SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
KEBIJAKAN KEAMANAN DAN PELABELAN
PANGAN HASIL PERTANIAN
Disampaikan pada:
Temu Teknis Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKPD)
Bandung, 20 Oktober 2016
Disampaikan Oleh:
Ir. Gasilan
Kasubdit Standardisasi Bahan Baku dan BTP
Direktorat Standardisasi Produk Pangan
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Disampaikan Oleh:
Ir. Gasilan
Kasubdit Standardisasi Bahan Baku dan BTP
Direktorat Standardisasi Produk Pangan
Badan Pengawas Obat dan Makanan
OUTLINE
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 2
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 3
1
Pangan
 Definisi Pangan
 segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun
tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan,
dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
dan/atau pembuatan makanan atau minuman. (UU No. 18/2012 tentang Pangan)
 Pangan segar
Pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung
dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan pangan.
 termasuk pangan yang mengalami pengolahan minimal (pascapanen) meliputi pencucian,
pengupasan, pengeringan, penggilingan,pemotongan, penggaraman, pembekuan,
pencampuran, dan blansir serta tanpa penambahan Bahan Tambahan Pangan (BTP) kecuali
pelilinan
 Pangan Olahan
makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau
tanpa bahan tambahan.
 termasuk pangan siap saji dan Pangan Olahan Industri Rumah Tangga 4Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016
Dasar Hukum
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 5
Dasar hukum kebijakan terkait keamanan pangan
UU No/ 18 Tahun 2012 tentang Pangan
PP No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi
Pangan
 direvisi menjadi RPP tentang Keamanan Pangan
PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
 direvisi menjadi RPP tentang Label dan Iklan Pangan
Peraturan pelaksana PP
 Peraturan Kepala Badan, Peraturan Menteri Pertanian,
Peraturan Menteri Kesehatan, Peraturan Menteri
Perindustrian, Peraturan Menteri Perdagangan, Peraturan
Daerah, dsb
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016
6
Rantai Pangan
Pangan SegarPangan Segar Pangan OlahanPangan Olahan
 Kementerian
Pertanian
 KKP
 Pemda
 Kementerian
Pertanian
 KKP
 Pemda
 Kementerian Perindustrian
 Kementerian Kesehatan
 Badan POM
 Pemda
 dll
 Kementerian Perindustrian
 Kementerian Kesehatan
 Badan POM
 Pemda
 dll
Perlu Koordinasi yang Baik
Untuk memenuhi ekspektasi masyarakat:
‘seluruh pangan aman dan bermutu
Perlu Koordinasi yang Baik
Untuk memenuhi ekspektasi masyarakat:
‘seluruh pangan aman dan bermutu
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 7
PRODUKSI, PEREDARAN, PERSYARATAN KEAMANAN PANGAN, SERTA
PENGAWASAN DAN PEMBINAANNYA
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016
8
PEMBINAAN
Pencegahan Sebelum
Peredaran
•Registrasi Sarana Produksi,
IRTP
•Izin Edar (MD, ML, P-IRT)
•SKE/SKI
Pengakuan terhadap
Jaminan Keamanan Pangan/
Mutu Pangan diberikan
melalui sertifikasi
Penegakan Hukum
•Sanksi administratif
Penanganan KLB
Keracunan Pangan
• Persyaratan sanitasi (cara
yang baik/good practices)
• Bahan tambahan pangan
• Kemasan Pangan
• Pelabelan dan iklan pangan
• Cemaran Pangan
• Pangan hasil rekayasa
genetika
• Pangan yang diiradiasi
Jaminan Keamanan Pangan/
Mutu Pangan
Pembinaan terhadap:
•Pelaku Usaha
•Pengawas Pangan
•Penyuluh Keamanan
Pangan
Menjadi muatan RPP tentang Keamanan Pangan dan
RPP tentang Label dan Iklan Pangan
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 9
2
Definisi keamanan pangan
pencegahan cemaran biologis, kimia,
dan benda lain
Pangan aman dikonsumsi
UU No 18/2012 tentang Pangan
tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan
budaya
 Pasal 68(1): Pemerintah menjamin terwujudnya penyelenggaraan
Keamanan pangan di setiap rantai pangan secara terpadu
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 10
Struktur RPP Keamanan Pangan
No Rincian Keterangan
1 BAB I Ketentuan Umum
2 BAB II Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan
Bagian Kesatu Umum
Bagian Kedua Standar Keamanan Pangan
Bagian Ketiga Persyaratan Mutu Pangan
Bagian Keempat Pengujian Laboratoris
Bagian Kelima Jenis Sanksi Administrasi
3 BAB III Persyaratan Keamanan Pangan dalam Pangan
Impor
4 BAB IV Pengawasan
Bagian Kesatu Umum
Bagian Kedua Pengawasan dalam rangka Pencegahan
Bagian Ketiga Pengawasan dalam rangka Penegakan hukum
Bagian Keempat Surveilan dan Kajian Risiko Keamanan Pangan 11BPOM 13 OKT 2016
Struktur RPP tentang Keamanan Pangan
No Rincian Keterangan
5 BAB V Tata Cara Pengenaan Sanksi Administrasi
6 BAB VI Kejadian Luar Biasa dan Kesiapan Kedaruratan
7 BAB VII Pembinaan
Bagian Kesatu Pembinaan Pelaku Usaha Pangan
Bagian Kedua Pembinaan Pengawas Pangan dan Penyuluh Pangan
Bagian Ketiga Koordinasi dalam Pembinaan dan Pengawasan
Keamanan Pangan
8 BAB VIII Peran Serta Masyarakat
9 BAB IX Ketentuan Peralihan
10 BAB X Ketentuan Penutup
11 Penjelasan 10 BAB
75 Pasal
12BPOM 13 OKT 2016
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016
Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan
• Penerapan sistem jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan
 sertifikasi oleh menteri, Kepala Lembaga, Bupati/Walikota, atau lembaga
penilaian kesesuaian.
• Pemenuhan standar keamanan pangan:
–Sanitasi pangan
–Bahan tambahan pangan
–Pangan produk rekayasa genetik
–Iradiasi pangan
–Kemasan pangan
–Larangan mengedarkan pangan tercemar
• Persyaratan mutu pangan
–Penetapan oleh menteri atau kepala lembaga
• Pengujian laboratoris
–Pangan segar oleh Menteri pertanian atau menteri kelautan dan perikanan
–Pangan olahan oleh Kepala Lembaga
–Pengujian di laboratorium yang terakreditasi atau yang ditunjuk oleh Pemerintah
13
BPOM 13 OKT 2016
Persyaratan Keamanan Pangan dalam Impor Pangan
 Setiap Orang yang mengimpor Pangan untuk diedarkan bertanggung jawab
atas Keamanan Pangan dan Mutu Pangan.
 Persyaratan:
 Pangan telah diuji, diperiksa, dan/atau dinyatakan memenuhi persyaratan Keamanan
Pangan dan Mutu Pangan oleh pihak yang berwenang di Indonesia atau oleh pihak yang
mempunyai kesepakatan saling pengakuan serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat;
 Dilengkapi dengan dokumen hasil pengujian dan/atau pemeriksaan dan mendapat
persetujuan pemasukan
 Persetujuan pemasukan Pangan:
 Untuk Pangan yang dicurigai dapat menimbulkan risiko kesehatan  persetujuan
pemasukan diberikan setelah dilakukan pengujian laboratorium oleh pihak yang
berwenang di Indonesia.
 Berlaku juga untuk Impor di wilayah kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan
bebas serta kawasan berikat
 Tata cara ditetapkan oleh menteri pertanian, menteri perdagangan, menteri
kelautan dan perikanan, atau Kepala Lembaga.
 Apabila Pangan impor ditolak, Pelaku Usaha wajib memusnahkan Pangan atau
mengeluarkan Pangan dari wilayah Indonesia 14
 Menteri Pertanian,
 Menteri KKP,
 Menteri Kesehatan,
 Menteri
Perindustrian,
 Gubernur, dan/atau
Bupati/Walikota
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016
UMUMUMUM
15
• Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkala melalui kegiatan
surveilan.
• Pengawasan dilakukan dalam rangka pencegahan dan penegakan
hukum
• Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkala melalui kegiatan
surveilan.
• Pengawasan dilakukan dalam rangka pencegahan dan penegakan
hukum
 pemantauan,
 evaluasi, dan
 pengawasan terhadap
kegiatan atau proses
produksi, penyimpanan,
pengangkutan, dan/atau
Peredaran Pangan.
menyelenggaraka
n program
Pengawasan dalam Rangka PencegahanPengawasan dalam Rangka Pencegahan
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016
16
Persyaratan dan tata cara ditetapkan
oleh menteri pertanian, menteri
perindustrian, kelautan dan perikanan,
Kepala Lembaga atau
bupati/walikota.
 sertifikat laik higiene sanitasi yang
dikeluarkan oleh Bupati/Walikota
atau Kantor Kesehatan Pelabuhan
 Persyaratan dan tata cara
ditetapkan oleh menteri kesehatan.
 Izin edar yang diterbitkan Kepala
Lembaga.
 sertifikat produksi Pangan Olahan
industri rumah tangga yang
diterbitkan oleh bupati/walikota..
 Izin edar yang diterbitkan oleh
menteri pertanian dan pemda
Pengawasan dalam rangka Penegakan HukumPengawasan dalam rangka Penegakan Hukum
 Pemeriksaan terhadap kegiatan atau proses produksi, penyimpanan,
pengangkutan, dan/atau Peredaran Pangan oleh Pelaku Usaha, termasuk
pengambilan contoh Pangan dan pengujian
 Pelaksanaan pengawasan diselenggarakan secara berkala, intensifikasi dalam
rangka waktu tertentu dan dalam hal adanya dugaan pelanggaran.
 Pemeriksaan terhadap kegiatan atau proses produksi, penyimpanan,
pengangkutan, dan/atau Peredaran Pangan oleh Pelaku Usaha, termasuk
pengambilan contoh Pangan dan pengujian
 Pelaksanaan pengawasan diselenggarakan secara berkala, intensifikasi dalam
rangka waktu tertentu dan dalam hal adanya dugaan pelanggaran.
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 17
Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan Perikanan,
Menteri Kesehatan atau Kepala Lembaga sesuai
bidang tugas dan kewenangannya masing-masing
melaksanakan:
 Surveilan Keamanan Pangan,
 penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
terkait Surveilan Keamanan Pangan.
Surveilan dan Kajian Risiko Keamanan PanganSurveilan dan Kajian Risiko Keamanan Pangan
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 18
TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
Pelaksanaan sanksi administratif:
a. dikenakan secara berjenjang dan bertingkat dari yang paling
ringan sampai berat, kecuali dalam hal tertentu.
b. ditetapkan berdasarkan kriteria pelanggaran ringan, sedang, dan
berat.
Pengenaan besar denda administratif dibedakan berdasarkan
kriteria pelanggaran dan skala usaha.
Mekanisme pelaksanaan pengenaan sanksi denda administratif
ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Lembaga, kepala lembaga
pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pangan atau Gubernur/Bupati/Walikota.
BPOM 13 OKT 2016 19
KEJADIAN LUAR BIASA DAN KESIAPAN KEDARURATAN
• Dalam hal KLB keracunan Pangan terjadi pada lintas:
- Kabupaten/Kota atau ada permintaan dari bupati/walikota,
gubernur wajib melaksanakan pemeriksaan dan
penanggulangan KLB Keracunan Pangan.
- Propinsi, atau ada permintaan dari gubernur, menteri
kesehatan bersama dengan menteri pertanian, menteri
kelautan dan perikanan, atau Kepala Lembaga wajib
