3. Pualu Flores adalah pulau yang berada di deretan
kepulauan dari Propinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau
Flores berada di Kepulauan Flores yang dikelilingi oleh
Pulau Komodo, Rinca, Ende, Solor, Adonare dan
Lomblem.
4.
5. Penduduk Flores terdiri dari delapan sub-suku
bangsa, antara lain :
1. Orang Manggarai
2. orang Riung
3. Orang Ngada
4. orang Nage-keo
5. orang Ende
6. orang Lio
7. orang Sikka
8. orang Larantuka
6.
7. Flores dikenal dengan multi bahasanya, terdapat
beragam bahasa komunikasi sehari-sehari antar
masyarakatnya, salah satunya yaitu bahasa Werana,
bahasa Rembong, bahasa Rajong, dan bahasa
Manggarai Kuku.
Bahasa manggarai adalah bahasa yang khusus di
mengerti oleh orang dalam kelompok manggarai saja
8. Dari data terakhir yang didapatkan, jumlah penduduk
Flores mencapai 4.184.923 jiwa atau 1,77% masyarakat
Indonesia.
9. Salah satu mata pencaharian hidup orang flores
adalah bercocok tanam di ladang.
Jagung dan padi adalah tanaman pokoknya.
Beternak juga suatu mata pencaharian yang
penting, beternak kerbau, sapi, kuda, babi, anjing, dan
ayam.
10. Di Flores juga tumbuh dan berkembang berbagai jenis
kesenian khas daerah.
Salah satu seni yang sudah
mencapai tingkat
sebuah peradaban dan
dikenal luas adalah
seni tenun kain songke.
12. Tarian –tarian daerah yang biasa dipentaskan pada
upacara adat, seperti : tarian tea eku, ja’I, gawi, tandak
dan tari ronda asli suu manggarai.
13. • Sebagian besar masyarakat Flores adalah pemeluk agama
khatolik.
• Selain khatolik, di Flores juga terdapat agama lain, seperti:
Islam, Hindu , Budha, protestan, dan kongfuchu.
• Walaupun agama telah berkembang di Flores, Kepercayaan
terhadap roh-roh nenek moyang hingga saat ini masih ada.
14. Sistem stratifikasi sosial kuno masyarakat Flores, terbagi
atas 3 lapisan :
1. Lapisan orang kraeng : bangsawan dan orang berkuasa.
2. Lapisan orang ata lehe : Petani dan pedagang.
3. lapisan orang budak : para tawanan perang dan orang
yang tidak mampu membayar hutang.
15. Seiring dengan perkembangan pendidikan sekolah di
Flores, stratifikasi sosial kuno tersebut mulai
menghilang , dan digantikan dengan yang baru antara
lain guru, pendeta, dan para pegawai-pagawai.
16. Kelompok kekerabatan di Flores yang berfungsi paling
intensif dalam kehidupan sehari-hari adalah keluarga luas
yang virilokal ( kilo ).
Sebagian besar kilo biasannya merasakan diri terikat pada
patrilineal sebagai keturunan dari seorang nenek moyang
kira-kira lima sampai enam generasi keatas.
Dalam suatu perkawinan, pihak perempuan akan meminta
mas kawin yang banyak, mas kawin biasanya berupa
kerbau.
17. Ada tiga sistem perkawinan
1. Cangkang
Perkawinan antar suku atau perkawinan diluar suku.
Dalam perkawinan ini yang ditekankan adalah calon
mempelai pria harus memiliki status sosial yang
tinggi untuk meminang pengantin perempuannya.
2. Tungku
Perkawinan untuk mempertahankan hubungan woe
nelu (kerabat). Perkawinan antara anak laki-laki dari
ibu kawin dengan anak perempuan dari saudara ibu
atau om.
18. 3. Cako
perkawinan dalam suku sendiri. Perkawinan cako
biasanya dapat dilakukan pada lapisan ketiga atau
lapisan keempat dalam daftar silsilah keluarga.
19. Desa-desa di Flores pada zaman dahulu biasanya
dibangun di atas bukit karena untuk pertahanan.
Pola perkampungannya terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian depan, tengah, dan belakang yang semuanya
berada dalam satu lingkaran desa tersebut.
Dulu tiap-tiap bagian dari rumah ada tempat-tempat
keramat yang berupa timbunan batu-batu besar. Namun
sekarang ini hanya ada satu tempat keramat dalam
sebuah desa,dan terletak di lapangan terbuka yang dekat
dengan balai desa dan biasa disebut dengan mbaru
gendang, karena didalamnya terdapat sebuah genderang
yang keramat.
20. Rumah adat flores ini bernama Mbaru Niang
dan sangat langka patut kita jaga, tinggal 9 unit
saja.
21. Rumah adat Wologai
Rumah adat ini biasa di pakai untuk tempat upacara
adat yang terbuat dari batu,dan pada bagian belakang
terdapat rumah adat kecil,yang atap nya dari rumput
liar dan tiang nya dari balok kelapa yang bentuk nya
seperti balai-balai.