SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Direktorat Trasportasi
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Bappenas
Bappenas
2
2
Kondisi dan Permasalahan1
Tantangan Pengembangan Transportasi
3 Strategi dan Kebijakan Pengembangan SAUM
4 Rekomendasi
Kondisi dan Permasalahan
MACRO INFRASTRUCTURE INVESTMENT:
PERFORMANCE AND PERSPECTIVE
Kondisi Transportasi Perkotaan
Tingginya jumlah pengguna kendaraan
pribadi mobil dan motor (pertumbuhan
kendaraan roda dua sekitar 8-12 % per
tahun selama lima tahun terakhir).
Rendahnya jumlah dan kualitas pelayanan
angkutan umum baik berbasis jalan raya
maupun jalan rel (kereta api).
Kemacetan yang semakin massif di wilayah
perkotaan mendorong terjadi pemborosan
BBM dan memperburuk kondisi lingkungan
dan polusi udara sehingga menjadi ancaman
bagi kesehatan masyarakat dan penghambat
laju kegiatan perekonomian di kota-kota
besar di Indonesia.
Permasalahan Transportasi Perkotaan
Kota
Kapasitas
Infrastruktur
Pendukung
Kemacetan
Penurunan Peran
Angkutan Umum
Polusi Akibat
Kendaraan
Bermotor
Peningkatan Angka
Kecelakaan Lalu
Lintas
Perubahan Fungsi
Lahan Akibat
Pengguna
Transportasi
Pola pergerakan
Masyarakat
Meningkat
Kota Metropolitan - √ √ √ √ √ √
Kota Besar √ √ √ √ √ √ √
Kota Menengah √ - √ √ √ √ √
Kota Kecil √ - √ - √ - -
• Penurunan Peran Angkutan Umum dan Peningkatan Kecelakaan Lalu lintas
menjadi masalah di seluruh Kota di Indonesia
• Kurangnya Kapasitas pendukung menjadi tantangan bagi Kota Besar,
Menengah dan Kota Kecil


