Ppt journal study of the differential consequences of neglect and poverty on adaptif and maladaptive
1. Study of the Differential Consequences
of Neglect and Poverty on Adaptive and
Maladaptive Behavior in Children
2. Penulis Herruzo, C., dkk.
Judul jurnal International Journal of Environmental Research and Public Health
Tahun 2020
Pendahuluan Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dampak kemiskinan dan
pengabaian fisik terhadap perkembangan permasalahan
eksternalisasi dan internalisasi perilaku, keterampilan adaptif, dan masalah
sekolah di kalangan anak sekolah antara usia 3 dan 12 tahun.
Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental dengan desain
prospektif ex-post-facto dan melibatkan tiga kelompok pembanding.
Populasi: anak-anak di bawah umur di kota Cordoba Dan Jaen (Andalusia.
Spanyol)
Sampel: terdapat 3 kelompok dengan total 157 anak.
• Kelompok (G1) : 54 anak yang terlantar secara fisik
• Kelompok (G2) : 51 anak yang tidak terlantar secara fisik
• Kelompok (G3) : 52 anak dari latar belakang non-marginalisasi
3. Hasil • Perbedaan signifikan ditemukan antara kelompok 1 dan kelompok
2, namun ada tidak ada perbedaan penting antara kelompok 2 dan
kelompok 3
• Hasil analisis menggunakan beberapa ANOVA menunjukkan
perbedaan signifikan pada semua variabel yang dianalisis,
termasuk agresi, hiperaktivitas, masalah perilaku, masalah
perhatian, masalah belajar, atipikalitas, depresi, kecemasan,
penarikan diri, somatisasi, kemampuan beradaptasi, keterampilan
sosial, kepemimpinan, dan keterampilan belajar. Perbedaan juga
terlihat pada dimensi gabungan seperti masalah eksternalisasi,
internalisasi, masalah sekolah, dan keterampilan adaptif.
4. Pembahasan • Dengan membandingkan tiga kelompok anak yang dipilih dengan
cermat, penelitian ini menyoroti peran krusial pengabaian fisik
sebagai faktor risiko utama dalam berbagai masalah adaptasi.
• Elemen pembeda utama adalah adanya penelantaran fisik
dibandingkan dengan latar belakang sosial-ekonomi anak yang
terpinggirkan. Hasil ini secara konsisten menunjukkan perbedaan
yang signifikan antara anak-anak terlantar dan tidak terlantar dari
latar belakang marginal, namun tidak ada perbedaan antara anak-
anak dari latar belakang marginal dan non-marginalisasi.
• Penelitian ini menciptakan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai peran pengabaian fisik sebagai faktor kunci dalam
masalah adaptasi anak, mengatasi klaim sebelumnya bahwa
tingkat sosio-ekonomi yang rendah merupakan satu-satunya faktor
risiko
5. Kesimpulan • Penelitian ini memberikan pemahaman lebih dalam terkait
hubungan antara konsekuensi pengabaian dan kemiskinan pada
anak-anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang
mengalami penelantaran fisik memiliki tingkat perilaku maladaptif
yang tinggi, sedangkan tidak ada perbedaan yang signifikan terlihat
di antara anak-anak yang tidak terlantar, terlepas dari latar
belakang sosio-ekonomi mereka
6. Living with chronic wounds:
an exploration of adaptive and
maladaptive coping strategies and
their association with wellbeing
7. Pendahuluan • Luka kronis adalah kondisi medis yang seringkali menuntut
adaptasi dan penanganan jangka panjang, mempengaruhi tidak
hanya fisik tetapi juga aspek psikososial individu yang terkena.
Kehidupan sehari-hari individu dengan luka kronis dapat dipenuhi
dengan tantangan signifikan, termasuk manajemen nyeri,
perubahan gaya hidup, dan dampak pada kualitas hidup secara
keseluruhan.
• Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang pengalaman dan
strategi penanggulangan yang digunakan oleh individu ini menjadi
penting dalam merancang pendekatan perawatan yang efektif,
psikososial dari pengalaman hidup dengan luka kronis, serta
mengidentifikasi strategi penanggulangan adaptif yang digunakan
oleh individu tersebut.
8. Metode • Metode yang digunakan melibatkan identifikasi dan kategorisasi
strategi penanggulangan menjadi 12 Families of Coping
menggunakan analisis kerangka kerja. Sampel penelitian terdiri
dari individu yang hidup dengan luka kronis, dengan penekanan
pada populasi yang menerima perawatan di rumah untuk luka
kronis
• Populasi dan Sampel:
o Populasi yang diteliti adalah individu yang hidup dengan luka kronis.
o Sampel terdiri dari tujuh orang yang menerima perawatan di rumah
untuk luka kronis.
