke dalam ketimbangan diperoleh : Besarnya Z3 telah bertambah, sehingga syarat kesetimbangan pertama berubah, oleh karena itu suatu pengaturan kecil pada R3 perlu dilakukan kembali untuk memulihkan kesetimbangan.