melaksanakan pemeriksaan dan penanggulangan KLB
Keracunan Pangan.
• Penanggulangan KLB Keracunan Pangan dilaksanakan oleh
menteri kesehatan, Kepala Lembaga, gubernur dan
bupati/walikota.
BPOM 13 OKT 2016 20
PEMBINAAN
• Pembinaan Penerapan sistem jaminan Keamanan
Pangan dilakukan oleh Menteri kesehatan, menteri
pertanian, menteri kelautan dan perikanan, menteri
kehutanan, Kepala Lembaga atau bupati/walikota
Pangan Segar oleh menteri pertanian, menteri kelautan
dan perikanan, menteri kehutanan.
Pangan Olahan oleh menteri perindustrian, menteri
kelautan dan perikanan atau Kepala Lembaga.
Pangan Olahan tertentu oleh Kepala Lembaga.
Pembinaan terhadap Pelaku Usaha Pangan siap saji dan
Industri Rumah Tangga Pangan dilaksanakan oleh
bupati/walikota. BPOM 13 OKT 2016 21
a. Pembinaan Pelaku Usaha Pangan:a. Pembinaan Pelaku Usaha Pangan:
Dalam rangka melaksanakan pembinaan penerapan
norma, standar, prosedur, dan kriteria Keamanan
Pangan , bupati/walikota wajib membentuk unit yang
bertanggung jawab dalam pengawasan dan
Penyuluhan Keamanan Pangan dengan
mendayagunakan sumber daya di daerah masing-
masing.
BPOM 13 OKT 2016 22
PEMBINAAN (lanj)
b. Pembinaan Pengawas Pangan dan Penyuluh Panganb. Pembinaan Pengawas Pangan dan Penyuluh Pangan
Koordinasi dalam Pembinaan dan Pengawasan
Keamanan Pangan
•Dalam rangka penguatan komunikasi antarkementerian
dan antarlembaga dalam pengawasan dan pembinaan
Keamanan Pangan, Kepala Lembaga melakukan koordinasi
melalui jejaring Keamanan Pangan nasional.
•Jejaring keamanan pangan nasional melakukan
koordinasi dalam hal kajian risiko, manajemen risiko, dan
komunikasi risiko Keamanan Pangan.
BPOM 13 OKT 2016 23
PEMBINAAN (lanj)
PERAN SERTA MASYARAKAT
• Setiap Orang, organisasi masyarakat, atau lembaga swadaya
masyarakat dapat menyampaikan masalah, memberikan masukan,
dan/atau menyampaikan pendapat secara langsung atau tertulis
kepada bupati/walikota dan/atau Kepala Lembaga mengenai
masalah perbuatan pelanggaran Keamanan Pangan.
• Penyampaian informasi, masukan, dan/atau pendapat atau
permintaan informasi harus dilakukan secara bertanggung jawab
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, agama,
norma kesusilaan, dan kesopanan.
• Kepala Lembaga dan/atau bupati/walikota wajib merahasiakan
kemungkinan dapat diketahuinya identitas pelapor atau isi
informasi, masukan, atau pendapat yang disampaikan
BPOM 13 OKT 2016 24
Pembagian Kewenangan MatriksMatriks
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 25
Sanksi Administratif
26BPOM 13 OKT 2016
Pengenaan Denda Administratif
berdasarkan kriteria pelanggaran dan skala
usaha
BPOM 13 OKT 2016 27
Kriteria
Pelanggaran
Skala Usaha
Besar Menengah Kecil Mikro
Berat Rp.100.000.000,- Rp.50.000.000,- Rp.20.000.000,- Rp.10.000.000,-
Sedang Rp.50.000.000,- Rp.20.000.000,- Rp.10.000.000,- Rp.5.000.000,-
Ringan Rp.20.000.000,- Rp.10.000.000,- Rp.5.000.000,- Rp.2.000.000,-
• Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,
organisasi dan tata kerja Lembaga Pemerintah yang
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
Pangan belum terbentuk, tugas dan fungsi Lembaga
Pemerintah dilaksanakan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pertanian dan menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kelautan dan
perikanan sesuai dengan kewenangan masing-
masing.
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 28
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 29
3
Definisi
• Label Pangan adalah setiap keterangan mengenai
Pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi
keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada
Pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada,
atau merupakan bagian Kemasan Pangan.
• Iklan Pangan adalah setiap keterangan atau
pernyataan mengenai Pangan dalam bentuk gambar,
tulisan, suara, audio visual, atau bentuk lain yang
disampaikan melalui berbagai cara untuk pemasaran
dan/atau perdagangan Pangan.
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 30
STRUKTUR RPP LABEL DAN IKLAN
PANGAN
BAB/ BAGIAN KETERANGAN Pasal
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
BAB II LABEL PANGAN
Bagian Kesatu Umum Pasal 2-6
Bagian Kedua Nama Produk Pasal 7-9
Bagian Ketiga Berat Bersih atau Isi Bersih Pasal 10-11
Bagian Keempat Nama dan Alamat Pihak yang Memproduksi atau
Mengimpor
Pasal 12
Bagian Kelima Nomor Izin Edar Pasal 13-14
Bagian Keenam Daftar Bahan yang Digunakan Pasal 15-16
Bagian Ketujuh Keterangan Halal Pasal 17
Bagian Kedelapan Tanggal dan Kode Produksi Pasal 18
Bagian Kesembilan Tanggal, Bulan dan Tahun Kedaluwarsa Pasal 19
Bagian Kesepuluh Keterangan tentang Klaim Pasal 20-21
Bagian Kesebelas Keterangan tentang Kandungan Gizi Pasal 22-23
BAB/ BAGIAN KETERANGAN Pasal
Bagian Keduabelas Keterangan tentang Peruntukan Pasal 24
Bagian Ketigabelas Keterangan tentang Cara Penggunaan Pasal 25
Bagian Keempatbelas Keterangan tentang Cara Penyimpanan Pasal 26
Bagian Kelimabelas Keterangan tentang Alergen Pasal 27
Bagian Keenambelas Keterangan tentang Bahan Tambahan Pangan
Paragraf 1 Pangan Mengandung Bahan Tambahan
Pangan
Pasal 28 -29
Paragraf 2 Sediaan Bahan Tambahan Pangan Pasal 30
Bagian Ketujuhbelas Keterangan tentang Rekayasa Genetik Pasal 31
Bagian Kedelapanbelas Keterangan tentang Organik Pasal 32
Bagian Kesembilanbelas Keterangan tentang SNI Pasal 33
Bagian Keduapuluh Keterangan tentang Iradiasi Pasal 34
Bagian Keduapuluh satu Keterangan lain Pasal 35-43
Bagian Keduapuluh dua Ketentuan khusus Pasal 44 -47
Bagian Keduapuluh tiga Larangan Pasal 48- 50
Bagian Keduapuluh empat Sanksi Pasal 51
STRUKTUR RPP LABEL DAN IKLAN PANGAN
STRUKTUR RPP LABEL DAN IKLAN PANGAN
BAB/ BAGIAN KETERANGAN Pasal
BAB III IKLAN PANGAN
Bagian Kesatu Umum Pasal 52- 56
Bagian Kedua Iklan Pangan Olahan Tertentu Pasal 57 - 60
Bagian Ketiga Iklan Pangan Halal Pasal 61
Bagian Keempat Iklan yang berkaitan dengan Proses, Asal dan Sifat Bahan
Pangan
Pasal 62
Bagian Kelima Iklan Pangan yang Menyertakan Undian, Sayembara dan
Hadiah
Pasal 63
Bagian Keenam Larangan Pasal 64 - 85
Bagian Ketujuh Sanksi Pasal 86
BAB IV PEMBINAAN Pasal 87
BAB V PENGAWASAN Pasal 88-100
BAB VI TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 101-108
BAB VII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 109-110
BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 111-112
BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 113-114
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2 – 3
BAB II
LABEL
Keterangan pada label sekurang-kurangnya berisi :
Pangan Olahan Pangan Segar
Pangan Kondisi Tertentu
1. Nama produk *);
2. Daftar bahan yang
digunakan;
3. Berat bersih /isi bersih *);
4. Nama dan alamat pihak
yang memproduksi atau
mengimpor;
5. Halal bagi yang
dipersyaratkan *) ;
6. Tanggal & Kode produksi;
7. Tanggal Kedaluwarsa *);
8. Nomor izin edar *) ; dan
9. Asal-usul bahan pangan
tertentu.
*) ditempatkan pada bagian yang
paling mudah dilihat (bagian
utama Label)
1. Klaim;
2. Kandungan gizi;
3. Peruntukan;
4. Cara penggunaan;
5. Cara penyimpanan;
6. Alergen
7. Bahan Tambahan Pangan
8. Pangan produk rekayasa
genetik;
9. Iradiasi pangan;
10. Pangan organik;
11. SNI
12. Asal usul bahan dan/atau
13. Peringatan.
1. Nama produk *);
2. Berat bersih atau isi
bersih*);
3. Nama dan alamat pihak
yang memproduksi atau
mengimpor;
4. Halal bagi yang
dipersyaratkan ;
5. Tanggal dan Kode
produksi
6. Tanggal kedaluwarsa
7. Nomor pendaftaran atau
Nomor SKP; dan
Diterapkan bertahap dengan
mempertimbangkan kesiapan,
jenis pangan dan skala usaha.
Ketentuan lebih lanjut untuk pangan olahan
ditetapkan oleh kepala Lembaga, untuk pangan
segar ditetapkan oleh menteri dibidang
pertanian dan kelautan dan perikanan.
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 35
Ketentuan Khusus
 Pangan dengan luas permukaan Label terlalu kecil : ukuran huruf dan
angka yang dicantumkan tidak boleh lebih kecil dari 0,75 mm.
 Pangan terkemas yang dimasukan ke dalam kemasan sekunder
Wajib dicantumkan pada kemasan sekunder,
 Pangan terkemas dalam kemasan primer tersebut dilarang
diedarkan sebagai kemasan eceran.
 informasi tentang Pangan yang dijual dan dikemas secara langsung di
hadapan pembeli  diletakkan di tempat penjualan atau berdekatan
dengan tempat penjualan sedemikian rupa sehingga dapat dilihat dan
dibaca.
 Label Pangan Olahan untuk diolah kembali
 Label Pangan Segar untuk diolah kembali
Larangan
 Pernyataan/keterangan tidak benar, menyesatkan, lebih unggul, menyehatkan,
mengobati, meningkatkan kecerdasan, pernyataan bebas komponen/bahan tertentu
 Tulisan atau gambar seolah-olah pemanis buatan berasal dari alam
 Nama, logo atau identitas lembaga yang melakukan analisis tentang pangan
 Gambar atau peran tenaga kesehatan, tokoh agama atau pejabat publik
 yang bersifat rekomendasi, referensi, nasihat, atau peringatan;
 yang merendahkan barang dan/atau jasa pihak lain;
 yang menyinggung suku, agama, ras dan/atau golongan tertentu;
 Undian, sayembara, hadiah dan tulisan atau gambar apapun yang tidak sesuai dengan
label yang pada izin edar;
 yang bertentangan dan dilarang oleh ketentuan perundang-undangan.
 Menyatakan konsumsi pangan olahan tersebut dapat memenuhi kebutuhan semua zat
gizi
• Pangan olahan yang diperuntukkan untuk bayi dilarang mencantumkan
klaim gizi, klaim kesehatan, dan klaim lainnya.
• Pangan olahan yang diperuntukkan bagi anak usia 1-3 tahun, dilarang
mencantumkan klaim fungsi lain, klaim penurunan risiko penyakit, dan
klaim tanpa penambahan gula.
• Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dikecualikan
apabila diatur secara khusus dalam peraturan perundang-undangan.
Setiap Orang dilarang menghapus, mencabut, menutup, mengganti Label,
melabel kembali, dan/atau menukar tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa
Pangan yang diedarkan.
Larangan (lanj)
• keterangan atau pernyataan mengenai Pangan dengan benar, tidak
menyesatkan
• bahasa yang mudah dipahami
• Informasi Iklan harus sesuai dengan informasi pada Label
MuatanMuatan
a. Media cetak;
b. Media elektronik;
c. Media luar ruang (Media luar-griya/out-of-home media).
d. Media lainnya
Media PeriklananMedia Periklanan
Pangan yang wajib memiliki izin edar, nomor pendaftaran, nomor SKP, hanya
dapat diiklankan setelah mendapat nomor izin edar , nomor pendaftaran,
nomor SKP.
• Produsen
• Importir
• Perusahaan periklanan
• Pengusaha media
Keterangan dan atau
Pernyataan yang
terdapat dalam iklanBertanggung