Slide - 5
Dalam dekade terakhir, Jabodetabek mengalami
peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang pesat
serta pergeseran penggunaan moda yang drastis dari
angkutan umum ke kendaraan pribadi, khususnya
sepeda motor. Jumlah mobil dan sepeda motor
teregistrasi meningkat masing-masing dua kali dan 4,6
kali lipat sepanjang 2000 to 2010. Sementara
pengguna bus menurun dari 38% menjadi 13% dan
pengguna sepeda motor meningkat dari 21% menjadi
49%. (Sumber: Studi JUTPI, 2011)
Permasalahan Motorisasi dan Meningkatnya Kepemilikan
dan Penggunaan Kendaraan Pribadi
7
5
V/C Ratio Tahun 2002
V/C Ratio Tahun 2020:
Business as Usual
<0.8
0.8-
1.0
1.0-
1.1
>1.2
Volume/CapacityRatio
Volume/Capacity
Ratio
<0.8
0.8-1
1.0-1
>1.2
Catatan: Luas Kendaraan = R4
Sumber: Dinas Perhubungan Jakarta, 2003
Tahun 2014, total luas kendaraan
R4 = total luas jalan
Isu Kemacetan Lalulintas Jakarta Yang Parah Yang Menghambat
Kinerja Logistik Dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Studi Bank Dunia pada tahun 2010 memperlihatkan bahwa jika tidak
ada tindakan signifikan yang dilakukan, maka hampir seluruh jaringan
jalan yang ada di Jakarta dan Bodetabek akan mengalami
kemacetan dengan rasio volume berbanding kapasitas jalan melebihi
angka 1,2.
Berdasarkan studi SITRAMP, tanpa adanya perbaikan signifikan
maka kerugian ekonomi dari kemacetan di Jakarta pada tahun 2020
mencapai Rp. 65 Trilyun per tahun.
6Isu Kemacetan Lalulintas Jakarta Yang Parah Yang Menghambat
Kinerja Logistik Dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional
 Dengan terbangunnya keseluruhan
sistem angkutan umum masal di
Jabodetabek, maka akan meningkatkan
pangsa pengguna angkutan umum di
Jabodetabek sebesar 36% pada tahun
2030, dibandingkan kondisi saat ini yang
hanya mencapai 27%.
20%
24%
26%
53%
42%
38%
27%
34%
36%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
2010
2020
2030
Car Motorcycle Public Transport
 Hasil kajian bahwa pada saat MRT Jakarta Jalur Utara-Selatan beroperasi pada tahun pertama
(direncanakan tahun 2016) telah dapat mengangkut penumpang mencapai lebih dari 170 ribu
penumpang per hari. Ketika keseluruhan jaringan MRT Jalur Utara-Selatan (Tahap I dan Tahap
II) serta Jalur Timur-Barat telah terbangun (pada tahun ke-10 beroperasi), maka jumlah
penumpang yang diangkut pada Rute Lebak Bulus – Bundaran HI (Rute Tahap I) ini akan
meningkat secara signifikan, yaitu diproyeksikan sebesar lebih dari 650.000 penumpang per
hari.
 Dampak signifikan pada pengurangan kemacetan lalu-lintas di DKI Jakarta, pengurangan polusi
udara dan kebisingan lalu-lintas, serta tidak kalah penting adalah mengurangi besar subsidi
BBM karena berkurangnya porsi penggunaan kendaraan pribadi yang beralih kepada angkutan
masal MRT. Saat ini subsidi BBM di Jabodetabek mencapai sekitar 40% dari keseluruhan
subsidi BBM di Indonesia.
Target Komposisi Penggunaan Moda
Tantangan Pembangunan Transportasi
MACRO INFRASTRUCTURE INVESTMENT:
PERFORMANCE AND PERSPECTIVE
Tantangan Transportasi Indonesia
Ekonomi Kependudukan Urbanisasi Privatisasi Defisit Infrastruktur
• Diperlukan perubahan eksponensial
• Pendekatan inkonvensional, out-of-the-box, dan profesional
• Doing business as usual is simply obsolete.
• Investasi pemerintah harus ditingkatkan dan investasi swasta harus difasilitasi sebaik-
baiknya sebagai mitra kerja pembangunan.
Kesenjangan Wilayah
Energi &
Lingkungan
Koridor Ekonomi KEK Pengangguran &
Kemiskinan
Transportasi dan Ekonomi
Undang Undang
Infrastruktur lama
masih
mengamanatkan
Monopoli Negara
Undang Undang
Infrastruktur baru
mengamanatkan
keterbukaan
pasar, industri, dan
jasa infrastruktur
GDP nominal:
$4,977B
GDP/capita:
$17,240
Ten biggest of
world economy
GDP : $1,406B
GDP/capita:
$5,551
Position is 14th.
Biggest economy
in the world
GDP: $26,679B
GDP/capita:
$78,478
Six biggest
economy
in the world
Pra Krisis:
Rata-rata
7% p.a.
RPJM I 2004-
2009
Diperlukan infrastruktur transportasi yang efisien, handal, dan berkualitas.
Peran Kawasan Perkotaan Sangat Penting
Karena Mendominasi Perekonomian Nasional
Transportasi, Urbanisasi, dan Paradoks Jawa
Urbanisasi Tahun
2025 (%)
 Urbanisasi di Jawa berjalan sangat masif
dan persisten. Belum ada strategi jitu
pemerintah untuk mengatasinya.
 Jawa hanya seluas 6% dari luas Indonesia
tetapi menanggung beban 55%
 Ekonomi Jawa akan tetap menyumbang
sekitar 55-65% dari ekonomi nasional.
 Penduduk yang besar di Jawa akan
membutuh-kan sistem dan jaringan
transportasi yang jauh lebih canggih dari
sistem yang ada saat ini.
 Semua moda yang terkait dengan
pergerakan ekonomi Jawa yang sangat
besar kedepan perlu harus dibangun.
Penduduk Jawa
Tahun 2025 (Juta)
Urbanisasi Jawa
2025 (%)
Mengenali Keterbatasan Sektor Transportasi
 Semua fasilitas transportasi berada dalam tekanan besar yang muncul akibat kenaikan
permintaan perjalanan yang sangat tinggi sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi,
kependudukan, urbanisasi, kelangkaan energi, lingkungan, keterbatasan lahan, dan
keterbatasan pembiayaan. Semua tekanan ini seakan-akan menafikan kemajuan yang sudah
dicapai selama ini.
 Terjadinya kesenjangan (gap) yang besar antar wilayah dalam sistem pasokan transportasi
dan pelayanannya. Gap transportasi merupakan salah satu faktor utama terjadinya
kesenjangan ekonomi antar wilayah.
 Sementara ukuran birokrasi terus tumbuh, kualitas dan kapasitas kelembagaan dan birokrasi
yang masih lemah telah berdampak kepada kapasitas pemerintah membuat kemajuan dalam
projects delivery..
 Sisi positifnya, kerangka hukum dan peraturan sudah diperbarui. Jiwa dari perubahan
kerangka hukum dan peraturan ini sebenarnya bukan hanya menghilangkan monopoli
negara, akan tetapi juga meningkatkan daya saing dan efisiensi BUMN, meningkatkan
efisiensi sistem transportasi, meningkatkan kompetisi yang sehat untuk daya saing yang lebih
tinggi, dan meningkatkan investasi oleh sektor swasta.
14.03.2014
RPJMN
(URBAN
TRANSPORT)
URBAN
TRANSPORT
DEVELOPMENT
MOBILITY
CONGESTION
ALLEVIATION
Environment
Impact Control
Improve Public Transport Acces with TOD, P&R, TIC
Improve Terminal System Management
Develop Urban Transportation infrastructure
(road network & multimodal)
Improve Efficiency of Urban Freight Operational and
Services
Improve Public Transport System
Improve Management "Push" and "Pull" as a TDM
implementation
Reduce Traffic Congestion through traffic supply
management
GHG Emission Reduction
Improving Air Quality
Noise Reduction
Objective
Key Challenge
Urban Road Safety
Facilities and Infrastructure
Human Factor
Tantangan Transportasi Perkotaan
Non Tax
Revenu
e
Tax
Revenu
e
A
P
B
N
Non Tax Revenue
Include Income from
gov’t
investsment, natural
resources
SOEs, grants, and
others
National Tax revenue
Revenue based on taxes
colected by National
Pendidika
n 20%
Sisa
Alokasi
Subsidi
BBM 20%
Sisa
Alokasi
Utang
Pinjaman 10-
15%
Sisa
Alokasi
DAU
26,5%
Other
sctors
(20%)
Dana di alokasikan
20% untuk sektor
pendidikan. (gaji guru
dan dosen,dana BOS)
Pemberian subsidi
BBM sebesar 20%
Pembayaran
utang pinjaman
negara 10%-15%
Pembayaran
DAU
berdasarkan gaji
pegawai daerah
26,5%
Terdiri dari dana
untuk kementrian
(sekitar 33 ), dan
DAK Akan diberikan
ke 19 sektor
K/L, kemudian
dialokasikan ke
daerah (dengan
kriteria
Umum, khusus, dan
teknis )
Dapat dikatakan
alokasi dana untuk
sektor
transportasi, khusus
nya transportasi
perkotaan sangat
kecil.
Strategi dan Kebijakan Pengembangan Sistem
Transportasi Perkotaan
MACRO INFRASTRUCTURE INVESTMENT:
PERFORMANCE AND PERSPECTIVE
Sasaran dan Indikator Substansi Inti Transportasi Perkotaan:
Tersusunnya 100 % rencana dan program
sistem transportasi dan evaluasi pelaksanaan
program
 Jumlah rencana induk angkutan perkotaan
 Jumlah rencana induk sistem informasi lalulintas
perkotaan
 Laporan evaluasi
 Terselenggaranya ATCS
 Jumlah fasilitas keselamatan transportasi perkotaan
Transportasi ramah lingkungan
 Jumlah Penyelenggaraan Transportasi Ramah
Lingkungan
Terselenggaranya transportasi perkotaan
 Jumlah Pengembangan Bus Rapid Transit (BRT)
 Kota Percontohan
 Kawasan Percontohan
Berlangsungnya pembangunan angkutan
kereta listrik di Jakarta (MRT dan Monorail)
Arahan RPJMN 2010-2014
Arahan RPJMN 2010-2014
Sasaran Umum Pembangunan Transportasi 2010-2014
Arahan RPJMN 2010-2014
Sasaran Umum Pembangunan Transportasi 2010-2014
Arahan RPJMN 2010-2014
Sasaran Umum Pembangunan Transportasi 2010-2014
Meningkatkan
Peran Transportasi
Umum
Manajemen dan
Rekayasa Lalu
Lintas
Mengurangi Pulosi dari
Pengoperasian
Transportasi
Manajemen
Permintaan
Transportasi (melalui
Mengontrol Demand)
Mengembangkan
Transportasi Non
Motorized
Pengembangan System
Transit (TOD)
Pengembangan Jaringan
Infrastruktur
Transportasi Massal
Pengembangan
Aksesibilitas Pelayanan
dan Intermoda
Transportasi
Meningkatkan Rasa
Memiliki Terhadap
System Transportasi
Massal
Meningkatkan
Kapasitas Jalan
Membangun ATCS /
ITS
Manajemen Lalu
Lintas
Analisis Dampak
Lalu Lintas
Gasifikasi
Promosi Penggunaan
Energi Alternatif
Pemilihan Model
Tekhnologi Green
Transport
(enviromental frienly)
ERP
Kebijakan Perparkiran
Disinsentif untuk Pengguna
Mobil Pribadi
Membangun Fasilitas
Pejalan Kaki
Membangun Jalur
Khusus Sepeda
Car free day
Program dan Aktivitas
 Membangun dan mengoperasikan Bus Rapid Transport (BRT) System di
13 kota.
 Mengadakan sarana kereta api dan menambah daya listrik untuk
angkutan umum massal di Jabodetabek.
 Pembangunan MRT Jakarta.
22
Kegiatan Pemerintah yang telah dan sedang dilaksanakan:
 Membangun Intelligent Traffic System dan Area Traffic Control System
di Sragen (Jateng), Balikpapan, Manado, Pekanbaru, Bukittinggi dan
Batam, Surakarta (Jateng) dan Bogor(Jabar).
 Pelaksanaan Gasifikasi melalui pembagian konvertir kit di
