SlideShare a Scribd company logo
1 of 92
Representation &
Description
Digital Image Processing Using MATLAB
Outline
 Representation
• Boundary Following
• Chain Codes
• Polygonal Approximation using MMP
• Signatures
• Boundary Segments
• Skeletons
 Boundary Descriptors
 Simple Descriptors
 Shape Numbers
 Fourier Descriptors
 Statistical Moments
Outline
 Regional Descriptors
 Simple Descriptors
 Topological Descriptors
 Texture
 Moment Invariants
 Use of Principal Components for Description
 Relational Descriptors
Pendahuluan
 Setelah citra disegementasi, biasanya direpresentasikan dan dideskripsikan
dalam bentuk yang sesuai untuk diproses oleh komputer
 Region atau wilayah dapat direpresentasikan dengan karakteristik eksternal
(boundary) atau internal (piksel)
 Suatu wilayah dapat direpresentasikan dengan boundary dan dideskripsikan
dengan panjangnya.
 Representasi eksternal focus pada bentuk karakteristik
 Representasi internal focus pada property regional seperti warna dan tekstur
Representation
Boundary Following
 Asumsi bahwa:
 Citra adalah biner dimana foreground = 1 dan background = 0
 Citra diisi oleh border yang tuliskan dalam 0 agar image tidak dapat bergabung
dengan border
Boundary Following
Moore Boundary Tracking Algorithm:
1. Start with the uppermost, leftmost foreground point b0 in the image. Let c0 be
thewest neighbor of b0. Going clockwise from c0 identify the first non-zero neighbor
b1 ofb0. Let c1 be the background point immediately preceding b1 in the sequence.
2. 2. Let b=b1 and c=c1.
3. 3. Let the 8-neighbors of b starting at c and proceeding clockwise be denoted as n1, n2,
...,n8. Find the first nk which is foreground (i.e., a “1”).
4. 4. Let b=nk and c=nk-1.
5. 5. Repeat steps 3 and 4 until b=b0 and the next boundary point found is b1.The
sequence of b points found when the algorithm stops is the set of ordered
boundarypoints.
Boundary Following
Chain Codes
 Merepresentasikan boundary dengan sekuens yang terhubung oleh garis lurus
dengan panjang dan arah tertentu
 Representasi berdasarkan 4- atau 8-connectivity
 Metode ini tidak berlaku apabila:
 Hasil chain code terlalu panjang
 Gangguan kecil pada boundary seperti noise yang tidak terkait terhadap bentuk
shape
Chain Codes
Chain Codes
 Kode dapat dinormalisasi dengan mencari perbedaan pertama
 Perbedaan dihitung dari jumlah perubahan arah (counterclockwise)
 Contoh: perbedaan pertama dari kode 4-arah 10103322 adalah 3133030
Polygonal Approximation using MMP
Polygonal Approximation using MMP
Polygonal Approximation using MMP
Polygonal Approximation using MMP
 a = (x1, y1), b = (x2, y2), dan c = (x3, y3)
 sgn(a,b,c) = det(A)
 Terdapat dua titik crawler: white crawler (Wc) dan black crawler (Bc)
Polygonal Approximation using MMP
Polygonal Approximation using MMP
Signatures
 Representasi 1-D dari suatu boundary dan dapat dihasilkan dengan berbagai cara
 Salah satu cara yang paling sederhana adalah menghitung jarak dari centroid
menuju boundary sebagai fungsi sudut
Signatures
 Metode dalam memilih titik awal dapat membuat signature tidak bergantung
pada rotasi
 Pilih titik paling jauh dari centroid
 Pilih titik paling jauh dari centroid sepanjang eigenaxis
 Gunakan chain code
Boundary Segments
 Dekomposisi boundary menjadi segmen dapat mengurangi kompleksitas
boundary dan menyederhanakan proses deskripsi
 Convex hull (H): kumpulan convex terkecil yang berisikan S
 Convex deficiency (D): selisih dari kumpulan sehingga D = H - S
Skeletons
 Bentuk structural suatu region dapat direduksi menjadi grafik
 Reduksi dilakukan dengan mendapatkan skeleton dari region menggunakan
algoritma thinning
Skeletons: Medial Axis Transformation
 Terdapat suatu region R dan border B
 Untuk setiap titik p dalam R, temukan tetangga terdekat dalam B. Jika p memiliki
lebih dari satu tetangga, maka tergolong pada medial axis (skeleton dari R)
Skeletons: Thinning Algorithm
 Asumsi titik region bernilai 1 dan titik background bernilai 0
 Suatu titik kontur adalah piksel apapun dengan nilai 1 dan memiliki paling sedikit
8-neighbor yang bernilai 0
 Metode terdiri dari dua Langkah yang diterapkan pada titik kontur
Skeletons: Thinning Algorithm
Langkah pertama
 Tandai suatu titik p untuk dihilangkan jika memenuhi kondisi berikut:
 2 ≤ N(p1) ≤ 6, dimana N(p1) = 𝑖=2
9
𝑝𝑖
 T(p1) = 1, dimana T(p1) adalah transisi 0 ke 1 dalam urutan p2, p3, …, p8, p9
 p2 ∙ p4 ∙ p6 = 0
 p4 ∙ p6 ∙ p8 = 0