jawab atas
Untuk kepentingan pengawasan
dilarang merahasiakan identitas, nama dan alamat pemasang Iklan.
Iklan harus memuat pernyataan tentang pesan bagi masyarakat untuk berhati-hati dalam
memilih dan mengonsumsi pangan.
Iklan Pangan Olahan Tertentu dan Iklan untuk Anak
wajib memuat keterangan mengenai:
- peruntukan.
- cara penggunaan, dan/atau
- keterangan lain yang perlu diketahui, termasuk mengenai kemungkinan risiko Pangan tersebut
terhadap kesehatan manusia.
wajib memuat keterangan mengenai:
- peruntukan.
- cara penggunaan, dan/atau
- keterangan lain yang perlu diketahui, termasuk mengenai kemungkinan risiko Pangan tersebut
terhadap kesehatan manusia.
Iklan Pangan Olahan TertentuIklan Pangan Olahan Tertentu
Iklan pangan untuk anak-anakIklan pangan untuk anak-anak
Iklan Pangan Halal
• Mencantumkan keterangan bahwa
pangan yang diperdagangkan adalah halal
hanya dapat dipublikasikan setelah
pangan tersebut memperoleh sertifikat
halal sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
• Mencantumkan keterangan bahwa
pangan yang diperdagangkan adalah halal
hanya dapat dipublikasikan setelah
pangan tersebut memperoleh sertifikat
halal sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Iklan yang berkaitan dengan Proses,
Asal dan Sifat Bahan Pangan
Iklan yang menyertakan
undian gratis berhadiah
harus mendapatkan izin
dari menteri yang
menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang
sosial.
Pernyataan “syarat dan
ketentuan berlaku” dalam Iklan
harus diikuti dengan
keterangan yang menjelaskan
di mana dan bagaimana
memenuhi persyaratan dan
ketentuan tersebut.
Pernyataan “syarat dan
ketentuan berlaku” harus
mudah terbaca.
tidak boleh menyatakan
ungkapan yang
menimbulkan harapan
masyarakat terkait
dengan ketersediaan
hadiah, termasuk untuk
hadiah langsung.
Iklan yang
menawarkan
undian gratis
berhadiah atau
hadiah langsung
untuk konsumen
anak, tidak
boleh lebih
menonjolkan
hadiahnya.
Iklan makanan
pendamping air
susu ibu tidak
diperbolehkan
memuat undian
berhadiah atau
memberikan
hadiah langsung.
Ketentuan tentang
pelaksanaan undian gratis
berhadiah sesuai ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
Iklan Pangan yang Menyertakan Undian, Sayembara dan Hadiah
Larangan Iklan
 memuat pernyataan dan/atau keterangan yang tidak benar dan/atau yang
dapat menyesatkan dalam Iklan.
 merendahkan produk Pangan lainnya.
 menggunakan kata-kata superlatif dan/atau berlebihan kecuali apabila
perbandingan dilakukan dengan pangan sejenis.
 memuat keterangan atau pernyataan bahwa suatu Pangan merupakan sumber
energi yang unggul dan segera memberikan kekuatan.
 Menampilkan penyia-nyiaan, pemborosan atau perlakuan yang tidak pantas
lainnya terhadap Pangan.
 menyalahgunakan istilah-istilah ilmiah dan statistik untuk menyesatkan
masyarakat.
 mengandung unsur pornografi
 diperankan oleh tenaga kesehatan, tokoh agama atau pejabat publik, atau
berperan sebagai tenaga kesehatan, tokoh agama, atau pejabat publik.
 menggunakan dan/atau menampilkan secara tidak layak pahlawan, dan
monumen.
 memuat kata-kata yang merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam
proses produksi Pangan yang baik.
 menyebutkan teknologi pengolahan kecuali teknologi tersebut termasuk dalam
Kategori Pangan
 mengambil kesempatan dan/atau keuntungan terhadap kesalahan orang lain.
 mengaitkan atau menghubungkan dengan suatu acara/ peristiwa/kegiatan,
dimana karena mengonsumsi Pangan tersebut seseorang meraih prestasi,
atau berhasil keluar sebagai pemenang dalam kegiatan tersebut
 mengiklankan minuman beralkohol .
 menggunakan tulisan, kata, gambar seolah-olah pemanis buatan berasal dari
alam, untuk Iklan sediaan pemanis buatan
Larangan Iklan (lanj.)
 memuat pernyataan atau keterangan bahwa Pangan yang bersangkutan dapat
berfungsi sebagai obat.
 mencantumkan bahwa Pangan dapat menyehatkan, memulihkan kesehatan
atau memulihkan tenaga.
 menyatakan seolah-olah Pangan yang mencantumkan Klaim dan atau Informasi
Nilai Gizi mempunyai kelebihan dari Pangan yang tidak mencantumkan Klaim
dan atau informasi nilai Gizi
 memuat pernyataan kandungan zat Gizi pada Pangan apabila kandungan zat Gizi
tersebut tidak seluruhnya berasal dari Pangan tersebut, tetapi sebagian diberikan oleh
Pangan lain yang dapat dikonsumsi bersama-sama.
 Mengiklankan Pangan yang diperuntukkan bagi bayi dan anak sampai usia 2
(dua) tahun kecuali makanan pendamping air susu ibu.
 Iklan pangan yang diperuntukkan bagi anak usia 1 (satu) sampai usia 3 (tiga)
tahun yang mencantumkan klaim fungsi lain dan klaim penurunan risiko
penyakit dan juga produk PKMK hanya boleh dimuat dalam Media kecuali
dalam media cetak khusus tentang kesehatan, setelah mendapat persetujuan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan
Larangan Iklan (lanj.)
 Pangan yang memiliki nama dagang yang sama dengan nama
dagang formula bayi, formula lanjutan dan formula
pertumbuhan
 semata-mata menampilkan anak-anak berusia dibawah 5
(lima) tahun dalam bentuk apapun.
 memberikan kesan untuk pangan olahan siap saji yang
disajikan dengan cepat dan memiliki kandungan serat,
vitamin atau mineral yang rendah, tetapi memiliki kandungan
energi, gula, lemak, atau garam yang tinggi sebagai produk
yang dapat dikonsumsi secara rutin atau setiap waktu,
Larangan Iklan (lanj.)
PEMBINAAN
Pembinaan tentang penerapan ketentuan Label dan Iklan Pangan Olahan, serta
Pangan Segar :
 Pelaku Usaha, pengawas, dan masyarakat
Pelaksanaan :
1. Pangan olahan :
– Pangan Olahan oleh Kepala BPOM
– PSS oleh Menteri Kesehatan, Bupati/Walikota.
– PIRT oleh Kepala BPOM dan bupati/walikota secara sendiri atau bersama-
sama.
2. Pangan Segar :
oleh menteri pertanian, atau menteri kelautan dan perikanan, gubernur,
bupati/walikota,
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan ditetapkan oleh Menteri Pertanian,
atau Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Kesehatan atau Kepala Lembaga
sesuai bidang tugas dan kewenangan masing-masing.
PENGAWASAN
1. Pangan olahan :
– Pangan Olahan dilaksanakan oleh Kepala Lembaga
– PSS dan PIRT dilaksanakan oleh Kepala Lembaga dan bupati/walikota secara sendiri
atau bersama-sama.
– Pengawasan mencakup pengawasan dalam rangka pencegahan (menilai label) dan
pengawasan dalam rangka penegakan hukum ( sampling, penilaian kesesuaian label)
2. Pangan Segar :
dilaksanakan oleh lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pangan.
3. Pangan halal :
Pengawasan terhadap pencantuman keterangan tentang halal pada Pangan dilaksanakan
oleh Menteri Agama berkoordinasi dengan :
•Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan Perikanan untuk Pangan segar.
•Kepala Lembaga untuk Pangan Olahan
4. Keterangan Organik : Kementerian Pertanian
5.Undian Berhadiah : Kemensos
• Pelaksanaan sanksi administratif terhadap pelanggaran Label dan Iklan Pangan
dapat dikenakan secara berjenjang dan bertingkat dari yang paling ringan,
sedang sampai berat.
• Dalam hal tertentu, sanksi adminstratif dapat dikenakan tanpa melalui
penjenjangan
• Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan Label dan Iklan Pangan Olahan
ditetapkan oleh Kepala Lembaga.
• Kriteria pelanggaran ditetapkan oleh Menteri Pertanian, Menteri Kelautan
dan Perikanan , dan Menteri Kesehatan , atau Kepala Lembaga sesuai dengan
bidang tugas dan kewenangan masing-masing.
• Pengenaan sanksi dilakukan oleh pejabat yang berwenang.
• hasil pengawasan produk pangan dapat diumumkan melalui media massa.
PENGAWASAN (lanj)
Sanksi
Pengenaan Denda Administratif
berdasarkan kriteria pelanggaran dan skala
usaha
10/21/16 BPOM 27 Sept2016 53
Kriteria
Pelanggaran
Skala Usaha
Besar Menengah Kecil Mikro
Berat Rp.50.000.000,- Rp.25.000.000,- Rp.10.000.000,- Rp.5.000.000,-
Sedang Rp.25.000.000,- Rp.10.000.000,- Rp.5.000.000,- Rp.2.500.000,-
Ringan Rp.10.000.000,- Rp.5.000.000,- Rp.2.500.000,- Rp.1.000.000,-
TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
TAHAPAN PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
PELANGGARAN PERTAMA
peringatan tertulis
untuk melakukan
• penarikan,
•perintah perbaikan,
•dan/atau
pemusnahan
ABAIKAN
DENDA
ADMINISTRATIF
PELANGGARAN KEDUA
Penghentian
sementara kegiatan,
produksi, dan/atau
peredaran;
PELANGGARAN KETIGA
sanksi denda
administrative +
menarik Pangan/Iklan
dari peredaran +
pembekuan izin usaha
PENCABUTAN
IZIN
>3KALI
PERAN SERTA MASYARAKAT
• setiap orang dapat berperan serta dalam menyampaikan
informasi mengenai permasalahan, masukan dan/atau cara
pemecahan mengenai hal-hal di bidang Pangan.
• Penyampaian informasi dapat dilakukan secara lisan atau
tertulis kepada menteri, kepala lembaga, dan/atau
bupati/walikota
• Setiap masalah, masukan dan/atau pendapat ditindaklanjuti
oleh menteri Kepala Lembaga, dan/atau bupati/walikota.
• Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme pengelolaan
penerimaan informasi dan tindaklanjutnya ditetapkan oleh
menteri, Kepala Lembaga, dan/atau bupati/walikota
KETENTUAN PERALIHAN
• Pangan yang beredar wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam
peraturan pemerintah ini paling lama 1 (satu) tahun sejak
peraturan pemerintah ini diundangkan.
• Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, organisasi dan
tata kerja Lembaga Pemerintah yang melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang Pangan belum terbentuk maka tugas dan
fungsi Lembaga Pemerintah dilaksanakan oleh kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian dan
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kelautan dan perikanan sesuai dengan bidang tugas dan
kewenangannya masing-masing.
Pembagian Kewenangan Matriks
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 58
4
PENUTUP
• Dengan adanya PP tentang Keamanan Pangan dan PP
tentang Label dan Iklan Pangan, diharapkan
ketentuan yang tertuang UU No. 18 Tahun 2012
tentang Pangan dapat diimplementasikan dengan
baik dan jelas oleh setiap pihak yang berwenang
secara sinergis.
• Segala ketentuan terkait keamanan pangan, label
dan iklan pangan menjadi tools untuk menjamin
keamanan pangan yang beredar untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dan
menciptakan iklim perdagangan pangan yang sehat
59
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
JL. PERCETAKAN NEGARA NO.23
Telp. (021) 42875584, Fax. (021) 42875780
www.pom.go.id
http://standarpangan.pom.go.id/
SEKRETARIAT RPP BADAN POM:
rpp.kmp.lip@gmail.com
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 60

