1. Marketing Performance Model Of Micro Business Scale Womenpreneurs Based On
Competence In Riau Province
Promotor : Prof. Dr. Zulkarnain, SE., MM
Ko-Promotor 1 : Dr. Alvi Furwanti Alwie, SE., MM
Ko-Promotor 2 : Dr. Gatot Wijayanto, SE., M.Si
Dosen Penguji : Prof. Dr. Susi Hendriani, SE., M.Si
Internal : Dr. Samsir, SE., M.Si
: Dr. Kamaliah, SE., MM., Ak.
Dosen Penguji : Prof. Dr. R. Arief Helmi, SE., M.Si
Eksternal
PROGRAM DOKTOR MANAJEMEN
UNIVERSITAS RIAU
2023
OVERVIEW
2. 04
LATAR BELAKANG
KAJIAN TEORITIS
PEMBAHASAN
NOVELTY
05
PARADIGMA PENELITIAN
METODE PENELITIAN
01
10
02
03
07
08
HASIL PENELITIAN
09
KESIMPULAN DAN SARAN
HIPOTESIS 06
STATE OF THE ART
KONSEP & PENGUKURAN VARIABEL
KERANGKA PEMIKIRAN
LAMPIRAN :
RANCANGAN UJI HIPOTESIS
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN
LOADING FACTOR INDIKATOR VARIABEL
NILAI AVERAGE VARIANCE EXTRACTED (AVE)
NILAI CRONBACH’S ALPHA DAN COMPOSITE RELIABILITY
NILAI KOEFISIEN JALUR DAN T-HITUNG
Open
Disertasi
File
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN
NILAI AVERAGE VARIANCE EXTRACTED (AVE)
MAPPING NOVELTY
4. LATAR BELAKANG
UMKM Kriteria UMKM (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008)
No. Ukuran Usaha
Kriteria
Aset
(tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha)
Omset
(dalam 1 tahun)
1. Mikro Maksimal Rp. 50 Juta Maksimal Rp. 300 Juta
2. Kecil Rp. 50 Juta – Rp. 500 Juta Rp. 300 Juta – Rp. 2,5 Milliar
3. Menengah Rp. 500 Juta – Rp. 10 Milliar Rp. 2,5 Milliar – Rp. 50 Milliar
4. Besar Lebih dari Rp. 10 Milliar Lebih dari Rp. 50 Milliar
Kriteria UMKM (World Bank)
No. Ukuran Usaha Jumlah Tenaga Kerja
1. Mikro < 10 Orang tenaga kerja
2. Kecil < 30 Orang tenaga kerja
3. Menengah Hingga 300 Orang tenaga kerja
4. Besar -
5. LATAR BELAKANG
UMKM
Usaha produktif yang dikelola oleh satu orang atau lebih dan telah memenuhi
kriteria.
50,000,000
52,000,000
54,000,000
56,000,000
58,000,000
60,000,000
62,000,000
64,000,000
66,000,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pertumbuhan UMKM Indonesia
- Menyerap ± 97% tenaga kerja
- 98,6 % usaha mikro
- 1,22% kecil dan menengah
- 0,1% besar
Pelaku utama dalam kegiatan ekonomi, pemberi lapangan kerja terbesar, pemain kunci dalam
pembangunan ekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat, pencipta pasar baru dan sumber
inovasi.
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2021
6. Wirausaha Pria dan Wanita di Provinsi Riau
Wirausaha Pria Wirausaha Wanita
45%
55%
Sumber : FGD Disperindagkop-UKM, 2021
Kesenjangan (GAP) Empiris
Akses Pasar
Kompetensi
Masyarakat Patriakis
Keahlian hanya dibidang informal
Inkonsistensi antara pekerjaan dan Sumpah rumah tangga
Adanya komunitas Wirausaha Wanita
Missing middle
Ana et al. (2019)
Akses Finansial yang mudah
Peluang Usaha Lebih Tinggi
Kesempatan Meningkatkan Kompetensi
Keahlian dibidang formal
Edward P. Lazear, (2005)
LATAR BELAKANG
7. LATAR BELAKANG
UMKM Womenpreneur Skala Usaha Mikro di Enam Kabupaten / Kota Provinsi Riau
Tahun 2020
No. Kabupaten / Kota
Jumlah Womenpreneur
(Orang)
Keterangan
1. Kampar 21.179 Riau Daratan
2. Bengkalis 17.655 Riau Pesisir
3. Dumai 13.492 Riau Kota
4. Pekanbaru 6.667 Riau Kota
5. Kuantan Singingi 5.185 Riau Daratan
6. Kepulauan Meranti 4.001 Riau Pesisir
Jumlah 68.179
Sumber : Data Olahan, 2021
8. THEORY GAP
Perbedaan wirausaha wanita di Negara berkembang dan Negara Maju (Ana et al.,2019)
Pada sebagian besar negara berkembang, promosi usaha mikro lebih dipandang sebagai proses
pembangunan untuk pengentasan kemiskinan daripada aktivitas kewirausahaan yang kuat untuk
menumbuhkan bisnis (Krishnan & Kamalnabhan, 2015).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria dan wanita menggunakan strategi dan struktur
organisasi yang berbeda saat mengelola perusahaan bisnis (Hisrich dan Brush, 1984 ; Zapalska,
1997 ; Bird and Brush, 2002 ; Klyver dan Grant, 2010 ; Hechavarria dkk., 2018 ; Kata dkk., 2014 ).
Lazear mengembangkan teorinya dengan istilah “Jack-of-all-trade” yang mengasumsikan
bahwa wirausahawan membutuhkan pengetahuan yang cukup diberbagai bidang agar
berhasil dan hal ini hanya berlaku untuk pria serta tidak berlaku bagi wanita.
Hipotesis Lazear juga berlaku untuk wanita, meskipun dengan asumsi yang
berbeda (Tegtmeier et al., 2016)
9. RESEARCH GAP
Secara eksplisit dalam penelitian sebelumnya menemukan bahwa tidak ada tanda-
tanda perbedaan antara wirausaha pria dan wanita (Jayawardane, 2016)
Pria dan wanita menggunakan strategi dan struktur organisasi yang berbeda saat
mengelola perusahaan bisnis (Poudel et al., 2019)
Pada sebagian besar negara berkembang, promosi usaha mikro lebih dipandang sebagai
proses pembangunan untuk pengentasan kemiskinan daripada aktivitas kewirausahaan
yang kuat untuk menumbuhkan bisnis (Krishnan & Kamalnabhan, 2015)
Peran keluarga, stereotype gender dan praktik diskriminatif berkontribusi terhadap
keterbatasan perempuan dalam berwirausaha (Wang, 2019)
10. TUJUAN PENELITIAN
1.Mengkaji pengaruh innovation capability terhadap competence.
2.Mengkaji pengaruh digital marketing terhadap competence.
3.Mengkaji pengaruh innovation capability terhadap marketing
performance.
4.Mengkaji pengaruh digital marketing terhadap marketing performance.
5.Mengkaji pengaruh competence terhadap marketing performance.
6.Mengkaji pengaruh innovation capability terhadap marketing performance
yang dimediasi oleh competence.
7.Mengkaji pengaruh digital marketing terhadap marketing performance
yang dimediasi oleh competence.
8.Mengkaji pengaruh comptence terhadap marketing performance yang
dapat diperkuat atau dilemahkan oleh knowledge transfer.
9.Mengkaji pengaruh comptence terhadap marketing performance yang
dapat diperkuat atau dilemahkan oleh networking.
12. STATE OF THE ART
1. Fokus pada skala usaha mikro, khusus wirausaha wanita.
2. Fokus pada usaha wirausaha wanita di Provinsi Riau.
3. Menguji adanya peran knowledge transfer dan networking sebagai varabel
moderating yang dapat memperkuat pengaruh antara competence terhadap
marketing performance.
4. Fokus pada wirausaha wanita yang memiliki kemampuan inovasi dalam
pembaharuan produk, inovasi dalam mengembangkan proses produksi
dan kemampuan inovasi dalam pembaharuan promosi pemasaran.
5. Fokus pada wirausaha wanita yang memanfaatkan digital marketing
dalam kegiatan promosi.
6. Menguji pengaruh innovation capability, digital marketing terhadap
competence serta dampaknya terhadap marketing performance dengan
knowledge transfer dan networking sebagai moderator dimana penelitian
ini belum pernah ada yang meneliti secara bersama-sama.
PENELITIAN
14. HIPOTESIS
1. Innovation capability mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
competence.
2. Digital marketing mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
competence.
3. Innovation capability mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
marketing performance.
4. Digital marketing mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
marketing performance.
5. Competence mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap marketing
performance.
6. Competence dapat berperan sebagai mediasi antara innovation capability terhadap
marketing performance.
7. Competence dapat berperan sebagai mediasi antara digital marketing terhadap
marketing performance.
8. Knowledge transfer dapat memperkuat pengaruh antara comptence terhadap
marketing performance.
9. Networking dapat memperkuat pengaruh antara comptence terhadap marketing
performance.
16. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian deduktif yang menggunakan teknik
pengukuran dan pengambilan sampel untuk pengumpulan data (Hair Jr. et. al., 2019). Populasi dalam penelitian ini adalah wirausaha wanita
dengan skala usaha mikro di Provinsi Riau yaitu Kabupaten Kampar dan Kuantan Singingi, Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti,
Pekanbaru dan Dumai yang berjumlah sebanyak 68.179 wirausaha wanita.
