Runtuhnya Vietnam Selatan pada tahun 1975 adalah akhir tragis dari konflik panjang antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Pasca penarikan pasukan Amerika Serikat pada tahun 1973, pemerintahan Vietnam Selatan terus berjuang melawan serangan besar-besaran pasukan Vietnam Utara. Dukungan asing yang semakin menipis, ketidakstabilan politik, dan kegagalan militer untuk menahan serangan musuh menyebabkan keruntuhan rezim di bawah tekanan yang tak tertahankan. Pada tanggal 30 April 1975, pasukan Vietnam Utara merebut Saigon, ibu kota Vietnam Selatan, menandai akhir resmi dari Perang Vietnam dan mengakhiri eksistensi Vietnam Selatan sebagai entitas terpisah. Peristiwa ini memiliki dampak mendalam baik di dalam negeri maupun di arena internasional, membawa akhir dari satu babak konflik dan membuka lembaran baru dalam sejarah Vietnam.
2. LATAR BELAKANG
Pasca kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, China, Perancis, dan Inggris turun ke
Vietnam untuk melucuti tentara Jepang. Terjadi konflik antara China dan golongan Viet Minh
yang ingin kemerdekaan Vietnam, sementara Perancis dan Inggris ingin mengembalikan
wilayah tersebut kepada Perancis. Pertempuran besar meletus, di mana Ho Chi Minh dan
pasukan Viet Minh berjuang mengusir Inggris dan Perancis.
Pada 7 Mei 1954, Viet Minh berhasil menaklukkan benteng Dien Bien Phu dan Eleine,
memaksa Inggris dan Perancis mengakui kekalahan mereka. Konferensi Jenewa pada Juli 1954
kemudian menghasilkan Perjanjian Jenewa, yang membagi Vietnam menjadi dua bagian:
Vietnam Utara di bawah kepemimpinan Ho Chi Minh, dan Vietnam Selatan di bawah kekuasaan
kaisar Bao Dai.
3. Perang Vietnam!
Ho Chi Minh menganggap bahwa
eksistensi Vietnam Selatan merupakan
bentuk neo-imperialisme yang dilakukan
oleh bangsa Barat.
Dan keberlangsungan Perang
Vietnam pada 1964-1975 tidak dapat
terlepas dari pengaruh Blok Barat
(Amerika Serikat) dan Blok Timur (Uni
Soviet). Mereka saling memperebutkan
pengaruh kekuasaan dan pengaruh
ideologi di kawasan Vietnam.
Ho Chi Minh
4. Pasukan Vietnam Utara yang berideologi Komunis mendapatkan bantuan persenjataan
dan personel militer dari China dan Uni Soviet. Disisi lain, Vietnam Selatan mendapatkan
bantuan persenjataan dan personel militer dari Amerika Serikat. Pada tahun 1964, Vietnam
Utara membentuk pasukan gerilyawan Viet Cong untuk mendominasi peperangan di Vietnam
Selatan. Dalam pertempuran Tet Offensive (1968) pasukan Vietcong mampu memanfaatkan
kondisi geografis untuk mengalahkan Vietnam Selatan yang mendapatkan bantuan dari
tentara Amerika Serikat.
5. Vietnam Selatan
Menyerah
Pasukan Vietnam Utara yang mendapatkan
momentum kemenangan, terus melakukan
serangan terhadap pasukan Amerika Serikat dan
Vietnam Selatan. Pada tanggal 18 April 1975,
pasukan Vietnam Utara melakukan pertempuran
terakhir di Saigon yang merupakan ibukota dari
Vietnam Selatan.
Pada pertempuran Saigon, Pasukan Vietnam
Utara memperoleh kemenangan penuh dan
presiden Vietnam Selatan Duong van Minh
menyerah tanpa syarat pada tanggal 30 April 1975.
Selanjutnya pasukan Vietnam Utara
mendeklarasikan berdirinya negara Vietnam yang
baru dengan ideologi komunis.
Jatuhnya Saigon: Helikopter Air America mengevakuasi pejabat Vietnam dan
keluarga mereka dari atap gedung apartemen di 22 Gia Long Street di Saigon,
Vietnam Selatan, 29 April 1975.(britannica.com)