2. 2
YUSUP SAEPULHAQ, LC
Pendidikan Formal :
1. SDN Nagewer 1990 – 1996
2. Pondok Pesantren Darussalam 1997 – 2002
3. Al-Azhar University 2004 - 2010
Pendidikan Non Formal :
1. Pusat Kajian Ekonomi Islam 2007 – 2010
2. Tahsin Ibnu Al Jazari 2008 – 2010
Pengalaman Kerja :
1. Guru RA Al – Hambra Bekasi 2003
2. Dosen STAI Al Muhajirin Purwakarta 2011 – 2014
3. Dosen Pusat Kajian Islam SPU 2011 - 2014
4. Direktur Operasional SPU 2011 – 2014
5. Tour Leader Shakira Tour 2014
6. Direktur Keuangan Shakira Grafika 2015 – 2017
7. Ketua KSPPS Shakira Artha Mulia 2017 - Sekarang
Tempat, Tanggal Lahir : Purwakarta, 15 Maret 1984
Alamat : Kp. Sirnasari RT/RW 02/02, Ds. Nangewer,
Kec. Darangdan, Kab. Purwakarta
No. Hp : 0857 – 5908 - 6252
5. 5
Adab, nilai,
akhlah dalam
bermuamalah
1. Ikhlas
3. Amanah
4. Adil dan
Tidak
Dzalim
2.
Profesional
Berniat karena Allah SWT
Seperti halnya memenuhi hak
karyawan dan memenuhi hak
mitra kerja
عمال أحدكم عمل إذا يحب هللا إن
يتقنه أن
َمآ َِينذَّال اَهُّيَأ اَي
واُف ْوَأ واُن
ِدوُقُعْالِب
6. Barang Yang
Haram
diperdagangkan
1. Khamr
2. Bangkai
3. Babi
4. Berhala
5. Anjing
6. Kucing
7. Darah
8. Gambar
yang
memiliki
ruh
9. Benda
untuk
tujuan yang
haram
ُة َارَجِالت ِتَم ِ
رُح
ِ
رَْمخْال ىِف
“Perdagangan khomr telah
diharamkan” (HR. Bukhari
no. 2226).
إ
َعْيَب َمَّرَح ُهَلوُس َر َو َ َّ
َّللا َّن ِِ
ِ
ير ِ
زْن ِخْال َو ِةَتْيَمْال َو ِ
رَْمخْال
َِامنْصَألا َو
“Sesungguhnya, Allah
dan Rasul-Nya
mengharamkan jual
beli khamar, bangkai,
babi, dan patung.”
َو ِهْيَلَع ُ َّ
َّللا ىَّلَص ِ َّ
َّللا َلوُس َر َّنَأ
َّنِالس ِنَمَث ْنَع ىَهَن َمَّلَس
َّ
َّلِإ ِبْلَكْال َو ِر ْو
ْديَص َبْلَك
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang
upah penjualan kucing dan anjing kecuali anjing
buruan”
ِ َّ
َّللا َلوُس َر َّنِإ
–
عليه هللا صلى
وسلم
–
ْنَع ىَهَن
، ِبْلَكْال ِنَمَث َو ، َِّمدال ِنَمَث
َعَل َو ، ِةَمَألا ِبْسَك َو
َن
َو ، َةَمِش َْوتْسُمْال َو َةَمِشا َوْال
َلِكوُم َو ، اَب ِ
الر َلِكآ
، ُه
َرِوَصُمْال َنَعَل َو
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melarang hasil penjualan
darah, hasil penjualan anjing dan
upah dari budak wanita (yang
berzina). Beliau juga melaknat
orang yang mentato dan yang
meminta ditato, memakan riba
(rentenir) dan yang
menyerahkannya (nasabah),
begitu pula tukang gambar
(makhluk yang memiliki ruh)” (HR.
Bukhari no. 2238).
َّرَح اَذِإ ىَلاَعَت َ َّ
َّللا َّنِإ
َث َمَّرَح ااًْيَش َم
ُهَنَم
“Sesungguhnya jika Allah Ta’ala
mengharamkan sesuatu, maka
Allah mengharamkan upah (hasil
jual belinya)”
7. 7
FIRMAN ALLAH SWT
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
اَب ِ
الر َمَّرَح َو َعْيَبْال ُ َّ
َّللا َّلَحَأ َو
َنِم َيِقَب اَم واُرَذ َو َ َّ
َّللا واُقَّتا واُنَمآ َينِذَّال اَهُّيَأ اَي
َينِنِمُّْْم مُتنُك نِإاَب ِ
الر
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
ْضَأ ۟ا َٰٓوَب ِ
ٱلر ۟واُلُكْأَت َ
َّل ۟واُنَماَء َينِذَّٱل اَهُّيَأََٰٓي
َّلَعَل َ َّ
ٱَّلل ۟واُقَّتٱ َو ۖ اةَفَعَضُّم اافَع
ُحِلْفُت ْمُك
َون
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda
dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.
