3. Definisi
Kehamilan Ektopik adalah kehamilan yang
terjadi bila sel telur dibuahi berimplantasi
dan tumbuh di luar endometrium kavum
uteri
Keadaan gawat → kehamilan ektopik
terganggu.
4. Penyebab
Gangguan transportasi dari hasil konsepsi
sebagai akibat dari adanya :
Radang panggul (PID)
Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
Penyempitan lumen tuba akibat tumor
Pasca tindakan bedah mikro pada tuba
Abortus
Kelainan hormonal
Induksi ovulasi
Fertilisasi in vitro
Ovulasi yang terlambat
Transmigrasi ovum
5. Faktor Risiko
Resiko tinggi
Operasi pada daerah tuba
Sterilisasi
Kehamilan ektopik sebelumnya
Pemasangan IUD
Penggunaan kontrasepsi (dietilstilbestrol)
Resiko sedang
Infertilitas
Infeksi genital
Resiko ringan
Operasi abdomen
Hubungan seksual usia muda (<18 tahun)
6. Patofisiologi
Kehamilan ektopik → akibat gangguan
transportasi ovum yang telah dibuahi dari tuba
kerongga rahim
Sebagian besar terganggu pada umur
kehamilan 6 – 10 minggu dan dapat terjadi :
Hasil konsepsi mati dini dan direabsorpsi
Abortus ke dalam lumen tuba
Ruptur dinding tuba
Kehamilan abdominal sekunder
7. Lokasi kehamilan ektopik
1. Tuba Fallopi (>>>)
Pars intertisialis
Isthmus
Infundibulum
Fimbria
2. Uterus
Kanalis servikalis
Divertikulum
Kornu
Tanduk rudimenter
3. Ovarium
4. Intraligamenter
5. Abdominal
6. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus
9. Gambaran klinis
Tanda-tanda kehamilan muda.
→ amenorea, mual sampai muntah
Sedikit nyeri di perut bagian bawah.
Uterus teraba membesar dan lembek.
Amenorea diikuti oleh perdarahan.
10. Gambaran klinis
Nyeri
Perdarahan pervaginam (biasanya
berwarna coklat tua)
Pada ruptura tuba → nyeri perut bagian
bawah, perdarahan → pingsan → syok
Pada abortus tuba → nyeri tidak seberapa
hebat dan terus-menerus.
13. Diagnosis
Pemeriksaan ginekologi
Tanda-tanda kehamilan muda
Nyeri goyang serviks
Uterus teraba sedikit membesar dan
Kadang teraba tumor di samping uterus dengan
batas yang sukar ditentukan.
Cavum Douglas menonjol dan terdapat nyeri
raba.
Suhu kadang-kadang naik.
14. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Tes Kehamilan
Kadar hemoglobin dan lekosit (Vonstlany
test), →kadar hemoglobin turun dan leukosit
naik.
2. Kuldosentesis
Untuk mengetahui adanya darah kehitaman
dengan bekuan-bekuan kecil
15. Pemeriksaan penunjang
4. Laparoskopi
KE/KET, infeksi pelvic, kista ovarium segera dapat
dibedakan dengan jelas.
5. Ultrasonografi
Terlihat adanya kantong gestasi di luar kavum uteri
dan / deteksi genangan cairan di kavum Douglas
pada KET.
6. Dilatasi dan Kuretase
Bila ditemukan desidua tanpa villus koralis yang
diperoleh dari hasil kerokan dapat diduga ke arah
kehamilan ektopik.
16. DIAGNOSIS BANDING
Salfingitis
Abortus imminens atau abortus inkomplet
Corpus luteum atau kista folikel yang pecah
Torsi kistoma ovarii
Appendisitis
Gastroenteritis
Metrorargia karena kelainan ginekologi atau
organic lainnya.
Radang panggul
17. Penatalaksanaan
Perbaiki KU → transfusi darah dan pemberian
cairan
Laparotomi segera setelah diagnosis
ditegakkan
Kehamilan tuba segera dilakukan salfingektomi
Kehamilan kornu dilakukan salfingooforektomi
dan
Histerektomi bila umur >35 tahun
Fundektomi bila masih muda untuk kemungkinan
masih bisa haid
Insisi bila kerusakan pada kornu kecil dan kornu
dapat direparasi
18. Penatalaksanaan
Salfingektomi dapat dilakukan dalam
beberapa kondisi yaitu :
Kondisi penderita buruk, misalnya syok
Kondisi tuba buruk
Penderita menyadari kondisi fertilitasnya
Penderita tidak ingin mempunyai anak lagi.
19. Prognosis
Kehamilan ektopik merupakan sebab kematian
yang penting maka diagnosa harus cepat
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu
cenderung menurun dengan diagnosis dini dan
persediaan darah.
Pada umumnya, kelainan yang menyebabkan
kehamilan ektopik bersifat bilateral.
Angka kematian ektopik yang berulang
dilaporkan antara 0 – 14,6%.