2. Sampel
Sampel diambil dengan rumus Krejcie-Morgan (Sugiyono, 2017) dengan pendekatan stratified random sampling. Berdasarkan hasil
penghitungan menggunakan rumus Krejcie-Morgan, diperoleh jumlah sampel secara keseluruhan (6 Kabupaten/Kota) sebanyak 382 sampel
dengan kriteria memiliki legalitas usaha minimal surat keterangan dari RT/RW, dengan usia usaha minimal 1 tahun. Adapun distribusi sampel
dilakukan dengan proporsional random sampling :
Tabel Distribusi Sampel Tabel Distribusi Sampel Berdasarkan Bidang Usaha
17. OPERASIONAL VARIABEL
No. Variabel Dimensi Indikator Skala
Item
Pertanyaan
1.
Innovation Capability
“Suatu kemampuan inovasi
yang dimiliki dalam
mengembangkan
kebaharuan produk,
proses produksi dan
proses pemasaran”
Inovasi Produk
a. Pembaharuan
produk
b.Kualitas Bahan
baku
Ordinal 1-4
Inovasi Proses
a. Ketepatan
b.Kecepatan
c. Responsivness
5-10
Inovasi
Pemasaran
a. Strategi
b.Taktik
c. Value
11-16
2.
Digital Marketing
“Kegiatan pemasaran yang
memanfaatkan teknologi
Digital dalam membangun
komunikasi yang baik
dengan konsumen”
Media Sosial
a. Facebook
b.Instagram
Ordinal
17-18
Social Contact
a. Whatapp
b. Messenger
19-20
Jasa delivery
a. Gojek
b. Grab
21-22
3.
Competence
“Kompetensi merupakan
karakteristik mendasar
seseorang yang memiliki
pengetahuan,
keterampilan, atau
kemampuan yang
diperlukan untuk
melakukan suatu
pekerjaan”.
Kepribadian
a. Percaya diri
b. Bertanggung-
jawab
Ordinal
23-26
Keterampilan
a. Komunikasi
b. Manajemen
bisnis
27-30
Pengetahuan
a. Pemahaman
bisnis
b.Pengalaman
bisnis
31-34
Kinerja individu
a. Kualitas
b.Kuantitas
35-38
4.
Knowledge Transfer
“Merupakan suatu konsep
proses pertukaran dan
berbagi pengetahuan yang
dilakukan oleh satu atau
sekelompok orang untuk
meningkatkan wawasan
penerima melalui sumber
yang memberikan
pengetahuan”.
Karakteristik
Sumber
a. Pengalaman
b.Kepercayaan
c. Kemampuan
Ordinal
39-44
Proses
a. Pelatihan
b. Pendidikan
c. Workshop
45-50
Karakteristik
Penerima
a. Daya serap
b. Penguasaan
c. Keterampilan
51-56
5.
Networking
“Hubungan antar personil
dalam organisasi untuk
meningkatkan kemampuan
dalam mempertahankan
bisnis.”
Hubungan
personil
a. Hubungan dengan
pemasok
b.Hubungan dengan
pelanggan
Ordinal
57-60
Jaringan bisnis
a.Organisasi
b.Komunitas
61-64
Jaringan sosial
a. Masyarakat
b.Lembaga Sosial
65-68
6.
Marketing Performance
“Merupakan suatu konsep
dalam mengukur dampak
dari strategi yang
diterapkan terhadap
keberhasilan Usaha”
Keberhasilan
Usaha
a. Pertumbuhan
penjualan
b.Tingkat pelanggan
baru
Ordinal
69-72
Kepuasan
Pelanggan
a. Kesesuaian
harapan
b.Minat berkunjung
kembali
c. Merekomendasikan
73-78
No. Variabel Dimensi Indikator Skala
Item
Pertanyaan
18. ANALISA DATA
1. Analisa Deskriptif
2. Pengujian Instrumen (Uji Validitas dan Reliabilitas)
3. Analisis Struktural Equation Modeling Partial Least
Square / PLS (Pengujian Outer Model dan Inner Model)
4. Pengujian Hipotesis
a.Pengujian Outer Model (Convergent Validity, Discriminant
Validity, dan Reliability)
b.Pengujian Inner Model (R Square, f Square dan Q Square)
19. 04
Responden Berdasarkan Usia
Responden Berdasarkan Status Perkawinan
05
06
07
01
02
03
08
09
10
11
Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Responden Berdasarkan Motivasi Usaha
Responden Berdasarkan Bidang Usaha
Responden Berdasarkan Umur Usaha
Responden Berdasarkan Tenaga Kerja
Responden Berdasarkan Omset Perbulan
Pengujian Instrumen (Uji Validitas dan Reliabilitas)
SEM-PLS Outer Model (Convergent Validity)
SEM-PLS Outer Model (Discriminant Validity)
SEM-PLS Outer Model (Reliability)
SEM-PLS Inner Model (R Square)
SEM-PLS Inner Model (f Square)
SEM-PLS Inner Model (Q Square)
Hasil Pengujian Hipotesis
12
13
14
15
16
20. HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Wirausaha wanita di provinsi Riau di dominasi oleh generasi X. Hal ini sesuai dengan klasifikasi generasi
Kohort yang merupakan suatu penggolongan pada subjek yang berdasarkan pada tahun kelahiran yang
mana generasi X merupakan generasi yang tahun 1965 dan 1980. Generasi X memiliki sikap yang lebih
terbuka dalam berkomunikasi secara langsung atau lewat media sosial yang standar, menghargai proses
dalam pekerjaan, aktif mendapatkan informasi, berkomitmen terhadap tugas sehingga memiliki motivasi
mendirikan usaha yang berasal dari diri sendiri. Sedangkan minoritas wirausaha wanita di provinsi Riau
yang berusia lebih dari 60 tahun sebesar 2% (generasi baby boomers) yang memiliki karakter menghargai
hubungan dengan orang lain, memiliki kepercayaan diri yang tinggi, memiliki jiwa pekerja keras yang
percaya bahwa kesuksesan datang dari mendedikasikan banyak waktu dan usaha.
No. Usia
Bidang Usaha (orang)
Jumlah
Persenta
se
(%)
Kuliner Fashion Kriya
1 <20 Tahun 4 2 8 14 4
2 20 - 29 Tahun 51 25 18 94 25
3 30 - 39 Tahun 66 33 6 105 27
4 40 - 49 Tahun 81 30 4 115 30
5 50 - 59 Tahun 27 15 3 45 12
6 > 60 Tahun 6 1 2 9 2
Jumlah 235 106 41 382 100
21. HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Mayoritas wirausaha wanita di provinsi Riau berstatus menikah (69%). Sedangkan minoritas wirausaha
wanita di provinsi Riau berstatus cerai (4%). Hal tersebut memberikan gambaran bahwa wirausaha wanita
di Provinsi Riau pada umumnya adalah seorang Ibu Rumah Tangga yang memiliki keluarga (suami dan
anak) dengan tujuan untuk menambah pendapatan keluarga. Dapat dikatakan bahwa wirausaha wanita
dalam membangun usaha sangat memerlukan dukungan kerluarga untuk mencapai keberhasilan. Karena
sejak lahir, budaya patriarchy sudah ditanamkan dikebanyakan keluarga yang ada di Indonesai. Selagi
kesetaraan gender bukanlah hal yang serius untuk kebanyakan masyarakat Indonesia, maka budaya
“patriarchy always be there” (budaya patriarchy akan selalu ada)
No. Status Perkawinan
Bidang Usaha (orang)
Jumlah
Persentase
(%)
Kuliner Fashion Kriya
1 Menikah 167 78 18 263 69
2 Belum menikah 55 25 23 103 27
3 Cerai 13 3 0 16 4
Jumlah 235 106 41 382 100
22. HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Mayoritas wirausaha wanita di provinsi Riau memiliki pendidikan yang hanya sampai sekolah tingkat
menengah (SMA) dan wirausaha wanita tersebut mampu dalam menjalankan bisnis bahkan mampu
bertahan selama puluhan tahun. Para wirausaha wanita di provinsi Riau memperoleh keterampilan dari
pelatihan yang diadakan oleh pemerintah, organisasi bisnis, pihak swasta maupun diajarkan oleh keluarga
yang lebih mahir dalam bidang bisnis yang dijalankannya.
No.
Pendidikan
Terakhir
Bidang Usaha (orang)
Jumlah
Persentase
(%)
Kuliner Fashion Kriya
1 SD / Sederajat 3 0 0 3 1
2 SMP / Sederajat 26 3 0 29 8
3 SMA / Sederajat 161 81 27 269 70
4 Diploma 6 3 0 9 2
5 Strata Satu (S1) 37 16 14 67 18
6 Strata Dua (S2) 2 3 0 5 1
Jumlah 235 106 41 382 100
23. HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Berdasarkan Motivasi Usaha
Mayoritas wirausaha wanita di provinsi Riau memiliki motivasi usaha berdasarkan niat sendiri (90%).
Sedangkan minoritas wirausaha wanita memiliki motivasi usaha yang berasal dari warisan orangtua (1%).
