Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya membangun bisnis berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Dokumen tersebut menjelaskan larangan terhadap riba (bunga) dalam Alquran dan hadis, serta cara-cara untuk menghindari riba dan membangun bisnis secara syariah. Dokumen tersebut juga memberikan penjelasan tentang tata cara bertaubat bagi mereka yang sebelumnya terlibat dalam aktivitas riba.
3. SABDA RASULULLAH SAW:
• “Sungguh akan datang kepada manusia itu
suatu masa, tidak tersisa seorangpun dari
mereka kecuali memakan riba. Dan barang
siapa yang tidak memakannya, pasti terkena
debunya” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
• “Apabila perbuatan zina dan riba telah
merajalela di suatu negeri, berarti
penduduknya telah mengijinkan turunnya
adzab dari Allah atas diri mereka” (HR. Al-
Hakim)
5. Orang-orang yang makan (mengambil)
riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila.
6. BAGAIMANA PENJELASAN RASUL?
“Pada waktu aku dimi’rajkan ke langit, aku memandang
ke langit dunia, ternyata di sana terdapat banyak orang
yang memiliki perut seperti rumah-rumah yang besar
dan telah doyong perut-perut mereka. Mereka
dilemparkan dan disusun secara bertumpuk di atas jalur
yang dilewati oleh para pengikut Fir’aun. Mereka
diberdirikan di dekat api neraka setiap pagi dan sore
hari. Mereka berkata: “Wahai Rabb kami, janganlah
pernah terjadi hari kiamat”. Aku tanyakan, “Hai Jibril,
siapa mereka?” Jawabnya, “Mereka adalah para
pemakan riba dari kalangan umatmu yang tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila”.
7. PENJELASAN RASUL SAW:
“Pada waktu aku diisra’kan, tatkala kami telah
sampai ke langit ke tujuh, aku melihat ke arah
atasku, ternyata aku menyaksikan kilat, petir
dan badai. Lalu aku mendatangi sekelompok
orang yang memiliki perut seperti rumah, di
dalamnya banyak terdapat ular berbisa yang
dapat terlihat dengan jelas dari luar perut
mereka. Aku tanyakan, “Hai Jibril, siapa
mereka?” Dia menjawab, “Mereka adalah para
pemakan riba”.
8. SABDA RASULULLAH SAW:
• “Satu dirham yang didapatkan seseorang
melalui riba lebih besar tingkat dosanya di sisi
Allah daripada tiga puluh enam kali perbuatan
zina yang dilakukan seseorang. Sedang riba
yang paling parah adalah yang berasal dari
harta seorang muslim”
• “Satu dirham dari hasil riba yang dimakan
oleh seseorang yang mengetahuinya, itu lebih
berat ketimbang tiga puluh enam kali
perzinaan”.
9. SABDA RASULULLAH SAW:
• “Siapa yang memakan satu dirham dari hasil
riba, dirinya sama dengan tiga puluh tiga kali
berbuat zina. Dan siapa yang dagingnya
tumbuh dari harta yang haram, maka neraka
lebih pantas untuknya”.
• “Di dalam riba itu ada sembilan puluh
sembilan pintu dosa. Yang paling ringan
darinya adalah seperti seorang anak laki-laki
yang menzinahi ibu kandungnya sendiri”.
10. MENGAPA HAL ITU DAPAT
TERJADI?
keadaan mereka demikian itu,
yang
adalah disebabkan mereka Berkata
(berpendapat), Sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba,
11. APAKAH RIBA ITU?
• Makna riba secara bahasa adalah az-ziyadah
atau tambahan.
• Secara syar’iy, makna riba adalah setiap
tambahan atau keuntungan yang diambil
terhadap suatu pinjaman sebagai imbalan
karena masa menunggu.
• Riba jenis ini dalam kitab fiqh biasa disebut
dengan istilah riba nasi’ah.
12. PENJELASAN RASUL SAW:
•
• “Setiap pinjam-meminjam yang yang
menghasilkan manfa’at adalah riba”.
• “Jika seseorang meminjamkan uang kepada
orang lain, janganlah ia menerima hadiah
(darinya)” (HR. Bukhari).
• “Manfaat yang ditarik dari peminjaman
adalah salah satu cabang dari riba” (HR.
Baihaqi).
13. PENJELASAN HADITS:
• Abu Burdah bin Abi Musa, “Aku
datang ke Madinah dan bertemu
dengan Abdullah bin Salam, ia
berkata, “Kamu hidup di dalam
sebuah negeri dimana riba tersebar
luas. Karena itu, jika salah seorang
berhutang kepadamu dan ia
memberikan sekeranjang rumput
atau gandum atau jerami, janganlah
kamu terima, karena itu adalah
riba” (HR. Bukhari).
14. PENJELASAN RASUL SAW:
• Dari Anas bin Malik, Rasulullah
bersabda, “Jika seseorang dari kamu
memberi pinjaman dan peminjam
menawarkan kepadanya makanan,
janganlah kamu menerimanya; dan
jika peminjam menawarkan
tunggangan, janganlah ia
menerimanya; kecuali apabila sudah
terbiasa dengan saling menukar
yang demikian” (HR. Baihaqi).
16. BAGAIMANA JIKA SUDAH TERLANJUR
MENGAMBIL RIBA?
Orang-orang yang sampai kepadanya
Telah
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah.
17. BAGAIMANA DENGAN YANG
MENGULANG-ULANG MENGAMBIL RIBA?
Orang yang kembali
(mengambil
riba), Maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.
18. BAGAIMANA JIKA TIDAK
MENGAMBIL/MEMAKAN RIBA?
• “Rasulullah SAW mengutuk orang yang
memakan riba, orang yang memberinya,
juru tulisnya dan kedua saksinya. Rasulullah
SAW menegaskan, “Mereka semua sama”
(HR. Muslim).
19. BAGAIMANA CARANYA BERTAUBAT?
• “Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba),
maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan
riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya
dan tidak (pula) dianiaya” (QS. Al-Baqarah: 279)
20. SELANJUTNYA,
BAGAIMANA CARA MEMBANGUN
BISNIS SYARI’AH?
JANGAN KEMANA-MANA, TETAPLAH
BERSAMA KAMI
KITA IKUTI SEGMEN SELANJUTNYA...
ISLAMIC BUSINESS COACHING 2