More Related Content

What's hot

Kontaminasi Makanan
Kontaminasi MakananKontaminasi Makanan
Kontaminasi MakananFajar 'Ree'
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessAli Fuad R
 
Peningkatan kadar dan mutu gizi pangan
Peningkatan kadar dan mutu gizi panganPeningkatan kadar dan mutu gizi pangan
Peningkatan kadar dan mutu gizi panganAgnescia Sera
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganSutyawan
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananAgnescia Sera
 
SSOP_Food_Sanitation (1).ppt
SSOP_Food_Sanitation (1).pptSSOP_Food_Sanitation (1).ppt
SSOP_Food_Sanitation (1).pptTiara104284
 
Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananAgnescia Sera
 
Hygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi MakananHygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi MakananGilang Rosul
 
ppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptx
ppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptxppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptx
ppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptxAbdulWahid446325
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahRatnawati Sigamma
 
Higiene sanitasi pangan penjamah makanan
Higiene sanitasi pangan penjamah makananHigiene sanitasi pangan penjamah makanan
Higiene sanitasi pangan penjamah makananAul Ndink
 
Teknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan panganTeknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan panganAgnescia Sera
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziaditya kusuma
 
evaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsional
evaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsionalevaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsional
evaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsionalAila Yumeko
 
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinramdhanisari
 

What's hot (20)

Kontaminasi Makanan
Kontaminasi MakananKontaminasi Makanan
Kontaminasi Makanan
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing Process
 
Peningkatan kadar dan mutu gizi pangan
Peningkatan kadar dan mutu gizi panganPeningkatan kadar dan mutu gizi pangan
Peningkatan kadar dan mutu gizi pangan
 
Presentasi bpom ri
Presentasi bpom riPresentasi bpom ri
Presentasi bpom ri
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
 
Kontaminasi makanan
Kontaminasi makananKontaminasi makanan
Kontaminasi makanan
 
HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
Keamanan pangan
Keamanan panganKeamanan pangan
Keamanan pangan
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makanan
 
SSOP_Food_Sanitation (1).ppt
SSOP_Food_Sanitation (1).pptSSOP_Food_Sanitation (1).ppt
SSOP_Food_Sanitation (1).ppt
 
Penyimpanan pangan
Penyimpanan panganPenyimpanan pangan
Penyimpanan pangan
 
Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu Makanan
 
Hygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi MakananHygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi Makanan
 
ppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptx
ppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptxppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptx
ppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptx
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
 
Higiene sanitasi pangan penjamah makanan
Higiene sanitasi pangan penjamah makananHigiene sanitasi pangan penjamah makanan
Higiene sanitasi pangan penjamah makanan
 
Teknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan panganTeknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan pangan
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi
 
evaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsional
evaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsionalevaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsional
evaluasi nilai gizi pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsional
 
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
 

Viewers also liked

Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)Heru Fernandez
 
Keamanan pangan dan kesehatan manusia
Keamanan pangan dan kesehatan manusiaKeamanan pangan dan kesehatan manusia
Keamanan pangan dan kesehatan manusiaAila Yumeko
 
STRATEGI DAN PROGRAM KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
STRATEGI DAN PROGRAM  KEAMANAN PANGAN  JAJANAN ANAK SEKOLAHSTRATEGI DAN PROGRAM  KEAMANAN PANGAN  JAJANAN ANAK SEKOLAH
STRATEGI DAN PROGRAM KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAHHeru Fernandez
 
Keamanan pangan
Keamanan panganKeamanan pangan
Keamanan panganlombkTBK
 
Sosialisasi pangan jajanan anak sekolah
Sosialisasi pangan jajanan anak sekolahSosialisasi pangan jajanan anak sekolah
Sosialisasi pangan jajanan anak sekolaherna yanti
 
5 kunci keamanan pangan anak sekolah (PJAS)
5 kunci keamanan pangan anak sekolah (PJAS)5 kunci keamanan pangan anak sekolah (PJAS)
5 kunci keamanan pangan anak sekolah (PJAS)Heru Fernandez
 
PerkinElmer Clarus® All-In-One
PerkinElmer Clarus® All-In-OnePerkinElmer Clarus® All-In-One
PerkinElmer Clarus® All-In-OnePerkinElmer, Inc.
 
Routine Discovery Metabolomics Workflows on X500R QTOF System
Routine Discovery Metabolomics Workflows on X500R QTOF SystemRoutine Discovery Metabolomics Workflows on X500R QTOF System
Routine Discovery Metabolomics Workflows on X500R QTOF SystemSCIEX
 
Tools to Detect sub-1ppm Host Cell Proteins in Biological Products at Every D...
Tools to Detect sub-1ppm Host Cell Proteins in Biological Products at Every D...Tools to Detect sub-1ppm Host Cell Proteins in Biological Products at Every D...
Tools to Detect sub-1ppm Host Cell Proteins in Biological Products at Every D...SCIEX
 
LC-MS/MS analysis of emerging food contaminants
LC-MS/MS analysis of emerging food contaminantsLC-MS/MS analysis of emerging food contaminants
LC-MS/MS analysis of emerging food contaminantsSCIEX
 
Presentation JAPAN FOOD
Presentation JAPAN FOODPresentation JAPAN FOOD
Presentation JAPAN FOODcarmegm
 
P2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten TangerangP2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten TangerangEka Febriana
 
ChemDraw for iPad in organic chemistry courses
ChemDraw for iPad in organic chemistry coursesChemDraw for iPad in organic chemistry courses
ChemDraw for iPad in organic chemistry coursesPerkinElmer, Inc.
 
Isintu Foundation Proposal: Organic Agriculture Curriculum (Adams College, Kw...
Isintu Foundation Proposal: Organic Agriculture Curriculum (Adams College, Kw...Isintu Foundation Proposal: Organic Agriculture Curriculum (Adams College, Kw...
Isintu Foundation Proposal: Organic Agriculture Curriculum (Adams College, Kw...Zola Dube
 
Can LCMSMS be used in horse meat detection?
Can LCMSMS be used in horse meat detection?Can LCMSMS be used in horse meat detection?
Can LCMSMS be used in horse meat detection?SCIEX
 

Viewers also liked (20)

Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
 
Keamanan pangan dan kesehatan manusia
Keamanan pangan dan kesehatan manusiaKeamanan pangan dan kesehatan manusia
Keamanan pangan dan kesehatan manusia
 
STRATEGI DAN PROGRAM KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
STRATEGI DAN PROGRAM  KEAMANAN PANGAN  JAJANAN ANAK SEKOLAHSTRATEGI DAN PROGRAM  KEAMANAN PANGAN  JAJANAN ANAK SEKOLAH
STRATEGI DAN PROGRAM KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
 
Pengurusan pirt
Pengurusan pirtPengurusan pirt
Pengurusan pirt
 
Keamanan pangan
Keamanan panganKeamanan pangan
Keamanan pangan
 
Sosialisasi pangan jajanan anak sekolah
Sosialisasi pangan jajanan anak sekolahSosialisasi pangan jajanan anak sekolah
Sosialisasi pangan jajanan anak sekolah
 
5 kunci keamanan pangan anak sekolah (PJAS)
5 kunci keamanan pangan anak sekolah (PJAS)5 kunci keamanan pangan anak sekolah (PJAS)
5 kunci keamanan pangan anak sekolah (PJAS)
 
pengawasan mutu pangan
pengawasan mutu panganpengawasan mutu pangan
pengawasan mutu pangan
 
PerkinElmer Clarus® All-In-One
PerkinElmer Clarus® All-In-OnePerkinElmer Clarus® All-In-One
PerkinElmer Clarus® All-In-One
 
Routine Discovery Metabolomics Workflows on X500R QTOF System
Routine Discovery Metabolomics Workflows on X500R QTOF SystemRoutine Discovery Metabolomics Workflows on X500R QTOF System
Routine Discovery Metabolomics Workflows on X500R QTOF System
 
CG Clarus® All In One
CG Clarus® All In OneCG Clarus® All In One
CG Clarus® All In One
 
Tools to Detect sub-1ppm Host Cell Proteins in Biological Products at Every D...
Tools to Detect sub-1ppm Host Cell Proteins in Biological Products at Every D...Tools to Detect sub-1ppm Host Cell Proteins in Biological Products at Every D...
Tools to Detect sub-1ppm Host Cell Proteins in Biological Products at Every D...
 
LC-MS/MS analysis of emerging food contaminants
LC-MS/MS analysis of emerging food contaminantsLC-MS/MS analysis of emerging food contaminants
LC-MS/MS analysis of emerging food contaminants
 
Presentation JAPAN FOOD
Presentation JAPAN FOODPresentation JAPAN FOOD
Presentation JAPAN FOOD
 
P2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten TangerangP2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten Tangerang
 
ChemDraw for iPad in organic chemistry courses
ChemDraw for iPad in organic chemistry coursesChemDraw for iPad in organic chemistry courses
ChemDraw for iPad in organic chemistry courses
 
Internal Audit
Internal AuditInternal Audit
Internal Audit
 
JAPAN Food Labelling Systems - An Update_2015
JAPAN Food Labelling Systems - An Update_2015JAPAN Food Labelling Systems - An Update_2015
JAPAN Food Labelling Systems - An Update_2015
 
Isintu Foundation Proposal: Organic Agriculture Curriculum (Adams College, Kw...
Isintu Foundation Proposal: Organic Agriculture Curriculum (Adams College, Kw...Isintu Foundation Proposal: Organic Agriculture Curriculum (Adams College, Kw...
Isintu Foundation Proposal: Organic Agriculture Curriculum (Adams College, Kw...
 