8. “Barangsiapa yang berdagang namun belum memahami ilmu agama, maka dia pasti akan
terjerumus dalam riba, kemudian dia akan terjerumus ke dalamnya dan terus menerus
terjerumus.”
8
‘ALI BIN ABI THALIB RADHIYALLAHU ‘ANHU PERNAH
MENGATAKAN
ُث اَب ِ
الر يِف َمَطَت ْار َهَّقَفَتَي ْنَأ َلْبَق َرَجَّتا ْنَم
مَطَت ْار َّمُث َمَطَت ْار َّم
9. “Janganlah seseorang berdagang di pasar kami sampai dia paham betul mengenai seluk
beluk riba.” (Lihat Mughni Al-Muhtaj, 6:310)
9
‘UMAR BIN AL-KHATHTHAB RADHIYALLAHU ‘ANHU JUGA
MENGATAKAN
َب ِ
الر َلْكَأ َهِقَف ْنَم َّ
إَّل َانِقوُس يِف ْر ِجَّتَي َ
َّل
10. “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
(QS. Al-Baqarah: 168)
10
1. MEMAKAN HARTA HARAM BERARTI MENDURHAKAI
ALLAH DAN MENGIKUTI LANGKAH SETAN
اابِيَط ا
َّل َ
الَح ِ
ض ْرَ ْ
األ يِف اَّمِم واُلُك ُاسَّنال اَهُّيَأ اَي
ۚ ِانَطْيَّشال ِتا َوُطُخ واُعِبَّتَت َ
َّل َو
ْمُكَل ُهَّنِإ
ينِبُم ٌُّودَع
11. “Barangsiapa makan bawang putih atau bawang merah, maka janganlah ia mendekati masjid kami dan
hendaklah ia shalat di rumahnya”
11
AL-BUKHARI, KITAB AL-ADZAN 855, MUSLIM, KITAB AL-
MASAJID 73, 564
َأ َانْل ِ
زَتْعَيْلَف ا
الَصَب ْوَأ ااموُث َلَكَأ ْنَم
ْقَيْل َو َانَد ِجْسَم ْل ِ
زَتْعَيِل ْو
هِتْيَب يِف ْدُع
12. 12
Diajak pada kekafiran, kesyirikan, serta memusuhi Allah dan Rasul-Nya.
Diajak pada amalan yang tidak ada tuntunan (bidah).
Diajak pada dosa besar (al-kabair).
Diajak dalam dosa kecil (ash-shaghair).
Disibukkan dengan perkara mubah (yang sifatnya boleh, tidak ada pahala
dan tidak ada sanksi di dalamnya) hingga berlebihan.
Disibukkan dalam amalan yang kurang afdal, padahal ada amalan yang lebih
afdal.
Langkah Setan Dalam Menyesatkan Manusia :
13. 2. AKAN MEMBUAT KURANG SEMANGAT DALAM BERAMAL
SHOLEH
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thayyib (yang baik), dan kerjakanlah amal yang saleh.
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu’minun: 51)
13
وُلَمْعا َو ِتاَبِيَّالط َنِم واُلُك ُلُسُّالر اَهُّيَأ اَي
يِلَع َونُلَمْعَت اَمِب يِنِإ ااحِلاَص ا
م
14. 3. MEMAKAN HARTA HARAM ADALAH KEBIASAAN BURUK
ORANG YAHUDI
“Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa,
permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu.
Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan
perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan
itu.” (QS. Al-Maidah: 62-63)
14
ُعْال َو ِمْثِ ْ
اْل يِف َونُع ِ
ارَسُي ْمُهْنِم اايرِثَك ىَرَت َو
َ
سًِْبَل ۚ َتْحُّسال ُمِهِلْكَأ َو ِان َوْد
َونُلَمْعَي واُناَك اَم
ِل ْوَق ْنَع ُارَبْحَ ْ
األ َو َُّونيِنَّابَّالر ُمُهاَهْنَي َ
َّل ْوَل
ِبَل ۚ َتْحُّسال ُمِهِلْكَأ َو َمْثِ ْ
اْل ُمِه
ْصَي واُناَك اَم َ
سًْ
َونُعَن
15. KEBIASAAN YAHUDI MEMAKAN
RIBA
ُداَه َينِذَّال َنِم مْلُظِبَف
ْيَلَع َانْمَّرَح وا
ْمِه
َو ْمُهَل ْتَّل ِحُأ اتَبِيَط
َس ْنَع ْمِهِدَصِب
ِليِب
ايرِثَك ِ َّ
َّللا
,
ُهْنَع واُهُن ْدَق َو اَب ِ
الر ُمِهِذْخَأ َو
َانْدَتْعَأ َو ۚ ِلِاطَبْالِب ِ
اسَّنال َلا َوْمَأ ْمِهِلْكَأ َو
اَذَع ْمُهْنِم َين ِ
رِفاَكْلِل
ااميِلَأ ااب
15
“Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami
haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik
(yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena
mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah.
Dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal
Sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan
karena mereka memakan harta benda orang dengan
jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-
orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.”
(QS. An-Nisaa’: 160-161)
16. 16
َّتَح ُةَعاَّسال ُموُقَت ََّل
ىِتَّمُأ َذُخْأَت ى
َهَلْبَق ِونُرُقْال ِذْخَأِب
ْربِشِب ااْربِش ، ا
اعَرِذِب ااعاَرِذ َو
.
َليِقَف
ِ َّ
َّللا َلوُسَر اَي
ِومُّالر َو َس ِ
ارَفَك
.
اَقَف
َل
ُاسَّنال ِنَم َو
َكًَِلوُأ ََّّلِإ
16
ABU HURAIRAH RADHIYALLAHU ‘ANHU, NABI
SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM BERSABDA
“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti
jalan generasi sebelumnya sejengkal demi
sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang
menanyakan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia
dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka,
lantas siapa lagi?” (HR. Bukhari, no. 7319)
AL-KHUDRI RADHIYALLAHU ‘ANHU, IA BERKATA BAHWA
RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM
BERSABDA
َينِذَّال ََننَس َّنُعِبَّتَتَل
ااْربِش ْمُكِلْبَق ْنِم
ْربِشِب
َد ْوَل ىَّتَح اعَرِذِب ااعاَرِذ َو
ِ
رْحُج ىِف واُلَخ
ْمُهوُمُتْعَبَّتََّل بَض
,
َدوُهَيْآل ِ َّ
َّللا َلوُسَر اَي َانْلُق
َلاَق ىَارَصَّنال َو
:
ْنَمَف
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang
sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta
demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu
masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti
kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat)
berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah
Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa
lagi?” (HR. Muslim, no. 2669).
17. 4. BADAN YANG TUMBUH DARI HARTA YANG HARAM AKAN
BERHAK DISENTUH API NERAKA
“Wahai Ka’ab bin ‘Ujroh, sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram
akan berhak dibakar dalam api neraka.” (HR. Tirmidzi, no. 614. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa
sanad hadits ini hasan).
17
َتَبَن مْحَل وُب ْرَي ََّل ُهَّنِإ َةَرْجُع َْنب ُبْعَك اَي
ْوَأ ُارَّنال ِتَناَك ََّّلِإ تْحُس ْنِم
ِهِب ىَل
18. 5. DOA SULIT DIKABULKAN
‘Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (thayyib), tidak menerima kecuali yang baik (thayyib). Dan
sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para
Rasul. Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah
amal shalih.’ (QS. Al-Mu’minun: 51). Dan Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman!
Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’ (QS. Al-Baqarah: 172). Kemudian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seseorang yang lama bepergian; rambutnya kusut,
berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai
Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari
yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim, no. 1015)
18
ال َرَمَأ َهللا َّنِإ َو ،اابِيَط ََّّلِإ ُلَبْقَي ََّل بِيَط َهللا َّنِإ
َقَف َْنيِلَس ْرُمال ِهِب َرَمَأ اَمِب َْنيِنِمُْْم
َلا
{
اَهُّيَأ اَي
ااحِلاَص واُلَمْعا َو ِتاَبِيَّالط َنِم ا ْوُلُك ُلُسُّالر
}
َعَت َلاَق َو
ىَلا
{
ْنِم واُلُك واُنَمآ َْنيِذال اَهُّيَأ اَي
ْمُكَانْقَزَر اَم ِتاَبِيَط
}
َفَّسال ُلْيِطُي َلُجَّالر َرَكَذ َّمُث
َّسال ىَلِإ ِهْيَدَي ُّدُمَي َرَبْغَأ َثَعْشَأ َر
ِاءَم
:
ِبَر اَي
َرَحالِب َيِذُغ َو امَرَح ُهُسَبْلَم َوامَرَح ُهُمَعْطَم َو ،ِبَر اَي
هَل ُابَجَتْسُي ىَّنَأَف ِام
19. 6. HARTA HARAM MEMBUAT KAUM MUSLIMIN JADI
MUNDUR DAN HINA
“Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah (salah satu transaksi riba), mengikuti ekor sapi
(maksudnya: sibuk dengan peternakan), ridha dengan bercocok tanam (maksudnya: sibuk
dengan pertanian) dan meninggalkan jihad (yang saat itu fardhu ‘ain), maka Allah akan
menguasakan kehinaan atas kalian. Allah tidak akan mencabutnya dari kalian hingga kalian
kembali kepada agama kalian.” (HR. Abu Daud, no. 3462. Syaikh Al-Albani mengatakan
bahwa hadits ini sahih. Lihat ‘Aunul Ma’bud, 9:242).