Skeletons: Thinning Algorithm
Langkah kedua
 Tandai suatu titik p untuk dihilangkan jika memenuhi kondisi berikut:
 2 ≤ N(p1) ≤ 6, dimana N(p1) = 𝑖=2
9
𝑝𝑖
 T(p1) = 1, dimana T(p1) adalah transisi 0 ke 1 dalam urutan p2, p3, …, p8, p9
 p2 ∙ p4 ∙ p8 = 0
 p6 ∙ p6 ∙ p8 = 0
Skeletons: Thinning Algorithm
 Seluruh prosedur untuk satu iterasi:
 Lakukan langkah pertama untuk menandai titik untuk dihilangkan
 Hapus titik yang ditandai
 Lakukan langkah kedua untuk menandai titik untuk dihapus
 Hapus titik yang ditandai
 Prosedur tersebut diulang hingga tidak ada titik yang dihilangkan
Boundary Descriptors
Simple Descriptors
 Diameter suatu boundary B:
 Diam(B) = max[D(pi, pj)]
 D adalah pengukuran jarak
 pi dan pj adalah titik pada boundary
 Major axis adalah garis yang panjangnya sama dengan diameter dan
menghubungkan dua titik pada boundary
 Minor axis adalah garis tegak lurus terhadap major axis
 Eccentricity adalah rasio dari major ke minor axis
Shape Numbers
 Berdasarkan kode 4-arah dengan perbedaan pertama dari besaran terkecil
Shape Numbers
Fourier Descriptors
Fourier Descriptors
Fourier Descriptors
Fourier Descriptors
Statistical Moments
Regional Descriptors
Simple Descriptors
 Area suatu region adalah jumlah piksel dalam region tersebut
 Perimeter suatu region adalah panjang dari boundary
 Compactness =
(𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)2
𝑎𝑟𝑒𝑎
 Circularity adalah rasio area terhadap area dari lingkaran denga perimeter yang
sama
 Metode lain: mean, median, minimum, maximum, rasio piksel dari tingkat
intensitas
Simple Descriptors
Topological Descriptors
 Topologi merupakan property yang tidak terpengaruh oleh deformasi
 Pada gambar topological descriptor ditunjukkan pada banyaknya lubang dalam
region, sehingga tidak terpengaruh oleh transformasi peregangan atau rotasi
 Properti lain yang berguna adalah komponen yang terhubung
 Banyaknya lubang H dan komponen yang terhubung C dapat digunakan untuk
menentukan nilai Euler E: E = C – H
Topological Descriptors
Topological Descriptors
 Region yang direpresentasikan oleh garis lurus (polygon) juga memiliki
interpretasi sederhana dengan nilai Euler
 Klasifikasi region dengan permukaan dan lubang
 Banyaknya sudut V, banyaknya sisi Q, dan banyaknya permukaan F menghasilkan
nilai Euler sebagai berikut:
 V – Q + F = C – H = E
Topological Descriptors
• Simple descriptors
– Geometric descriptors mirip dengan kasus boundary dan
descriptors termasuk intensitas piksel
• Topological descriptors
• Texture descriptors
– Statistical approaches
– Structural approaches
– Spectral approaches
• Moment invariants
Regional Descriptors
 Area dari region S:
 (S)  f (x, y)
 x y
 f (x,y)=1 pada piksel yang bergantung pada region dan nilai 0. Perimeter
dari region S:
Dimana (xi,yi) adalah koordinal i-th pixel dari boundary sebuah region.
Simple Regional Descriptors
• Compactness dari region S:
• Penyebut adalah area lingkaran yang perimeternya
adalah P (S).
• Ini mengukur rasio luas bentuk dan lingkaran yang dapat
dilacak dengan perimeter yang sama.
• Untuk daerah lingkaran sempurna A (S) = 1.
Simple Regional Descriptors
• Dispersion odari region S:
• Ini mengukur rasio panjang akord utama terhadap area.
• Pembilang menentukan area lingkaran maksimum yang
melingkupi wilayah tersebut.
Simple Regional Descriptors
• Regional descriptors lainnya menyangkut statistic include
statistics dari intensify levels of pixel dari sebuah region
– mean
– median
– minimum
– Maximum
– Jumlah pixels dengan values diatas atau dibawah mean
Simple Regional Descriptors
• Topologi adalah studi tentang sifat-sifat yang tidak
terpengaruh oleh deformasi apa pun.
• Rubber-sheet distortions.
• Tidak ada tearing atau sambungan dari wilayah tersebut.
• Properti ini tidak tergantung pada gagasan jarak atau ukuran
jarak.
• Jumlah komponen yang terhubung C.
• Jumlah lubang H.
Euler number:
E = C - H
Topological Descriptors
E = C - H = 1 - 2 = -1
Topological Descriptors
• Basic texture representation
– Statistical approaches
• Histogram
• Co-occurrence matrices.
– Structural approaches
• relational descriptors based on rules (we will look at
them at the end of the section)
– Spectral methods.
Texture
• Statistical moments dari sebuah histogram region.
– p(z) adalah histogram dari sebuah gambar region
dengan L possible gray levels zi, i=1,…L.
– nth moment:
zi p(zi ),
n
n i i
L1 L1
 (z)  (z  m) p(z ), m 
 
