SlideShare a Scribd company logo
1 of 186
Download to read offline
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 i
KATA SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN
DAN ALAT KESEHATAN
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program
Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan, yang dilaksanakan dengan 3 (tiga) pilar utama yaitu
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan Jaminan Kesehatan
Nasional.
Akses terhadap obat, terutama obat esensial, merupakan salah satu hak
asasi manusia, sehingga pemerintah berkewajiban menjamin ketersediaan,
pemerataan dan keterjangkauannya. Obat esensial merupakan obat terpilih
yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya
diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia
pada fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka perlu disusun dan ditetapkan daftar
obat yang secara esensial harus tersedia bagi kepentingan masyarakat,
yaitu Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN).
DOEN yang disusun untuk seluruh strata pelayanan kesehatan, merupakan
perangkat manajerial utama untuk meningkatkan penggunaan obat secara
rasional. Selain menjadi acuan dalam pengadaan obat di fasilitas pelayanan
kesehatan, DOEN 2015 merupakan referensi utama untuk penyusunan
Formularium Nasional (Fornas) sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional. Konsep Obat Esensial diterapkan pada Formularium
Nasional sebagai acuan dalam pelayanan kesehatan, sehingga tercapai
pelayanan kefarmasian yang cost-effective.
Selanjutnya DOEN ditinjau dan disempurnakan setiap 2(dua) tahun yang
disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan dan teknologi. Revisi
DOEN dilaksanakan oleh Komite Nasional Penyusunan DOEN yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/
Menkes/141/2015 tanggal 7 April 2015.
Diharapkan dengan DOEN tahun 2015, upaya Pemerintah untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, menjamin ketersediaan obat
Daftar Obat Esensial Nasional 2015ii
yang aman, bermutu, berkhasiat dan terjangkau dapat terlaksana dengan
baik.
Akhirnya kepada Tim Komite Nasional Penyusunan DOEN 2015, kontributor
serta semua pihak terkait yang telah memberikan kontribusi, saran dan
masukan secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
DOEN 2015 ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
Besar harapan kami bahwa DOEN 2015 ini dapat diterapkan dan bermanfaat
bagi semua pihak terkait. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberkati upaya kita dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
DIREKTUR JENDERAL
BINA PELAYANAN KEFARMASIAN
DAN ALAT KESEHATAN
ttd,
Dra. Maura Linda Sitanggang, PhD
NIP. 19580503 198303 2 001
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 iii
DAFTAR ISI
Kata Sambutan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan...................................................................................	i
Daftar Isi .....................................................................................	iii
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor: HK.02.02/MENKES/320/2015 tentang Daftar Obat
Esensial Nasional .......................................................................	1
Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor: HK.02.02/MENKES/320/2015 tentang Daftar Obat
Esensial Nasional .......................................................................	5
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: HK.02.02/Menkes/141/2015 Tentang Komite Nasional
Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional ..............................	83
Penyusunan dan Penerapan Daftar Obat Esensial Nasional
(DOEN) .......................................................................................	91
LAMPIRAN-LAMPIRAN
I.	 Daftar Obat dalam DOEN yang mengalami perubahan ......	119
II.	 Daftar Pemberi Usulan DOEN ............................................	139
III.	 Daftar Peserta Rapat Penyusunan DOEN ..........................	141
IV,	 Pernyataan Kesediaan Menjadi Ketua/ Wakil Ketua/
Anggota Tim Ahli Komite Nasional Penyusunan DOEN ......	153
V.	 Surat Pernyataan Bebas Konflik Kepentingan ....................	155
VI.	 Rekapitulasi Usulan Revisi DOEN .......................................	157
VII.	Daftar Singkatan ..................................................................	159
VIII.	Indeks Kelas Terapi .............................................................	161
IX.	 Indeks Nama Obat ...............................................................	171
Daftar Obat Esensial Nasional 2015iv
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 1
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/320/2015
TENTANG
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang	:	 a. 	 bahwa dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan untuk menjamin
ketersediaan obat yang lebih merata dan
terjangkau oleh masyarakat perlu disusun Daftar
Obat Esensial Nasional;
			 b. 	 bahwa Daftar Obat Esensial Nasional 2013
yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 312/Menkes/SK/IX/2013
harus disempurnakan dan disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang farmasi dan kedokteran, pola penyakit,
serta program kesehatan;
			 c. 	 bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan
tentang Daftar Obat Esensial Nasional;
Mengingat 	:	 1. 	 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3671);
Daftar Obat Esensial Nasional 20152
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
			 2. 	 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4431);
			 3. 	 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5062);
			 4. 	 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
			 5. 	 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
			 6. 	 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nornor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
			 7. 	 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998
tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3781);
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 3
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
			 8. 	 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
124, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5044);
			 9. 	 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/
Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat
Nasional;
			 10. 	Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/
Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
741);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan		 :	 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL.
