3. Suatu ruda paksa yang mengenai wajah dan jaringan sekitarnya
yang menyebabkan hilangnya kontinuitas tulang-tulang wajah.
Fraktur maksilofasial
Trauma Tulang
Wajah
7. 7
1 2
3
4 5
TATALAKSANA AWAL
1. A : BEBASKAN JALAN NAFAS +
STABILISASI CERVICAL SPINE
2. B : VENTILASI ADEKUAT
3. C : SIRKULASI, KONTROL
PERDARAHAN
4. D : PEMERIKSAAN NEUROLOGI
5. E : PROBLEM MENGANCAM
JIWA (THORAX, ABDOMEN,
KEPALA, EXTREMITAS )
PEMERIKSAAN TELITI
KELAINAN MAXILLOFACIAL
12. Fraktur Mandibula
• Putusnya kontinyuitas tulang mandibula
• Mandibula 🡪 menonjol & membentuk kontur wajah 🡪 paling rentan
mengalami fraktur pada trauma facialis
• Mempunyai banyak mobilitas & gaya 🡪 dlm penanganan hrs
memperhatikan biomekanik
• Titik lemah ; foramen mentalis, subkondilar, angulus
13. Fraktur Mandibula
13
Berdasar ada tidaknya
gigi
Berdasar
anatomi
Berdasar arah fraktur dan kemudahan
reposisi
Stabil Tidak
stabil
Stabil Tidak
stabil
Berdasar berat & tipe
fraktur
14. Klinis
Inspeksi
•Edema, deformitas
•Maloklusi
•Trismus
•Deviasi ke arah fraktur saat buka
mulut
•Anterior open bite kontralateral
fraktur
•Hematom/laserasi dasar mulut
•Laserasi mukosa ginggiva
•Gigi lepas
•Gap mandibula
Palpasi
•Nyeri tekan
•Anestesi bibir bawah dan
dagu
•Mobilitas fragmen, unstable
mandibula, false movement
•Deformitas Step defect
14
16. Manajemen
Reposisi - Fiksasi - Immobilisasi - Rehabilitasi
Close reduction ~ fiksasi intermaksillaris
Open reduction
• Wiring
• Lag screw
• Plating
• Gilmer
• Eyelet (Ivy loop)
• Stout wiring
• Arch bar
17. Fraktur zygoma-maxilla
• Terdiri dari 4 tonjolan utama (Frontal,
Zygoma, Alveolar, Palatina)
• Bagian terbesar sepeertiga tengah
wajah
• Berkontribusi dalam membentuk orbita,
cavum nasi & hard palate
• Terutama terdiri dari tulang cancellous
di dalam lapisan tipis tulang compact
• Energi akan diteruskan ke sistem
buttres vertikal & horizontal
18. Fraktur maxilla Le Fort I Fraktur maxilla Le Fort II Fraktur maxilla Le Fort III
25. Klasifikasi
● Fraktur dasar orbita (blow out)
● Fraktur dasar orbita kominutif dengan
prolaps isi orbita ke dalam sinus
maksilaris 🡪 sering terjadi bersamaan
dengan fraktur tulang midfasial.
● Fraktur linier
● Fraktur zygoma dengan terpisahnya
fronto-zygoma serta pergeseran
bagian zygoma dari dasar orbita
26. Klinis
Inspeksi
•Enoftalmos
•Ptosis bulbi
•Telekantus
•Kantus medius bergeser ke
lateral
•Ptosis kelopak mata
•Gangguan sistem lakrimalis
•Hematoma subconjungtiva
•Dystopia
Palpasi
•Terbatasnya gerak mata
•Penurunan sensasi distribusi n. Infraorbita
•Diplopia, terutama saat melirik ke atas
•Step off rima orbita inferior
•Sering disertai fraktur zygoma
27. Penunjang
27
Radiologis (Waters; Skull AP/Lat
Fraktur pada dasar orbita (+)
“tear drop” pada dasar orbita,
menyebabkan bola mata turun.
CT Scan
Tampak fr. zygoma, dinding medial cav.
Orbital; bola mata enophthalmus bola
kanan.
29. Fraktur Nasal
■Insidensi fraktur nasal 40% dari
fraktur maksilofasial
■Posisi menonjol, tulang &
kartilago penyusunnya
berstruktur tipis
■Pola fraktur bervariasi
tergantung mekanisme
cideranya (arah benturan), usia
pasien, kekuatan benturan, sifat
alami benda yang membentur
30. Klasifikasi (Stranc-Robertson)
❖Septum nasi pars osseus mengalami rotasi
posterior
❖Nasal bridge kolaps
❖Nasal tip mengarah ke atas, nostril menghadap
ke anterior
❖Os nasal terdesak ke bawah os frontal
❖Telecanthus
Kelas 3/fr. NasoOrbitoEthmoid
Kelas
1
❖ Trauma dari arah frontal
atau frontolateral
❖ Fraktur septum nasi
bentuk vertikal
❖ Bagian distal os nasal
depressed atau displaced
Kelas 2
❖ Trauma dari arah lateral
❖ Fraktur septum nasi (septal
buckling)
❖ Fraktur prosesus frontalis os
maxilla
31. Klinis
Inspeksi
•Epistaksis setelah trauma hidung
•Edema dorsum nasal
•Ekimosis periorbital
•Deformitas nasal (depressed/deviasi)
•Hematom mucosa cavum /septum nasi
•Laserasi kulit / mucosa
•Telecanthus
•Obstruksi jalan nafas
•Diplopi – Epiphora (fr. NOE)
Palpasi
•Nyeri tekan
•Krepitasi os nasal