Histogram Approaches
– Contrast
– Uniformity (maximum for uniform images):
- Entropy:
Histogram Approaches
Histogram Approaches
• Q menjadi operator yang mendefinisikan posisi dua
piksel relatif satu sama lain.Gambar f, dengan L
possible gray levels.
• G adalah matrix yange element gij merupakan jumlah umber
pixksel berpasangan dengan intensities zi and zj yang muncul
pada f dengan posisi dispesifikasin oleh Q.
• G disebut sebagai co-occurrence matrix.
Co-occurrence Matrices
• Quantization of intensities bergantung pada computational load.
Banyak matrices per region. L=8 gray levels.
Co-occurrence Matrices
ij
ij
i, j
gij
p 
 g
K
P(i)  pij
j1
K
mr  iP(i)
i1
2
r
2
K

i1
r
(i  m ) P(i)
 
Co-occurrence Matrices
Random noise
Periodic texture (sine)
Mixed Texture
256x256 co-occurence matrices
”satu posisi berubah ke kanan”
Co-occurrence Matrices
Co-occurrence Matrices
• Apakah ada bagian gambar yang mengandung tekstur tertentu
(pola berulang)?
• Sequences of co-occurrence matrices digunakan.
• Correlation descriptoruntuk berbagai offset horizontal piksel yang
berdekatan dapat dihitung
• Dalam percobaan berikutnya, akan dilakukan co-occurence
matrices yang dihitung untuk offset horizontal dari 1 hingga 50
piksel.
Co-occurrence Matrices
Noise image Sine image Circuit image
Kekurangan: co-occurrence matrices tidak
efisien untuk deskripsi tekstur kasar.
Co-occurrence Matrices
• Aturan yang menunjukkan simbol S mungkin itulis
sebagai aS: S  aS
• Tiga pengulangan aturan menghasilkan string aaaS.
• Jika a mewakili lingkaran dan arti "lingkaran ke kanan" di-
assigned ke stringdengan bentuk aaa… maka aturan
tersebut memungkinkan pembuatan pola:
a aaa…
Structural approaches
• Tambahkan aturan baru, misalnya
• S  bA, A  cA, A  c, A  bS, S  a
• b artinya “circle down”.
• c artinya “circle to the left”.
• aaabccbaa sesuai dengan matriks lingkaran 3x3.
• Pola tekstur yang lebih besar dapat dihasilkan.
Structural approaches
• Transformasi Fourier (FT) berguna untuk deskripsi directionality
struktur periodik atau almost periodic structures.
• Puncak di FT memberikan arah utama pola.
• Lokasi puncak memberikan periode dasar pola.
• FT simetris di sekitar titik asal dan hanya setengah dari
bidang frekuensi yang perlu dipertimbangkan.
Spectral Approaches
• Spektrum diekspresikan dalam koordinat polar
S(r,θ) untuk simplikasi
– Definisikan Sr(θ) yang merupakan fungsi 1D untuk r dan Sθ(r)
yang merupakan fungsi 1D untuk θ.
– Analisa Sθ(r) untuk nilai tetap θ yang menghasilkan behavior
spektrum sepanjang arah radial da originnya.
– Analisa Sr(θ) untuk nilai tetap r yang menghasilkan behavior
spektrum sepanjang lingkaran radius r yang terpusat dari
origin nya.
Spectral Approaches
• Deskripsi yang lebih global diperoleh dengan
mengintegrasikan fungsi-fungsi ini:
• Dengan R0 menjadi jari-jari lingkaran yang berpusat pada
titik asal.
• Hasilnya merupakan sepasang nilai nominal [S(r), S(θ)] untuk setiap
pasangan koordinat(r,θ).
Spectral Approaches
Images and FT
The periodic bursts memanjang dalam
2D di kedua spektrum disebabkan oleh
tekstur periodik bahan latar belakang
kasar.
Komponen dominan lainnya di sebelah
kiri adalah karena orientasi acak tepi
benda.
Dalam gambar yang tepat, energi yang
tidak terkait dengan latar belakang
berada di sepanjang sumbu horizontal.
Spectral Approaches
Acak
Berurutan
S(r)
S(r)
S(θ)
S(θ)
Spectral Approaches
• 2D moment dari urutan (p+q) yang terdapat pada MxN
didefinisikan sebagai:
• Ini dapat digunakan pada gambar skala abu-abu maupun
pada bentuk. Untuk bentuk boundary, kita dapat
mendefinisikan sebagai f (x,y)=1 pada boundary dan 0
sebaliknya
Moments Invariants
• Momen corresponding central dari (p+q) dapat didefiniskan sebagia:
• Momen sentral yang dinormalisasi didefinisikan sebagai:
Moments Invariants
1  20 02
2
02
)2
2  (20  11
2
3 30 12 21 03
2
4 30 12 21 03
)2
)2
2
5 30 12 30 21 30 12 21 03
2
21 03 21 03 30 12 21 03
 4
  ( 
3 )  (3 
  (  )  3( 
  ( 3 )(  ) (  ) 3( 
 
 (3  )(  ) 3(  ) (
)2

)2

Moments Invariants
2
6 20 02 30 12 21 03
 411(30 12 )(21 03)
2
30 12
7  (32103 )(30 12 ) (  ) 21 03
2
30 12 21 03
  ( 3 ) (  )  (  )2

3(  )2

 
 (312 30 )(21 03 ) 3(  ) ( )2

Moments Invariants
Moments Invariants
• Sgn(φi)log10(|φi|) is shown to reduce the dynamic range.
• The values of the moments are very close.
• The sign of φ7 is different for the mirrored image.
Moments Invariants
 Kita ingin membuat sebuah low-dimensional linear subspace yang dapat
menjelaskan variasi komponen dari gambar multidimensional
  x1
x 
2 
x  
  
