SlideShare a Scribd company logo
Uji Tarik
Gabriel Sianturi MT
2
Sifat Mekanik
• Pada proses mendesain produk, ketika memilih material
harus diperhatikan properti (sifat) dari material tersebut,
sehingga pada saat digunakan tidak mengalami
kegagalan (mis: deformasi yang berlebihan, patah)
• Sifat mekanik: kekuatan, keuletan, kekakuan,
kelentingan, ketangguhan, kekerasan, ketahanan
terhadap impak, kekuatan fatique
• Pengujian Mekanik :
Proses pengujian untuk mengetahui sifat mekanik dari
suatu material
3
Tegangan (Stress)
• Tegangan : Gaya yang dikenakan pada benda
dibagi dengan luas penampang benda
A
F
t 

Satuan :
penampang
luas
gaya
tegangan 
(Pa)
Pascal
atau
meter
newton
2
4
Regangan (Strain)
• Ketika suatu beban atau gaya dikenakan pada suatu benda, material
akan berdeformasi
• Batang sepanjang L diberi beban sebesar W  batang berdeformasi
dan mengalami perpanjangan sebesar ΔL
• Regangan batang (ε) : perpanjangan batang/ panjang batang semula
L
L



Satuan:
mm/mm atau m/m
atau %
5
Pengujian Tarik (Tensile Test)
• Mudah, tidak mahal namun spesimen rusak ketika diuji
• Distandarkan (mis: ASTM Standard E8 dan E 8M “Standard
Test Methode for Tension Testing of Metallic Materials” )
• Diperlukan mesin untuk pengujian: mesin uji tarik
• Mesin uji tarik :
- Memberikan gaya tarik pada spesimen
- Mengukur perubahan panjang
- Merekam reaksi material ketika ditarik, ouput adalah kurva
gaya vs perubahan panjang
6
Mesin Uji Tarik
Pengukur regangan
7
Data Uji Tarik
• Data spesimen
- Diameter (d), Hitung luas penampang Ao
- Panjang awal (lo)
• Data yang didapat dari mesin
- Besar gaya yang diberikan (F)
- Besar perubahan panjang yang terjadi (∆l)
8
Grafik yang didapat dari mesin:
Gaya vs perubahan panjang (F vs ∆l)
Grafik hasil perhitungan:
Tegangan vs regangan (σ vs ε)
Dinamakan kurva tegangan-
regangan teknik
0
A
F
teknik)
(tegangan 

0
0
0 l
l
-
l
l
l
teknik)
(regangan 



9
10
Deformasi Elastis
• Untuk metal yang diberi gaya tarik
berlaku hukum Hooke: tegangan
proporsional dengan regangan pada
daerah elastis
• E adalah modulus elastisitas
• Deformasi dimana hubungan
tegangan dan regangan adalah
proporsional dinamakan deformasi
elastis
• Deformasi elastik sifatnya tidak
permanen, artinya jika beban yang
telah diberikan (loading) kemudian
dihilangkan (unloading), benda akan
kembali kebentuknya semula

