Kerajaan Islam di Jawa berdiri pada tahun 1500 dengan didirikannya Kerajaan Demak oleh Raden Fatah. Kerajaan Demak kemudian digantikan oleh Kerajaan Pajang setelah Sultan Trenggono wafat pada tahun 1546. Kerajaan Banten dan Cirebon juga berdiri pada abad ke-16, sedangkan Kerajaan Mataram didirikan oleh Panembahan Senopati pada tahun 1575 dan mencapai kejayaannya pada masa Sultan Ag
1. BAB 2 : KERAJAAN ISLAM DI JAWA
1. Kerajaan Demak dan Pajang, berdiri pada tahun 1500 M. : Raden
Fatah sebagai pendiri dan Raja pertama, Pati Unus, Sultan
Trenggono, Sunan Prawoto.
berdiri pada tahun 1500. Letak kerajaan berada di Bintoro, yakni
di dekat muara sungai Demak.
Silsilah raja-raja Kerajaan Demak. Raden Fatah >>>>Pati Unus
>>>>Sultan Trenggono >>>> Pengalihan dari kerajaan Demak ke
Pajang >>>>Sultan Hadiwijaya >>>>Aria Pangiri >>>>Pangeran
Benawa.
Demak mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Trenggono.
2. Pada tahun 1546, Sultan Trenggono wafat. Sejak saat
itu, Kerajaan Demak mulai mengalami kemunduran
akibat terjadinya perebutan tahta kerajaan. Perebutan
itu dimulai dari terbunuhnya Sunan Prawoto dan Sultan
Hadiri oleh Ario Penangsang yang merasa lebih berhak
atas tahta kerajaan Demak. Namun, usaha Ario
Penangsang untuk menguasai kerajaan Demak
dihalangi oleh Joko Tingkir yang merupakan menantu
Sultan Trenggono. Berkat dukungan Ki Gede
Pemanahan dan Ki Penjawi, Joko Tingkir berhasil
membunuh Ario Penangsang. Tahta Kerajaan Demak
pun jatuh ke tangan Joko Tingkir. Setelah menjadi raja,
Joko Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya. Ia kemudian
memindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Pajang.
Walaupun sudah menjadi kerajaan baru, Kerajaan
Pajang masih mengakui sebagai penerus Kerajaan
Demak.
3. 5. Kerajaan Banten dan Cirebon
Kerajaan Banten didirikan oleh Syarif Hidayatullah pada tahun 1526.
Daerah kerajaan Banten menjadi batu loncatan oleh kerjaan Demak
untuk menguasai Pajajaran dari barat dan timur.
Wilayah kekuasaan Banten meliputi sebelah barat pantai Jawa
hingga Lampung.
Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu, Pelabuhan Banten
telah menjadi pelabuhan internasional sehingga perekonomian
Banten maju pesat.
Sekitar tahun 1680, muncul perselisihan di dalam Kerajaan Banten
akibat perebutan kekuasaan dan pertentangan antara Sultan Ageng
dengan putranya, yaitu Sultan Haji. Perpecahan ini dimanfaatkan
oleh VOC yang memberikan dukungan kepada Sultan Haji.
Adapun mengenai Kerajaan Cirebon, Pada awal abad ke-16,
Cirebon masih berada di bawah kekuasaan Pakuan Pajajaran.
Pangeran Walangsungsang yang bergelar Cakrabuana ditempatkan
oleh raja Pajajaran sebagai juru labuhan di Cirebon.
Syarif Hidayatullah merupakan keponakan sekaligus pengganti
Pangeran Cakrabuana sebagai Penguasa Cirebon. Dialah yang
menjadi pendiri dinasti raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten.
4. 6. Kerajaan Mataram
Didirikan oleh Sutawijaya./Panembahan Senopati dan memerintah
pada tahun (1575‒1601). Penambahan Senopati wafat pada
tahun 1601 dan dimakamkan di Kotagede Yogyakarta. Ia
digantikan putranya yang bernama MasJolang (1601‒1613),
kemudian Raden Mas Rangsang (Sultan Agung)
Pada tahun 1613‒1645. Pada masa pemerintahan Sultan Agung,
Kerajaan Mataram mencapai kejayaan.
Pengaruh Mataram memudar setelah Sultan Agung meninggal
pada tahun 1645. Selanjutnya, Kerajaan Mataram pecah menjadi
dua, sebagaimana hasil Perjanjian Giyanti (1755) berikut ini.
Kasunanan Surakarta Hadiningrat di bawah kekuasaan Paku
Buwono III dengan pusat pemerintahan di Surakarta. Kasultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat di bawah
Kekuasaan Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan
Hamengku Buwono I dengan pusat pemerintahannya di
Yogyakarta.
Pada tahun 1813, terjadi perpecahan lagi sehingga Kerajaan
Mataram akhirnya terpecah menjadi empat kerajaan kecil sebagai
berikut; Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Pakualaman, Kasunanan
Surakarta, Kadipaten Mangkunegaran.