x 
 n 
• n=3 untuk gambar RGB atau n=6 untuk gambar LANSAT.
Principal Component Analysis (PCA)
Principal Component Analysis (PCA)
• PCA adalah cara mudah
untuk menormalisasi batas 2D
sehubungan dengan rotasi
dan translasi.
• Menggeser (y1min, y2min)
membuat coordinate non
negatives.
• Divisi lebih lanjut dari λ1dan λ2
menormalisasi skala
Principal Component Analysis (PCA)
• Penggunaan
eigenfaces untuk
face recognition
Principal Component Analysis (PCA)
• Gambar multispektral dalam visible blue, visible green, visible red,
near infrared, middle infrared dan thermal infrared bands.
Principal Component Analysis (PCA)
• Satu vektor n-dimensi untuk setiap piksel dibuat.
Principal Component Analysis (PCA)
• Goal: temukan representasi dimensi rendah untuk vektor-
vektor yang:
• meminimalkan kesalahan proyeksi (jarak antara vektor
awal dan proyeksinya)
• atau setara dengan memaksimalkan varians dari data yang
diproyeksikan.
Principal Component Analysis (PCA)
• Variansi dari data yang diproyeksikan:
Principal Component Analysis (PCA)
subject to: uT
u ||u ||2
1
• Kita sekarang bisa mengestimasikan vector u dalam
memaksimalkan varian
uT
Σu
Karena perkalian apapun dari nilau u dapat
memaksimalkan objective fungsi.
• Fungsi Lagrangian :
solusi:
J(u;)  uT
Σu  (1uT
u)
Σu u
Yang merupakan eigenvector dari Σ, yang memaksimalkan J
yang terhunbung ke nilai eigenvalue terbesar dari Σ.
Principal Component Analysis (PCA)
• Arah yang menangkap varians maksimum data adalah
vektor eigen yang sesuai dengan nilai eigen terbesar dari
matriks kovarian data.
• Arah k ortogonal atas yang menangkap varian data paling
banyak adalah vektor eigen yang sesuai dengan nilai eigen k
terbesar.
Principal Component Analysis (PCA)
• Arah yang menangkap varians maksimum data adalah
vektor eigen yang sesuai dengan nilai eigen terbesar dari
matriks kovarian data.
• Arah k ortogonal atas yang menangkap varian data paling
banyak adalah vektor eigen yang sesuai dengan nilai eigen k
terbesar.
Principal Component Analysis (PCA)
• Transformasi yang memetakan x ke subruang k-dimensional (k <d)
baru (menggunakan vektor eigen k pertama) adalah
Principal Component Analysis (PCA)
• Dalam contoh ini, nilai eigen dari covariance matrix piksel 6
dimensi adalah:
λ1 = 10344
λ2 = 2966
λ3 = 1401
λ4 = 203
λ5 =94
λ6 =31
Principal Component Analysis (PCA)
• Rekonstruksi gambar menggunakan dua principal pertama
komponen
2 x
x
ˆ AT
y m
Principal Component Analysis (PCA)
• Rekonstruksi error (ditingkatkan untuk visualisasi yag
lebih baik).
Principal Component Analysis (PCA)
Mean image
• Eigenfaces
Relational descriptors
• Aturan penulisan ulang yang menangkap pola berulang
dasar.
• Ini berlaku untuk batas dan wilayah.
• Contoh: struktur tangga telah diekstraksi dari gambar dan
kami ingin menggambarkannya.
Relational descriptors
• S dan A adalah variabel a dan b adalah konstanta
• Aturan 1 1 menunjukkan bahwa simbol awal S
dapat digantikan oleh a dan variabel A.
• Aturan 2 dan 3 menunjukkan bahwa variabel A pada
gilirannya dapat diganti dengan b dan S atau b.
• Mengganti A dengan bS mengarah ke aturan
pertama dan prosedur mungkindiulangi.
• Mengganti A dengan b mengakhiri proses karena
tidak ada lagi variabel
Relational descriptors
• Contoh derivasi dari aturan.
• Hubungan antara a dan b dipertahankan ketika aturan
memaksa a untuk diikuti oleh a.
Relational descriptors
• Langkah-langkah generation of a specific shape.

More Related Content

Similar to Representation Description_computer_enginering.pptx

Kalkulus Peubah Banyak 01
Kalkulus Peubah Banyak 01Kalkulus Peubah Banyak 01
Kalkulus Peubah Banyak 01krueng007
 
2. Persamaan Linier2020.pptx
2. Persamaan Linier2020.pptx2. Persamaan Linier2020.pptx
2. Persamaan Linier2020.pptxYodaKurniaWijaya
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)khaerul azmi
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)khaerul azmi
 
TitikdanGaris.pptx
TitikdanGaris.pptxTitikdanGaris.pptx
TitikdanGaris.pptxbahankuliah1
 
clipping.pptxddddddjjjiuuuuuuyyyyg89hh99ghg99g8v8vv8
clipping.pptxddddddjjjiuuuuuuyyyyg89hh99ghg99g8v8vv8clipping.pptxddddddjjjiuuuuuuyyyyg89hh99ghg99g8v8vv8
clipping.pptxddddddjjjiuuuuuuyyyyg89hh99ghg99g8v8vv8jessicasetiawati1
 
Geometri analitik dimensi tiga
Geometri analitik dimensi tigaGeometri analitik dimensi tiga
Geometri analitik dimensi tigaBamzz Lientaeng
 
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...Repository Ipb
 
Integrasi_Numerik.ppt
Integrasi_Numerik.pptIntegrasi_Numerik.ppt
Integrasi_Numerik.pptMunajiMoena
 
segmentasi.ppt
segmentasi.pptsegmentasi.ppt
segmentasi.pptichsan41
 
6grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya26grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya2Amalia Rahmah
 
Reed Solomon Code
Reed Solomon CodeReed Solomon Code
Reed Solomon Codeadi234
 
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 20201 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020AdanJauhary
 

Similar to Representation Description_computer_enginering.pptx (20)

Kalkulus Peubah Banyak 01
Kalkulus Peubah Banyak 01Kalkulus Peubah Banyak 01
Kalkulus Peubah Banyak 01
 