 E

11
Modulus Elastisitas
• Modulus elastisitas (Young’s Modulus) merupakan ukuran
kekakuan bahan atau ketahanan material terhadap
deformasi elastis
• Satuan (SI): N/m2 (Pa)
• Semakin besar modulus elastisitas, semakin kaku
material, atau semakin kecil regangan elastis untuk suatu
beban yang dikenakan
• Modulus elastisitas merupakan parameter desain yang
penting. Digunakan, misalnya pada perhitungan defleksi
elastis batang
12
13
Modulus Elastisitas
• Pada beberapa
material, misalnya
besi cor kelabu,
polimer, beton, kurva
tegangan- regangan
tidak linier
• Modulus elastisitas :
secant modulus atau
tangent modulus
14
Modulus Elastisitas
• E logam lebih rendah dari E keramik, namun
lebih tinggi dari E polimer
• Pada logam semakin tinggi temperatur, semakin
rendah E
15
Deformasi Plastik
• Ketika material berdeformasi melewati
daerah elastis, hubungan tegangan
dan regangan sudah tidak
proporsional lagi (hukum Hooke tidak
berlaku lagi). Material akan mengalami
deformasi plastik.
• Titik dimana garis pada kurva
tegangan-regangan mulai tidak linear
dinamakan batas proporsional (titik P)
• Deformasi plastik bersifat permanen,
artinya jika beban dihilangkan,
material tidak akan kembali
kebentuknya semula
16
Kekuatan Luluh (Yield Strength)
• Pada logam material mulai
mengalami luluh setelah batas
proporsional tercapai
• Batas proporsional (titik P) kadang-
kadang sulit ditentukan dengan tepat
• Konvesi: dibuat garis yang pararel
dengan garis linear pada kurva
tegangan-regangan pada suatu nilai
offset regangan yang ditentukan
(0.002). Nilai tegangan yang
didapatkan dari perpotongan garis
yang dibuat tersebut dengan kurva
tegangan-regangan pada daerah
plastik, dinamakan kekuatan luluh
(yield strength)
17
Kekuatan Luluh
• Beberapa baja dan
material menunjukkan
titik luluh yang berbeda-
beda pada kurva
tegangan-regangan
• Kekuatan luluh :
tegangan rata-rata
yang berhubungan
dengan titik yield yang
terbawah (lower yield
point)
18
Kekuatan Tarik
• Kekuatan tarik (Tensile
Stregth/TS): tegangan
maksimum yang terjadi
pada kurva tegangan-
regangan
• Merupakan tegangan
maksimum yang dapat
ditahan oleh material
ketika ditarik
• Pada tegangan
maksimum necking
mulai terbentuk.
• Tegangan pada saat
patah dinamakan
tegangan patah
19
Duktilitas
• Keuletan (Ductility): ukuran
derajat deformasi plastik yang
dapat ditahan pada saat patah
• Suatu material yang sedikit
atau tidak mengalami
deformasi plastik sebelum
patah dinamakan material
getas (brittle)
• Duktilitas dinyatakan secara
kuantitas dalam persen
perpanjangan (percent
elongation) atau persen
reduksi luas penampang
(percent area reduction)
20
Duktilitas
)
(
semula
panjang
patah
saat
pada
panjang
:
dimana
100
.
.
%
0
0
0
length
gauge
l
l
l
l
l
L
E
f
f









 

patah
saat
pada
penampang
luas
awal
penampang
luas
:
dimana
100
.
%
0
0
0









 

f
f
A
A
A
A
A
AR
21
Duktilitas
22
Duktilitas
• Duktilitas:
- menunjukkan pada perancang seberapa besar
deformasi plastik yang terjadi sebelum patah pada
struktur
- menunjukkan besarnya deformasi yang diijinkan selama
proses fabrikasi
23
Duktilitas
• Duktilitas meningkat dengan naiknya temperatur
24
25
Kelentingan
• Kelentingan (resilience): kapasitas
material untuk mengabsorbsi
energi ketika berdeformasi elastis
(loading) dan memberikan energi
tersebut ketika beban dilepaskan
(unloading)
• Modulus kelentingan Ur adalah
energi regangan per unit volume
yang dibutuhkan untuk
memberikan tegangan pada
material mulai dari keadaan tidak
ada beban sampai dengan luluh
• Modulus kelentingan merupakan
luas di bawah titik luluh pada
kurva tegangan-regangan
3
2
0
Joule/m
2
2
1
2
1
.
E
E
d
U
y
y
y
y
y
r
y



















 
26
Ketangguhan
• Ketangguhan (Toughness):
ukuran kemampuan material
untuk mengabsorbsi energi
sampai dengan patah
• Merupakan luas sampai dengan
patah di bawah kurva tegangan-
regangan
• Material tangguh: kuat dan
duktil
• Meskipun material getas
mempunyai tegangan luluh dan
tarik yang lebih besar daripada
material duktil, material getas
mempunyai ketangguhan lebih
rendah
Luas ABC > Luas A’B’C’
Material ductile lebih tangguh
daripada material brittle
27
Kurva Tegangan-Regangan Sebenarnya
(True Stress-Strain Curve)
• Setelah terjadi necking, luas
penampang material menurun
dengan cepat
• Kurva Tegangan-regangan
teknik didasarkan pada luas
penampang awal (A0)
• Kurva tegangan-regangan
sebenarnya didasarkan pada
luas penampang sesaat
)
1
ln(
)
1
(
ln
0
0
0