KESATU		 : 	 Daftar Obat Esensial Nasional, yang selanjutnya
disebut DOEN merupakan daftar obat terpilih yang
paling dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas
pelayanaan kesehatan sesuai dengan fungsi dan
tingkatnya.
KEDUA 		 : 	 DOEN sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini.
KETIGA 		 : 	 DOEN harus diterapkan secara konsisten dan
terus menerus dalam pemberian pelayanan
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Daftar Obat Esensial Nasional 20154
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KEEMPAT 		 : 	 Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku,
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 312/
Menkes/SK/IX/2013 tentang Daftar Obat Esensial
Nasional 2013 dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
KELIMA		 : 	 Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Agustus 2015
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd,
NILA FARID MOELOEK
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 5
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/320/2015
TENTANG
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
A.	 Rumah Sakit
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID,
ANTIPIRAI
1.1  ANALGESIK NARKOTIK
fentanil cairan inj i.m./i.v. 0,05 mg/mL
kodein tab 10 mg
tab 20 mg
morfin tab 10 mg
tab SR (lepas lambat)10 mg
cairan inj i.m./s.k./i.v. 10 mg/mL
petidin cairan inj i.m./i.v. 50 mg/mL (HCl)
Daftar Obat Esensial Nasional 20156
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
sufentanil cairan inj i.v. 5 mcg/mL
1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK
ibuprofen tab 200 mg
tab 400 mg
susp 100 mg/5 mL
ketoprofen sup 100 mg
natrium diklofenak tab sal enterik 25 mg
tab sal enterik 50 mg
parasetamol tab 500 mg
sir 120 mg/5 mL
drops 60 mg/0,6 mL
1.3 ANTIPIRAI
alopurinol tab 100 mg
tab 300 mg
kolkisin tab 500 mcg
2. ANESTETIK
2.1 ANESTETIK LOKAL
bupivakain cairan inj p.v. 0,5%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 7
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
bupivakain heavy cairan inj 0,5% (HCl) + glukosa
8%
etil klorida spray 100 mL
lidokain cairan inj 5% + glukosa 5%
cairan inj 2%
jeli 2%
spray oral 10%
2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN
halotan ih
isofluran ih
ketamin cairan inj i.v. 50 mg/mL
cairan inj i.v. 100 mg/mL
nitrogen oksida ih, gas dalam tabung
oksigen ih, gas dalam tabung
propofol cairan inj i.v., bolus 1%
tiopental serb inj i.v. 0,5 g
2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF
atropin cairan inj i.v./i.m./s.k. 0,25 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 20158
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
diazepam cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL
midazolam cairan inj i.v. 1 mg/mL
cairan inj i.v. 5 mg/mL
3. ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS
deksametason cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL
difenhidramin cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL
epinefrin (adrenalin) cairan inj i.v./s.k./i.m. 0,1%
klorfeniramin tab 4 mg
loratadin tab 10 mg
setirizin sir 5 mg/5 mL
4. ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN
4.1 KHUSUS
atropin cairan inj 0,25 mg/mL
kalsium glukonat cairan inj 10%
nalokson cairan inj 0,4 mg/mL
natrium bikarbonat tab 500 mg
cairan inj i.v. 8,4%
natrium tiosulfat cairan inj i.v. 25%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 9
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
protamin sulfat cairan inj i.m. 10 mg/mL
4.2 UMUM
karbon aktif tab
magnesium sulfat serb