2. Persamaan Linier2020.pptx
2. Persamaan Linier2020.pptx2. Persamaan Linier2020.pptx
2. Persamaan Linier2020.pptx
 
Chapter 3
Chapter 3Chapter 3
Chapter 3
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
 
TitikdanGaris.pptx
TitikdanGaris.pptxTitikdanGaris.pptx
TitikdanGaris.pptx
 
Thinning belajar
Thinning belajarThinning belajar
Thinning belajar
 
clipping.pptxddddddjjjiuuuuuuyyyyg89hh99ghg99g8v8vv8
clipping.pptxddddddjjjiuuuuuuyyyyg89hh99ghg99g8v8vv8clipping.pptxddddddjjjiuuuuuuyyyyg89hh99ghg99g8v8vv8
clipping.pptxddddddjjjiuuuuuuyyyyg89hh99ghg99g8v8vv8
 
Skl UN SMA Matematika IPA 2016
Skl UN SMA Matematika IPA 2016Skl UN SMA Matematika IPA 2016
Skl UN SMA Matematika IPA 2016
 
Geometri analitik dimensi tiga
Geometri analitik dimensi tigaGeometri analitik dimensi tiga
Geometri analitik dimensi tiga
 
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...
 
LN s07-machine vision-s2
LN s07-machine vision-s2LN s07-machine vision-s2
LN s07-machine vision-s2
 
Pcd 10
Pcd 10Pcd 10
Pcd 10
 
Integrasi_Numerik.ppt
Integrasi_Numerik.pptIntegrasi_Numerik.ppt
Integrasi_Numerik.ppt
 
segmentasi.ppt
segmentasi.pptsegmentasi.ppt
segmentasi.ppt
 
6grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya26grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya2
 
Matlab 8
Matlab 8Matlab 8
Matlab 8
 
Reed Solomon Code
Reed Solomon CodeReed Solomon Code
Reed Solomon Code
 
Mathasm,sdcsl.pptx
Mathasm,sdcsl.pptxMathasm,sdcsl.pptx
Mathasm,sdcsl.pptx
 
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 20201 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
1 sinyal dan data - sinyal digital rev 2020
 

Recently uploaded

Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxMetode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxHeriGeologist
 
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptxPROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptxadista7
 
metode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsungmetode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsungssuser4cf36c
 
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptxarisvanrush
 
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptxPerencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptxNadhifMuhammad5
 
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptx
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptxUJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptx
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptxnuhungbintoking
 
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS GeodetikPengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetikzulmushawir2
 
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.ppt
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.pptTUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.ppt
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.pptOloy2
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxpkmcipakudrive
 
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasitugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasifrenkytanzil5
 

Recently uploaded (18)

Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di DepokKlinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
 
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxMetode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
 
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptxPROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
 
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
 
metode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsungmetode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsung
 
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
 
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptxPerencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
 
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptx
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptxUJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptx
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptx
 
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS GeodetikPengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
 
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
 
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.ppt
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.pptTUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.ppt
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.ppt
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
 
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasitugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
 