T
T
i
i
i
T
i
T
l
A
l
A
l
l
A
F

More Related Content

Similar to Uji Tarikheueheuiehheujeheihrhjwjwjwj.ppt

3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdfRismanYusuf1
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docxumammuhammad27
 
Tugas material larya 2
Tugas material larya 2Tugas material larya 2
Tugas material larya 2Larya Chaniago
 
Mechanical Properties, measurements, hardness, toughness
Mechanical Properties, measurements, hardness, toughnessMechanical Properties, measurements, hardness, toughness
Mechanical Properties, measurements, hardness, toughnessIslahun Nihayah
 
Laporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanLaporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanTri Lestari
 
2. teori kekuatan_material
2. teori kekuatan_material2. teori kekuatan_material
2. teori kekuatan_materialNiko Sh
 
Material teknik 00
Material teknik 00Material teknik 00
Material teknik 00Alen Pepa
 
Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Feby Aulia
 
Perpatahan dan-kelelahan
Perpatahan dan-kelelahanPerpatahan dan-kelelahan
Perpatahan dan-kelelahanrestuputraku5
 
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)indra mawan
 
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)Ananta Satria Ramadhan
 
Tin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-materialTin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-materialYuneo Nurcahya
 
Perpatahan dan-kelelahan
Perpatahan dan-kelelahanPerpatahan dan-kelelahan
Perpatahan dan-kelelahanrestuputraku5
 

Similar to Uji Tarikheueheuiehheujeheihrhjwjwjwj.ppt (20)

Pengenalan Bahan
Pengenalan BahanPengenalan Bahan
Pengenalan Bahan
 
Sifat material1
Sifat material1Sifat material1
Sifat material1
 
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
 
D047268825
D047268825D047268825
D047268825
 
16 17
16 1716 17
16 17
 
7. Impact Test.pptx
7. Impact Test.pptx7. Impact Test.pptx
7. Impact Test.pptx
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
 
Tugas material larya 2
Tugas material larya 2Tugas material larya 2
Tugas material larya 2
 
Mechanical Properties, measurements, hardness, toughness
Mechanical Properties, measurements, hardness, toughnessMechanical Properties, measurements, hardness, toughness
Mechanical Properties, measurements, hardness, toughness
 
Laporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanLaporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahan
 
Diktat elmes 1
Diktat elmes 1Diktat elmes 1
Diktat elmes 1
 
Tugas pengujian material
Tugas pengujian materialTugas pengujian material
Tugas pengujian material
 
2. teori kekuatan_material
2. teori kekuatan_material2. teori kekuatan_material
2. teori kekuatan_material
 
Material teknik 00
Material teknik 00Material teknik 00
Material teknik 00
 
Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012
 
Perpatahan dan-kelelahan
Perpatahan dan-kelelahanPerpatahan dan-kelelahan
Perpatahan dan-kelelahan
 
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
 
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
 
Tin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-materialTin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-material
 
Perpatahan dan-kelelahan
Perpatahan dan-kelelahanPerpatahan dan-kelelahan
Perpatahan dan-kelelahan
 

Recently uploaded

Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024SABDA
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfindrawatiahmad62
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdfZulkhaidirZulkhaidir
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comFathan Emran
 
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk KaderMateri BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk KaderRemonHendra3
 
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docxLAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docxSriHandayaniLubisSpd
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxAhmadBarkah2
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)LabibAqilFawaizElB
 
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnya
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnyasertifikat dan piagam serta dokumen lainnya
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnyabehindtheuniversex
 
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdftugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdfindahningsih541
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufalKhawariz
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfSriHandayaniLubisSpd
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnalrepyjayanti
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMAgungJakaNugraha1
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...Kanaidi ken
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfSriHandayaniLubisSpd
 