5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI
diazepam cairan inj i.v. 5 mg/mL
lar rektal 5 mg/2,5 mL
lar rektal 10 mg/2,5 mL
fenitoin kaps 30 mg
kaps 100 mg
cairan inj 50 mg/mL
fenobarbital tab 30 mg
tab 100 mg
karbamazepin tab 200 mg
sir 100 mg/5 mL
magnesium sulfat cairan inj i.v. 20%
cairan inj i.v. 40%
Daftar Obat Esensial Nasional 201510
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
valproat tab lepas lambat 250 mg
tab lepas lambat 500 mg
tab salut enterik 250 mg
sir 250 mg/5 mL
6. ANTIINFEKSI
6.1 ANTELMINTIK
6.1.1 Antelmintik Intestinal
albendazol tab 400 mg
mebendazol tab 100 mg
tab 500 mg
sir 100 mg/5 mL
pirantel pamoat tab 250 mg
susp 125 mg/5 mL
6.1.2 Antifilaria
dietilkarbamazin tab 100 mg
6.1.3 Antisistosoma
prazikuantel tab 600 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 11
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.2 ANTIBAKTERI
6.2.1 Beta Laktam
amoksisilin tab 250 mg
tab 500 mg
sir kering 125 mg/5 mL
sir kering 250 mg/5 mL
ampisilin serb inj i.m./i.v. 250 mg/vial
serb inj i.v. 1000 mg/vial
benzatin benzil penisilin cairan inj i.m. 1,2 juta IU/mL
cairan inj i.m. 2,4 juta IU/mL
fenoksimetil penisilin (penisilin
V) 
tab 250 mg
tab 500 mg
prokain benzilpenisilin serb inj i.m. 3 juta IU/vial
sefadroksil kaps 250 mg
kaps 500 mg
sir kering 125 mg/5 mL
sir kering 250 mg/5 mL
sefazolin serb inj 1 g/vial
Daftar Obat Esensial Nasional 201512
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
sefiksim tab sal selaput 100 mg
tab sal selaput 200 mg
seftriakson serb inj 1 g/vial
6.2.2 Antibakteri Lain
6.2.2.1 Tetrasiklin
doksisiklin kaps 100 mg
tetrasiklin kaps 250 mg (HCl)
kaps 500 mg (HCl)
6.2.2.2 Kloramfenikol
kloramfenikol kaps 250 mg
susp 125 mg/5 mL
6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim
kotrimoksazol kombinasi tiap
5 mL:
a.	 sulfametoksazol 200 mg
b.	 trimetoprim 40 mg
susp 240 mg
kotrimoksazol (dewasa)
kombinasi:
a.	 sulfametoksazol 400 mg
b.	 trimetoprim 80 mg
tab 480 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 13
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kotrimoksazol forte (dewasa)
kombinasi:
a.	 sulfametoksazol 800 mg
b.	 trimetoprim 160 mg
tab 960 mg
6.2.2.4 Makrolid
eritromisin kaps 250 mg
tab 500 mg
sir kering 200 mg/5 mL
6.2.2.5 Aminoglikosida
gentamisin cairan inj 10 mg/mL
cairan inj 40 mg/mL
6.2.2.6 Kuinolon
siprofloksasin tab sal selaput 500 mg
6.2.2.7 Penggunaan Khusus
metronidazol tab 250 mg
tab 500 mg
susp 125 mg/5 mL
lar inf 5 mg/mL
vankomisin serb. inj 500 mg/vial
Daftar Obat Esensial Nasional 201514
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS
6.3.1 Antilepra
dapson tab 100 mg
klofazimin, micronized kaps dalam minyak 50 mg
kaps dalam minyak 100 mg
rifampisin kaps 300 mg
6.3.2 Antituberkulosis
isoniazid tab 100 mg
tab 300 mg
streptomisin serb inj 1000 mg/vial
kombinasi untuk dewasa:
Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
a.	 rifampisin 150 mg
b.	 isoniazid 75 mg
c.	 pirazinamid 400 mg
d.	 etambutol 275 mg
kapl sal selaput
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 15
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi untuk dewasa:
Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
a.	 rifampisin 150 mg
b.	 isoniazid 150 mg
kapl sal selaput
kombinasi untuk anak:
Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
a.	 rifampisin 75 mg
b.	 isoniazid 50 mg
c.	 pirazinamid 150 mg
kapl sal selaput
kombinasi untuk anak:
Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
a.	 rifampisin 75 mg
b.	 isoniazid 50 mg
kapl sal selaput
Daftar Obat Esensial Nasional 201516