Representation Description_computer_enginering.pptx

  • 2. Outline  Representation • Boundary Following • Chain Codes • Polygonal Approximation using MMP • Signatures • Boundary Segments • Skeletons  Boundary Descriptors  Simple Descriptors  Shape Numbers  Fourier Descriptors  Statistical Moments
  • 3. Outline  Regional Descriptors  Simple Descriptors  Topological Descriptors  Texture  Moment Invariants  Use of Principal Components for Description  Relational Descriptors
  • 4. Pendahuluan  Setelah citra disegementasi, biasanya direpresentasikan dan dideskripsikan dalam bentuk yang sesuai untuk diproses oleh komputer  Region atau wilayah dapat direpresentasikan dengan karakteristik eksternal (boundary) atau internal (piksel)  Suatu wilayah dapat direpresentasikan dengan boundary dan dideskripsikan dengan panjangnya.  Representasi eksternal focus pada bentuk karakteristik  Representasi internal focus pada property regional seperti warna dan tekstur
  • 6. Boundary Following  Asumsi bahwa:  Citra adalah biner dimana foreground = 1 dan background = 0  Citra diisi oleh border yang tuliskan dalam 0 agar image tidak dapat bergabung dengan border
  • 7. Boundary Following Moore Boundary Tracking Algorithm: 1. Start with the uppermost, leftmost foreground point b0 in the image. Let c0 be thewest neighbor of b0. Going clockwise from c0 identify the first non-zero neighbor b1 ofb0. Let c1 be the background point immediately preceding b1 in the sequence. 2. 2. Let b=b1 and c=c1. 3. 3. Let the 8-neighbors of b starting at c and proceeding clockwise be denoted as n1, n2, ...,n8. Find the first nk which is foreground (i.e., a “1”). 4. 4. Let b=nk and c=nk-1. 5. 5. Repeat steps 3 and 4 until b=b0 and the next boundary point found is b1.The sequence of b points found when the algorithm stops is the set of ordered boundarypoints.
  • 9. Chain Codes  Merepresentasikan boundary dengan sekuens yang terhubung oleh garis lurus dengan panjang dan arah tertentu  Representasi berdasarkan 4- atau 8-connectivity  Metode ini tidak berlaku apabila:  Hasil chain code terlalu panjang  Gangguan kecil pada boundary seperti noise yang tidak terkait terhadap bentuk shape
  • 11. Chain Codes  Kode dapat dinormalisasi dengan mencari perbedaan pertama  Perbedaan dihitung dari jumlah perubahan arah (counterclockwise)  Contoh: perbedaan pertama dari kode 4-arah 10103322 adalah 3133030
  • 15. Polygonal Approximation using MMP  a = (x1, y1), b = (x2, y2), dan c = (x3, y3)  sgn(a,b,c) = det(A)  Terdapat dua titik crawler: white crawler (Wc) dan black crawler (Bc)
  • 18. Signatures  Representasi 1-D dari suatu boundary dan dapat dihasilkan dengan berbagai cara  Salah satu cara yang paling sederhana adalah menghitung jarak dari centroid menuju boundary sebagai fungsi sudut
  • 19. Signatures  Metode dalam memilih titik awal dapat membuat signature tidak bergantung pada rotasi  Pilih titik paling jauh dari centroid  Pilih titik paling jauh dari centroid sepanjang eigenaxis  Gunakan chain code
  • 20. Boundary Segments  Dekomposisi boundary menjadi segmen dapat mengurangi kompleksitas boundary dan menyederhanakan proses deskripsi  Convex hull (H): kumpulan convex terkecil yang berisikan S  Convex deficiency (D): selisih dari kumpulan sehingga D = H - S
  • 21. Skeletons  Bentuk structural suatu region dapat direduksi menjadi grafik  Reduksi dilakukan dengan mendapatkan skeleton dari region menggunakan algoritma thinning
  • 22. Skeletons: Medial Axis Transformation  Terdapat suatu region R dan border B  Untuk setiap titik p dalam R, temukan tetangga terdekat dalam B. Jika p memiliki lebih dari satu tetangga, maka tergolong pada medial axis (skeleton dari R)
  • 23. Skeletons: Thinning Algorithm  Asumsi titik region bernilai 1 dan titik background bernilai 0  Suatu titik kontur adalah piksel apapun dengan nilai 1 dan memiliki paling sedikit 8-neighbor yang bernilai 0  Metode terdiri dari dua Langkah yang diterapkan pada titik kontur
  • 24. Skeletons: Thinning Algorithm Langkah pertama  Tandai suatu titik p untuk dihilangkan jika memenuhi kondisi berikut:  2 ≤ N(p1) ≤ 6, dimana N(p1) = 𝑖=2 9 𝑝𝑖  T(p1) = 1, dimana T(p1) adalah transisi 0 ke 1 dalam urutan p2, p3, …, p8, p9  p2 ∙ p4 ∙ p6 = 0  p4 ∙ p6 ∙ p8 = 0
  • 25. Skeletons: Thinning Algorithm Langkah kedua  Tandai suatu titik p untuk dihilangkan jika memenuhi kondisi berikut:  2 ≤ N(p1) ≤ 6, dimana N(p1) = 𝑖=2 9 𝑝𝑖  T(p1) = 1, dimana T(p1) adalah transisi 0 ke 1 dalam urutan p2, p3, …, p8, p9  p2 ∙ p4 ∙ p8 = 0  p6 ∙ p6 ∙ p8 = 0
  • 26. Skeletons: Thinning Algorithm  Seluruh prosedur untuk satu iterasi:  Lakukan langkah pertama untuk menandai titik untuk dihilangkan  Hapus titik yang ditandai  Lakukan langkah kedua untuk menandai titik untuk dihapus  Hapus titik yang ditandai  Prosedur tersebut diulang hingga tidak ada titik yang dihilangkan
  • 28. Simple Descriptors  Diameter suatu boundary B:  Diam(B) = max[D(pi, pj)]  D adalah pengukuran jarak  pi dan pj adalah titik pada boundary  Major axis adalah garis yang panjangnya sama dengan diameter dan menghubungkan dua titik pada boundary  Minor axis adalah garis tegak lurus terhadap major axis  Eccentricity adalah rasio dari major ke minor axis
  • 29. Shape Numbers  Berdasarkan kode 4-arah dengan perbedaan pertama dari besaran terkecil
  • 37. Simple Descriptors  Area suatu region adalah jumlah piksel dalam region tersebut  Perimeter suatu region adalah panjang dari boundary  Compactness = (𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)2 𝑎𝑟𝑒𝑎  Circularity adalah rasio area terhadap area dari lingkaran denga perimeter yang sama  Metode lain: mean, median, minimum, maximum, rasio piksel dari tingkat intensitas