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docxUmpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docxsapudin2
 

Recently uploaded (20)

Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk KaderMateri BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
 
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docxLAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnya
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnyasertifikat dan piagam serta dokumen lainnya
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnya
 
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdftugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
tugas 1.4 keyakinan kelas tugas mandiri.pdf
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
 
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docxUmpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
 

Uji Tarikheueheuiehheujeheihrhjwjwjwj.ppt

  • 2. 2 Sifat Mekanik • Pada proses mendesain produk, ketika memilih material harus diperhatikan properti (sifat) dari material tersebut, sehingga pada saat digunakan tidak mengalami kegagalan (mis: deformasi yang berlebihan, patah) • Sifat mekanik: kekuatan, keuletan, kekakuan, kelentingan, ketangguhan, kekerasan, ketahanan terhadap impak, kekuatan fatique • Pengujian Mekanik : Proses pengujian untuk mengetahui sifat mekanik dari suatu material
  • 3. 3 Tegangan (Stress) • Tegangan : Gaya yang dikenakan pada benda dibagi dengan luas penampang benda A F t   Satuan : penampang luas gaya tegangan  (Pa) Pascal atau meter newton 2
  • 4. 4 Regangan (Strain) • Ketika suatu beban atau gaya dikenakan pada suatu benda, material akan berdeformasi • Batang sepanjang L diberi beban sebesar W  batang berdeformasi dan mengalami perpanjangan sebesar ΔL • Regangan batang (ε) : perpanjangan batang/ panjang batang semula L L    Satuan: mm/mm atau m/m atau %
  • 5. 5 Pengujian Tarik (Tensile Test) • Mudah, tidak mahal namun spesimen rusak ketika diuji • Distandarkan (mis: ASTM Standard E8 dan E 8M “Standard Test Methode for Tension Testing of Metallic Materials” ) • Diperlukan mesin untuk pengujian: mesin uji tarik • Mesin uji tarik : - Memberikan gaya tarik pada spesimen - Mengukur perubahan panjang - Merekam reaksi material ketika ditarik, ouput adalah kurva gaya vs perubahan panjang
  • 7. 7 Data Uji Tarik • Data spesimen - Diameter (d), Hitung luas penampang Ao - Panjang awal (lo) • Data yang didapat dari mesin - Besar gaya yang diberikan (F) - Besar perubahan panjang yang terjadi (∆l)
  • 8. 8 Grafik yang didapat dari mesin: Gaya vs perubahan panjang (F vs ∆l) Grafik hasil perhitungan: Tegangan vs regangan (σ vs ε) Dinamakan kurva tegangan- regangan teknik 0 A F teknik) (tegangan   0 0 0 l l - l l l teknik) (regangan    
  • 9. 9
  • 10. 10 Deformasi Elastis • Untuk metal yang diberi gaya tarik berlaku hukum Hooke: tegangan proporsional dengan regangan pada daerah elastis • E adalah modulus elastisitas • Deformasi dimana hubungan tegangan dan regangan adalah proporsional dinamakan deformasi elastis • Deformasi elastik sifatnya tidak permanen, artinya jika beban yang telah diberikan (loading) kemudian dihilangkan (unloading), benda akan kembali kebentuknya semula   E 
  • 11. 11 Modulus Elastisitas • Modulus elastisitas (Young’s Modulus) merupakan ukuran kekakuan bahan atau ketahanan material terhadap deformasi elastis • Satuan (SI): N/m2 (Pa) • Semakin besar modulus elastisitas, semakin kaku material, atau semakin kecil regangan elastis untuk suatu beban yang dikenakan • Modulus elastisitas merupakan parameter desain yang penting. Digunakan, misalnya pada perhitungan defleksi elastis batang
  • 12. 12
  • 13. 13 Modulus Elastisitas • Pada beberapa material, misalnya besi cor kelabu, polimer, beton, kurva tegangan- regangan tidak linier • Modulus elastisitas : secant modulus atau tangent modulus