Jakarta, Bogor, Surabaya dan Palembang.
 Pembangunan jalur sepeda di kota Balikpapan danSragen (2009 dan
2010) serta pedestrian di Kota Bukit Tinggi.
DASAR HUKUM ANGKUTAN MASSAL
Berdasarkan UU No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 158
disebutkan:
(1) Pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal berbasis jalan untuk
memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum
di kawasan perkotaan.
(2) Angkutan massal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didukung
dengan :
a. mobil bus yang berkapasitas angkut massal;
b. lajur khusus;
c. trayek angkutan lain yang tidak berimpitan dengan trayek angkutan massal;
dan
d. angkutan pengumpan
Berdasarkan Perpres No 61/2011 tentang Rencana Aksi nasional Penurunan
Emisi Gas Rumah Kaca, pada bidang energi dan transportasi disebutkan akan
mengadakan Rencana aksi reformasi Sistem Transit – Bus Rapid Transit
(BRT) / semi BRT sebanyak 43 bus per tahun di 12 kota pada periode
2010-2020
Ketersediaan angkutan
umum massal berbasis
Jalan di kawasan perkotaan
mobil bus yang
berkapasitas
angkut massal
lajur khusus
trayek angkutan
umum lain yang
tidak berimpitan
dengan trayek
angkutan massal
angkutan
pengumpan
Pemerintah
Pasal 158 (1) UU 22/2009
Pasal 159 UU 22/2009
Ketentuan lebih lanjut mengenai angkutan massal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158
diatur dengan peraturan Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan Prasarana
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Angkutan Umum Massal Berbasis Jalan
Perkembangan Sistem Transit
 Indonesia baru memiliki 1 BRT (Transjakarta) dan
beberapa sistem transit
 Sistem transit yang ada belum mampu diandalkan
masyarakat
 Kota metro banyak yang belum memilki angkutan
umum terpadu
 Kasus MRT Jakarta sturktur tarif tidak cukup dalam
memenuhi skema pemulihan finansial
 Sistem Transit yang tidak menggunakan gross cost
contract banyak yang colaps
14.03.2014
KOTA NAMA TAHUN
1 Jakarta* Busway Trans Jakarta 2004
2 Batam Trans Batam 2005
3 Bogor Trans Pakuan 2008
4 Yogyakarta Trans Jogja 2008
5 Semarang Trans Semarang 2009
6 Pekanbaru Trans Metro Pekanbaru 2009
7 Bandung Trans Metro Bandung 2009
8 Manado Trans Kawanua 2009
9 Gorontalo Trans Hulontalangi 2010
10 Palembang Trans Musi 2010
11 Solo Batik Solo Trans 2010
12 Sarbagita Trans Sarbagita 2011
13 Ambon Trans Amboina 2011
14 Tangerang Trans Jabodetabek
Tangerang
2012
Sistem Transit di kota-kota pada tahun 2012
Jakarta: BRT -perkembangan lanjut dari Sistem Transit
Kota yang Sudah Memiliki BRT
KOTA NAMA TAHUN
1
2
Jakarta*
Batam
Busway Trans Jakarta
Trans Batam
2004
2005
3 Bogor Trans Pakuan 2008
4 Yogyakarta Trans Jogja 2008
5 Semarang Trans Semarang 2009
6 Pekanbaru Trans Metro Pekanbaru 2009
7 Bandung Trans Metro Bandung 2009
8 Manado Trans Kawanua 2009
9 Gorontalo Trans Hulontalangi 2010
10 Palembang Trans Musi 2010
11 Solo Batik Solo Trans 2010
12 Sarbagita Trans Sarbagita 2011
13 Ambon Trans Amboina 2011
14 Tangerang Trans Jabodetabek Tangerang 2012
Lampung: iBRT dikembangkan atas inisiatif operator angkutan bus , sejak tahun 2010
Padang dan Makassar serta Surabaya diharapkan segera menyusul secepatnya.
Usulan Kebijakan Pengembangan
SAUM Ke depan
MACRO INFRASTRUCTURE INVESTMENT:
PERFORMANCE AND PERSPECTIVE
Perubahan Paradigma Transportasi
Perkotaan
Kerangka Kebijakan Transportasi
Perkotaan RPJM Ke Depan
KPI Kerangka
Kelembaga
an
Perencanaa
n/Investasi
Pengopera
sian
Peraturan Pricing/Tax
ation
Pengemban
gan
Transportasi
Perkotaan
`
Mobilitas
Kemacetan
Pengendalia
n dampak
Lingkingan
Transportasi Mendukung Investasi Sektor Ekonomi Dan
Sektor Swasta
 Membangun transportasi di wilayah-wilayah
Indonesia dimana investasi baik oleh pemerintah,
khususnya investasi swasta di lakukan di setiap
sektor ekonomi dan sektor produktif lainnya.
 Untuk wilayah yang terbukti mempunyai
pertumbuhan ekonomi tinggi diatas pertumbuhan
ekonomi rata-rata nasional yang 6,3%, atau wilayah
yang sebenarnya mempunyai potensi pertumbuhan
ekonomi tinggi asalkan difasilitasi dengan
transportasi yang baik, maka pertumbuhan
transportasi seharusnya berada diatas angka
pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut.
 Perlu ada konsensus untuk menetapkan berapa
rasio nilai aset jalan terhadap PDRB provinsi.
Kecenderungan di Indonesia adalah wilayah yang
PDRB nya tinggi mempunyai rasio nilai aset
terhadap PDRB yang rendah sementara wilayah
yang PDRB nya rendah justru mempunyai rasio
yang tinggi.
Nilai Aset Infrastruktur Jalan Terhadap PDRB Provinsi (2008)
!
Road Asset Value to GDP
Figure 1: Ratio of Asset Value to GDP by Province
Nanggroe Aceh Darussalam
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
DKI. Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI. Yogyakarata
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi TengahSulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20
GDP($million)
GDP too small to support cost of road maintenance
Road capacity too small
to support growth in the
economy
Road capacity and
economy in rough
balance
 Meningkatkan peran Sistem Angkutan Umum di
perkotaan dalam mendukung mobilitas
perekonomian kota (Urban Economic Mobility).
 Implementasi Electronic Road Pricing, Road
Preservation Funds, Fuel surcharges, dll. untuk ikut
mengatasi kemacetan masif di perkotaan.
Meninjau Kembali Kerangka Hukum Dan
Peraturan
 Mengenali hambatan dan kendala legal dalam pembangunan sistem infrastruktur
dan jasa pelayanan transportasi. Hambatan dan kendala legal kemungkinan ada baik
di UU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, atau di Peraturan Menteri.
 Kerangka Hukum dan Peraturan diharapkan dapat membuka iklim investasi swasta
yang lebih luas untuk mengoperasikan sistem dan pelayanan transportasi (oleh
operator non-BUMN.
 Memperluas skema investasi di sektor transportasi perkotaan Design-Build-Operate,
Lease-Operate, Annuity-based Design-Finance-Build-Operate, Performance Based
Contracts, dll.
 Untuk kota-kota besar dan metropolitan seperti Jabodetabek, perlu dibentuk Badan
Otoritas Transportasi yang berfungsi sebagai integrator dari perencanaan,
pengoperasian, investasi, dan pembiayaan dari sistem transportasi perkotaan,
khususnya untuk sistem yang besar seperti MRT, Monorel, dan BRT.
 Strategi penanganan koordinasi “ spillover effect” (dampak kemacetan akibat
perkembangan antar wilayah yang berbatasan)
Transportasi Multimoda
 Peraturan Menteri Perhubungan No. 15/2010 tentang transportasi multimoda/intermoda
mengacu kepada 25 pelabuhan utama, 7 pelabuhan khusus untuk batubara dan CPO, 9
kota-kota besar, dan 183 wilayah belakang (hinterland) yang terkait dengan logistik.
Peraturan Menteri Perhubungan No. 8/2012 mengatur sisi bisnis dari transportasi
multimoda sebagai penjelasan operasional dari Peraturan Pemerintah No. 8/2011 tentang
Transportasi Multimoda. Mungkin perlu dikaji kembali efektivitas dan daya tarik peraturan
tersebut melihat kenyataan bahwa tidak banyak investor swasta yang tertarik masuk ke
bisnis multimoda.
 Peningkatan pelayanan multimoda (keterpaduan, kualitas serta kemudahan) : Membangun
fasilitas peralihan moda yang aman dan nyaman (sistem stasiun; stasiun plaza pada
terminal dan stasiun kereta api; perbaikan jalan akses ke terminal / stasiun; pelayanan
tiket terpadu)
 Perlu ditinjau kembali regulasi tentang KPS untuk memicu investasi swasta dalam
transportasi multimoda, khususnya dalam kaitannya dengan Special Transport. Selain itu
perlu dibentuk badan atau regulator yang netral dan independent untuk regulasi,
investigasi, keselamatan, dan keamanan angkutan multimoda.
Optimalisasi Angkutan Umum
 Meningkatkan peran Sistem Angkutan Umum di perkotaan dalam
mendukung mobilitas perekonomian kota (Urban Economic
Mobility).
 Upaya Pengalihan penggunaan Kendaraan Umum Massal yang
efisien : Peningkatan kualitas dan kapasitas pelayanan dan alternatif
moda angkutan umum
 Peningkatan pelayanan angkutan umum Bus
 Peningkatan angkutan kereta api kota (peningkatan frekuensi ;
sarana dan manajemen operasi)
 Penyesuaian tarif angkutan umum terjangkau dan tepat sasaran
 Sistem insentif pada perubahan kebiasaan untuk menggunakan
angkutan umum
34
Transportasi Yang Lebih Kompetitif
 Indonesia perlu menciptakan kesetaraan antara BUMN
dan operator swasta dalam mekanisme pasar, industri,
dan jasa transportasi nasional, termasuk dalam hal
kontrak, perhitungan depresisi, subsidi, serta skema
KPS lainnya untuk membangun iklim investasi yang
sehat dan dalam penetapan tarif yang bersaing secara
sehat.
 Kompetisi yang sehat memerlukan keterbukaan,
transparansi, dan akuntabilitas publik yang tinggi dari
setiap pelaku bisnis dan industri transportasi,
termasuk BUMN.
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Transportasi
di Kawasan Perkotaan
14.03.2014
Pengintegrasian Komponen Sistem
Transportasi
Kerangka Berfikir Grand Design
Reformasi Angkutan Perkotaan
KEBIJAKAN
REFORMASI
ANGKUTAN
UMUM
PENINGKATA
N LAYANAN
ANGKUTAN
UMUM
ANGKUTAN
MASSAL
PERKOTAAN
YANGBERKELAN
JUTAN
(SUSTAINABLE)
KEBIJAKAN REFORMASI ANGKUTAN UMUM
DIARAHKAN UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN
ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN
Mekanisme Pendanaan Tansportasi Kota
Yang Memadai
 Menciptakan inovasi modus pembiayaan yang
baru antara lain melalui Implementasi Electronic
Road Pricing, Road Preservation Funds, Fuel
surcharges, dll. untuk ikut mengatasi kemacetan
masif di perkotaan.
 Strategi prioritas investasi yang lebih efisien dan
efektif dalam jangka pendek, menengah dan
panjang
 Strategi “pricing congestion” maupun “
infrastructure pricing” yang tepat sasaran, efisien
dan layak dilaksanakan dan efektif
38
Source: Botma & Papendrecht, TU Delft 1991 and own figures
19 0002 000
Mixed
Traffic