Can LCMSMS be used in horse meat detection?
Can LCMSMS be used in horse meat detection?Can LCMSMS be used in horse meat detection?
Can LCMSMS be used in horse meat detection?
 

Similar to Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOM

Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMCara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMindah784916
 
Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014agus_ibnu_hasan
 
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan Sawarni H
 
Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)Wa Ode AsriFa
 
KEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptx
KEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptxKEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptx
KEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptxNurulBaeti6
 
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.pptadham50
 
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasperDiktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasperEly John Karimela
 
Akselerasi Pengembangan Budidaya Udang dan Pengendalian Sistem Penjaminan Mut...
Akselerasi Pengembangan Budidaya Udang dan Pengendalian Sistem Penjaminan Mut...Akselerasi Pengembangan Budidaya Udang dan Pengendalian Sistem Penjaminan Mut...
Akselerasi Pengembangan Budidaya Udang dan Pengendalian Sistem Penjaminan Mut...Syauqy Nurul Aziz
 
1.Kebijakan Keamanan Pangan di Indonesia 2018_Palembang.pdf
1.Kebijakan Keamanan Pangan di   Indonesia 2018_Palembang.pdf1.Kebijakan Keamanan Pangan di   Indonesia 2018_Palembang.pdf
1.Kebijakan Keamanan Pangan di Indonesia 2018_Palembang.pdfAnharYt
 
2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf
2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf
2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdfardi245796
 
SOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdf
SOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdfSOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdf
SOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdfHanifYogatama1
 
Materi PerUU Keamanan Pangan.pptx
Materi PerUU Keamanan Pangan.pptxMateri PerUU Keamanan Pangan.pptx
Materi PerUU Keamanan Pangan.pptxYenny Tanjung
 
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakitPeraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakitNeneng Rukmawati
 
Bimtek Karantina Biosekuriti Dalam Mata Rantai Lalu Lintas Karkas, Daging dan...
Bimtek Karantina Biosekuriti Dalam Mata Rantai Lalu Lintas Karkas, Daging dan...Bimtek Karantina Biosekuriti Dalam Mata Rantai Lalu Lintas Karkas, Daging dan...
Bimtek Karantina Biosekuriti Dalam Mata Rantai Lalu Lintas Karkas, Daging dan...Tata Naipospos
 
Pengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptx
Pengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptxPengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptx
Pengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptxkemenaghajids83
 

Similar to Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOM (20)

Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMCara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
 
Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014
 
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
 
Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)
 
KEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptx
KEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptxKEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptx
KEBIJAKAN HSP Dinkes Prov DKI Jakarta (1).pptx
 
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
 
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasperDiktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
 
Akselerasi Pengembangan Budidaya Udang dan Pengendalian Sistem Penjaminan Mut...
Akselerasi Pengembangan Budidaya Udang dan Pengendalian Sistem Penjaminan Mut...Akselerasi Pengembangan Budidaya Udang dan Pengendalian Sistem Penjaminan Mut...
Akselerasi Pengembangan Budidaya Udang dan Pengendalian Sistem Penjaminan Mut...
 
1.Kebijakan Keamanan Pangan di Indonesia 2018_Palembang.pdf
1.Kebijakan Keamanan Pangan di   Indonesia 2018_Palembang.pdf1.Kebijakan Keamanan Pangan di   Indonesia 2018_Palembang.pdf
1.Kebijakan Keamanan Pangan di Indonesia 2018_Palembang.pdf
 
2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf
2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf
2 of 2 BAMBANG ARIF NUGRAHA _ Materi pelatihan keamanan pangan_sesi 5.pdf
 
HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
SOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdf
SOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdfSOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdf
SOSIALISASI Rumah Makan dan Jasa Boga.pdf
 
Materi PerUU Keamanan Pangan.pptx
Materi PerUU Keamanan Pangan.pptxMateri PerUU Keamanan Pangan.pptx
Materi PerUU Keamanan Pangan.pptx
 
PER-UU-HSP - Copy.PPT
PER-UU-HSP - Copy.PPTPER-UU-HSP - Copy.PPT
PER-UU-HSP - Copy.PPT
 
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakitPeraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
 
Sos nkv
Sos nkv Sos nkv
Sos nkv
 
Bimtek Karantina Biosekuriti Dalam Mata Rantai Lalu Lintas Karkas, Daging dan...
Bimtek Karantina Biosekuriti Dalam Mata Rantai Lalu Lintas Karkas, Daging dan...Bimtek Karantina Biosekuriti Dalam Mata Rantai Lalu Lintas Karkas, Daging dan...
Bimtek Karantina Biosekuriti Dalam Mata Rantai Lalu Lintas Karkas, Daging dan...
 
Pmm teori haccp
Pmm teori haccpPmm teori haccp
Pmm teori haccp
 
Pengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptx
Pengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptxPengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptx
Pengawasan Keamanan Produk Hewan (Kesmavet) Syamsul Maarif (1).pptx
 
P IRT (UKM) .ppt
P IRT  (UKM) .pptP IRT  (UKM) .ppt
P IRT (UKM) .ppt
 

More from Stenly Mandagi

PENYUSUNAN DOKSISTU.pptx
PENYUSUNAN DOKSISTU.pptxPENYUSUNAN DOKSISTU.pptx
PENYUSUNAN DOKSISTU.pptxStenly Mandagi
 
Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...
Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...
Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...Stenly Mandagi
 
Implementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPD
Implementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPDImplementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPD
Implementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPDStenly Mandagi
 
Peluang Pengembangan OKKP sebagai LSPro
Peluang Pengembangan OKKP sebagai LSProPeluang Pengembangan OKKP sebagai LSPro
Peluang Pengembangan OKKP sebagai LSProStenly Mandagi
 
Panduan Pengajuan Usulan Kegiatan PPHP Tahun 2014 (eProposal)
Panduan Pengajuan Usulan Kegiatan PPHP Tahun 2014 (eProposal)Panduan Pengajuan Usulan Kegiatan PPHP Tahun 2014 (eProposal)
Panduan Pengajuan Usulan Kegiatan PPHP Tahun 2014 (eProposal)Stenly Mandagi
 
Pengembangan Penyebaran Informasi Pasar
Pengembangan Penyebaran Informasi PasarPengembangan Penyebaran Informasi Pasar
Pengembangan Penyebaran Informasi PasarStenly Mandagi
 
Kesiapan Sektor Pertanian Menghadapi AEC 2015
Kesiapan Sektor Pertanian Menghadapi AEC 2015Kesiapan Sektor Pertanian Menghadapi AEC 2015
Kesiapan Sektor Pertanian Menghadapi AEC 2015Stenly Mandagi
 
Pengembangan Analisis Pemasaran
Pengembangan  Analisis PemasaranPengembangan  Analisis Pemasaran
Pengembangan Analisis PemasaranStenly Mandagi
 
Perencanaan Kegiatan PIP 2014 dalam Rangka Mendukung Kebijakan Ditjen PPHP
Perencanaan Kegiatan PIP 2014 dalam Rangka Mendukung Kebijakan Ditjen PPHPPerencanaan Kegiatan PIP 2014 dalam Rangka Mendukung Kebijakan Ditjen PPHP
Perencanaan Kegiatan PIP 2014 dalam Rangka Mendukung Kebijakan Ditjen PPHPStenly Mandagi
 
Kebijakan Pemasaran Domestik Tahun 2013
Kebijakan Pemasaran Domestik Tahun 2013Kebijakan Pemasaran Domestik Tahun 2013
Kebijakan Pemasaran Domestik Tahun 2013Stenly Mandagi
 
Dinamika kelompok belajar
Dinamika kelompok belajarDinamika kelompok belajar
Dinamika kelompok belajarStenly Mandagi
 

More from Stenly Mandagi (20)

MATERI GAP.pptx
MATERI GAP.pptxMATERI GAP.pptx
MATERI GAP.pptx
 
PENYUSUNAN DOKSISTU.pptx
PENYUSUNAN DOKSISTU.pptxPENYUSUNAN DOKSISTU.pptx
PENYUSUNAN DOKSISTU.pptx
 
Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...
Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...
Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...
 
Implementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPD
Implementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPDImplementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPD
Implementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPD
 
Peluang Pengembangan OKKP sebagai LSPro
Peluang Pengembangan OKKP sebagai LSProPeluang Pengembangan OKKP sebagai LSPro
Peluang Pengembangan OKKP sebagai LSPro
 
Panduan Pengajuan Usulan Kegiatan PPHP Tahun 2014 (eProposal)
Panduan Pengajuan Usulan Kegiatan PPHP Tahun 2014 (eProposal)Panduan Pengajuan Usulan Kegiatan PPHP Tahun 2014 (eProposal)
Panduan Pengajuan Usulan Kegiatan PPHP Tahun 2014 (eProposal)
 
Pengembangan Penyebaran Informasi Pasar
Pengembangan Penyebaran Informasi PasarPengembangan Penyebaran Informasi Pasar
Pengembangan Penyebaran Informasi Pasar
 
Kesiapan Sektor Pertanian Menghadapi AEC 2015
Kesiapan Sektor Pertanian Menghadapi AEC 2015Kesiapan Sektor Pertanian Menghadapi AEC 2015
Kesiapan Sektor Pertanian Menghadapi AEC 2015
 
Pengembangan Analisis Pemasaran
Pengembangan  Analisis PemasaranPengembangan  Analisis Pemasaran
Pengembangan Analisis Pemasaran
 
Perencanaan Kegiatan PIP 2014 dalam Rangka Mendukung Kebijakan Ditjen PPHP
Perencanaan Kegiatan PIP 2014 dalam Rangka Mendukung Kebijakan Ditjen PPHPPerencanaan Kegiatan PIP 2014 dalam Rangka Mendukung Kebijakan Ditjen PPHP
Perencanaan Kegiatan PIP 2014 dalam Rangka Mendukung Kebijakan Ditjen PPHP
 
Kebijakan Pemasaran Domestik Tahun 2013
Kebijakan Pemasaran Domestik Tahun 2013Kebijakan Pemasaran Domestik Tahun 2013
Kebijakan Pemasaran Domestik Tahun 2013
 
Tahukah anda
Tahukah andaTahukah anda
Tahukah anda
 
Dinamika kelompok belajar
Dinamika kelompok belajarDinamika kelompok belajar
Dinamika kelompok belajar
 
Perencanaan usaha
Perencanaan usahaPerencanaan usaha
Perencanaan usaha
 
Pengolahan hasil
Pengolahan hasilPengolahan hasil
Pengolahan hasil
 
Pemasaran hasil
Pemasaran hasilPemasaran hasil
Pemasaran hasil
 
Pasca panen
Pasca panenPasca panen
Pasca panen
 
Kemitraan usaha
Kemitraan usahaKemitraan usaha
Kemitraan usaha
 
Kelembagaan usaha
Kelembagaan usahaKelembagaan usaha
Kelembagaan usaha
 
Gmp
GmpGmp
Gmp
 

Recently uploaded

PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxZainul Ulum
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxhartonohajar
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...ngrecopemdes
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 

Recently uploaded (7)

PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 

Kebijakan Pengawasan Keamanan Pangan - BPOM

  • 1. KEBIJAKAN KEAMANAN DAN PELABELAN PANGAN HASIL PERTANIAN Disampaikan pada: Temu Teknis Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKPD) Bandung, 20 Oktober 2016 Disampaikan Oleh: Ir. Gasilan Kasubdit Standardisasi Bahan Baku dan BTP Direktorat Standardisasi Produk Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan Disampaikan Oleh: Ir. Gasilan Kasubdit Standardisasi Bahan Baku dan BTP Direktorat Standardisasi Produk Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan
  • 2. OUTLINE Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 2
  • 3. Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 3 1
  • 4. Pangan  Definisi Pangan  segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. (UU No. 18/2012 tentang Pangan)  Pangan segar Pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan pangan.  termasuk pangan yang mengalami pengolahan minimal (pascapanen) meliputi pencucian, pengupasan, pengeringan, penggilingan,pemotongan, penggaraman, pembekuan, pencampuran, dan blansir serta tanpa penambahan Bahan Tambahan Pangan (BTP) kecuali pelilinan  Pangan Olahan makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.  termasuk pangan siap saji dan Pangan Olahan Industri Rumah Tangga 4Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016
  • 5. Dasar Hukum Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 5 Dasar hukum kebijakan terkait keamanan pangan UU No/ 18 Tahun 2012 tentang Pangan PP No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan  direvisi menjadi RPP tentang Keamanan Pangan PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan  direvisi menjadi RPP tentang Label dan Iklan Pangan Peraturan pelaksana PP  Peraturan Kepala Badan, Peraturan Menteri Pertanian, Peraturan Menteri Kesehatan, Peraturan Menteri Perindustrian, Peraturan Menteri Perdagangan, Peraturan Daerah, dsb
  • 6. Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 6 Rantai Pangan Pangan SegarPangan Segar Pangan OlahanPangan Olahan  Kementerian Pertanian  KKP  Pemda  Kementerian Pertanian  KKP  Pemda  Kementerian Perindustrian  Kementerian Kesehatan  Badan POM  Pemda  dll  Kementerian Perindustrian  Kementerian Kesehatan  Badan POM  Pemda  dll Perlu Koordinasi yang Baik Untuk memenuhi ekspektasi masyarakat: ‘seluruh pangan aman dan bermutu Perlu Koordinasi yang Baik Untuk memenuhi ekspektasi masyarakat: ‘seluruh pangan aman dan bermutu
  • 7. Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 7 PRODUKSI, PEREDARAN, PERSYARATAN KEAMANAN PANGAN, SERTA PENGAWASAN DAN PEMBINAANNYA
  • 8. Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 8 PEMBINAAN Pencegahan Sebelum Peredaran •Registrasi Sarana Produksi, IRTP •Izin Edar (MD, ML, P-IRT) •SKE/SKI Pengakuan terhadap Jaminan Keamanan Pangan/ Mutu Pangan diberikan melalui sertifikasi Penegakan Hukum •Sanksi administratif Penanganan KLB Keracunan Pangan • Persyaratan sanitasi (cara yang baik/good practices) • Bahan tambahan pangan • Kemasan Pangan • Pelabelan dan iklan pangan • Cemaran Pangan • Pangan hasil rekayasa genetika • Pangan yang diiradiasi Jaminan Keamanan Pangan/ Mutu Pangan Pembinaan terhadap: •Pelaku Usaha •Pengawas Pangan •Penyuluh Keamanan Pangan Menjadi muatan RPP tentang Keamanan Pangan dan RPP tentang Label dan Iklan Pangan
  • 9. Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 9 2
  • 10. Definisi keamanan pangan pencegahan cemaran biologis, kimia, dan benda lain Pangan aman dikonsumsi UU No 18/2012 tentang Pangan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya  Pasal 68(1): Pemerintah menjamin terwujudnya penyelenggaraan Keamanan pangan di setiap rantai pangan secara terpadu Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 10
  • 11. Struktur RPP Keamanan Pangan No Rincian Keterangan 1 BAB I Ketentuan Umum 2 BAB II Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan Bagian Kesatu Umum Bagian Kedua Standar Keamanan Pangan Bagian Ketiga Persyaratan Mutu Pangan Bagian Keempat Pengujian Laboratoris Bagian Kelima Jenis Sanksi Administrasi 3 BAB III Persyaratan Keamanan Pangan dalam Pangan Impor 4 BAB IV Pengawasan Bagian Kesatu Umum Bagian Kedua Pengawasan dalam rangka Pencegahan Bagian Ketiga Pengawasan dalam rangka Penegakan hukum Bagian Keempat Surveilan dan Kajian Risiko Keamanan Pangan 11BPOM 13 OKT 2016
  • 12. Struktur RPP tentang Keamanan Pangan No Rincian Keterangan 5 BAB V Tata Cara Pengenaan Sanksi Administrasi 6 BAB VI Kejadian Luar Biasa dan Kesiapan Kedaruratan 7 BAB VII Pembinaan Bagian Kesatu Pembinaan Pelaku Usaha Pangan Bagian Kedua Pembinaan Pengawas Pangan dan Penyuluh Pangan Bagian Ketiga Koordinasi dalam Pembinaan dan Pengawasan Keamanan Pangan 8 BAB VIII Peran Serta Masyarakat 9 BAB IX Ketentuan Peralihan 10 BAB X Ketentuan Penutup 11 Penjelasan 10 BAB 75 Pasal 12BPOM 13 OKT 2016
  • 13. Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan • Penerapan sistem jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan  sertifikasi oleh menteri, Kepala Lembaga, Bupati/Walikota, atau lembaga penilaian kesesuaian. • Pemenuhan standar keamanan pangan: –Sanitasi pangan –Bahan tambahan pangan –Pangan produk rekayasa genetik –Iradiasi pangan –Kemasan pangan –Larangan mengedarkan pangan tercemar • Persyaratan mutu pangan –Penetapan oleh menteri atau kepala lembaga • Pengujian laboratoris –Pangan segar oleh Menteri pertanian atau menteri kelautan dan perikanan –Pangan olahan oleh Kepala Lembaga –Pengujian di laboratorium yang terakreditasi atau yang ditunjuk oleh Pemerintah 13
  • 14. BPOM 13 OKT 2016 Persyaratan Keamanan Pangan dalam Impor Pangan  Setiap Orang yang mengimpor Pangan untuk diedarkan bertanggung jawab atas Keamanan Pangan dan Mutu Pangan.  Persyaratan:  Pangan telah diuji, diperiksa, dan/atau dinyatakan memenuhi persyaratan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan oleh pihak yang berwenang di Indonesia atau oleh pihak yang mempunyai kesepakatan saling pengakuan serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat;  Dilengkapi dengan dokumen hasil pengujian dan/atau pemeriksaan dan mendapat persetujuan pemasukan  Persetujuan pemasukan Pangan:  Untuk Pangan yang dicurigai dapat menimbulkan risiko kesehatan  persetujuan pemasukan diberikan setelah dilakukan pengujian laboratorium oleh pihak yang berwenang di Indonesia.  Berlaku juga untuk Impor di wilayah kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas serta kawasan berikat  Tata cara ditetapkan oleh menteri pertanian, menteri perdagangan, menteri kelautan dan perikanan, atau Kepala Lembaga.  Apabila Pangan impor ditolak, Pelaku Usaha wajib memusnahkan Pangan atau mengeluarkan Pangan dari wilayah Indonesia 14
  • 15.  Menteri Pertanian,  Menteri KKP,  Menteri Kesehatan,  Menteri Perindustrian,  Gubernur, dan/atau Bupati/Walikota Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 UMUMUMUM 15 • Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkala melalui kegiatan surveilan. • Pengawasan dilakukan dalam rangka pencegahan dan penegakan hukum • Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkala melalui kegiatan surveilan. • Pengawasan dilakukan dalam rangka pencegahan dan penegakan hukum  pemantauan,  evaluasi, dan  pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau Peredaran Pangan. menyelenggaraka n program
  • 16. Pengawasan dalam Rangka PencegahanPengawasan dalam Rangka Pencegahan Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 16 Persyaratan dan tata cara ditetapkan oleh menteri pertanian, menteri perindustrian, kelautan dan perikanan, Kepala Lembaga atau bupati/walikota.  sertifikat laik higiene sanitasi yang dikeluarkan oleh Bupati/Walikota atau Kantor Kesehatan Pelabuhan  Persyaratan dan tata cara ditetapkan oleh menteri kesehatan.  Izin edar yang diterbitkan Kepala Lembaga.  sertifikat produksi Pangan Olahan industri rumah tangga yang diterbitkan oleh bupati/walikota..  Izin edar yang diterbitkan oleh menteri pertanian dan pemda
  • 17. Pengawasan dalam rangka Penegakan HukumPengawasan dalam rangka Penegakan Hukum  Pemeriksaan terhadap kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau Peredaran Pangan oleh Pelaku Usaha, termasuk pengambilan contoh Pangan dan pengujian  Pelaksanaan pengawasan diselenggarakan secara berkala, intensifikasi dalam rangka waktu tertentu dan dalam hal adanya dugaan pelanggaran.  Pemeriksaan terhadap kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau Peredaran Pangan oleh Pelaku Usaha, termasuk pengambilan contoh Pangan dan pengujian  Pelaksanaan pengawasan diselenggarakan secara berkala, intensifikasi dalam rangka waktu tertentu dan dalam hal adanya dugaan pelanggaran. Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 17
  • 18. Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Kesehatan atau Kepala Lembaga sesuai bidang tugas dan kewenangannya masing-masing melaksanakan:  Surveilan Keamanan Pangan,  penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria terkait Surveilan Keamanan Pangan. Surveilan dan Kajian Risiko Keamanan PanganSurveilan dan Kajian Risiko Keamanan Pangan Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 18
  • 19. TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF Pelaksanaan sanksi administratif: a. dikenakan secara berjenjang dan bertingkat dari yang paling ringan sampai berat, kecuali dalam hal tertentu. b. ditetapkan berdasarkan kriteria pelanggaran ringan, sedang, dan berat. Pengenaan besar denda administratif dibedakan berdasarkan kriteria pelanggaran dan skala usaha. Mekanisme pelaksanaan pengenaan sanksi denda administratif ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Lembaga, kepala lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pangan atau Gubernur/Bupati/Walikota. BPOM 13 OKT 2016 19
  • 20. KEJADIAN LUAR BIASA DAN KESIAPAN KEDARURATAN • Dalam hal KLB keracunan Pangan terjadi pada lintas: - Kabupaten/Kota atau ada permintaan dari bupati/walikota, gubernur wajib melaksanakan pemeriksaan dan penanggulangan KLB Keracunan Pangan. - Propinsi, atau ada permintaan dari gubernur, menteri kesehatan bersama dengan menteri pertanian, menteri kelautan dan perikanan, atau Kepala Lembaga wajib melaksanakan pemeriksaan dan penanggulangan KLB Keracunan Pangan. • Penanggulangan KLB Keracunan Pangan dilaksanakan oleh menteri kesehatan, Kepala Lembaga, gubernur dan bupati/walikota. BPOM 13 OKT 2016 20