19
ِ
رَقَبْال ََابنْذَأ ْمُتْذَخَأ َو ِةَنيِعْالِب ْمُتْعَياَبَت اَذِإ
َداَه ِجْال ُمُتْكَرَت َو ِع ْرَّالزِب ْمُتي ِ
ضَر َو
ُ َّ
َّللا َطَّلَس
ُكِنيِد ىَلِإ واُع ِج ْرَت ىَّتَح ُهُع ِ
زْنَي ََّل ًَّّلُذ ْمُكْيَلَع
ْم
20. 7. KARENA HARTA HARAM BANYAK MUSIBAH DAN BENCANA
TERJADI
“Apabila telah marak perzinaan dan praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut
telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.” (HR. Al-Hakim. Beliau mengatakan bahwa sanad
hadits ini shahih. Imam Adz-Dzahabi mengatakan, hadits ini shahih. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan lighairi sebagaimana disebut dalam Shahih At-Targhib wa Tarhib, no. 1859).
20
َأ ْدَقَف ةَي ْرَق يِف اَب ِ
الر َو َان ِ
الز َرَهَظ اَذِإ
ِهللا َابَذَع ْمِهِسُفْنَأِب ا ْوُّلَح
21. BATASAN KEUNTUNGAN DALAM BERDAGANG
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.” (QS. An-Nisaa’: 29)
21
ُكَلا َوْمَأ واُلُكْأَت َ
َّل واُنَمآ َينِذَّال اَهُّيَأ اَي
ْنَأ َّ
َّلِإ ِلِاطَبْالِب ْمُكَنْيَب ْم
َونُكَت
ۚ ْمُكْنِم اضَرَت ْنَع اةَارَجِت
Dalil Pertama :
22. BATASAN KEUNTUNGAN DALAM BERDAGANG
Dari ‘Urwah, yaitu Ibnu Abil Ja’di Al-Bariqiy, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah memberinya satu dinar untuk membeli satu hewan qurban (udhiyah) atau
membeli satu kambing. Lantas ia pun membeli dua kambing. Di antara keduanya, ia jual
lagi dan mendapatkan satu dinar. Kemudian ia pun mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dengan membawa satu kambing dan satu dinar. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam mendoakannya dengan keberkahan dalam jualannya, yaitu seandainya ia
membeli debu (yang asalnya tidak berharga sekali pun, -pen), maka ia pun bisa
mendapatkan keuntungan di dalamnya. (HR. Abu Daud, no. 3384 dan Tirmidzi, no. 1258.
Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
22
َة َو ْرُع ْنَع
–
ِىِق ِ
ارَبْال ِدْعَجْال ىِبَأ َْنبا ىِنْعَي
–
ُّىِبَّنال ُهاَطْعَأ َلاَق
-
هللا صلى
وسلم عليه
-
َف اةَاش ْوَأ اةَي ِحْضُأ ِهِب ى ِ
رَتْشَي ااَارنيِد
ُهاَدْحِإ َعاَبَف ِْنيَتَاش ىَرَتْشا
اَم
َبْالِب ُهَل اَعَدَف َارنيِد َو َاةشِب ُهاَتَأَف َارنيِدِب
ىَرَتْشا ِوَل َانَكَف ِهِعْيَب ىِف ِةَكَر
َحِبَرَل ااباَرُت
ِهيِف
Dalil Kedua :
23. BATASAN KEUNTUNGAN DALAM BERDAGANG
23
Kesimpulan :
1. Tidak ada batasan maksimal persentase laba dari penjualan yang harus ditaati oleh para
pedagang. Persentase laba diserahkan kepada kondisi perniagaan, pedagang, dan barang dengan
tidak melupakan adab Islami, seperti: qanaah (merasa cukup), belas kasihan, dan tidak tamak.
2. Sangat banyak dalil-dalil yang mewajibkan sebuah transaksi terbebas dari ghisysy (penipuan),
rekayasa barang, rekayasa harga, dan rekayasa laba, serta terbebas dari menimbun barang yang
menzalimi kepentingan umum maupun khusus.