80 000
Heavy Rail
(e.g. Hong Kong)
















14.03.2014




















100 000
Suburban
Rail
(e.g. Mumbai)
Why public transport priority?
Corridor Capacity







14 000





Cyclists






18 000
BRT
single lane
Pedestrians
9 000



Regular
Bus
43 000
BRT
double lane












Light Rail








20 000
(people per hour on 3.5 m wide lane in the city - pphpd)
Target Modal Split Perkotaan
Pembiayaan Transportasi
Pembiayaan
Infrastruktur
Investasi
Pemerintah
Ekonomi Layak
Finansial Tidak
Layak
APBN/APBD
DAU, DAK,
Dana Daerah
Pinjaman Luar
Negeri, Kredit
Ekspor
Kemitraan
Pemerintah
Swasta (PPP)
Ekonomi Layak
Finansial Kurang
Layak
Investasi Pem. &
Swasta
Government
Support
Equity & Debt
Financing
Investasi Swasta
(PFI)
Ekonomi dan
Finansial Layak
Equity & Debt
Financing
Unsolicited, Speci
al Purpose
Hak Kompensasi
Pembangunan proyek-proyek
PPP hampir selalu berkaitan
dengan pembiayaan proyek
modern (Modern Project
Financing). Proyek berskala
besar membutuhkan Equity
Financing dan Debt Financing
yang canggih dan
membutuhkan aliansi
pendanaan global
(konsorsium
perbankan, investment
fund, bond, dan rekayasa
finansial lainnya).
SKEMA ALTERNATIF PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR MELALUI KPS
Kelayakan Proyek Skema
Operasi dan Pemeliharaan
Konstruksi
Layak secara ekonomi tetapi
tidak layak secara finansial Pemerintah
Swasta/BUMN/BUMD
3 Hybrid Financing
Layak secara ekonomi dan
finansial marjinal Pemerintah Swasta/BUMN/BUMD
Swasta/BUMN/BUMD
2
KPS dgn Dukungan
Pemerintah )²
Layak secara ekonomi dan
finansial )¹ Swasta/BUMN/BUMD
Swasta/BUMN/BUMD
1 KPS Reguler
)¹ Idealnya skema 1 diserahkan penuh kepada pihak swasta, sedangkan BUMN/BUMD
mengerjakan skema 2 dan 3
)² Kontribusi Pemerintah = Dukungan Pemerintah , bisa dilakukan melalui:
(a)Pendanaan pembebasan lahan;
(b)Pembiayaan sebagian konstruksi;
(c)Pemberian Viability Gap Fund (VGF)
Slide - 42
Inisatif Bappenas
 Mengalokasikan Dana Subsidi BBM  Urban Transport
 Menganggarkan Pot Dana Khusus Dana
Keselamatan Jalan
 Memberikan Dukungan bagi masuknya kerjasama
Swasta  DN/LN
 Mendukung masuknya dana kerja sama teknis dari
Hibah/ Loan LN
 Menyusun inisatif dana berbasis Climate Change
 Meningkatkan peran pendanaan bagi angkutan perintis
 Mendukung pengembangan untuk pengurangan beban
moda angkutan jalan, spt Bus Air (Water Transport), KA
Komuter
Penutup
 Seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran
ditambah dengan rencana pengembangan koridor-koridor ekonomi,
maka urbanisasi dan mega-urbanisasi akan semakin intensif. Kawasan
Perkotaan Metropolitan tersebut akan dihadapkan pada permasalahan
infrastruktur dan pelayanan transportasi perkotaan seperti kemacetan
lalu-lintas, motorisasi, peningkatan penggunaan moda kendaraan
pribadi, pencemaran lingkungan, dan keselamatan transportasi.
 Di sisi lain, urbanisasi dapat menjadi pendorong pertumbuhan
ekonomi nasional jika dikelola dengan baik. Tantangan utama adalah
meningkatkan daya saing infrastruktur dan pelayanan transportasi
perkotaan untuk mendukung kelancaran arus logistik dan kegiatan
sosio-ekonomi masyarakat.
 Untuk menangani isu-isu transportasi perkotaan, maka perencanaan
dan implementasi (termasuk pendanaan) dalam pengembangan sarana
dan prasarana transportasi harus dilakukan secara sinergi antara
Pusat-Daerah dan antar daerah di dalam Kawasan Perkotaan
Metropolitan
Rekomendasi (1)
 Menyusun Naskah Akademik bagi adanya kerangka legal dari faktor-
faktor lintas sektoral dan keterpautan antara transportasi khususnya
perkotaan dengan perekonomian.
 Meningkatkan peran Sistem Angkutan Umum Masal di perkotaan dalam
mendukung mobilitas perekonomian kota (Urban Economic Mobility).
 Menciptakan inovasi modus pembiayaan yang baru untuk ikut
mengatasi kemacetan masif di perkotaan dan sinergitas dan
keterpaduan program dan pendanaan pembangunan antar sektor dan
antara pemerintah pusat dan daerah.
 Dibentuknya Badan Otoritas Transportasi yang berfungsi sebagai
integrator dari perencanaan, pengoperasian, investasi, dan
pembiayaan dari sistem transportasi perkotaan, seperti MRT, Monorel,
dan BRT.
 Menciptakan Kompetisi yang sehat agar terciptanya keterbukaan,
transparansi, dan akuntabilitas publik yang tinggi dari setiap pelaku
bisnis dan industri transportasi, termasuk BUMN.
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan SampahPembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan SampahJoy Irman
 
214361943 6-pengolahan-air-bersih
214361943 6-pengolahan-air-bersih214361943 6-pengolahan-air-bersih
214361943 6-pengolahan-air-bersihYudirwan Tanjung
 
Buku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi Permukiman
Buku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi PermukimanBuku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi Permukiman
Buku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi PermukimanJoy Irman
 
Kebijakan dan strategi pengembangan air minum
Kebijakan dan strategi pengembangan air minumKebijakan dan strategi pengembangan air minum
Kebijakan dan strategi pengembangan air minumJoy Irman
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...
Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...
Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...windalimbanadi
 
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...Joy Irman
 
Pengembangan Fungsional Perencana di Indonesia
Pengembangan Fungsional Perencana di IndonesiaPengembangan Fungsional Perencana di Indonesia
Pengembangan Fungsional Perencana di IndonesiaDadang Solihin
 
Peran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruangPeran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruangYayasan CAPPA
 
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPDPenyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPDDadang Solihin
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahJoy Irman
 
AHSP SEMARANG 2022.pdf
AHSP SEMARANG 2022.pdfAHSP SEMARANG 2022.pdf
AHSP SEMARANG 2022.pdfMayliaputri3
 
Kebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuKebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuudhiye
 
KONSEP PENGEMBANGAN SANITASI KOTA TANGERANG
KONSEP PENGEMBANGAN SANITASI  KOTA TANGERANGKONSEP PENGEMBANGAN SANITASI  KOTA TANGERANG
KONSEP PENGEMBANGAN SANITASI KOTA TANGERANGAnton Riyanto
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spal
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spalRencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spal
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spalJoy Irman
 
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Joy Irman
 
Profil KOTAKU Kota Malang
Profil KOTAKU Kota MalangProfil KOTAKU Kota Malang
Profil KOTAKU Kota Malangkomunikasiosp
 
Tata Cara Penyusunan Studi Kelayakan Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Studi Kelayakan Drainase Perkotaan, Bagian 1Tata Cara Penyusunan Studi Kelayakan Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Studi Kelayakan Drainase Perkotaan, Bagian 1Joy Irman
 
Pedoman teknis-ipal-2011
Pedoman teknis-ipal-2011Pedoman teknis-ipal-2011
Pedoman teknis-ipal-2011yoga marta
 

What's hot (20)

Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan SampahPembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
Pembinaan dan Pengawasan dalam Penanganan Sampah
 
214361943 6-pengolahan-air-bersih
214361943 6-pengolahan-air-bersih214361943 6-pengolahan-air-bersih
214361943 6-pengolahan-air-bersih
 
Buku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi Permukiman
Buku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi PermukimanBuku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi Permukiman
Buku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi Permukiman
 
Kebijakan dan strategi pengembangan air minum
Kebijakan dan strategi pengembangan air minumKebijakan dan strategi pengembangan air minum
Kebijakan dan strategi pengembangan air minum
 
Drainase
DrainaseDrainase
Drainase
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...
Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...
Implementasi Program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kemang Agung Keca...
 
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
Isu strategis, permasalahan dan tantangan pengembangan sistem pengelolaan air...
 
Pengembangan Fungsional Perencana di Indonesia
Pengembangan Fungsional Perencana di IndonesiaPengembangan Fungsional Perencana di Indonesia
Pengembangan Fungsional Perencana di Indonesia
 
Peran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruangPeran masyarakat dlm penataan ruang
Peran masyarakat dlm penataan ruang
 
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPDPenyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air Limbah
 
AHSP SEMARANG 2022.pdf
AHSP SEMARANG 2022.pdfAHSP SEMARANG 2022.pdf
AHSP SEMARANG 2022.pdf
 
Kebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuKebutuhan air baku
Kebutuhan air baku
 
KONSEP PENGEMBANGAN SANITASI KOTA TANGERANG
KONSEP PENGEMBANGAN SANITASI  KOTA TANGERANGKONSEP PENGEMBANGAN SANITASI  KOTA TANGERANG
KONSEP PENGEMBANGAN SANITASI KOTA TANGERANG
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spal
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spalRencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spal
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spal
 
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
 
Profil KOTAKU Kota Malang
Profil KOTAKU Kota MalangProfil KOTAKU Kota Malang
Profil KOTAKU Kota Malang
 
Tata Cara Penyusunan Studi Kelayakan Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Studi Kelayakan Drainase Perkotaan, Bagian 1Tata Cara Penyusunan Studi Kelayakan Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Studi Kelayakan Drainase Perkotaan, Bagian 1
 
Pedoman teknis-ipal-2011
Pedoman teknis-ipal-2011Pedoman teknis-ipal-2011
Pedoman teknis-ipal-2011
 

Viewers also liked

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAANKEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAANTri Damri
 
Klaster Pangan Kota dan Ketahanan Pangan
Klaster Pangan Kota dan Ketahanan PanganKlaster Pangan Kota dan Ketahanan Pangan
Klaster Pangan Kota dan Ketahanan PanganSugeng Budiharsono
 
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan SwastaPengenalan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan SwastaOswar Mungkasa
 
Analisis proyek full version
Analisis proyek full versionAnalisis proyek full version
Analisis proyek full versionKrisdinar Sumadja
 
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desaAspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desaGedhe Foundation
 
Uber vs Grab SWOT Anaysis
Uber vs Grab SWOT AnaysisUber vs Grab SWOT Anaysis
Uber vs Grab SWOT AnaysisShooger
 

Viewers also liked (7)

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAANKEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DI BIDANG ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN
 
Klaster Pangan Kota dan Ketahanan Pangan
Klaster Pangan Kota dan Ketahanan PanganKlaster Pangan Kota dan Ketahanan Pangan
Klaster Pangan Kota dan Ketahanan Pangan
 