  • 39. Topological Descriptors  Topologi merupakan property yang tidak terpengaruh oleh deformasi  Pada gambar topological descriptor ditunjukkan pada banyaknya lubang dalam region, sehingga tidak terpengaruh oleh transformasi peregangan atau rotasi  Properti lain yang berguna adalah komponen yang terhubung  Banyaknya lubang H dan komponen yang terhubung C dapat digunakan untuk menentukan nilai Euler E: E = C – H
  • 41. Topological Descriptors  Region yang direpresentasikan oleh garis lurus (polygon) juga memiliki interpretasi sederhana dengan nilai Euler  Klasifikasi region dengan permukaan dan lubang  Banyaknya sudut V, banyaknya sisi Q, dan banyaknya permukaan F menghasilkan nilai Euler sebagai berikut:  V – Q + F = C – H = E
  • 43. • Simple descriptors – Geometric descriptors mirip dengan kasus boundary dan descriptors termasuk intensitas piksel • Topological descriptors • Texture descriptors – Statistical approaches – Structural approaches – Spectral approaches • Moment invariants Regional Descriptors
  • 44.  Area dari region S:  (S)  f (x, y)  x y  f (x,y)=1 pada piksel yang bergantung pada region dan nilai 0. Perimeter dari region S: Dimana (xi,yi) adalah koordinal i-th pixel dari boundary sebuah region. Simple Regional Descriptors
  • 45. • Compactness dari region S: • Penyebut adalah area lingkaran yang perimeternya adalah P (S). • Ini mengukur rasio luas bentuk dan lingkaran yang dapat dilacak dengan perimeter yang sama. • Untuk daerah lingkaran sempurna A (S) = 1. Simple Regional Descriptors
  • 46. • Dispersion odari region S: • Ini mengukur rasio panjang akord utama terhadap area. • Pembilang menentukan area lingkaran maksimum yang melingkupi wilayah tersebut. Simple Regional Descriptors
  • 47. • Regional descriptors lainnya menyangkut statistic include statistics dari intensify levels of pixel dari sebuah region – mean – median – minimum – Maximum – Jumlah pixels dengan values diatas atau dibawah mean Simple Regional Descriptors
  • 48. • Topologi adalah studi tentang sifat-sifat yang tidak terpengaruh oleh deformasi apa pun. • Rubber-sheet distortions. • Tidak ada tearing atau sambungan dari wilayah tersebut. • Properti ini tidak tergantung pada gagasan jarak atau ukuran jarak. • Jumlah komponen yang terhubung C. • Jumlah lubang H. Euler number: E = C - H Topological Descriptors
  • 49. E = C - H = 1 - 2 = -1 Topological Descriptors
  • 50. • Basic texture representation – Statistical approaches • Histogram • Co-occurrence matrices. – Structural approaches • relational descriptors based on rules (we will look at them at the end of the section) – Spectral methods. Texture
  • 51. • Statistical moments dari sebuah histogram region. – p(z) adalah histogram dari sebuah gambar region dengan L possible gray levels zi, i=1,…L. – nth moment: zi p(zi ), n n i i L1 L1  (z)  (z  m) p(z ), m    Histogram Approaches
  • 52. – Contrast – Uniformity (maximum for uniform images): - Entropy: Histogram Approaches
  • 54. • Q menjadi operator yang mendefinisikan posisi dua piksel relatif satu sama lain.Gambar f, dengan L possible gray levels. • G adalah matrix yange element gij merupakan jumlah umber pixksel berpasangan dengan intensities zi and zj yang muncul pada f dengan posisi dispesifikasin oleh Q. • G disebut sebagai co-occurrence matrix. Co-occurrence Matrices
  • 55. • Quantization of intensities bergantung pada computational load. Banyak matrices per region. L=8 gray levels. Co-occurrence Matrices
  • 56. ij ij i, j gij p   g K P(i)  pij j1 K mr  iP(i) i1 2 r 2 K  i1 r (i  m ) P(i)   Co-occurrence Matrices
  • 57. Random noise Periodic texture (sine) Mixed Texture 256x256 co-occurence matrices ”satu posisi berubah ke kanan” Co-occurrence Matrices
  • 59. • Apakah ada bagian gambar yang mengandung tekstur tertentu (pola berulang)? • Sequences of co-occurrence matrices digunakan. • Correlation descriptoruntuk berbagai offset horizontal piksel yang berdekatan dapat dihitung • Dalam percobaan berikutnya, akan dilakukan co-occurence matrices yang dihitung untuk offset horizontal dari 1 hingga 50 piksel. Co-occurrence Matrices
  • 60. Noise image Sine image Circuit image Kekurangan: co-occurrence matrices tidak efisien untuk deskripsi tekstur kasar. Co-occurrence Matrices
  • 61. • Aturan yang menunjukkan simbol S mungkin itulis sebagai aS: S  aS • Tiga pengulangan aturan menghasilkan string aaaS. • Jika a mewakili lingkaran dan arti "lingkaran ke kanan" di- assigned ke stringdengan bentuk aaa… maka aturan tersebut memungkinkan pembuatan pola: a aaa… Structural approaches
  • 62. • Tambahkan aturan baru, misalnya • S  bA, A  cA, A  c, A  bS, S  a • b artinya “circle down”. • c artinya “circle to the left”. • aaabccbaa sesuai dengan matriks lingkaran 3x3. • Pola tekstur yang lebih besar dapat dihasilkan. Structural approaches
  • 63. • Transformasi Fourier (FT) berguna untuk deskripsi directionality struktur periodik atau almost periodic structures. • Puncak di FT memberikan arah utama pola. • Lokasi puncak memberikan periode dasar pola. • FT simetris di sekitar titik asal dan hanya setengah dari bidang frekuensi yang perlu dipertimbangkan. Spectral Approaches
  • 64. • Spektrum diekspresikan dalam koordinat polar S(r,θ) untuk simplikasi – Definisikan Sr(θ) yang merupakan fungsi 1D untuk r dan Sθ(r) yang merupakan fungsi 1D untuk θ. – Analisa Sθ(r) untuk nilai tetap θ yang menghasilkan behavior spektrum sepanjang arah radial da originnya. – Analisa Sr(θ) untuk nilai tetap r yang menghasilkan behavior spektrum sepanjang lingkaran radius r yang terpusat dari origin nya. Spectral Approaches