  • 21. PEMBINAAN • Pembinaan Penerapan sistem jaminan Keamanan Pangan dilakukan oleh Menteri kesehatan, menteri pertanian, menteri kelautan dan perikanan, menteri kehutanan, Kepala Lembaga atau bupati/walikota Pangan Segar oleh menteri pertanian, menteri kelautan dan perikanan, menteri kehutanan. Pangan Olahan oleh menteri perindustrian, menteri kelautan dan perikanan atau Kepala Lembaga. Pangan Olahan tertentu oleh Kepala Lembaga. Pembinaan terhadap Pelaku Usaha Pangan siap saji dan Industri Rumah Tangga Pangan dilaksanakan oleh bupati/walikota. BPOM 13 OKT 2016 21 a. Pembinaan Pelaku Usaha Pangan:a. Pembinaan Pelaku Usaha Pangan:
  • 22. Dalam rangka melaksanakan pembinaan penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria Keamanan Pangan , bupati/walikota wajib membentuk unit yang bertanggung jawab dalam pengawasan dan Penyuluhan Keamanan Pangan dengan mendayagunakan sumber daya di daerah masing- masing. BPOM 13 OKT 2016 22 PEMBINAAN (lanj) b. Pembinaan Pengawas Pangan dan Penyuluh Panganb. Pembinaan Pengawas Pangan dan Penyuluh Pangan
  • 23. Koordinasi dalam Pembinaan dan Pengawasan Keamanan Pangan •Dalam rangka penguatan komunikasi antarkementerian dan antarlembaga dalam pengawasan dan pembinaan Keamanan Pangan, Kepala Lembaga melakukan koordinasi melalui jejaring Keamanan Pangan nasional. •Jejaring keamanan pangan nasional melakukan koordinasi dalam hal kajian risiko, manajemen risiko, dan komunikasi risiko Keamanan Pangan. BPOM 13 OKT 2016 23 PEMBINAAN (lanj)
  • 24. PERAN SERTA MASYARAKAT • Setiap Orang, organisasi masyarakat, atau lembaga swadaya masyarakat dapat menyampaikan masalah, memberikan masukan, dan/atau menyampaikan pendapat secara langsung atau tertulis kepada bupati/walikota dan/atau Kepala Lembaga mengenai masalah perbuatan pelanggaran Keamanan Pangan. • Penyampaian informasi, masukan, dan/atau pendapat atau permintaan informasi harus dilakukan secara bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, agama, norma kesusilaan, dan kesopanan. • Kepala Lembaga dan/atau bupati/walikota wajib merahasiakan kemungkinan dapat diketahuinya identitas pelapor atau isi informasi, masukan, atau pendapat yang disampaikan BPOM 13 OKT 2016 24
  • 25. Pembagian Kewenangan MatriksMatriks Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 25
  • 27. Pengenaan Denda Administratif berdasarkan kriteria pelanggaran dan skala usaha BPOM 13 OKT 2016 27 Kriteria Pelanggaran Skala Usaha Besar Menengah Kecil Mikro Berat Rp.100.000.000,- Rp.50.000.000,- Rp.20.000.000,- Rp.10.000.000,- Sedang Rp.50.000.000,- Rp.20.000.000,- Rp.10.000.000,- Rp.5.000.000,- Ringan Rp.20.000.000,- Rp.10.000.000,- Rp.5.000.000,- Rp.2.000.000,-
  • 28. • Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, organisasi dan tata kerja Lembaga Pemerintah yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Pangan belum terbentuk, tugas dan fungsi Lembaga Pemerintah dilaksanakan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan sesuai dengan kewenangan masing- masing. Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 28
  • 29. Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 29 3
  • 30. Definisi • Label Pangan adalah setiap keterangan mengenai Pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada Pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian Kemasan Pangan. • Iklan Pangan adalah setiap keterangan atau pernyataan mengenai Pangan dalam bentuk gambar, tulisan, suara, audio visual, atau bentuk lain yang disampaikan melalui berbagai cara untuk pemasaran dan/atau perdagangan Pangan. Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 30
  • 31. STRUKTUR RPP LABEL DAN IKLAN PANGAN BAB/ BAGIAN KETERANGAN Pasal BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 BAB II LABEL PANGAN Bagian Kesatu Umum Pasal 2-6 Bagian Kedua Nama Produk Pasal 7-9 Bagian Ketiga Berat Bersih atau Isi Bersih Pasal 10-11 Bagian Keempat Nama dan Alamat Pihak yang Memproduksi atau Mengimpor Pasal 12 Bagian Kelima Nomor Izin Edar Pasal 13-14 Bagian Keenam Daftar Bahan yang Digunakan Pasal 15-16 Bagian Ketujuh Keterangan Halal Pasal 17 Bagian Kedelapan Tanggal dan Kode Produksi Pasal 18 Bagian Kesembilan Tanggal, Bulan dan Tahun Kedaluwarsa Pasal 19 Bagian Kesepuluh Keterangan tentang Klaim Pasal 20-21 Bagian Kesebelas Keterangan tentang Kandungan Gizi Pasal 22-23
  • 32. BAB/ BAGIAN KETERANGAN Pasal Bagian Keduabelas Keterangan tentang Peruntukan Pasal 24 Bagian Ketigabelas Keterangan tentang Cara Penggunaan Pasal 25 Bagian Keempatbelas Keterangan tentang Cara Penyimpanan Pasal 26 Bagian Kelimabelas Keterangan tentang Alergen Pasal 27 Bagian Keenambelas Keterangan tentang Bahan Tambahan Pangan Paragraf 1 Pangan Mengandung Bahan Tambahan Pangan Pasal 28 -29 Paragraf 2 Sediaan Bahan Tambahan Pangan Pasal 30 Bagian Ketujuhbelas Keterangan tentang Rekayasa Genetik Pasal 31 Bagian Kedelapanbelas Keterangan tentang Organik Pasal 32 Bagian Kesembilanbelas Keterangan tentang SNI Pasal 33 Bagian Keduapuluh Keterangan tentang Iradiasi Pasal 34 Bagian Keduapuluh satu Keterangan lain Pasal 35-43 Bagian Keduapuluh dua Ketentuan khusus Pasal 44 -47 Bagian Keduapuluh tiga Larangan Pasal 48- 50 Bagian Keduapuluh empat Sanksi Pasal 51 STRUKTUR RPP LABEL DAN IKLAN PANGAN
  • 33. STRUKTUR RPP LABEL DAN IKLAN PANGAN BAB/ BAGIAN KETERANGAN Pasal BAB III IKLAN PANGAN Bagian Kesatu Umum Pasal 52- 56 Bagian Kedua Iklan Pangan Olahan Tertentu Pasal 57 - 60 Bagian Ketiga Iklan Pangan Halal Pasal 61 Bagian Keempat Iklan yang berkaitan dengan Proses, Asal dan Sifat Bahan Pangan Pasal 62 Bagian Kelima Iklan Pangan yang Menyertakan Undian, Sayembara dan Hadiah Pasal 63 Bagian Keenam Larangan Pasal 64 - 85 Bagian Ketujuh Sanksi Pasal 86 BAB IV PEMBINAAN Pasal 87 BAB V PENGAWASAN Pasal 88-100 BAB VI TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 101-108 BAB VII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 109-110 BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 111-112 BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 113-114
  • 34. Bagian Kesatu Umum Pasal 2 – 3 BAB II LABEL
  • 35. Keterangan pada label sekurang-kurangnya berisi : Pangan Olahan Pangan Segar Pangan Kondisi Tertentu 1. Nama produk *); 2. Daftar bahan yang digunakan; 3. Berat bersih /isi bersih *); 4. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor; 5. Halal bagi yang dipersyaratkan *) ; 6. Tanggal & Kode produksi; 7. Tanggal Kedaluwarsa *); 8. Nomor izin edar *) ; dan 9. Asal-usul bahan pangan tertentu. *) ditempatkan pada bagian yang paling mudah dilihat (bagian utama Label) 1. Klaim; 2. Kandungan gizi; 3. Peruntukan; 4. Cara penggunaan; 5. Cara penyimpanan; 6. Alergen 7. Bahan Tambahan Pangan 8. Pangan produk rekayasa genetik; 9. Iradiasi pangan; 10. Pangan organik; 11. SNI 12. Asal usul bahan dan/atau 13. Peringatan. 1. Nama produk *); 2. Berat bersih atau isi bersih*); 3. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor; 4. Halal bagi yang dipersyaratkan ; 5. Tanggal dan Kode produksi 6. Tanggal kedaluwarsa 7. Nomor pendaftaran atau Nomor SKP; dan Diterapkan bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan, jenis pangan dan skala usaha. Ketentuan lebih lanjut untuk pangan olahan ditetapkan oleh kepala Lembaga, untuk pangan segar ditetapkan oleh menteri dibidang pertanian dan kelautan dan perikanan. Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 35
  • 36. Ketentuan Khusus  Pangan dengan luas permukaan Label terlalu kecil : ukuran huruf dan angka yang dicantumkan tidak boleh lebih kecil dari 0,75 mm.  Pangan terkemas yang dimasukan ke dalam kemasan sekunder Wajib dicantumkan pada kemasan sekunder,  Pangan terkemas dalam kemasan primer tersebut dilarang diedarkan sebagai kemasan eceran.  informasi tentang Pangan yang dijual dan dikemas secara langsung di hadapan pembeli  diletakkan di tempat penjualan atau berdekatan dengan tempat penjualan sedemikian rupa sehingga dapat dilihat dan dibaca.  Label Pangan Olahan untuk diolah kembali  Label Pangan Segar untuk diolah kembali
  • 37. Larangan  Pernyataan/keterangan tidak benar, menyesatkan, lebih unggul, menyehatkan, mengobati, meningkatkan kecerdasan, pernyataan bebas komponen/bahan tertentu  Tulisan atau gambar seolah-olah pemanis buatan berasal dari alam  Nama, logo atau identitas lembaga yang melakukan analisis tentang pangan  Gambar atau peran tenaga kesehatan, tokoh agama atau pejabat publik  yang bersifat rekomendasi, referensi, nasihat, atau peringatan;  yang merendahkan barang dan/atau jasa pihak lain;  yang menyinggung suku, agama, ras dan/atau golongan tertentu;  Undian, sayembara, hadiah dan tulisan atau gambar apapun yang tidak sesuai dengan label yang pada izin edar;  yang bertentangan dan dilarang oleh ketentuan perundang-undangan.  Menyatakan konsumsi pangan olahan tersebut dapat memenuhi kebutuhan semua zat gizi
  • 38. • Pangan olahan yang diperuntukkan untuk bayi dilarang mencantumkan klaim gizi, klaim kesehatan, dan klaim lainnya. • Pangan olahan yang diperuntukkan bagi anak usia 1-3 tahun, dilarang mencantumkan klaim fungsi lain, klaim penurunan risiko penyakit, dan klaim tanpa penambahan gula. • Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dikecualikan apabila diatur secara khusus dalam peraturan perundang-undangan. Setiap Orang dilarang menghapus, mencabut, menutup, mengganti Label, melabel kembali, dan/atau menukar tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa Pangan yang diedarkan. Larangan (lanj)
  • 39. • keterangan atau pernyataan mengenai Pangan dengan benar, tidak menyesatkan • bahasa yang mudah dipahami • Informasi Iklan harus sesuai dengan informasi pada Label MuatanMuatan a. Media cetak; b. Media elektronik; c. Media luar ruang (Media luar-griya/out-of-home media). d. Media lainnya Media PeriklananMedia Periklanan Pangan yang wajib memiliki izin edar, nomor pendaftaran, nomor SKP, hanya dapat diiklankan setelah mendapat nomor izin edar , nomor pendaftaran, nomor SKP.
  • 40. • Produsen • Importir • Perusahaan periklanan • Pengusaha media Keterangan dan atau Pernyataan yang terdapat dalam iklanBertanggung jawab atas Untuk kepentingan pengawasan dilarang merahasiakan identitas, nama dan alamat pemasang Iklan. Iklan harus memuat pernyataan tentang pesan bagi masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih dan mengonsumsi pangan.