Hal tersebut memberikan gambaran bahwa motivasi wirausaha wanita di provinsi Riau dalam mendirikan
usaha adalah berasal dari diri sendiri dengan tujuan agar bisa menambah pendapatan keluarga. Dengan
dorongan/ motivasi yang berpijak pada teori kebutuhan Maslow.
No. Motivasi Usaha
Bidang Usaha (orang)
Jumlah
Persentase
(%)
Kuliner Fashion Kriya
1 Niat Sendiri 207 97 39 343 90
2 Usaha Keluarga 22 9 2 33 9
3 Warisan Orangtua 6 0 0 6 1
Jumlah 235 106 41 382 100
24. HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Usaha
Hasil penelitian menunjukkan bidang usaha terbanyak adalah bisnis kuliner, alasan memilih bisnis
kuliner karena merupakan bisnis yang tergolong mudah dilakukan oleh semua orang teruma bagi wanita
karena memasak merupakan tugas rutin sehari-hari yang dilakukan untuk keluarga. Selain itu, bisnis kuliner
tidak memerlukan modal yang besar, bahkan bisa menjadi tempat menyalurkan hobi, tidak perlu menyewa
tempat dan karyawan yang banyak, serta memiliki pangsa pasar yang luas karena setiap orang
membutuhkan makanan.
No. Jenis Kuliner Jumlah Persentase (%)
1 Warung makan / katering 147 62,55
2 Kue kering 33 14,04
3 Kue basah 43 18,30
4 Minuman 12 5,11
Jumlah 235 100
25. HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Usaha
Mayoritas wirausaha wanita di provinsi Riau memiliki usaha berumur 1 sampai 2 tahun (35%).
Sedangkan minoritas memiliki umur usaha 7 hingga 9 (11%). Hal ini memberikan gambaran bahwa
banyaknya pelaku wirausaha wanita yang tumbuh sesuai dengan perkembangan zaman seiring dengan
munculnya kuliner kekinian yang bisa dijadikan ide bisnis. Wiarusaha wanita mendirikan usaha dengan
tujuan untuk melihatkan kemampuan dan prestasinya dalam membantu ekonomi rumah tangga.
No. Umur Usaha
Bidang Usaha (orang)
Jumlah
Persentase
(%)
Kuliner Fashion Kriya
1 1 - 3 Tahun 79 29 26 134 35
2 4 - 6 Tahun 64 36 6 106 28
3 7 - 9 Tahun 34 5 3 42 11
4 Lebih 10 Tahun 58 36 6 100 26
Jumlah 235 106 41 382 100
26. HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Berdasarkan Tenaga Kerja
Mayoritas wirausaha wanita di provinsi Riau memiliki tenaga kerja 1 hingga 2 orang (59%). Sedangkan
minoritas memiliki tenaga kerja antara 6 sampai 8 orang (3%). Hal ini memberikan gambaran bahwa usaha
mikro pada dasarnya memiliki karyawan kurang dari 10 (sepuluh) orang. Hasil tersebut sejalan dengan
World Bank yang mengklasifikasikan usaha mikro dengan menggunakan pendekatan berdasarkan jumlah
karyawan yaitu kurang dari 10 (sepuluh) karyawan.
No. Tenaga Kerja
Bidang Usaha (orang)
Jumlah
Persentase
(%)
Kuliner Fashion Kriya
1 1 - 2 Orang 128 70 28 226 59
2 3 - 5 Orang 90 26 13 129 34
3 6 - 8 Orang 7 5 0 12 3
4 9 - 10 Orang 10 5 0 15 4
Jumlah 235 106 41 382 100
27. HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Berdasarkan Omset Perbulan
Mayoritas wirausaha wanita di provinsi riau memiliki omset perbulan sebanyak Rp. 5.000.000 hingga Rp.
10.000.000 (44%) . Sedangkan minoritas memiliki omset perbulan Rp. 15.000.000 hingga Rp. 20.000.000
(7%). Hal tersebut memberikan gambaran bahwa wirausaha wanita di provinsi Riau tidak didasarkan pada
motivasi yang berorientasi pada pertumbuhan bisnis dan belum memaksimal pendapatan melalui usahanya.
No. Omset Perbulan
Bidang Usaha (orang)
Jumlah
Persentase
(%)
Kuliner Fashion Kriya
1 Rp. 1 jt - Rp. 5 Jt 30 41 17 88 23
2 Rp. 5 jt - Rp. 10 jt 112 37 19 168 44
3 Rp. 10 jt - Rp. 15 jt 57 12 2 71 19
4 Rp. 15 jt - Rp, 20 jt 18 8 1 27 7
5 > Rp. 20 jt 18 8 2 28 7
Jumlah 235 106 41 382 100
28. HASIL PENELITIAN
1. Pengujian Instrumen
Hasil Uji Validitas
Berdasarkan hasil pengolahan dapat dilihat bahwa seluruh item pertanyaan memiliki koefisien
validitas yang lebih besar dari rtabel 0.361, sehingga item-item tersebut layak digunakan
sebagai alat ukur dalam penelitian dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
Hasil Uji Reliabilitas
Nilai reliabilitas butir pertanyaan pada kuesioner masing-masing variabel
lebih besar dari 0.7. Hasil ini menunjukkan bahwa butir-butir pertanyaan
pada kuesioner andal untuk mengukur variabel dalam penelitian ini
sehingga dapat dilakukan pengujian selanjutnya.
Variabel
Koefisien
Reliabilitas
R kritis Kesimpulan
Innovation Capability (X1) 0.924 0.7 Reliabel
Digital Marketing (X2) 0.874 0.7 Reliabel
Competence (Z) 0.871 0.7 Reliabel
Knowledge Transfer (M1) 0.975 0.7 Reliabel
Networking (M2) 0.806 0.7 Reliabel
Marketing Performance (Y) 0.886 0.7 Reliabel
29. HASIL PENELITIAN
2. Analisis Struktural Equation Modeling Partial Least Square / PLS
a.Pengujian Outer Model (Convergent Validity)
1) Nilai loading factor yang diperoleh
lebih besar dari R kritirs sehingga
dapat dikatakan bahwa seluruh
konstruk dinyatakan valid.
2) Seluruh variabel laten memiliki nilai
AVE yang lebih besar dari 0.5,
sehingga seluruh konstrak
dinyatakan valid.
30. HASIL PENELITIAN
2. Analisis Struktural Equation Modeling Partial Least Square / PLS
a.Pengujian Outer Model (Discriminant Validity)
Dapat diketahui bahwa seluruh indikator
memiliki korelasi yang tinggi terhadap
konstruknya dibandingkan dengan
konstruk yang lain. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model penelitian
memiliki validitas diskriminan yang baik
pada discriminant validity cross loading.
31. HASIL PENELITIAN
2. Analisis Struktural Equation Modeling Partial Least Square / PLS
a.Pengujian Outer Model (Reliability)
Seluruh konstruk laten memiliki nilai cronbach’s
alpha dan composite reliability lebih dari 0.7,
hal tersebut mengindikasikan bahwa konstruk
laten memiliki reliability yang baik. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa seluruh konstruk laten
memiliki reliability yang baik.
Laten Cronbach's Alpha Composite Reliability
X1 0.933 0.945
X1.1 0.762 0.894
X1.2 0.871 0.921
X1.3 0.876 0.924
X2 0.900 0.924
X2.1 0.915 0.959
X2.2 0.873 0.940
X2.3 0.908 0.956
Z 0.946 0.955
Z1 0.880 0.943
Z2 0.872 0.940
Z3 0.821 0.918
Z4 0.886 0.946
M1 0.957 0.963
M1.1 0.878 0.925
M1.2 0.914 0.946
M1.3 0.941 0.962
M2 0.898 0.922
M2.1 0.784 0.903
M2.2 0.884 0.945
M2.3 0.816 0.916
Y 0.891 0.920
Y1 0.836 0.924
Y2 0.866 0.918
32. HASIL PENELITIAN
2. Analisis Struktural Equation Modeling Partial Least Square / PLS
b. Pengujian Inner Model (R Square)
1. Nilai R-Square variabel Competence (Z) sebesar 0.563 yang berarti bahwa Innovation Capability (X1)
dan Digital Marketing (X2) memberikan kontribusi pengaruh sebesar 0.563 atau 56.3% terhadap
Competence (Z) dengan kategori moderate. Sedangkan sisanya sebesar 43.7% merupakan pengaruh
dari faktor lain yang tidak diamati.
2. R-Square untuk variabel Marketing Performance (Y) sebesar 0.806 yang berarti bahwa Innovation
Capability (X1), Digital Marketing (X2), Knowledge Transfer (M1), Networking (M2), Marketing
Performance (Y), Marketing Performance dimoderasi Knowledge Transfer (Z*M1), dan Marketing
Performance dimoderasi Networking (Z*M2) memberikan kontribusi pengaruh sebesar 0.806 atau
80.6% terhadap Marketing Performance (Y) dengan kategori kuat. Sedangkan sisanya sebesar
43.7% merupakan pengaruh dari faktor lain yang tidak diamati.