APBN 2015
APBN 2015APBN 2015
APBN 2015
 
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan SwastaPengenalan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
 
Analisis proyek full version
Analisis proyek full versionAnalisis proyek full version
Analisis proyek full version
 
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desaAspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
 
Uber vs Grab SWOT Anaysis
Uber vs Grab SWOT AnaysisUber vs Grab SWOT Anaysis
Uber vs Grab SWOT Anaysis
 

Similar to Kebijakan Perencanaan Pengembangan SAUM di Indonesia

Paparan rapat sosialisasi teknokratik rpjmn 14 januari 2014 adi bappenas
Paparan rapat sosialisasi teknokratik rpjmn 14 januari 2014 adi bappenasPaparan rapat sosialisasi teknokratik rpjmn 14 januari 2014 adi bappenas
Paparan rapat sosialisasi teknokratik rpjmn 14 januari 2014 adi bappenasIndonesia Infrastructure Initiative
 
Utang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi Bangsa
Utang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi BangsaUtang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi Bangsa
Utang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi BangsaBeta Uliansyah
 
02 kemenhub talkshow musrenbangnas 2015
02 kemenhub talkshow musrenbangnas 201502 kemenhub talkshow musrenbangnas 2015
02 kemenhub talkshow musrenbangnas 2015Deni Soeboer
 
Persentase faiz isma (11 7016 007)
Persentase faiz isma (11 7016 007)Persentase faiz isma (11 7016 007)
Persentase faiz isma (11 7016 007)Faiz Isma
 
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Rekayasa Lalu lintas
Rekayasa Lalu lintasRekayasa Lalu lintas
Rekayasa Lalu lintasAdita Utami
 
Efektifitas penggunaan sistem elektronik road pricing
Efektifitas penggunaan sistem elektronik road pricingEfektifitas penggunaan sistem elektronik road pricing
Efektifitas penggunaan sistem elektronik road pricingReinhard Simarmata
 
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda08200601 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006guesteb3210c
 
Background Study untuk Penyusunan RPJMN III 2015-2019 Sektor Transportasi Ba...
Background Study  untuk Penyusunan RPJMN III 2015-2019 Sektor Transportasi Ba...Background Study  untuk Penyusunan RPJMN III 2015-2019 Sektor Transportasi Ba...
Background Study untuk Penyusunan RPJMN III 2015-2019 Sektor Transportasi Ba...Indonesia Infrastructure Initiative
 
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek Akhir
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek AkhirLMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek Akhir
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek AkhirHARFALIANABINTIKADIR
 
Materi presentasi sae 2018
Materi presentasi sae 2018Materi presentasi sae 2018
Materi presentasi sae 2018Adammakna85
 

Similar to Kebijakan Perencanaan Pengembangan SAUM di Indonesia (20)

Paparan rapat sosialisasi teknokratik rpjmn 14 januari 2014 adi bappenas
Paparan rapat sosialisasi teknokratik rpjmn 14 januari 2014 adi bappenasPaparan rapat sosialisasi teknokratik rpjmn 14 januari 2014 adi bappenas
Paparan rapat sosialisasi teknokratik rpjmn 14 januari 2014 adi bappenas
 
Utang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi Bangsa
Utang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi BangsaUtang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi Bangsa
Utang Pemerintah: Bagaimana Mengelola Agar Bermanfaat bagi Bangsa
 
02 kemenhub talkshow musrenbangnas 2015
02 kemenhub talkshow musrenbangnas 201502 kemenhub talkshow musrenbangnas 2015
02 kemenhub talkshow musrenbangnas 2015
 
Transportasi merupakan urat nadi pertumbuhan ekonomi
Transportasi merupakan urat nadi pertumbuhan ekonomiTransportasi merupakan urat nadi pertumbuhan ekonomi
Transportasi merupakan urat nadi pertumbuhan ekonomi
 
Persentase faiz isma (11 7016 007)
Persentase faiz isma (11 7016 007)Persentase faiz isma (11 7016 007)
Persentase faiz isma (11 7016 007)
 
Meeting wamen renstra 301013 (1)
Meeting wamen renstra 301013 (1)Meeting wamen renstra 301013 (1)
Meeting wamen renstra 301013 (1)
 
Meeting wamen renstra 301013 (1)
Meeting wamen renstra 301013 (1)Meeting wamen renstra 301013 (1)
Meeting wamen renstra 301013 (1)
 
Meeting wamen renstra 301013
Meeting wamen renstra 301013Meeting wamen renstra 301013
Meeting wamen renstra 301013
 
Fgd v creative financing 160414_final (2)
Fgd v creative financing 160414_final (2)Fgd v creative financing 160414_final (2)
Fgd v creative financing 160414_final (2)
 
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 
PIS as a Solution
PIS as a SolutionPIS as a Solution
PIS as a Solution
 
Rekayasa Lalu lintas
Rekayasa Lalu lintasRekayasa Lalu lintas
Rekayasa Lalu lintas
 
Efektifitas penggunaan sistem elektronik road pricing
Efektifitas penggunaan sistem elektronik road pricingEfektifitas penggunaan sistem elektronik road pricing
Efektifitas penggunaan sistem elektronik road pricing
 
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda08200601 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
 
Background Study untuk Penyusunan RPJMN III 2015-2019 Sektor Transportasi Ba...
Background Study  untuk Penyusunan RPJMN III 2015-2019 Sektor Transportasi Ba...Background Study  untuk Penyusunan RPJMN III 2015-2019 Sektor Transportasi Ba...
Background Study untuk Penyusunan RPJMN III 2015-2019 Sektor Transportasi Ba...
 
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek Akhir
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek AkhirLMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek Akhir
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek Akhir
 
Konsinyeering novotel creative financing_ver 2.0
Konsinyeering novotel creative financing_ver 2.0Konsinyeering novotel creative financing_ver 2.0
Konsinyeering novotel creative financing_ver 2.0
 
Meningkatkan konektivitas transportasi sulawesi 2018
Meningkatkan konektivitas transportasi sulawesi 2018Meningkatkan konektivitas transportasi sulawesi 2018
Meningkatkan konektivitas transportasi sulawesi 2018
 
Materi presentasi sae 2018
Materi presentasi sae 2018Materi presentasi sae 2018
Materi presentasi sae 2018
 
Konsinyering bogor kebijakan dan sasaran kinerja - 8 mei 2014
Konsinyering bogor   kebijakan dan sasaran kinerja - 8 mei 2014Konsinyering bogor   kebijakan dan sasaran kinerja - 8 mei 2014
Konsinyering bogor kebijakan dan sasaran kinerja - 8 mei 2014
 

Recently uploaded

Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)DenniPratama2
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pptIjlalMaulana1
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfPritaRatuliu
 
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptPresentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptAkuatSupriyanto1
 
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxCONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxKartikaFebrianti1
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024DarmiePootwo
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptxAndiAzhar9
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Baratsenapananginterbaik2
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaNovaRuwanti
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptxerlyndakasim2
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptxerlyndakasim2
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxvickrygaluh59
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 

Recently uploaded (20)

Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
 
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptPresentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
 
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxCONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 