9. Hasil • Hasil studi menunjukkan bahwa peserta memiliki tingkat
kesejahteraan yang baik, dan mereka banyak menggunakan
strategi adaptif untuk mengatasi tantangan hidup dengan luka
kronis.
• Strategi adaptif tersebut mencakup mencari dukungan sosial dan
emosional, pemecahan masalah berfokus solusi, menemukan
pilihan baru untuk menjaga kesehatan, dan mempertahankan
pengaruh positif seperti humor dan optimisme. Studi ini
memberikan rekomendasi kepada praktisi perawatan luka untuk
mempromosikan strategi coping adaptif kepada klien, dengan
pemahaman bahwa strategi ini bermanfaat dalam menghadapi
luka kronis dan terkait dengan kesejahteraan yang lebih baik
10. Pembahasan • Studi kualitatif ini menggambarkan pentingnya strategi
penanggulangan adaptif dalam mengatasi tantangan hidup dengan
luka kronis dan menjaga kesejahteraan. Temuan studi ini
memberikan gambaran tentang pengalaman individu yang hidup
dengan luka kronis dan upaya mereka untuk beradaptasi. Strategi
coping yang diidentifikasi, seperti mencari dukungan sosial,
pemecahan masalah, dan menjaga pengaruh positif (humor dan
optimisme), menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki
kecenderungan menggunakan strategi adaptif yang dianggap
bermanfaat.
11. Kesimpulaan • Pentingnya strategi penanggulangan yang bersifat adaptif tidak
hanya berdampak pada manajemen luka kronis tetapi juga terkait
dengan kesejahteraan umum individu. Strategi coping yang
diidentifikasi, seperti mencari dukungan sosial dan
mengoptimalkan pemecahan masalah, dapat menjadi landasan
bagi pendekatan perawatan yang lebih holistik
12. Distress in patients with cancer -
on the need to distinguish between
adaptive and maladaptive
emotional responses
13. Latar belakang Membahas distres pada pasien kanker dan kebutuhan untuk
membedakan antara respons emosional adaptif dan maladaptif
Metode • Penelitian ini mencoba untuk membedakan antara respons
emosional adaptif dan maladaptif pada pasien kanker.
• Penulis mengajukan dua hipotesis:
o pertama, respons emosional adaptif terjadi kecuali jika emosi
tersebut ekstrem atau tidak stabil
o kedua, tanggapan emosional terhadap kanker dianggap maladaptif
jika bertahan terus-menerus, ekstrem, atau menghambat
kemampuan pasien untuk mengatasi kanker
14. Temuann • Bahwa tanggapan emosional yang bersifat adaptif dapat
memfasilitasi adaptasi yang efektif, sementara tanggapan yang
bersifat maladaptif dapat menyebabkan penderitaan dan
kecacatan.
• Respons emosional adaptif dan maladaptif diilustrasikan dengan
gambaran bahwa emosi adaptif dapat membantu pasien dalam
mengatasi kanker, sedangkan emosi maladaptif dapat
mengganggu kemampuan adaptasi
Implikasi klinis • Perlu adanya revisi dalam konseptualisasi tekanan terkait kanker.
Mereka mengusulkan agar konsep distres lebih
mempertimbangkan nilai adaptif dari emosi.
• Selain itu, penelitian ini juga mencoba memahami rendahnya
penyerapan intervensi untuk kesusahan. Pasien dengan respons
emosional adaptif mungkin tidak membutuhkan perawatan
kesehatan mental profesional, tetapi lebih memerlukan dukungan
dari kerabat, teman, dan pemberi perawatan utama.
15. Kesimpulan • Konsep distres terkait kanker sangat berkontribusi pada
pengembangan bidang perawatan kanker psikososial. Waktunya
kini telah tiba untuk rekonseptualisasi kesusahan, baik untuk
alasan teoretis maupun empiris. Membedakan antara respons
emosional adaptif dan maladaptif dapat berkontribusi secara
signifikan untuk memahami tekanan terkait kanker.
• Mengembangkan indikator respons emosional adaptif dan
maladaptif yang valid merupakan prioritas penelitian yang
mendesak. Intervensi perlu disesuaikan dengan sifat respons
emosional (adaptif versus emosi maladaptif), bukan intensitasnya.
Kami percaya bahwa analisis kami merupakan agenda penting
untuk penelitian empiris masa depan