Endogen R Square Kuat Hubungan
Competence (Z) 0.563 Moderate
Marketing Performance (Y) 0.806 Kuat
33. HASIL PENELITIAN
2. Analisis Struktural Equation Modeling Partial Least Square / PLS
b. Pengujian Inner Model (f Square)
1. Variabel Innovation Capability (X1) memiliki pengaruh
dengan kategori besar dalam mempengaruhi
Competence (Z). Sedangkan Digital Marketing (X2)
memiliki pengaruh dengan kategori menengah dalam
mempengaruhi Competence (Z).
2. Innovation Capability (X1), Digital Marketing (X2),
Knowledge Transfer (M1), Networking (M2), Marketing
Performance dimoderasi Knowledge Transfer (Z*M1),
dan Marketing Performance dimoderasi Networking
(Z*M2) memiliki pengaruh dengan kategori kecil dalam
mempengaruhi Marketing Performance (Y). Sedangkan
Competence (Z) memiliki pengaruh dengan kategori
besar dalam mempengaruhi Marketing Performance
(Y).
Variabel Effect Size Rating
Competence (Z)
Innovation Capability (X1) 0.360 Besar
Digital Marketing (X2) 0.181 Menengah
Marketing Performance (Y)
Innovation Capability (X1) 0.026 Kecil
Digital Marketing (X2) 0.043 Kecil
Knowledge Transfer (M1) 0.084 Kecil
Networking (M2) 0.062 Kecil
Competence (Z) 0.456 Besar
Marketing Performance
dimoderasi Knowledge Transfer
(Z*M1)
0.015 Kecil
Marketing Performance
dimoderasi Networking (Z*M2)
0.013 Kecil
34. HASIL PENELITIAN
2. Analisis Struktural Equation Modeling Partial Least Square / PLS
b. Pengujian Inner Model (Q Square)
Nilai Q2 (Q-square predictive relevance) yang diperoleh adalah 0.915. Karena nilainya lebih
besar dari 0 (nol) artinya model mempunyai nilai predictive relevance yang memadai.
Variabel R Square 1-R Square
Competence (Z)
0.563
0.437
Marketing Performance (Y)
0.806
0.194
Q2 = Q2 = 1- (1-R1
2) (1-R2
2) = 0.915
35. HASIL PENELITIAN
3. Hasil Pengujian Hipotesis
Pengaruh
Koefisien
Jalur
T-hitung P value Keterangan
X1 -> Z 0.491 11.960 0.000 Berpengaruh Signifikan
X2 -> Z 0.348 7.644 0.000 Berpengaruh Signifikan
X1 -> Y 0.106 2.534 0.011 Berpengaruh Signifikan
X2 -> Y 0.125 3.269 0.001 Berpengaruh Signifikan
Z -> Y 0.491 8.819 0.000 Berpengaruh Signifikan
X1 -> Z -> Y 0.241 6.980 0.000 Berpengaruh Signifikan
X2 -> Z -> Y 0.171 5.720 0.000 Berpengaruh Signifikan
Z*M1 -> Y 0.075 2.362 0.018 Berpengaruh Signifikan
Z*M2 -> Y 0.063 2.091 0.037 Berpengaruh Signifikan
36. 04
05
06
07
01
02
03
08
09
Pengaruh Innovation Capability (X1) terhadap Competence (Z)
Pengaruh Digital Marketing (X2) terhadap Competence (Z)
Pengaruh Innovation Capability (X1) terhadap Marketing Performance (Y)
Pengaruh Digital Marketing (X2) terhadap Marketing Performance (Y)
Pengaruh Competence (Z) terhadap Marketing Performance (Y)
Pengaruh Innovation Capability (X1) terhadap Marketing Performance (Y) melalui Competence (Z)
Pengaruh Digital Marketing (X2) terhadap Marketing Performance (Y) melalui Competence (Z)
Pengaruh Competence (Z) dimoderasi Knowledge Transfer (Z*M1) terhadap Marketing Performance (Y)
Pengaruh Competence (Z) dimoderasi Networking (Z*M2) terhadap Marketing Performance (Y)
10
Novelty
37. PEMBAHASAN
Pengaruh Innovation Capability (X1) terhadap Competence (Z)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa innovation capability berpengaruh signifikan
terhadap competence wirausaha wanita skala usaha mikro di provinsi Riau. Seorang wirausaha ingin berhasil
dalam menghadapi persaingan yang terbuka dalam era global saat ini harus memiliki jiwa kewirausahaan yang
kreatif dan inovatif, terlebih melihat kondisi saat ini tentu diperlukan wirausaha yang modern, yang lebih
memiliki wawasan, berpikiran jauh ke depan, mengikuti perkembangan, terbuka terhadap konsep dan ide baru.
Sehingga dalam menerapkan ide kreatif dan inovatif dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh, tekun, konsisten,
dan penuh motivasi yang tinggi.
Pengaruh Digital Marketing (X2) terhadap Competence (Z)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa digital marketing berpengaruh
signifikan terhadap competence wirausaha wanita skala usaha mikro di provinsi Riau. Tidak dapat
dipungkiri bahwa perkembangan zaman begitu cepat berlalu. Kegiatan memasarkan produk
maupun jasa ikut merasakan imbasnya sesuai dengan perkembangan zaman yang dahulunya
kegiatan pemasaran dilakukan secara tradisional yaitu dengan berinteraksinya antara penjual dan
pembeli yang terjadi secara langsung yang artinya penjual dan pembeli melakukan transaksi didunia
nyata. Dengan demikian seorang wirausaha wanita dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
pengetahuan literasi teknologi, sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan
mengelola bisnis dengan membangun komunikasi yang baik terhadap konsumen.
38. PEMBAHASAN
Pengaruh Innovation Capability (X1) terhadap Competence (Z)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa innovation capability berpengaruh signifikan
terhadap competence wirausaha wanita skala usaha mikro di provinsi Riau. Seorang wirausaha ingin berhasil
dalam menghadapi persaingan yang terbuka dalam era global saat ini harus memiliki jiwa kewirausahaan yang
kreatif dan inovatif, terlebih melihat kondisi saat ini tentu diperlukan wirausaha yang modern, yang lebih
memiliki wawasan, berpikiran jauh ke depan, mengikuti perkembangan, terbuka terhadap konsep dan ide baru.
Sehingga dalam menerapkan ide kreatif dan inovatif dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh, tekun, konsisten,
dan penuh motivasi yang tinggi.
Pengaruh Digital Marketing (X2) terhadap Competence (Z)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa digital marketing berpengaruh
signifikan terhadap competence wirausaha wanita skala usaha mikro di provinsi Riau. Tidak dapat
dipungkiri bahwa perkembangan zaman begitu cepat berlalu. Kegiatan memasarkan produk
maupun jasa ikut merasakan imbasnya sesuai dengan perkembangan zaman yang dahulunya
kegiatan pemasaran dilakukan secara tradisional yaitu dengan berinteraksinya antara penjual dan
pembeli yang terjadi secara langsung yang artinya penjual dan pembeli melakukan transaksi didunia
nyata. Dengan demikian seorang wirausaha wanita dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
pengetahuan literasi teknologi, sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan
mengelola bisnis dengan membangun komunikasi yang baik terhadap konsumen.
39. PEMBAHASAN
Pengaruh Innovation Capability (X1) terhadap Marketing Performance (Y)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa innovation capability berpengaruh signifikan
terhadap marketing performance wirausaha wanita skala usaha mikro di provinsi Riau. Sebagaimana yang telah
dikemukakan pada pembahasan sebelumnya bahwa wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan
kemampuan tertentu dalam berinovasi serta kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(ability to create the new and different). Dengan demikian, melalui inovasi-inovasi yang dilakukan akan
manghasilkan kinerja pemasaran yang tinggi.
Pengaruh Digital Marketing (X2) terhadap Marketing Performance (Y)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa digital marketing berpengaruh
signifikan terhadap marketing performance wirausaha wanita skala usaha mikro di provinsi Riau. Di
zaman digital seperti sekarang ini bentuk komunikasi pemasaran di Internet melalui media sosial
sudah lumrah dilakukan. Dengan melakukan promosi menggunakan media sosial seorang wirausaha
dapat langsung berinteraksi dan membangun dialog dengan para pelanggan. Media sosial sendiri
memiliki pengaruh cukup besar bagi kegiatan pemasaran digital karena mampu untuk membangun
dan menarik minat pelanggan dan calon pelanggan terhadap suatu produk, jasa, atau brand yang
ditawarkan.
40. PEMBAHASAN
Pengaruh Innovation Capability (X1) terhadap Marketing Performance (Y)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa innovation capability berpengaruh signifikan
terhadap marketing performance wirausaha wanita skala usaha mikro di provinsi Riau. Sebagaimana yang telah
dikemukakan pada pembahasan sebelumnya bahwa wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan
kemampuan tertentu dalam berinovasi serta kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(ability to create the new and different). Dengan demikian, melalui inovasi-inovasi yang dilakukan akan
manghasilkan kinerja pemasaran yang tinggi.
Pengaruh Digital Marketing (X2) terhadap Marketing Performance (Y)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa digital marketing berpengaruh
signifikan terhadap marketing performance wirausaha wanita skala usaha mikro di provinsi Riau. Di
zaman digital seperti sekarang ini bentuk komunikasi pemasaran di Internet melalui media sosial
sudah lumrah dilakukan. Dengan melakukan promosi menggunakan media sosial seorang wirausaha
dapat langsung berinteraksi dan membangun dialog dengan para pelanggan. Media sosial sendiri
memiliki pengaruh cukup besar bagi kegiatan pemasaran digital karena mampu untuk membangun
dan menarik minat pelanggan dan calon pelanggan terhadap suatu produk, jasa, atau brand yang
ditawarkan.