Kebijakan Perencanaan Pengembangan SAUM di Indonesia

  • 1. Direktorat Trasportasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas Bappenas
  • 2. 2 2 Kondisi dan Permasalahan1 Tantangan Pengembangan Transportasi 3 Strategi dan Kebijakan Pengembangan SAUM 4 Rekomendasi
  • 3. Kondisi dan Permasalahan MACRO INFRASTRUCTURE INVESTMENT: PERFORMANCE AND PERSPECTIVE
  • 4. Kondisi Transportasi Perkotaan Tingginya jumlah pengguna kendaraan pribadi mobil dan motor (pertumbuhan kendaraan roda dua sekitar 8-12 % per tahun selama lima tahun terakhir). Rendahnya jumlah dan kualitas pelayanan angkutan umum baik berbasis jalan raya maupun jalan rel (kereta api). Kemacetan yang semakin massif di wilayah perkotaan mendorong terjadi pemborosan BBM dan memperburuk kondisi lingkungan dan polusi udara sehingga menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat dan penghambat laju kegiatan perekonomian di kota-kota besar di Indonesia.
  • 5. Permasalahan Transportasi Perkotaan Kota Kapasitas Infrastruktur Pendukung Kemacetan Penurunan Peran Angkutan Umum Polusi Akibat Kendaraan Bermotor Peningkatan Angka Kecelakaan Lalu Lintas Perubahan Fungsi Lahan Akibat Pengguna Transportasi Pola pergerakan Masyarakat Meningkat Kota Metropolitan - √ √ √ √ √ √ Kota Besar √ √ √ √ √ √ √ Kota Menengah √ - √ √ √ √ √ Kota Kecil √ - √ - √ - - • Penurunan Peran Angkutan Umum dan Peningkatan Kecelakaan Lalu lintas menjadi masalah di seluruh Kota di Indonesia • Kurangnya Kapasitas pendukung menjadi tantangan bagi Kota Besar, Menengah dan Kota Kecil   Slide - 5
  • 6. Dalam dekade terakhir, Jabodetabek mengalami peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang pesat serta pergeseran penggunaan moda yang drastis dari angkutan umum ke kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor. Jumlah mobil dan sepeda motor teregistrasi meningkat masing-masing dua kali dan 4,6 kali lipat sepanjang 2000 to 2010. Sementara pengguna bus menurun dari 38% menjadi 13% dan pengguna sepeda motor meningkat dari 21% menjadi 49%. (Sumber: Studi JUTPI, 2011) Permasalahan Motorisasi dan Meningkatnya Kepemilikan dan Penggunaan Kendaraan Pribadi
  • 7. 7 5 V/C Ratio Tahun 2002 V/C Ratio Tahun 2020: Business as Usual <0.8 0.8- 1.0 1.0- 1.1 >1.2 Volume/CapacityRatio Volume/Capacity Ratio <0.8 0.8-1 1.0-1 >1.2 Catatan: Luas Kendaraan = R4 Sumber: Dinas Perhubungan Jakarta, 2003 Tahun 2014, total luas kendaraan R4 = total luas jalan Isu Kemacetan Lalulintas Jakarta Yang Parah Yang Menghambat Kinerja Logistik Dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional Studi Bank Dunia pada tahun 2010 memperlihatkan bahwa jika tidak ada tindakan signifikan yang dilakukan, maka hampir seluruh jaringan jalan yang ada di Jakarta dan Bodetabek akan mengalami kemacetan dengan rasio volume berbanding kapasitas jalan melebihi angka 1,2. Berdasarkan studi SITRAMP, tanpa adanya perbaikan signifikan maka kerugian ekonomi dari kemacetan di Jakarta pada tahun 2020 mencapai Rp. 65 Trilyun per tahun.
  • 8. 6Isu Kemacetan Lalulintas Jakarta Yang Parah Yang Menghambat Kinerja Logistik Dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional  Dengan terbangunnya keseluruhan sistem angkutan umum masal di Jabodetabek, maka akan meningkatkan pangsa pengguna angkutan umum di Jabodetabek sebesar 36% pada tahun 2030, dibandingkan kondisi saat ini yang hanya mencapai 27%. 20% 24% 26% 53% 42% 38% 27% 34% 36% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 2010 2020 2030 Car Motorcycle Public Transport  Hasil kajian bahwa pada saat MRT Jakarta Jalur Utara-Selatan beroperasi pada tahun pertama (direncanakan tahun 2016) telah dapat mengangkut penumpang mencapai lebih dari 170 ribu penumpang per hari. Ketika keseluruhan jaringan MRT Jalur Utara-Selatan (Tahap I dan Tahap II) serta Jalur Timur-Barat telah terbangun (pada tahun ke-10 beroperasi), maka jumlah penumpang yang diangkut pada Rute Lebak Bulus – Bundaran HI (Rute Tahap I) ini akan meningkat secara signifikan, yaitu diproyeksikan sebesar lebih dari 650.000 penumpang per hari.  Dampak signifikan pada pengurangan kemacetan lalu-lintas di DKI Jakarta, pengurangan polusi udara dan kebisingan lalu-lintas, serta tidak kalah penting adalah mengurangi besar subsidi BBM karena berkurangnya porsi penggunaan kendaraan pribadi yang beralih kepada angkutan masal MRT. Saat ini subsidi BBM di Jabodetabek mencapai sekitar 40% dari keseluruhan subsidi BBM di Indonesia. Target Komposisi Penggunaan Moda
  • 9. Tantangan Pembangunan Transportasi MACRO INFRASTRUCTURE INVESTMENT: PERFORMANCE AND PERSPECTIVE
  • 10. Tantangan Transportasi Indonesia Ekonomi Kependudukan Urbanisasi Privatisasi Defisit Infrastruktur • Diperlukan perubahan eksponensial • Pendekatan inkonvensional, out-of-the-box, dan profesional • Doing business as usual is simply obsolete. • Investasi pemerintah harus ditingkatkan dan investasi swasta harus difasilitasi sebaik- baiknya sebagai mitra kerja pembangunan. Kesenjangan Wilayah Energi & Lingkungan Koridor Ekonomi KEK Pengangguran & Kemiskinan
  • 11. Transportasi dan Ekonomi Undang Undang Infrastruktur lama masih mengamanatkan Monopoli Negara Undang Undang Infrastruktur baru mengamanatkan keterbukaan pasar, industri, dan jasa infrastruktur GDP nominal: $4,977B GDP/capita: $17,240 Ten biggest of world economy GDP : $1,406B GDP/capita: $5,551 Position is 14th. Biggest economy in the world GDP: $26,679B GDP/capita: $78,478 Six biggest economy in the world Pra Krisis: Rata-rata 7% p.a. RPJM I 2004- 2009 Diperlukan infrastruktur transportasi yang efisien, handal, dan berkualitas.
  • 12. Peran Kawasan Perkotaan Sangat Penting Karena Mendominasi Perekonomian Nasional
  • 13. Transportasi, Urbanisasi, dan Paradoks Jawa Urbanisasi Tahun 2025 (%)  Urbanisasi di Jawa berjalan sangat masif dan persisten. Belum ada strategi jitu pemerintah untuk mengatasinya.  Jawa hanya seluas 6% dari luas Indonesia tetapi menanggung beban 55%  Ekonomi Jawa akan tetap menyumbang sekitar 55-65% dari ekonomi nasional.  Penduduk yang besar di Jawa akan membutuh-kan sistem dan jaringan transportasi yang jauh lebih canggih dari sistem yang ada saat ini.  Semua moda yang terkait dengan pergerakan ekonomi Jawa yang sangat besar kedepan perlu harus dibangun. Penduduk Jawa Tahun 2025 (Juta) Urbanisasi Jawa 2025 (%)
  • 14. Mengenali Keterbatasan Sektor Transportasi  Semua fasilitas transportasi berada dalam tekanan besar yang muncul akibat kenaikan permintaan perjalanan yang sangat tinggi sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi, kependudukan, urbanisasi, kelangkaan energi, lingkungan, keterbatasan lahan, dan keterbatasan pembiayaan. Semua tekanan ini seakan-akan menafikan kemajuan yang sudah dicapai selama ini.  Terjadinya kesenjangan (gap) yang besar antar wilayah dalam sistem pasokan transportasi dan pelayanannya. Gap transportasi merupakan salah satu faktor utama terjadinya kesenjangan ekonomi antar wilayah.  Sementara ukuran birokrasi terus tumbuh, kualitas dan kapasitas kelembagaan dan birokrasi yang masih lemah telah berdampak kepada kapasitas pemerintah membuat kemajuan dalam projects delivery..  Sisi positifnya, kerangka hukum dan peraturan sudah diperbarui. Jiwa dari perubahan kerangka hukum dan peraturan ini sebenarnya bukan hanya menghilangkan monopoli negara, akan tetapi juga meningkatkan daya saing dan efisiensi BUMN, meningkatkan efisiensi sistem transportasi, meningkatkan kompetisi yang sehat untuk daya saing yang lebih tinggi, dan meningkatkan investasi oleh sektor swasta.
  • 15. 14.03.2014 RPJMN (URBAN TRANSPORT) URBAN TRANSPORT DEVELOPMENT MOBILITY CONGESTION ALLEVIATION Environment Impact Control Improve Public Transport Acces with TOD, P&R, TIC Improve Terminal System Management Develop Urban Transportation infrastructure (road network & multimodal) Improve Efficiency of Urban Freight Operational and Services Improve Public Transport System Improve Management "Push" and "Pull" as a TDM implementation Reduce Traffic Congestion through traffic supply management GHG Emission Reduction Improving Air Quality Noise Reduction Objective Key Challenge Urban Road Safety Facilities and Infrastructure Human Factor Tantangan Transportasi Perkotaan