  • 14. 14 Modulus Elastisitas • E logam lebih rendah dari E keramik, namun lebih tinggi dari E polimer • Pada logam semakin tinggi temperatur, semakin rendah E
  • 15. 15 Deformasi Plastik • Ketika material berdeformasi melewati daerah elastis, hubungan tegangan dan regangan sudah tidak proporsional lagi (hukum Hooke tidak berlaku lagi). Material akan mengalami deformasi plastik. • Titik dimana garis pada kurva tegangan-regangan mulai tidak linear dinamakan batas proporsional (titik P) • Deformasi plastik bersifat permanen, artinya jika beban dihilangkan, material tidak akan kembali kebentuknya semula
  • 16. 16 Kekuatan Luluh (Yield Strength) • Pada logam material mulai mengalami luluh setelah batas proporsional tercapai • Batas proporsional (titik P) kadang- kadang sulit ditentukan dengan tepat • Konvesi: dibuat garis yang pararel dengan garis linear pada kurva tegangan-regangan pada suatu nilai offset regangan yang ditentukan (0.002). Nilai tegangan yang didapatkan dari perpotongan garis yang dibuat tersebut dengan kurva tegangan-regangan pada daerah plastik, dinamakan kekuatan luluh (yield strength)
  • 17. 17 Kekuatan Luluh • Beberapa baja dan material menunjukkan titik luluh yang berbeda- beda pada kurva tegangan-regangan • Kekuatan luluh : tegangan rata-rata yang berhubungan dengan titik yield yang terbawah (lower yield point)
  • 18. 18 Kekuatan Tarik • Kekuatan tarik (Tensile Stregth/TS): tegangan maksimum yang terjadi pada kurva tegangan- regangan • Merupakan tegangan maksimum yang dapat ditahan oleh material ketika ditarik • Pada tegangan maksimum necking mulai terbentuk. • Tegangan pada saat patah dinamakan tegangan patah
  • 19. 19 Duktilitas • Keuletan (Ductility): ukuran derajat deformasi plastik yang dapat ditahan pada saat patah • Suatu material yang sedikit atau tidak mengalami deformasi plastik sebelum patah dinamakan material getas (brittle) • Duktilitas dinyatakan secara kuantitas dalam persen perpanjangan (percent elongation) atau persen reduksi luas penampang (percent area reduction)
  • 22. 22 Duktilitas • Duktilitas: - menunjukkan pada perancang seberapa besar deformasi plastik yang terjadi sebelum patah pada struktur - menunjukkan besarnya deformasi yang diijinkan selama proses fabrikasi
  • 23. 23 Duktilitas • Duktilitas meningkat dengan naiknya temperatur
  • 24. 24
  • 25. 25 Kelentingan • Kelentingan (resilience): kapasitas material untuk mengabsorbsi energi ketika berdeformasi elastis (loading) dan memberikan energi tersebut ketika beban dilepaskan (unloading) • Modulus kelentingan Ur adalah energi regangan per unit volume yang dibutuhkan untuk memberikan tegangan pada material mulai dari keadaan tidak ada beban sampai dengan luluh • Modulus kelentingan merupakan luas di bawah titik luluh pada kurva tegangan-regangan 3 2 0 Joule/m 2 2 1 2 1 . E E d U y y y y y r y                     
  • 26. 26 Ketangguhan • Ketangguhan (Toughness): ukuran kemampuan material untuk mengabsorbsi energi sampai dengan patah • Merupakan luas sampai dengan patah di bawah kurva tegangan- regangan • Material tangguh: kuat dan duktil • Meskipun material getas mempunyai tegangan luluh dan tarik yang lebih besar daripada material duktil, material getas mempunyai ketangguhan lebih rendah Luas ABC > Luas A’B’C’ Material ductile lebih tangguh daripada material brittle
  • 27. 27 Kurva Tegangan-Regangan Sebenarnya (True Stress-Strain Curve) • Setelah terjadi necking, luas penampang material menurun dengan cepat • Kurva Tegangan-regangan teknik didasarkan pada luas penampang awal (A0) • Kurva tegangan-regangan sebenarnya didasarkan pada luas penampang sesaat ) 1 ln( ) 1 ( ln 0 0 0               T T i i i T i T l A l A l l A F