41. PEMBAHASAN
Pengaruh Competence (Z) terhadap Marketing Performance (Y)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa competence berpengaruh signifikan terhadap
marketing performance wirausaha wanita skala usaha mikro di provinsi Riau. Sebagai pelaku usaha, kompetensi
kewirausahaan merupakan gabungan antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang saling terhubung
sangat dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang baik dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu para pelaku
di dunia usaha harus mampu mempertahankan kelangsungan hidup usahanya sekaligus terus mengembangkan
usahanya sesuai dengan visi, misi dan tujuannya
42. PEMBAHASAN
Pengaruh Innovation Capability (X1) terhadap Marketing Performance (Y) melalui Competence (Z)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa innovation capability berpengaruh signifikan
terhadap marketing performance melalui competence bagi wirausaha wanita skala usaha mikro di provinsi Riau.
Temuan ini membuktikan bahwa innovation capability mampu menjelaskan marketing performance, baik secara
langsung maupun dimediasi oleh competence. Dalam model mediasi ini, competence memediasi secara parsial
pada efek tak langsung innovation capability terhadap marketing performance wirausaha wanita skala mikro di
provinsi Riau, sehingga dari temuan ini competence dinyatakan sebagai mediator kunci.
Kajian lebih lanjut ditemukan didalam koefisien jalur pada efek langsung innovation capability terhadap
marketing performance lebih kecil dibandingkan dengan koefisien jalur pada efek tak langsung. Dapat dikatakan
bahwa pengaruh tak langsung memiliki pengaruh yang lebih besar dalam meningkatkan marketing
performance. Temuan ini mengindikasikan bahwa competence sangat dibutuhkan bagi wirausaha wanita di
provinsi Riau serta sebagai mediator penting, karena memberikan efek yang lebih besar terhadap peningkatan
marketing performance jika dibandingkan dengan efek pengaruh innovation capability secara langsung
terhadap marketing performance.
43. PEMBAHASAN
Pengaruh Digital Marketing (X2) terhadap Marketing Performance (Y) melalui Competence (Z)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa digital marketing berpengaruh signifikan
terhadap marketing performance melalui competence bagi wirausaha wanita skala usaha mikro di provinsi Riau.
Temuan ini membuktikan bahwa digital marketing mampu menjelaskan marketing performance, baik secara
langsung maupun dimediasi oleh competence. Dalam model mediasi ini, competence memediasi secara parsial
pada efek tak langsung digital marketing terhadap marketing performance wirausaha wanita skala mikro di
provinsi Riau, sehingga dari temuan ini competence dinyatakan sebagai mediator kunci.
Kajian lebih lanjut ditemukan didalam koefisien jalur pada efek langsung digital marketing terhadap
marketing performance lebih kecil dibandingkan dengan koefisien jalur pada efek tak langsung. Dapat dikatakan
bahwa pengaruh tak langsung memiliki pengaruh yang lebih besar dalam meningkatkan marketing
performance. Temuan ini mengindikasikan bahwa competence sangat dibutuhkan bagi wirausaha wanita di
provinsi Riau serta sebagai variabel mediator penting, karena dengan adanya competence akan memberikan
efek yang lebih besar terhadap peningkatan marketing performance jika dibandingkan dengan efek pengaruh
digital marketing secara langsung terhadap marketing performance.
44. PEMBAHASAN
Pengaruh Competence (Z) dimoderasi Knowledge Transfer (Z*M1) terhadap Marketing Performance (Y)
Variabel knowledge transfer merupakan variabel moderator yang dapat memperkuat atau memperlemah
pengaruh competence terhadap marketing performance. Variabel moderator bersifat memperkuat apabila
interaksi antara competence dengan variabel moderator positif. Sedangkan variabel moderator bersifat
memperlemah pengaruh competence terhadap marketing performance apabila interaksi competence dan
variabel moderator bersifat negatif.
Temuan penting dalam penelitian ini yaitu knowledge transfer bertindak sebagai variabel yang memoderasi
antara competence dengan marketing performance. Interaksi antara competence dengan variabel moderasi
mempunyai nilai koefisien positif dan signifikan. Dengan kata lain, disamping berpengaruh langsung terhadap
marketing performance, knowledge transfer juga memperkuat pengaruh competence terhadap marketing
performance.
45. PEMBAHASAN
Pengaruh Competence (Z) dimoderasi Networking (Z*M2) terhadap Marketing Performance (Y)
Variabel networking merupakan variabel moderator yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh
competence terhadap marketing performance. Variabel moderator bersifat memperkuat apabila interaksi antara
competence dengan variabel moderator positif. Sedangkan variabel moderator bersifat memperlemah pengaruh
competence terhadap marketing performance apabila interaksi competence dan variabel moderator bersifat
negatif.
Temuan penting dalam penelitian ini yaitu networking bertindak sebagai variabel yang memoderasi antara
competence dengan marketing performance. Interaksi antara competence dengan variabel moderasi mempunyai
nilai koefisien positif dan signifikan. Dengan kata lain, disamping berpengaruh langsung terhadap marketing
performance, networking juga memperkuat pengaruh competence terhadap marketing performance.
46. PEMBAHASAN
Novelty
Model ini mengungkapkan bahwa kinerja pemasaran womenpreneur skala
usaha mikro di Provinsi Riau dibangun secara komprehensif pada pondasi
Innovation capability dan digital marketing sebagai pendorong dan menjaga
keseimbangan dalam meningkatkan marketing performance dan competence
sebagai batang tubuh bagi womenpreneur di Provinsi Riau. Dengan adanya
knowledge transfer dan networking sebagai sayap yang berfungsi untuk
penghasil gaya angkat agar womenpreneur sukses dalam menjalankan
usahanya.
Kebaharuan (novelty) dari penelitian ini terdapat pada perbedaan
konstruk dan hasil penelitian dari peneliti terdahulu. Model penelitian
disusun sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil yang konkret dengan
menambahkan variabel moderasi seperti adanya peran knowledge transfer
dan networking yang dapat memperkuat pengaruh antara competence
terhadap marketing performance.
Model yang dirancang dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
pengaruh Innovation capability, digital marketing terhadap competence serta
dampaknya terhadap marketing performance dengan knowledge transfer dan
networking sebagai moderator dimana penelitian ini belum pernah ada yang
meneliti secara kompleks serta menguji pengaruh Innovation capability,
digital marketing terhadap competence serta dampaknya terhadap marketing
performance dimana penelitian ini belum pernah dilakukan.
48. KESIMPULAN
1. Womenpreneur di Provinsi Riau di dominasi oleh generasi X yang memiliki sikap terbuka dalam
berkomunikasi secara langsung maupun melalui media sosial, menghargai proses dalam pekerjaan, aktif
mendapatkan informasi, berkomitmen terhadap tugas sehingga memiliki motivasi mendirikan usaha yang
berasal dari diri sendiri.
2. Womenpreneur di Provinsi Riau merupakan wirausaha yang hidup dalam transisi era nondigital ke arah
digitalisai dan mereka memahami pentingnya akan era nondigital dan digital.
3. Innovation capability memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan competence bagi womenpreneur
dalam menjalankan bisnis yang ditekuninya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan inovasi yang dimiliki
oleh womenpreneur akan meningkatkan kompetensi dalam menjalankan usaha.
4. Digital marketing memiliki peran yang signifikan terhadap competence dalam memperluas pangsa pasar
womenpreneur. Hal ini menunjukkan bahwa melalui digital marketing womenpreneur akan meningkatkan
kompetensi yang dimilikinya dalam pemenuhan permintaan pasar.
5. Innovation capability memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan marketing performance
womenpreneur. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan inovasi yang dimiliki womenpreneur akan
meningkatkan kinerja pemasaran.
6. Digital marketing memiliki peran yang signifikan terhadap peningkatan marketing performance
womenpreneur. Hal ini menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan pemasaran secara digital akan
meningkatkan kinerja pemasaran womenpreneur.
49. KESIMPULAN
7. Competence memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan marketing performance. Hal ini
menunjukkan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh womenpreneur akan meningkatkan kinerja pemasaran
usaha yang dijalaninya.
8. Competence memiliki peran sebagai mediasi antara Innovation capability dalam meningkatkan marketing
performance. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi sebagai mediator memberikan efek yang lebih besar
terhadap peningkatan kinerja pemasaran jika dibandingkan dengan efek pengaruh secara langsung.
9. Competence memiliki peran sebagai mediasi antara digital marketing dalam meningkatkan marketing
performance. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi sebagai mediator memberikan efek yang lebih besar
terhadap peningkatan kinerja pemasaran jika dibandingkan dengan efek pengaruh secara langsung.
10. Knowledge transfer memiliki peran dalam memperkuat comptence terhadap peningkatan marketing
performance. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemasaran womenpreneur di Provinsi Riau akan
meningkat apabila memiliki kompetensi dalam menerima pengetahuan dari orang lain.
