Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Perbedaan ekonomi islam
1. nama : siti mahmudah
NPM : 41183403150032
Jenis-Jenis Sistem Ekonomi
Secara umum sistem ekonomi yang dikenal dunia ada 3 macam yaitu Sistem Ekonomi
Kapitalis, Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonomi Islam.
1. Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem Ekonomi Kapitalis adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara
penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi
barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini
pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan
kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam
ekonomi.
Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan
kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-
besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas
dengan berbagai cara.
Ciri-ciri sistem ekonomi Kapitalis :
1) Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
2) Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
3) Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar
kepentingann (keuntungan) sendiri
4) Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (hedonisme)
5) Dalam sistem perokonomian ini juga terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan dari sistem kapitalisme
1) Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang.
2) Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal
yang terbaik dirinya.
3) Pengawasan politik dan social sangat minimal, karena tenaga, waktu, dan biaya yang
diperlukan lebih kecil.
Kelemahan dari sistem kapitalisme
1) Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan
2. monopolistic
2) Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-
faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
2. Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem Ekonomi Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan
yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan
campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata
kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas, dan lain
sebagainya.
Sistem ekonomi sosialis merupakan suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau teori yang
bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas
demokratisasi terpusat dan kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih baik daripada
yang kini berlaku sebagaimana yang diharapkan.
Sistem Ekonomi Sosialis berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin
tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan
individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan
kepemilikan sosial.
Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis :
a. Lebih mengutamakan kebersamaan
i. Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedangkan individu-individu
fiksi belaka.
ii. Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
b. Peran pemerintah sangat kuat
i. Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
ii. Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
c. Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
i. Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat
sosialis).
ii. Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat
kapitalis).
Kelebihan sistem ekonomi sosialis :
1) Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi
lainnya
2) Pasar barang dalam negeri berjalan lancar
3) Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga
4) Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan
5) Jarang terjadi krisis ekonomi
Kelemahan sistem ekonomi sosialis :
1) Mematikan inisiatif individu untuk maju
3. 2) Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
3) Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya
3. Sistem Ekonomi Islam
Secara sederhana bisa dikatakan, bahwa sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi
yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Sumber dari keseluruhan nilai tersebut
sudah tentu Al-Quran, As-Sunnah, ijma’ dan qiyas. Nilai-nilai sistem ekonomi Islam ini
merupakan bagian integral dari keseluruhan ajaran Islam yang komperhensif dan telah
dinyatakan Allah Swt. sebagai ajaran yang sempurna.
Karena didasarkan pada nilai-nilai Ilahiah, sistem ekonomi Islam tentu saja akan berbeda
dengan sistem ekonomi kapitalis yang didasarkan pada ajaran kapitalisme, dan juga berbeda
dengan sistem ekonomi sosialis yang didasarkan pada ajaran sosialisme. Memang, dalam
beberapa hal, sistem ekonomi Islam merupakan kompromi antara kedua sistem tersebut,
namun dalam banyak hal sistem ekonomi Islam berbeda sama sekali dengan kedua sistem
tersebut. Sistem ekonomi Islam memiliki sifat-sifat baik dari kapitalisme dan sosialisme,
namun terlepas dari sifat buruknya.
Prinsip Ekonomi Islam
Prinsip-prinsip ekonomi Islam secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Sumber daya dipandang sebagai amanah Allah kepada manusia, sehingga pemanfaatannya
haruslah bisa dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Implikasinya adalah manusia harus menggunakannya dalam kegiatan yang bermanfaat bagi
dirinya dan orang lain.
2) Kepemilikan pribadi diakui dalam batas-batas tertentu yang berhubungan dengan
kepentingan masyarakat dan tidak mengakui pendapatan yang diperoleh secara tidak sah.
3) Bekerja adalah kekuatan penggerak utama kegiatan ekonomi Islam.
Dalam Al-Quran dijelaskan sebagai berikut:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisaa’ : 29).
Islam mendorong manusia untuk bekerja dan berjuang untuk mendapatkan materi/harta
dengan berbagai cara, asalkan mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Hal ini dijamin oleh
Allah bahwa Allah telah menetapkan rizki setiap makhluk yang diciptakan-Nya.