  • 16. Non Tax Revenu e Tax Revenu e A P B N Non Tax Revenue Include Income from gov’t investsment, natural resources SOEs, grants, and others National Tax revenue Revenue based on taxes colected by National Pendidika n 20% Sisa Alokasi Subsidi BBM 20% Sisa Alokasi Utang Pinjaman 10- 15% Sisa Alokasi DAU 26,5% Other sctors (20%) Dana di alokasikan 20% untuk sektor pendidikan. (gaji guru dan dosen,dana BOS) Pemberian subsidi BBM sebesar 20% Pembayaran utang pinjaman negara 10%-15% Pembayaran DAU berdasarkan gaji pegawai daerah 26,5% Terdiri dari dana untuk kementrian (sekitar 33 ), dan DAK Akan diberikan ke 19 sektor K/L, kemudian dialokasikan ke daerah (dengan kriteria Umum, khusus, dan teknis ) Dapat dikatakan alokasi dana untuk sektor transportasi, khusus nya transportasi perkotaan sangat kecil.
  • 17. Strategi dan Kebijakan Pengembangan Sistem Transportasi Perkotaan MACRO INFRASTRUCTURE INVESTMENT: PERFORMANCE AND PERSPECTIVE
  • 18. Sasaran dan Indikator Substansi Inti Transportasi Perkotaan: Tersusunnya 100 % rencana dan program sistem transportasi dan evaluasi pelaksanaan program  Jumlah rencana induk angkutan perkotaan  Jumlah rencana induk sistem informasi lalulintas perkotaan  Laporan evaluasi  Terselenggaranya ATCS  Jumlah fasilitas keselamatan transportasi perkotaan Transportasi ramah lingkungan  Jumlah Penyelenggaraan Transportasi Ramah Lingkungan Terselenggaranya transportasi perkotaan  Jumlah Pengembangan Bus Rapid Transit (BRT)  Kota Percontohan  Kawasan Percontohan Berlangsungnya pembangunan angkutan kereta listrik di Jakarta (MRT dan Monorail) Arahan RPJMN 2010-2014
  • 19. Arahan RPJMN 2010-2014 Sasaran Umum Pembangunan Transportasi 2010-2014
  • 20. Arahan RPJMN 2010-2014 Sasaran Umum Pembangunan Transportasi 2010-2014
  • 21. Arahan RPJMN 2010-2014 Sasaran Umum Pembangunan Transportasi 2010-2014
  • 22. Meningkatkan Peran Transportasi Umum Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Mengurangi Pulosi dari Pengoperasian Transportasi Manajemen Permintaan Transportasi (melalui Mengontrol Demand) Mengembangkan Transportasi Non Motorized Pengembangan System Transit (TOD) Pengembangan Jaringan Infrastruktur Transportasi Massal Pengembangan Aksesibilitas Pelayanan dan Intermoda Transportasi Meningkatkan Rasa Memiliki Terhadap System Transportasi Massal Meningkatkan Kapasitas Jalan Membangun ATCS / ITS Manajemen Lalu Lintas Analisis Dampak Lalu Lintas Gasifikasi Promosi Penggunaan Energi Alternatif Pemilihan Model Tekhnologi Green Transport (enviromental frienly) ERP Kebijakan Perparkiran Disinsentif untuk Pengguna Mobil Pribadi Membangun Fasilitas Pejalan Kaki Membangun Jalur Khusus Sepeda Car free day Program dan Aktivitas  Membangun dan mengoperasikan Bus Rapid Transport (BRT) System di 13 kota.  Mengadakan sarana kereta api dan menambah daya listrik untuk angkutan umum massal di Jabodetabek.  Pembangunan MRT Jakarta. 22 Kegiatan Pemerintah yang telah dan sedang dilaksanakan:  Membangun Intelligent Traffic System dan Area Traffic Control System di Sragen (Jateng), Balikpapan, Manado, Pekanbaru, Bukittinggi dan Batam, Surakarta (Jateng) dan Bogor(Jabar).  Pelaksanaan Gasifikasi melalui pembagian konvertir kit di Jakarta, Bogor, Surabaya dan Palembang.  Pembangunan jalur sepeda di kota Balikpapan danSragen (2009 dan 2010) serta pedestrian di Kota Bukit Tinggi.
  • 23. DASAR HUKUM ANGKUTAN MASSAL Berdasarkan UU No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 158 disebutkan: (1) Pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum di kawasan perkotaan. (2) Angkutan massal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didukung dengan : a. mobil bus yang berkapasitas angkut massal; b. lajur khusus; c. trayek angkutan lain yang tidak berimpitan dengan trayek angkutan massal; dan d. angkutan pengumpan Berdasarkan Perpres No 61/2011 tentang Rencana Aksi nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, pada bidang energi dan transportasi disebutkan akan mengadakan Rencana aksi reformasi Sistem Transit – Bus Rapid Transit (BRT) / semi BRT sebanyak 43 bus per tahun di 12 kota pada periode 2010-2020
  • 24. Ketersediaan angkutan umum massal berbasis Jalan di kawasan perkotaan mobil bus yang berkapasitas angkut massal lajur khusus trayek angkutan umum lain yang tidak berimpitan dengan trayek angkutan massal angkutan pengumpan Pemerintah Pasal 158 (1) UU 22/2009 Pasal 159 UU 22/2009 Ketentuan lebih lanjut mengenai angkutan massal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 diatur dengan peraturan Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Angkutan Umum Massal Berbasis Jalan
  • 25. Perkembangan Sistem Transit  Indonesia baru memiliki 1 BRT (Transjakarta) dan beberapa sistem transit  Sistem transit yang ada belum mampu diandalkan masyarakat  Kota metro banyak yang belum memilki angkutan umum terpadu  Kasus MRT Jakarta sturktur tarif tidak cukup dalam memenuhi skema pemulihan finansial  Sistem Transit yang tidak menggunakan gross cost contract banyak yang colaps
  • 26. 14.03.2014 KOTA NAMA TAHUN 1 Jakarta* Busway Trans Jakarta 2004 2 Batam Trans Batam 2005 3 Bogor Trans Pakuan 2008 4 Yogyakarta Trans Jogja 2008 5 Semarang Trans Semarang 2009 6 Pekanbaru Trans Metro Pekanbaru 2009 7 Bandung Trans Metro Bandung 2009 8 Manado Trans Kawanua 2009 9 Gorontalo Trans Hulontalangi 2010 10 Palembang Trans Musi 2010 11 Solo Batik Solo Trans 2010 12 Sarbagita Trans Sarbagita 2011 13 Ambon Trans Amboina 2011 14 Tangerang Trans Jabodetabek Tangerang 2012 Sistem Transit di kota-kota pada tahun 2012 Jakarta: BRT -perkembangan lanjut dari Sistem Transit
  • 27. Kota yang Sudah Memiliki BRT KOTA NAMA TAHUN 1 2 Jakarta* Batam Busway Trans Jakarta Trans Batam 2004 2005 3 Bogor Trans Pakuan 2008 4 Yogyakarta Trans Jogja 2008 5 Semarang Trans Semarang 2009 6 Pekanbaru Trans Metro Pekanbaru 2009 7 Bandung Trans Metro Bandung 2009 8 Manado Trans Kawanua 2009 9 Gorontalo Trans Hulontalangi 2010 10 Palembang Trans Musi 2010 11 Solo Batik Solo Trans 2010 12 Sarbagita Trans Sarbagita 2011 13 Ambon Trans Amboina 2011 14 Tangerang Trans Jabodetabek Tangerang 2012 Lampung: iBRT dikembangkan atas inisiatif operator angkutan bus , sejak tahun 2010 Padang dan Makassar serta Surabaya diharapkan segera menyusul secepatnya.
  • 28. Usulan Kebijakan Pengembangan SAUM Ke depan MACRO INFRASTRUCTURE INVESTMENT: PERFORMANCE AND PERSPECTIVE
  • 30. Kerangka Kebijakan Transportasi Perkotaan RPJM Ke Depan KPI Kerangka Kelembaga an Perencanaa n/Investasi Pengopera sian Peraturan Pricing/Tax ation Pengemban gan Transportasi Perkotaan ` Mobilitas Kemacetan Pengendalia n dampak Lingkingan
  • 31. Transportasi Mendukung Investasi Sektor Ekonomi Dan Sektor Swasta  Membangun transportasi di wilayah-wilayah Indonesia dimana investasi baik oleh pemerintah, khususnya investasi swasta di lakukan di setiap sektor ekonomi dan sektor produktif lainnya.  Untuk wilayah yang terbukti mempunyai pertumbuhan ekonomi tinggi diatas pertumbuhan ekonomi rata-rata nasional yang 6,3%, atau wilayah yang sebenarnya mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi tinggi asalkan difasilitasi dengan transportasi yang baik, maka pertumbuhan transportasi seharusnya berada diatas angka pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut.  Perlu ada konsensus untuk menetapkan berapa rasio nilai aset jalan terhadap PDRB provinsi. Kecenderungan di Indonesia adalah wilayah yang PDRB nya tinggi mempunyai rasio nilai aset terhadap PDRB yang rendah sementara wilayah yang PDRB nya rendah justru mempunyai rasio yang tinggi. Nilai Aset Infrastruktur Jalan Terhadap PDRB Provinsi (2008) ! Road Asset Value to GDP Figure 1: Ratio of Asset Value to GDP by Province Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarata Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi TengahSulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 GDP($million) GDP too small to support cost of road maintenance Road capacity too small to support growth in the economy Road capacity and economy in rough balance  Meningkatkan peran Sistem Angkutan Umum di perkotaan dalam mendukung mobilitas perekonomian kota (Urban Economic Mobility).  Implementasi Electronic Road Pricing, Road Preservation Funds, Fuel surcharges, dll. untuk ikut mengatasi kemacetan masif di perkotaan.