11. Networking memiliki peran dalam memperkuat comptence terhadap marketing performance. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja pemasaran womenpreneur di Provinsi Riau akan meningkat apabila memiliki
kompetensi dalam menjalin hubungan yang baik dengan komunitas usaha, pemasok maupun konsumen.
12. Tingginya kompetensi yang dimiliki oleh seorang womenpreneur di Provinsi Riau, didasari oleh
kepribadian, keterampilan, pengetahuan dan kinerja individu. Kinerja pemasaran dapat terwujud dalam
keberhasilan usaha dan kepuasan pelanggan.
50. SARAN
1. Diharapkan kepada instansi pemerintah terkait dan pihak swasta untuk selalu memberikan pembinaan dan pelatihan
melalui program-program kewirausahan secara sistematis sebagai persiapan untuk memajukan diri dalam menangkap
peluang bisnis bagi womenpreneur di Provinsi Riau.
2. Kemampuan inovasi bagi womenpreneur di Provinsi Riau sangat menentukan dalam keberhasilan usaha. Kemampuan
inovasi dapat diperoleh dari berbagai sumber dengan memanfaatkan jaringan bisnis yang dimiliki oleh setiap
womenpreneur. Dengan demikian, diharapkan kepada womenpreneur untuk terus belajar dan mengembangkan diri agar
dapat meningkatkan kemampuan inovasi dalam mengikuti tren bisnis terkini salah satunya melalui pelatihan maupun
pembinaan yang dilakukan oleh instansi pemerintah maupun pihak swasta terkait yang dalam hal ini disebut dengan
proses transfer pengetahuan.
3. Pemasaran digital memegang peranan penting bagi womenpreneur di Provinsi Riau dalam mempromosikan produk
maupun jasa yang ditawarkan. Diharapkan kepada womenpreneur agar dapat meningkatkan kemampuan untuk
mengoptimalisasikan penggunaan pemasaran digital, karena pemasaran digital memberikan womenpreneur alat yang
kuat untuk mempromosikan dan mengembangkan bisnis. Dengan mengoptimalkan pemasaran digital, womenpreneur
dapat mencapai pasar yang lebih luas, menargetkan audiens yang tepat, berinteraksi dengan pelanggan, mengukur hasil
secara efektif, dan menunjukkan kreativitas.
4. Perlunya perhatian khusus dari berbagai pihak seperti pemerintah daerah, swasta dan lembaga keuangan lainnya dalam
membina dan mengembangkan usaha mikro bagi womenpreneur di Provinsi Riau agar dapat terwujud melalui suatu
cooperative framework yang melibatkan secara aktif peran sektor swasta dan dapat meningkatkan budaya wirausaha,
kemampuan inovasi dan networking di kalangan usaha mikro womenpreneur melalui pemberian fasilitas kepada pelaku
usaha untuk memperoleh akses informasi pasar, sumber daya manusia, kredit dan keuangan serta teknologi modern.
55. Konsep Dan Pengukuran Innovation capability
Konsep Dan Pengukuran Digital Marketing
01
02
Konsep Dan Pengukuran Competence 03
Konsep Dan Pengukuran Knowledge Transfer 04
Konsep Dan Pengukuran Networking 05
Konsep Dan Pengukuran Marketing Performance 06
56. No. Penulis / Tahun / Judul / Konsep Dimensi Indikator
1 Faisal Iddris. (2019)
Innovation capability and product
innovation performance: the case
of low-tech manufacturing firms
“Kemampuan membuat produk baru, pelayanan baru,
memasuki pasar baru, proses baru yang unik
a. Produk baru
b. Pelayanan baru
c. Proses baru
d. Keunikan
a. Membuat produk baru
b. Inovasi pelayanan
c. Inovasi produksi
d. Memiliki keunikan
2 Moon-Koo Kim, (2018) Factors influencing Innovation
capability of small and medium-sized enterprises in Korean
manufacturing sector: facilitators, barriers and moderators.
“kemampuan inovasi adalah kunci untuk meningkatkan
kinerja perusahaan”
a. Mencoba ide-ide
baru
b. Inovasiproses
c. Inovasiproduk
a. Mencobagagasan baru dalam menerobospasar
b. Memberikan pelayanan tambahan agar memberikan
kepuasan terhadap pelanggan
c. Kemampuan dalam inovasi terhadap produk yang
telah ada.
3 Nura, et.al, (2017)
Innovation capability and Firm Performance Relationship: a
Study of Pls-Structural Equation Modeling (Pls-Sem).
Kemampuan dinamis dalam menghasilkan nilai-nilai baru dan
unik dengan mengubah ide baru yang diperoleh.
a. Ide-ide baru
b. Adopsi inovasi
c. Implementasi
inovasi
a. Inovasi baru
b. Keterampilan berinovasi
c. Penerapan inovasi
4 Hamali et.al, (2016). Influence of Entrepreneurial
Marketing toward Innovation anf its impact on business
Performance A survey on small industries of wearing
appareal in west Java, Indonesia.
“Inovasi merupakan suatu perubahan yang diukur melalui
pembaharuan produk, pemasaran, proses, organisasi.
a. Inovasi produk
b. Inovasi proses
c. Inovasi pemasaran
d. Inovasi organisasi
a. Kemampuan mengembangkan bahan baku,
penurunan biaya bahan baku
b. Pengembangan proses produksi
c. Kemampuan dalam menciptakan promosi yang
berbeda
d. Dukungan manajemen, inovasi menjadi budaya.
5 Konstruk
“Suatu kemampuan inovasi yang dimiliki dalam
mengembangkan kebaharuan produk, proses produksi dan
proses pemasaran”
a. Inovasi produk
b. Inovasi proses
c. Inovasi pemasaran
a. Kemampuan dalam pembaharuan produk mengikuti
trend dengan meningkatkan kualitas bahan produk
b. Kemampuan dalam pengembangan proses produksi
menggunakan teknologi terbaru
c. Kemampuan dalam pembaharuan promosi pemasarn.
Konsep Dan Pengukuran Innovation capability
57. No. Penulis / Tahun / Judul / Konsep Dimensi Indikator
1 Mohamad Trio Febriyantoro, Debby Arisandi (2018)
Pemanfaatan Digital marketing Bagi Usaha Mikro, Kecil
Dan Menengah Pada Era Masyarakat Ekonomi Asean
“Pemasaran melalui Digital dengan memanfaatkan social
media, social chatting, marketplace dan penggunaan Jasa
Delivery, memudahkan para pelaku bisnis untuk dapat
menarik dan berinteraksi secara langsung dengan
konsumen”
a. Media Sosial
b. Sosial Chatting
c. Marketplace
d. Jasa Delivery
a. Digital marketing dengan menggukan media sosial
facebook, instagram, dan youtube
b. Digital marketing dengan menggukan sosial chatting
seperti Whatsapp, messenger, line.
c. Digital marketing dengan memanfaatkan
marketplace shopee, tokopedia, dsb
d. Digital marketing dengan memanfaatkan Jasa
Delivery seperti gojek, Grab, dsb
2 Heri Erlangga (2021).
Effect Of Digital marketing And Social Media On Purchase
Intention Of Smes Food
Products.
“Adanya Digital marketing memudahkan komunikasi
antara produsen, pemasar, dan konsumen atau pembeli.
Media sosial Memanfaatkan media sosial dengan membangun
Komunitas Online, Interaksi. Berbagi Konten,
Aksesibilitas dan Kredibilitas
3 Arifin Djakasaputra (2021).
Empirical study of Indonesian SMEs sales Performance in
Digital era: The role of quality service
and Digital marketing
“Media promosi yang terbaik dapat menampilkan dan
membagikan gambar melalui media kepada masyarakat
dan publik.
Kontak sosial Memanfaatkan kontak sosial yang seperti Whatsapp dan
messenger
4 Konstruk
“Kegiatan pemasaran yang memanfaatkan teknologi
Digital dalam membangun komunikasi yang baik dengan
konsumen”
a. Media Sosial
b. Kontak sosial
c. Jasa Delivery
a. Memanfaatkan media sosial seperti facebook dan
Instagram
b. Memanfaatkan kontak sosial yang seperti Whatsapp
dan messenger
c. Digital marketing dengan memanfaatkan Jasa
Delivery seperti Gojek, dan Grab.
Konsep Dan Pengukuran Digital Marketing
58. No. Penulis / Tahun / Judul / Konsep Dimensi Indikator
1 S. Mujanah et.al, (2019)
The effect of Competence, emotional quotient, and financial
quotient on the business Performance of small and medium
enterprises in Surabaya, Indonesia
“Kompetensi individu mencerminkan kecerdasan emosional”
a. Keterampilan
b. Pengetahuan
c. Sikap
a. Keterampilan dalam menguasai bisnis yang dijalankan;
b. Pemahaman pengusaha dalam menjalankan bisnis.
c. Sikap pengusaha terhadap bisnis yang dijalankan.