  • 65. • Deskripsi yang lebih global diperoleh dengan mengintegrasikan fungsi-fungsi ini: • Dengan R0 menjadi jari-jari lingkaran yang berpusat pada titik asal. • Hasilnya merupakan sepasang nilai nominal [S(r), S(θ)] untuk setiap pasangan koordinat(r,θ). Spectral Approaches
  • 66. Images and FT The periodic bursts memanjang dalam 2D di kedua spektrum disebabkan oleh tekstur periodik bahan latar belakang kasar. Komponen dominan lainnya di sebelah kiri adalah karena orientasi acak tepi benda. Dalam gambar yang tepat, energi yang tidak terkait dengan latar belakang berada di sepanjang sumbu horizontal. Spectral Approaches
  • 68. • 2D moment dari urutan (p+q) yang terdapat pada MxN didefinisikan sebagai: • Ini dapat digunakan pada gambar skala abu-abu maupun pada bentuk. Untuk bentuk boundary, kita dapat mendefinisikan sebagai f (x,y)=1 pada boundary dan 0 sebaliknya Moments Invariants
  • 69. • Momen corresponding central dari (p+q) dapat didefiniskan sebagia: • Momen sentral yang dinormalisasi didefinisikan sebagai: Moments Invariants
  • 70. 1  20 02 2 02 )2 2  (20  11 2 3 30 12 21 03 2 4 30 12 21 03 )2 )2 2 5 30 12 30 21 30 12 21 03 2 21 03 21 03 30 12 21 03  4   (  3 )  (3    (  )  3(    ( 3 )(  ) (  ) 3(     (3  )(  ) 3(  ) ( )2  )2  Moments Invariants
  • 71. 2 6 20 02 30 12 21 03  411(30 12 )(21 03) 2 30 12 7  (32103 )(30 12 ) (  ) 21 03 2 30 12 21 03   ( 3 ) (  )  (  )2  3(  )2     (312 30 )(21 03 ) 3(  ) ( )2  Moments Invariants
  • 73. • Sgn(φi)log10(|φi|) is shown to reduce the dynamic range. • The values of the moments are very close. • The sign of φ7 is different for the mirrored image. Moments Invariants
  • 74.  Kita ingin membuat sebuah low-dimensional linear subspace yang dapat menjelaskan variasi komponen dari gambar multidimensional   x1 x  2  x      x   n  • n=3 untuk gambar RGB atau n=6 untuk gambar LANSAT. Principal Component Analysis (PCA)
  • 75. Principal Component Analysis (PCA) • PCA adalah cara mudah untuk menormalisasi batas 2D sehubungan dengan rotasi dan translasi. • Menggeser (y1min, y2min) membuat coordinate non negatives. • Divisi lebih lanjut dari λ1dan λ2 menormalisasi skala
  • 76. Principal Component Analysis (PCA) • Penggunaan eigenfaces untuk face recognition
  • 77. Principal Component Analysis (PCA) • Gambar multispektral dalam visible blue, visible green, visible red, near infrared, middle infrared dan thermal infrared bands.
  • 78. Principal Component Analysis (PCA) • Satu vektor n-dimensi untuk setiap piksel dibuat.
  • 79. Principal Component Analysis (PCA) • Goal: temukan representasi dimensi rendah untuk vektor- vektor yang: • meminimalkan kesalahan proyeksi (jarak antara vektor awal dan proyeksinya) • atau setara dengan memaksimalkan varians dari data yang diproyeksikan.
  • 80. Principal Component Analysis (PCA) • Variansi dari data yang diproyeksikan:
  • 81. Principal Component Analysis (PCA) subject to: uT u ||u ||2 1 • Kita sekarang bisa mengestimasikan vector u dalam memaksimalkan varian uT Σu Karena perkalian apapun dari nilau u dapat memaksimalkan objective fungsi. • Fungsi Lagrangian : solusi: J(u;)  uT Σu  (1uT u) Σu u Yang merupakan eigenvector dari Σ, yang memaksimalkan J yang terhunbung ke nilai eigenvalue terbesar dari Σ.
  • 82. Principal Component Analysis (PCA) • Arah yang menangkap varians maksimum data adalah vektor eigen yang sesuai dengan nilai eigen terbesar dari matriks kovarian data. • Arah k ortogonal atas yang menangkap varian data paling banyak adalah vektor eigen yang sesuai dengan nilai eigen k terbesar.
  • 83. Principal Component Analysis (PCA) • Arah yang menangkap varians maksimum data adalah vektor eigen yang sesuai dengan nilai eigen terbesar dari matriks kovarian data. • Arah k ortogonal atas yang menangkap varian data paling banyak adalah vektor eigen yang sesuai dengan nilai eigen k terbesar.
  • 84. Principal Component Analysis (PCA) • Transformasi yang memetakan x ke subruang k-dimensional (k <d) baru (menggunakan vektor eigen k pertama) adalah
  • 85. Principal Component Analysis (PCA) • Dalam contoh ini, nilai eigen dari covariance matrix piksel 6 dimensi adalah: λ1 = 10344 λ2 = 2966 λ3 = 1401 λ4 = 203 λ5 =94 λ6 =31
  • 86. Principal Component Analysis (PCA) • Rekonstruksi gambar menggunakan dua principal pertama komponen 2 x x ˆ AT y m
  • 87. Principal Component Analysis (PCA) • Rekonstruksi error (ditingkatkan untuk visualisasi yag lebih baik).
  • 88. Principal Component Analysis (PCA) Mean image • Eigenfaces
  • 89. Relational descriptors • Aturan penulisan ulang yang menangkap pola berulang dasar. • Ini berlaku untuk batas dan wilayah. • Contoh: struktur tangga telah diekstraksi dari gambar dan kami ingin menggambarkannya.
  • 90. Relational descriptors • S dan A adalah variabel a dan b adalah konstanta • Aturan 1 1 menunjukkan bahwa simbol awal S dapat digantikan oleh a dan variabel A. • Aturan 2 dan 3 menunjukkan bahwa variabel A pada gilirannya dapat diganti dengan b dan S atau b. • Mengganti A dengan bS mengarah ke aturan pertama dan prosedur mungkindiulangi. • Mengganti A dengan b mengakhiri proses karena tidak ada lagi variabel
  • 91. Relational descriptors • Contoh derivasi dari aturan. • Hubungan antara a dan b dipertahankan ketika aturan memaksa a untuk diikuti oleh a.
  • 92. Relational descriptors • Langkah-langkah generation of a specific shape.