  • 41. Iklan Pangan Olahan Tertentu dan Iklan untuk Anak wajib memuat keterangan mengenai: - peruntukan. - cara penggunaan, dan/atau - keterangan lain yang perlu diketahui, termasuk mengenai kemungkinan risiko Pangan tersebut terhadap kesehatan manusia. wajib memuat keterangan mengenai: - peruntukan. - cara penggunaan, dan/atau - keterangan lain yang perlu diketahui, termasuk mengenai kemungkinan risiko Pangan tersebut terhadap kesehatan manusia. Iklan Pangan Olahan TertentuIklan Pangan Olahan Tertentu Iklan pangan untuk anak-anakIklan pangan untuk anak-anak
  • 42. Iklan Pangan Halal • Mencantumkan keterangan bahwa pangan yang diperdagangkan adalah halal hanya dapat dipublikasikan setelah pangan tersebut memperoleh sertifikat halal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. • Mencantumkan keterangan bahwa pangan yang diperdagangkan adalah halal hanya dapat dipublikasikan setelah pangan tersebut memperoleh sertifikat halal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 43. Iklan yang berkaitan dengan Proses, Asal dan Sifat Bahan Pangan
  • 44. Iklan yang menyertakan undian gratis berhadiah harus mendapatkan izin dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial. Pernyataan “syarat dan ketentuan berlaku” dalam Iklan harus diikuti dengan keterangan yang menjelaskan di mana dan bagaimana memenuhi persyaratan dan ketentuan tersebut. Pernyataan “syarat dan ketentuan berlaku” harus mudah terbaca. tidak boleh menyatakan ungkapan yang menimbulkan harapan masyarakat terkait dengan ketersediaan hadiah, termasuk untuk hadiah langsung. Iklan yang menawarkan undian gratis berhadiah atau hadiah langsung untuk konsumen anak, tidak boleh lebih menonjolkan hadiahnya. Iklan makanan pendamping air susu ibu tidak diperbolehkan memuat undian berhadiah atau memberikan hadiah langsung. Ketentuan tentang pelaksanaan undian gratis berhadiah sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. Iklan Pangan yang Menyertakan Undian, Sayembara dan Hadiah
  • 45. Larangan Iklan  memuat pernyataan dan/atau keterangan yang tidak benar dan/atau yang dapat menyesatkan dalam Iklan.  merendahkan produk Pangan lainnya.  menggunakan kata-kata superlatif dan/atau berlebihan kecuali apabila perbandingan dilakukan dengan pangan sejenis.  memuat keterangan atau pernyataan bahwa suatu Pangan merupakan sumber energi yang unggul dan segera memberikan kekuatan.  Menampilkan penyia-nyiaan, pemborosan atau perlakuan yang tidak pantas lainnya terhadap Pangan.  menyalahgunakan istilah-istilah ilmiah dan statistik untuk menyesatkan masyarakat.  mengandung unsur pornografi  diperankan oleh tenaga kesehatan, tokoh agama atau pejabat publik, atau berperan sebagai tenaga kesehatan, tokoh agama, atau pejabat publik.
  • 46.  menggunakan dan/atau menampilkan secara tidak layak pahlawan, dan monumen.  memuat kata-kata yang merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses produksi Pangan yang baik.  menyebutkan teknologi pengolahan kecuali teknologi tersebut termasuk dalam Kategori Pangan  mengambil kesempatan dan/atau keuntungan terhadap kesalahan orang lain.  mengaitkan atau menghubungkan dengan suatu acara/ peristiwa/kegiatan, dimana karena mengonsumsi Pangan tersebut seseorang meraih prestasi, atau berhasil keluar sebagai pemenang dalam kegiatan tersebut  mengiklankan minuman beralkohol .  menggunakan tulisan, kata, gambar seolah-olah pemanis buatan berasal dari alam, untuk Iklan sediaan pemanis buatan Larangan Iklan (lanj.)
  • 47.  memuat pernyataan atau keterangan bahwa Pangan yang bersangkutan dapat berfungsi sebagai obat.  mencantumkan bahwa Pangan dapat menyehatkan, memulihkan kesehatan atau memulihkan tenaga.  menyatakan seolah-olah Pangan yang mencantumkan Klaim dan atau Informasi Nilai Gizi mempunyai kelebihan dari Pangan yang tidak mencantumkan Klaim dan atau informasi nilai Gizi  memuat pernyataan kandungan zat Gizi pada Pangan apabila kandungan zat Gizi tersebut tidak seluruhnya berasal dari Pangan tersebut, tetapi sebagian diberikan oleh Pangan lain yang dapat dikonsumsi bersama-sama.  Mengiklankan Pangan yang diperuntukkan bagi bayi dan anak sampai usia 2 (dua) tahun kecuali makanan pendamping air susu ibu.  Iklan pangan yang diperuntukkan bagi anak usia 1 (satu) sampai usia 3 (tiga) tahun yang mencantumkan klaim fungsi lain dan klaim penurunan risiko penyakit dan juga produk PKMK hanya boleh dimuat dalam Media kecuali dalam media cetak khusus tentang kesehatan, setelah mendapat persetujuan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan Larangan Iklan (lanj.)
  • 48.  Pangan yang memiliki nama dagang yang sama dengan nama dagang formula bayi, formula lanjutan dan formula pertumbuhan  semata-mata menampilkan anak-anak berusia dibawah 5 (lima) tahun dalam bentuk apapun.  memberikan kesan untuk pangan olahan siap saji yang disajikan dengan cepat dan memiliki kandungan serat, vitamin atau mineral yang rendah, tetapi memiliki kandungan energi, gula, lemak, atau garam yang tinggi sebagai produk yang dapat dikonsumsi secara rutin atau setiap waktu, Larangan Iklan (lanj.)
  • 49. PEMBINAAN Pembinaan tentang penerapan ketentuan Label dan Iklan Pangan Olahan, serta Pangan Segar :  Pelaku Usaha, pengawas, dan masyarakat Pelaksanaan : 1. Pangan olahan : – Pangan Olahan oleh Kepala BPOM – PSS oleh Menteri Kesehatan, Bupati/Walikota. – PIRT oleh Kepala BPOM dan bupati/walikota secara sendiri atau bersama- sama. 2. Pangan Segar : oleh menteri pertanian, atau menteri kelautan dan perikanan, gubernur, bupati/walikota, Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan ditetapkan oleh Menteri Pertanian, atau Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Kesehatan atau Kepala Lembaga sesuai bidang tugas dan kewenangan masing-masing.
  • 50. PENGAWASAN 1. Pangan olahan : – Pangan Olahan dilaksanakan oleh Kepala Lembaga – PSS dan PIRT dilaksanakan oleh Kepala Lembaga dan bupati/walikota secara sendiri atau bersama-sama. – Pengawasan mencakup pengawasan dalam rangka pencegahan (menilai label) dan pengawasan dalam rangka penegakan hukum ( sampling, penilaian kesesuaian label) 2. Pangan Segar : dilaksanakan oleh lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pangan. 3. Pangan halal : Pengawasan terhadap pencantuman keterangan tentang halal pada Pangan dilaksanakan oleh Menteri Agama berkoordinasi dengan : •Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan Perikanan untuk Pangan segar. •Kepala Lembaga untuk Pangan Olahan 4. Keterangan Organik : Kementerian Pertanian 5.Undian Berhadiah : Kemensos
  • 51. • Pelaksanaan sanksi administratif terhadap pelanggaran Label dan Iklan Pangan dapat dikenakan secara berjenjang dan bertingkat dari yang paling ringan, sedang sampai berat. • Dalam hal tertentu, sanksi adminstratif dapat dikenakan tanpa melalui penjenjangan • Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan Label dan Iklan Pangan Olahan ditetapkan oleh Kepala Lembaga. • Kriteria pelanggaran ditetapkan oleh Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan Perikanan , dan Menteri Kesehatan , atau Kepala Lembaga sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan masing-masing. • Pengenaan sanksi dilakukan oleh pejabat yang berwenang. • hasil pengawasan produk pangan dapat diumumkan melalui media massa. PENGAWASAN (lanj)
  • 53. Pengenaan Denda Administratif berdasarkan kriteria pelanggaran dan skala usaha 10/21/16 BPOM 27 Sept2016 53 Kriteria Pelanggaran Skala Usaha Besar Menengah Kecil Mikro Berat Rp.50.000.000,- Rp.25.000.000,- Rp.10.000.000,- Rp.5.000.000,- Sedang Rp.25.000.000,- Rp.10.000.000,- Rp.5.000.000,- Rp.2.500.000,- Ringan Rp.10.000.000,- Rp.5.000.000,- Rp.2.500.000,- Rp.1.000.000,- TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
  • 54. TAHAPAN PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERTAMA peringatan tertulis untuk melakukan • penarikan, •perintah perbaikan, •dan/atau pemusnahan ABAIKAN DENDA ADMINISTRATIF PELANGGARAN KEDUA Penghentian sementara kegiatan, produksi, dan/atau peredaran; PELANGGARAN KETIGA sanksi denda administrative + menarik Pangan/Iklan dari peredaran + pembekuan izin usaha PENCABUTAN IZIN >3KALI
  • 55. PERAN SERTA MASYARAKAT • setiap orang dapat berperan serta dalam menyampaikan informasi mengenai permasalahan, masukan dan/atau cara pemecahan mengenai hal-hal di bidang Pangan. • Penyampaian informasi dapat dilakukan secara lisan atau tertulis kepada menteri, kepala lembaga, dan/atau bupati/walikota • Setiap masalah, masukan dan/atau pendapat ditindaklanjuti oleh menteri Kepala Lembaga, dan/atau bupati/walikota. • Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme pengelolaan penerimaan informasi dan tindaklanjutnya ditetapkan oleh menteri, Kepala Lembaga, dan/atau bupati/walikota
  • 56. KETENTUAN PERALIHAN • Pangan yang beredar wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam peraturan pemerintah ini paling lama 1 (satu) tahun sejak peraturan pemerintah ini diundangkan. • Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, organisasi dan tata kerja Lembaga Pemerintah yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Pangan belum terbentuk maka tugas dan fungsi Lembaga Pemerintah dilaksanakan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian dan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan sesuai dengan bidang tugas dan kewenangannya masing-masing.
  • 58. Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 58 4
  • 59. PENUTUP • Dengan adanya PP tentang Keamanan Pangan dan PP tentang Label dan Iklan Pangan, diharapkan ketentuan yang tertuang UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dapat diimplementasikan dengan baik dan jelas oleh setiap pihak yang berwenang secara sinergis. • Segala ketentuan terkait keamanan pangan, label dan iklan pangan menjadi tools untuk menjamin keamanan pangan yang beredar untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan menciptakan iklim perdagangan pangan yang sehat 59
  • 60. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN JL. PERCETAKAN NEGARA NO.23 Telp. (021) 42875584, Fax. (021) 42875780 www.pom.go.id http://standarpangan.pom.go.id/ SEKRETARIAT RPP BADAN POM: rpp.kmp.lip@gmail.com Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 60