2 Noor Hazlina Ahmad et.al, (2018).
Entrepreneurial Competence and Corporate Performance in
Emerging Economies: A Study of Women Entrepreneurs in
Malaysia
Karakteristik individu yang terkait dengan kinerja yang dapat
diukur untuk mencapai kesuksesan bisnis.
a. Kinerja
individu
b. Pengetahuan
c. Keterampilan
d. Kemampuan
a. Memiliki Kinerja individu
b. Memiliki pengetahuan
c. Memiliki keterampilan
d. Memiliki kemampuan
3 Maimuna Shika Aliyu (2017).
Entrepreneurial Competencies and the Performance of Small
and Medium Enterprises (SMEs) in Zaria Local Government
Area of Kaduna State “Kompetensi disebut sebagai
karakteristik individu yang memungkinkan wirausahawan
mencapai kesuksesan bisnis”
a. Keterampilan
b. Kepribadian
c. Pengetahuan
a. Kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan
b. Kepercayaan diri dalam menyelesaikan pekerjaan
c. Pemahaman wirausaha tentang bisnis yang dijalankan
4 Hendrawan, (2017).
Kompetensi dan krativitas team pada UMKM di wilayah
kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap.
“kompetensi merupakan suatu keahlian yang dimiliki oleh
seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan tertentu”.
a. Know-how
Competence
b. Marketing
Competence
c. Financial
Competence
d. Relation
Competence
a. Kemampuan dalam bidang teknik produksi dan desain produksi.
Ia harus betul-betul mengetahui bagaimana barang dan jasa itu
dihasilkan dan disajikan
b. Kompetensi dalam menemukan pasar yang cocok,
mengindentifikasi pelanggan, dan menjaga kelangsungan hidup
perusahaan
c. Kompetensi dalam bidang keuangan, mengatur pembelian,
penjualan, pembukuan, dan perhitungan laba/rugi
d. Kompetensi dalam mengembangkan hubungan personal, seperti
kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar perusahaan
5 Konstruk
“Kompetensi merupakan karakteristik mendasar seseorang
yang memiliki kepribadian, keterampilan, pengetahuan, dan
kinerja individu yang diperlukan untuk pencapai kesuksesan
bisnis.”
a. Kepribadian
b. Keterampilan
c. Pengetahuan
d. Kinerja
individu
a. Kepercayaan diri dalam menyelesaikan pekerjaan
b. Keterampilan dalam menguasai bisnis yang dijalankan
c. Pemahaman wirausaha tentang bisnis yang dijalankan
d. Memiliki Kinerja individu secara kualitas dan kuantitas.
Konsep Dan Pengukuran Competence
59. No. Penulis / Tahun / Judul / Konsep Dimensi Indikator
1 Laura Zapata Cantu et.al, (2009)
Generation and Transfer of Knowledge in IT-related
SMEs
“Transfer pengetahuan merupakan proses
mengkomunikasikan pengetahuan dari satu
individu ke individu lainnya”
1. Karakteristik
Sumber
2. Karakteristik
Penerima
1. Resistensi yang rendah terhadap Transfer
pengetahuan; dan, keandalan.
2. Daya serap yang lebih tinggi; dan, penerimaan
terhadap pengetahuan baru
2 Ayodotun Stephen Ibidunni (2020).
Knowledge Transfer and Innovation Performance of
small and medium enterprises (SMEs): An informal
economy analysis
“Pertukaran pengetahuan sebagai Transfer
informasi dari akar ke
penerima dalam pengaturan tertentu”
Proses
Knowledge
Transfer
Pelatihan serta proses Transfer pengetahuan lainnya
3 David Pollard (2009).
Promoting Knowledge Transfer to Czech SMEs : the
role of human resource development in increasing
absorptive capacity
“Transfer pengetahuan sebagai proses dimana
pengetahuan dari satu aktor diperoleh oleh yang
lain”.
Karakteristik
Sumber
Pengalaman sebelumnya, nilai-nilai, kepercayaan,
motivasi, struktur organisasi, norma, keyakinan dan
kemampuan.
4 Konstruk
“merupakan suatu konsep proses pertukaran dan
berbagi pengetahuan yang dilakukan oleh satu atau
sekelompok orang untuk meningkatkan wawasan
penerima melalui sumber yang memberikan
pengetahuan.”
1. Karakteristik
Sumber
2. Proses
3. Karakteristik
Penerima
1. Resistensi yang rendah terhadap Transfer pengetahuan;
dan, keandalan.
2. Pelatihan serta proses Transfer pengetahuan lainnya.
3. Daya serap yang lebih tinggi; dan, penerimaan
terhadap pengetahuan baru
Konsep Dan Pengukuran Knowledge Transfer
60. No. Penulis / Tahun / Judul / Konsep Dimensi Indikator
1 Brownhilder Ngek Neneh (2018)
Customer orientation and SME performance: the role of
networking ties
Manajer perusahaan terhubung dengan orang lain
secara langsung maupun tidak langsung melalui
organisasi
a. Jaringan bisnis
b. Jaringan politik
c. Jaringan sosial
a. Mengembangkan hubungan jangka panjang dengan
komunitas
b. Mengembangkan hubungan dalam politik
c. Hubungan dengan masyarakat
2
Caren Crowley (2018).
Community of Practice: A flexible construct for
understanding SME
networking roles in the Irish artisan cheese sector
“Sarana belajar dari yang berpengalaman untuk
mening-katkan kemampuan bisnis”
a. Kemampuan
manajerial
b. Pengetahuan
c. Komunitas
a. Kemampuan dalam mengelola sumberdaya
b. Pengetahuan dalam menjalin kerjasama
c. Bergabung dalam komunitas
3 Ayse Günsel (2017).
Antecedents and consequences of
organizational ambidexterity: the moderating role of
networking
Jaringan antar organisasi yang memperkuat
kemampuan inovatif secara eksploratif dan
eksploitatif melalui perubahan pasar
a. Kemampuan
eksploratif
b. Kemampuan
eksploitatif
c. Kinerja kuantitatif
a. Menstransfer secara individu kepada komunitas
b. Berkontribusi dalam keberhasilan komunitas
c. Kinerja yang mencapai target
4 Dr.V.Ramanujan (2016)
A Study on the Impact of Emotional Intelligence and
Networking on Performance of the MSME Entrepreneurs
“Akses kekuasaan informasi untuk mengeksploitasi
peluang baru melalui efek sinergis dari sumberdaya
yang ada
a. Kekuasaan
informasi
b. Peluang baru
c. Ikatan
interpersonal
a. Memiliki informasi yang luas
b. Menemukan dan mengisi peluang baru
c. Hubungan antar pribadi
5 Konstruk
Hubungan antar personil dalam organisasi untuk
meningkatkan kemampuan dalam mempertahankan
bisnis.
a. Hubungan
personil
b. Jaringan bisnis
c. Jaringan sosial
a. Hubungan antar pribadi, hubungan dengan
pelanggan.
b. Hubungan dengan komunitas
c. Hubungan dengan masyarakat
Konsep Dan Pengukuran Networking
61. No. Penulis / Tahun / Judul / Konsep Dimensi Indikator
1 Pono et.al, (2019)
Mediation effect of acculturative aesthetic
attractiveness on the relation of product Innovation to
increase SMEs Marketing Performance
“Kinerja pemasaran merupakan tingkat keberhasilan
dalam pencapaian pasar”
Keberhasilan
Pencapaian pasar
Volumen Penjualan, Nilai penjualan, Pertumbuhan
penjualan di pasar baru
2
Indriastuti, (2019).
Entrepreneurial innovativeness, relational capabilities,
and value co-creation to enhance Marketing
Performance.
“Kinerja pemasaran merupakan keberhasilan pelaku
bisnis dalam mencapai pasar”
Keberhasilan dalam
pasar
Volume penjualan, pertumbuhan penjualan, nilai
penjualan, tingkat pelanggan baru
3 Hanfan, (2017).
Membangun Keunggulan Produk Ikonik Untuk
Meningkatkan Kinerja Pemasaran UMKM
“Merupakan konsep untuk mengukur dampak dari
strategi yang diterapkan perusahaan sebagai cerminan
dari kegiatan pasar”.
Keberhasilan
Perusahaan
Pertumbuhan pasar, volume penjualan, keuntungan
penjualan.
4 Situmorang, (2011)
Metrik Pemasaran Sebagai Alat Untuk mengukur
Kinerja Pemasaran Perusahaan (Studi Kasus Pada Bisnis
Ritel)
“Untuk mengukur kinerja perusahaan digunakan alat
pemasaran yang dikenal dengan marketing metric”
a. Keberhasilan
Usaha
b. Kepuasan
Pelanggan
a. Pertumbuhan penjualan, Profit
b. Tingkat pelanggan baru, Loyalitas
5 Konstruks
“Merupakan suatu konsep dalam mengukur dampak
dari strategi yang diterapkan terhadap keberhasilan
Usaha”
a. Keberhasilan
Usaha
b. Kepuasan
Pelanggan
a. Pertumbuhan penjualan, Tingkat pelanggan baru
b. Kesesuaian harapan, Minat berkunjung kembali,
Merekomendasikan.