4. 4) Kepemilikan kekayaan tidak boleh hanya dimiliki oleh segelintir orang-orang kaya, dan
harus berperan sebagai kapital produktif yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5) Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya dialokasikan untuk
kepentingan orang banyak.
Prinsip ini didasari oleh sunnah Rasulullah yang menyatakan bahwa masyarakat mempunyai
hak yang sama atas air, padang rumput, dan api.
Rasulullah SAW pernah bersabda :
َل َّاسُ ُُرَ رساٌ فُِ َسثٌ ِف ُا ََُْافِ ُا َساَُافُِ الَُُّر ِ
Manusia berserikat (punya andil) dalam tiga hal: air, padang rumput dan api (HR Abu
Dawud).
6) Seorang muslim harus tunduk kepada Allah dan hari pertanggungjawaban di akhirat.
Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 281:
Artinya: “Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu
kamu semua dikembalikan kepada Allah. kemudian masing-masing diri diberi Balasan yang
sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya
(dirugikan).”
Kondisi ini akan mendorong seorang muslim menjauhkan diri dari hal-hal yang berhubungan
dengan maisir, gharar, dan berusaha dengan cara yang batil, melampaui batas, dan
sebagainya.
7) Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
Zakat ini merupakan alat distribusi sebagian kekayaan orang kaya yang ditujukan untuk
orang miskin dan mereka yang membutuhkan. Menurut pendapat para ulama, zakat
dikenakan 2,5% untuk semua kekayaan yang tidak produktif, termasuk di dalamnya adalah
uang kas, deposito, emas, perak, dan permata, dan 10% dari pendapatan bersih investasi.
8) Islam melarang riba dalam segala bentuknya.
Hal tersebut telah jelas dituliskan dalam Al-Quran bahwa Allah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.
Ciri-ciri Ekonomi Islam :
1) Aqidah sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan mengarahhkan kegiatan ekonomi
2) Syari’ah sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi
3) Akhlak berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi
5. C. Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalis, Islam dan Sosialis
Tabel di atas menerangkan 3 konsep sistem perekonomian yaitu: Kapitalis, Sosialis dan
Islam.
Konsep dari ekonomi kapitalis di mana sumber kekayaan itu sangat langka dan harus di
peroleh dengan cara bekerja keras di mana setiap pribadi boleh memiliki kekayaan yang tiada
batas, untuk mencapai tujuan hidup nya. Dalam sistim ekonomi kapitalis perusahaan di miliki
oleh perorangan. Terjadi nya pasar (market) dan terjadinya demand and supply adalah ciri
khas dari ekonomi kapitalis. Keputusan yang diambil atas isu yang terjadi seputar masalah
ekonomi sumbernya adalah dari kalangan kelas bawah yang membawa masalah tersebut ke
level yang lebih atas.
Sementara Islam mempunyai suatu konsep yang berbeda mengenai kekayaan, semua
kekayaan di dunia adalah milik dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita, dan kekayaan
yang kita miliki harus di peroleh dengan cara yang halal, untuk mencapai Al-falah (makmur
dan success) dan Sa’ada Haqiqiyah (kebahagian yang abadi baik di dunia dan akhirat).
Dalam Islam yang ingin punya property atau perusahaan harus mendapatkannya dengan
usaha yang keras untuk mencapai yang namanya Islamic Legal Maxim, yaitu mencari
keuntungan yang sebanyak banyak nya yang sesuai dengan ketentuan dari prinsip prinsip
syariah. Yang sangat penting dalam transaksi Ekonomi Islam adalah tidak ada nya unsur
Riba (interest) Maisir (judi) dan Gharar (ke tidak pastian).
Lain halnya dengan konsep ekonomi sosialis, di mana sumber kekayaan itu sangat langka dan
harus di peroleh lewat pemberdayaan tenaga kerja (buruh), di semua bidang, pertambangan,
pertanian, dan lainnya. Dalam sistem Sosialis, semua bidang usaha dimiliki dan diproduksi
oleh negara. Tidak terciptanya market (pasar) dan tidak terjadinya supply dan demand, karena
6. Negara yang menyediakan semua kebutuhan rakyatnya secara merata. Perumusan masalah
dan keputusan di tangani langsung oleh negara.