  • 32. Meninjau Kembali Kerangka Hukum Dan Peraturan  Mengenali hambatan dan kendala legal dalam pembangunan sistem infrastruktur dan jasa pelayanan transportasi. Hambatan dan kendala legal kemungkinan ada baik di UU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, atau di Peraturan Menteri.  Kerangka Hukum dan Peraturan diharapkan dapat membuka iklim investasi swasta yang lebih luas untuk mengoperasikan sistem dan pelayanan transportasi (oleh operator non-BUMN.  Memperluas skema investasi di sektor transportasi perkotaan Design-Build-Operate, Lease-Operate, Annuity-based Design-Finance-Build-Operate, Performance Based Contracts, dll.  Untuk kota-kota besar dan metropolitan seperti Jabodetabek, perlu dibentuk Badan Otoritas Transportasi yang berfungsi sebagai integrator dari perencanaan, pengoperasian, investasi, dan pembiayaan dari sistem transportasi perkotaan, khususnya untuk sistem yang besar seperti MRT, Monorel, dan BRT.  Strategi penanganan koordinasi “ spillover effect” (dampak kemacetan akibat perkembangan antar wilayah yang berbatasan)
  • 33. Transportasi Multimoda  Peraturan Menteri Perhubungan No. 15/2010 tentang transportasi multimoda/intermoda mengacu kepada 25 pelabuhan utama, 7 pelabuhan khusus untuk batubara dan CPO, 9 kota-kota besar, dan 183 wilayah belakang (hinterland) yang terkait dengan logistik. Peraturan Menteri Perhubungan No. 8/2012 mengatur sisi bisnis dari transportasi multimoda sebagai penjelasan operasional dari Peraturan Pemerintah No. 8/2011 tentang Transportasi Multimoda. Mungkin perlu dikaji kembali efektivitas dan daya tarik peraturan tersebut melihat kenyataan bahwa tidak banyak investor swasta yang tertarik masuk ke bisnis multimoda.  Peningkatan pelayanan multimoda (keterpaduan, kualitas serta kemudahan) : Membangun fasilitas peralihan moda yang aman dan nyaman (sistem stasiun; stasiun plaza pada terminal dan stasiun kereta api; perbaikan jalan akses ke terminal / stasiun; pelayanan tiket terpadu)  Perlu ditinjau kembali regulasi tentang KPS untuk memicu investasi swasta dalam transportasi multimoda, khususnya dalam kaitannya dengan Special Transport. Selain itu perlu dibentuk badan atau regulator yang netral dan independent untuk regulasi, investigasi, keselamatan, dan keamanan angkutan multimoda.
  • 34. Optimalisasi Angkutan Umum  Meningkatkan peran Sistem Angkutan Umum di perkotaan dalam mendukung mobilitas perekonomian kota (Urban Economic Mobility).  Upaya Pengalihan penggunaan Kendaraan Umum Massal yang efisien : Peningkatan kualitas dan kapasitas pelayanan dan alternatif moda angkutan umum  Peningkatan pelayanan angkutan umum Bus  Peningkatan angkutan kereta api kota (peningkatan frekuensi ; sarana dan manajemen operasi)  Penyesuaian tarif angkutan umum terjangkau dan tepat sasaran  Sistem insentif pada perubahan kebiasaan untuk menggunakan angkutan umum 34
  • 35. Transportasi Yang Lebih Kompetitif  Indonesia perlu menciptakan kesetaraan antara BUMN dan operator swasta dalam mekanisme pasar, industri, dan jasa transportasi nasional, termasuk dalam hal kontrak, perhitungan depresisi, subsidi, serta skema KPS lainnya untuk membangun iklim investasi yang sehat dan dalam penetapan tarif yang bersaing secara sehat.  Kompetisi yang sehat memerlukan keterbukaan, transparansi, dan akuntabilitas publik yang tinggi dari setiap pelaku bisnis dan industri transportasi, termasuk BUMN.
  • 36. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Transportasi di Kawasan Perkotaan 14.03.2014 Pengintegrasian Komponen Sistem Transportasi Kerangka Berfikir Grand Design
  • 37. Reformasi Angkutan Perkotaan KEBIJAKAN REFORMASI ANGKUTAN UMUM PENINGKATA N LAYANAN ANGKUTAN UMUM ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN YANGBERKELAN JUTAN (SUSTAINABLE) KEBIJAKAN REFORMASI ANGKUTAN UMUM DIARAHKAN UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN
  • 38. Mekanisme Pendanaan Tansportasi Kota Yang Memadai  Menciptakan inovasi modus pembiayaan yang baru antara lain melalui Implementasi Electronic Road Pricing, Road Preservation Funds, Fuel surcharges, dll. untuk ikut mengatasi kemacetan masif di perkotaan.  Strategi prioritas investasi yang lebih efisien dan efektif dalam jangka pendek, menengah dan panjang  Strategi “pricing congestion” maupun “ infrastructure pricing” yang tepat sasaran, efisien dan layak dilaksanakan dan efektif 38
  • 39. Source: Botma & Papendrecht, TU Delft 1991 and own figures 19 0002 000 Mixed Traffic  80 000 Heavy Rail (e.g. Hong Kong)                 14.03.2014                     100 000 Suburban Rail (e.g. Mumbai) Why public transport priority? Corridor Capacity        14 000      Cyclists       18 000 BRT single lane Pedestrians 9 000    Regular Bus 43 000 BRT double lane             Light Rail         20 000 (people per hour on 3.5 m wide lane in the city - pphpd)
  • 40. Target Modal Split Perkotaan
  • 41. Pembiayaan Transportasi Pembiayaan Infrastruktur Investasi Pemerintah Ekonomi Layak Finansial Tidak Layak APBN/APBD DAU, DAK, Dana Daerah Pinjaman Luar Negeri, Kredit Ekspor Kemitraan Pemerintah Swasta (PPP) Ekonomi Layak Finansial Kurang Layak Investasi Pem. & Swasta Government Support Equity & Debt Financing Investasi Swasta (PFI) Ekonomi dan Finansial Layak Equity & Debt Financing Unsolicited, Speci al Purpose Hak Kompensasi Pembangunan proyek-proyek PPP hampir selalu berkaitan dengan pembiayaan proyek modern (Modern Project Financing). Proyek berskala besar membutuhkan Equity Financing dan Debt Financing yang canggih dan membutuhkan aliansi pendanaan global (konsorsium perbankan, investment fund, bond, dan rekayasa finansial lainnya).
  • 42. SKEMA ALTERNATIF PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MELALUI KPS Kelayakan Proyek Skema Operasi dan Pemeliharaan Konstruksi Layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara finansial Pemerintah Swasta/BUMN/BUMD 3 Hybrid Financing Layak secara ekonomi dan finansial marjinal Pemerintah Swasta/BUMN/BUMD Swasta/BUMN/BUMD 2 KPS dgn Dukungan Pemerintah )² Layak secara ekonomi dan finansial )¹ Swasta/BUMN/BUMD Swasta/BUMN/BUMD 1 KPS Reguler )¹ Idealnya skema 1 diserahkan penuh kepada pihak swasta, sedangkan BUMN/BUMD mengerjakan skema 2 dan 3 )² Kontribusi Pemerintah = Dukungan Pemerintah , bisa dilakukan melalui: (a)Pendanaan pembebasan lahan; (b)Pembiayaan sebagian konstruksi; (c)Pemberian Viability Gap Fund (VGF) Slide - 42
  • 43. Inisatif Bappenas  Mengalokasikan Dana Subsidi BBM  Urban Transport  Menganggarkan Pot Dana Khusus Dana Keselamatan Jalan  Memberikan Dukungan bagi masuknya kerjasama Swasta  DN/LN  Mendukung masuknya dana kerja sama teknis dari Hibah/ Loan LN  Menyusun inisatif dana berbasis Climate Change  Meningkatkan peran pendanaan bagi angkutan perintis  Mendukung pengembangan untuk pengurangan beban moda angkutan jalan, spt Bus Air (Water Transport), KA Komuter
  • 44. Penutup  Seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran ditambah dengan rencana pengembangan koridor-koridor ekonomi, maka urbanisasi dan mega-urbanisasi akan semakin intensif. Kawasan Perkotaan Metropolitan tersebut akan dihadapkan pada permasalahan infrastruktur dan pelayanan transportasi perkotaan seperti kemacetan lalu-lintas, motorisasi, peningkatan penggunaan moda kendaraan pribadi, pencemaran lingkungan, dan keselamatan transportasi.  Di sisi lain, urbanisasi dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional jika dikelola dengan baik. Tantangan utama adalah meningkatkan daya saing infrastruktur dan pelayanan transportasi perkotaan untuk mendukung kelancaran arus logistik dan kegiatan sosio-ekonomi masyarakat.  Untuk menangani isu-isu transportasi perkotaan, maka perencanaan dan implementasi (termasuk pendanaan) dalam pengembangan sarana dan prasarana transportasi harus dilakukan secara sinergi antara Pusat-Daerah dan antar daerah di dalam Kawasan Perkotaan Metropolitan
  • 45. Rekomendasi (1)  Menyusun Naskah Akademik bagi adanya kerangka legal dari faktor- faktor lintas sektoral dan keterpautan antara transportasi khususnya perkotaan dengan perekonomian.  Meningkatkan peran Sistem Angkutan Umum Masal di perkotaan dalam mendukung mobilitas perekonomian kota (Urban Economic Mobility).  Menciptakan inovasi modus pembiayaan yang baru untuk ikut mengatasi kemacetan masif di perkotaan dan sinergitas dan keterpaduan program dan pendanaan pembangunan antar sektor dan antara pemerintah pusat dan daerah.  Dibentuknya Badan Otoritas Transportasi yang berfungsi sebagai integrator dari perencanaan, pengoperasian, investasi, dan pembiayaan dari sistem transportasi perkotaan, seperti MRT, Monorel, dan BRT.  Menciptakan Kompetisi yang sehat agar terciptanya keterbukaan, transparansi, dan akuntabilitas publik yang tinggi dari setiap pelaku bisnis dan industri transportasi, termasuk BUMN.