Konsep Dan Pengukuran Marketing Performance
63. Rancangan Uji Hipotesis
Innovation
Capability
(X1)
Competence
(Z)
Pengaruh Innovation capability terhadap competence
Digital
Marketing
(X2)
Competence
(Z)
Pengaruh Digital marketing terhadap competence
Innovation
Capability
(X1)
Marketing
Performance
(Y)
Pengaruh Innovation capability Terhadap Marketing Performance
Marketing
Performance
(Y)
Digital
Marketing
(X2)
Pengaruh Digital marketing Terhadap Marketing Performance
Competence
(Z)
Marketing
Performance
(Y)
Pengaruh Competence Terhadap Marketing Performance
Innovation
Capability
(X1)
Competence
(Z)
Marketing
Performance
(Y)
Pengaruh Innovation capability Terhadap Marketing Performance Melalui Competence
Digital
Marketing
(X2)
Competence
(Z)
Marketing
Performance
(Y)
Pengaruh Digital marketing Terhadap Marketing Performance Melalui Competence
Competence
(Z)
Marketing
Performance
(Y)
Knowledge
Transfer
(M1)
Pengaruh Comptence Terhadap Marketing Performance Diperkuat Oleh Knowledge Transfer
Competence
(Z)
Marketing
Performance
(Y)
Networking
(M2)
Pengaruh Comptence Terhadap Marketing Performance Diperkuat Oleh Networking
65. Loading Factor Indikator Var. Innovation Capability
Loading Factor Indikator Var. Digital Marketing
01
02
Loading Factor Indikator Var. Competence 03
Loading Factor Indikator Var. Knowledge Transfer 04
Loading Factor Indikator Var. Networking 05
Loading Factor Indikator Var. Marketing Performance 06
66. Loading Factor Variabel Penelitian
Loading Factor Indikator Var. Innovation Capability
Variabel Dimensi Indikator
Loading
Factor
Rata-rata
Innvoation
Capability Inovasi Produk
Pembaharuan produk 0,892 5,71
Kualitas bahan baku 0,905 5,64
Inovasi Proses
Ketepatan 0,872 5,67
Kecepatan 0,902 5,84
Responsivenes 0,901 5,78
Inovasi
Pemasaran
Strategi 0,912 5,71
Taktik 0,911 5,79
Value 0,863 5,67
Rata-rata variabel Innovation Capability 5,73
Variabel Dimensi Indikator
Loading
Factor
Rata-rata
Digital
Marketing
Media sosial
Facebook 0,960 5,68
Instagram 0,960 5,62
Kontak sosial
Whastapp 0,941 5,69
Messenger 0,942 5,47
Jasa delivery
Gojek 0,960 4,90
Grab 0,954 5,02
Rata-rata variabel Digital Marketing 5,40
Loading Factor Indikator Var. Digital Marketing
67. Loading Factor Variabel Penelitian
Loading Factor Indikator Var. Innovation Capability
Variabel Dimensi Indikator
Loading
Factor
Rata-rata
Innvoation
Capability Inovasi Produk
Pembaharuan produk 0,892 5,71
Kualitas bahan baku 0,905 5,64
Inovasi Proses
Ketepatan 0,872 5,67
Kecepatan 0,902 5,84
Responsivenes 0,901 5,78
Inovasi
Pemasaran
Strategi 0,912 5,71
Taktik 0,911 5,79
Value 0,863 5,67
Rata-rata variabel Innovation Capability 5,73
Variabel Dimensi Indikator
Loading
Factor
Rata-rata
Digital
Marketing
Media sosial
Facebook 0,960 5,68
Instagram 0,960 5,62
Kontak sosial
Whastapp 0,941 5,69
Messenger 0,942 5,47
Jasa delivery
Gojek 0,960 4,90
Grab 0,954 5,02
Rata-rata variabel Digital Marketing 5,40
Loading Factor Indikator Var. Digital Marketing
68. Loading Factor Variabel Penelitian
Loading Factor Indikator Var. Competence
Loading Factor Indikator Var. Knowledge Transfer
Variabel Dimensi Indikator
Loading
Factor
Rata-
rata
Competence Kepribadian Percaya diri 0,945 5,83
Bertanggungjawab 0,944 5,84
Keterampilan Komunikasi 0,941 5,78
Manajemen bisnis 0,942 5,70
Pengetahuan Pemahaman bisnis 0,926 5,72
Pengalaman bisnis 0,916 5,58
Kinerja individu Kualitas 0,946 5,37
Kuantitas 0,949 5,47
Rata-rata variabel Competence 5,66
Variabel Dimensi Indikator
Loading
Factor
Rata-
rata
Knowledge
Transfer
Karakteristik
sumber
Pengalaman 0,900 5,63
Kepercayaan 0,859 5,31
Kemampuan 0,931 5,49
Proses Pelatihan 0,918 5,46
Pendidikan 0,938 5,38
Workshop 0,913 5,31
Karakteristik
penerima
Daya serap 0,936 5,54
Penguasaan 0,958 5,51
Keterampilan 0,944 5,52
Rata-rata variabel Knowledge Transfer 5,46
69. Loading Factor Variabel Penelitian
Loading Factor Indikator Var. Competence
Loading Factor Indikator Var. Knowledge Transfer
Variabel Dimensi Indikator
Loading
Factor
Rata-
rata
Competence Kepribadian Percaya diri 0,945 5,83
Bertanggungjawab 0,944 5,84
Keterampilan Komunikasi 0,941 5,78
Manajemen bisnis 0,942 5,70
Pengetahuan Pemahaman bisnis 0,926 5,72
Pengalaman bisnis 0,916 5,58
Kinerja individu Kualitas 0,946 5,37
Kuantitas 0,949 5,47
Rata-rata variabel Competence 5,66
Variabel Dimensi Indikator
Loading
Factor
Rata-
rata
Knowledge
Transfer
Karakteristik
sumber
Pengalaman 0,900 5,63
Kepercayaan 0,859 5,31
Kemampuan 0,931 5,49
Proses Pelatihan 0,918 5,46
Pendidikan 0,938 5,38
Workshop 0,913 5,31
Karakteristik
penerima
Daya serap 0,936 5,54
Penguasaan 0,958 5,51
Keterampilan 0,944 5,52
Rata-rata variabel Knowledge Transfer 5,46
70. Loading Factor Variabel Penelitian
Loading Factor Indikator Var. Networking
Loading Factor Indikator Var. Marketing Performance
Variabel Dimensi Indikator
Loading
Factor
Rata-
rata
Networking Hubungan
personil
Hubungan dengan
pemasok
0.901 5,59
Hubungan dengan
pelanggan
0.913 5,72
Jaringan bisnis
Organisasi 0.943 5,49
Komunitas 0.950 5,50
Jaringan sosial
Masyarakat 0.917 5,88
Lembaga sosial 0.921 5,68
Rata-rata variabel Networking 5,64
Variabel Dimensi Indikator
Loading
Factor
Rata-
rata
Marketing
performance
Keberhasilan
usaha Pertumbuhan penjualan 0.924 5,48
Tingkat pelanggan baru 0.930 5,50
Kepuasan
pelanggan Kesesuaian harapan 0.887 5,74
Minat berkunjung
kembali
0.867 5,64
Merekomendasikan 0.909 5,77
Rata-rata variabel Marketing Performance 5,63
71. Loading Factor Variabel Penelitian
Loading Factor Indikator Var. Networking
Loading Factor Indikator Var. Marketing Performance
Variabel Dimensi Indikator
Loading
Factor
Rata-
rata
Networking Hubungan
personil
Hubungan dengan
pemasok
0.901 5,59
Hubungan dengan
pelanggan
0.913 5,72
Jaringan bisnis
Organisasi 0.943 5,49
Komunitas 0.950 5,50
Jaringan sosial
Masyarakat 0.917 5,88
Lembaga sosial 0.921 5,68
Rata-rata variabel Networking 5,64
Variabel Dimensi Indikator
Loading
Factor
Rata-
rata
Marketing
performance
Keberhasilan
usaha Pertumbuhan penjualan 0.924 5,48
Tingkat pelanggan baru 0.930 5,50
Kepuasan
pelanggan Kesesuaian harapan 0.887 5,74
Minat berkunjung
kembali
0.867 5,64
Merekomendasikan 0.909 5,77
Rata-rata variabel Marketing Performance 5,63
74. Nilai Koefisien Jalur dan T-Hitung
Pengaruh Koefisien Jalur T-hitung P value Keterangan
X1 -> Z 0,491 11,960 0,000 Berpengaruh
X2 -> Z 0,348 7,644 0,000 Berpengaruh
X1 -> Y 0,106 2,534 0,011 Berpengaruh
X2 -> Y 0,125 3,269 0,001 Berpengaruh
Z -> Y 0,491 8,819 0,000 Berpengaruh
X1 -> Z -> Y 0,241 6,980 0,000 Berpengaruh
X2 -> Z -> Y 0,171 5,720 0,000 Berpengaruh
Z*M1 -> Y 0,075 2,362 0,018 Berpengaruh
Z*M2 -> Y 0,063 2,091 0,037 Berpengaruh
75. Librina Tria Putri
Reni Rupianti (2022) dan Rahayu Lestari (2022)
01
02
Hasyim (2022), Aris B. (2022) dan Akukwe (2021) 03
Indri M. (2021), Vita D. (2021) dan Vivy K. (2020) 04
Achmad C. (2020) dan Nuryakin (2020) 05
Gun Gun Gunawan (2020) dan Ni Made Wisni (2020) 06
More C. (2020), Murwatiningsih (2019) & Liza (2018) 07
Gonzalo (2018), M. Nura (2017) & Mahmud M. (2017) 08
Akmal B. (2017) dan A.Hiu Kan Wong (2016) 09
Heru Sulistyo (2016) 10