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi untuk dewasa:
(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a.	 rifampisin 450 mg
b.	 isoniazid 300 mg
c.	 pirazinamid 500 mg
d.	 etambutol 250 mg dan
500 mg
kapl sal selaput
kombinasi untuk dewasa:
(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a.	 rifampisin 350 mg
b.	 isoniazid 300 mg
c.	 etambutol 400 mg
  kapl sal selaput
kombinasi untuk anak:
(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a.	 rifampisin 75 mg
b.	 isoniazid 100 mg
c.	 pirazinamid 200 mg
kapl sal selaput  
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 17
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi untuk anak:
(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a.	 rifampisin 75 mg
b.	 isoniazid 100 mg
kapl sal selaput  
6.4 ANTIFUNGI
amfoterisin B cairan inj i.v. 5 mg/mL
flukonazol kaps 50 mg
kaps 150 mg
cairan inf 2 mg/mL
griseofulvin, micronized tab 125 mg
tab 250 mg
tab 500 mg
ketokonazol tab 200 mg
nistatin tab sal gula 500.000 IU
susp 100.000 IU/mL
6.5 ANTIPROTOZOA
6.5.1 Antiamubiasis dan Antigiardiasis
metronidazol  tab 250 mg
tab 500 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 201518
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.5.2 Antimalaria
6.5.2.1 Untuk Pencegahan
doksisiklin kaps 100 mg
6.5.2.2 Untuk Pengobatan
artemether cairan inj 80 mg/mL
artesunat cairan inj i.v./i.m. 60 mg/mL
kombinasi:
a.	 dihidro artemisinin 40 mg
b.	 piperakuin 320 mg
tab sal selaput
kuinin tab 200 mg
tab 250 mg
cairan inj i.v. 25%
primakuin tab 15 mg
6.6 ANTIVIRUS
6.6.1 Antiherpes
asiklovir tab 200 mg
tab 400 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 19
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.6.2 Antiretroviral
6.6.2.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)
kombinasi:
a.	 zidovudin 300 mg
b.	 lamivudin 150 mg
tab
lamivudin (3TC) tab 150 mg
stavudin tab 30 mg
zidovudin kaps 100 mg
6.6.2.2 Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
(NNRTI)
efavirens tab 200 mg
tab 600 mg
nevirapin kapl 200 mg
kombinasi FDC (anak):
a.	 zidovudin 60 mg
b.	 lamivudin 30 mg
c.	 nevirapin 50 mg
tab dispersible
6.6.2.3 Protease Inhibitor
kombinasi:
a.	 lopinavir 200 mg
b.	 ritonavir (LPV/r) 50 mg
tab sal selaput
Daftar Obat Esensial Nasional 201520
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
7. ANTIMIGREN
kombinasi:
a.	 ergotamin 1 mg
b.	 kafein 50 mg
tab
8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk
TERAPI PALIATIF
8.1 HORMON dan ANTIHORMON
anastrozol tab sal selaput 1 mg
deksametason tab 0,5 mg
tab 1 mg
tab 2 mg
cairan inj 5 mg/mL
metilprednisolon tab 4 mg
tab 16 mg
tamoksifen tab 20 mg
8.2. IMUNOSUPRESAN
azatioprin tab 50 mg
hidroksiklorokuin tab 200 mg
cairan inj 50 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 21
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
metotreksat tab 2,5 mg
siklosporin kaps lunak 25 mg
kaps lunak 50 mg
cairan inj 50 mg/mL
cairan inj 100 mg/mL
8.3 SITOTOKSIK
asparaginase serb inj 10.000 IU/vial
bleomisin serb inj 15 mg/amp
busulfan tab 2 mg
dakarbazin serb inj 200 mg/vial
daktinomisin cairan inj i.v. 0,5 mg/mL
daunorubisin serb inj 20 mg/vial
doksorubisin serb inj i.v. 10 mg/vial
serb inj i.v. 50 mg/vial
dosetaksel cairan inj 40 mg/mL
etoposid 	 kaps lunak 100 mg
cairan inj 20 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 201522
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
fluorourasil cairan inj 25 mg/mL
cairan inj 50 mg/mL
hidroksi urea kaps 500 mg
ifosfamid serb inj 500 mg/vial
serb inj 1000 mg/vial
klorambusil tab sal selaput 5 mg
melfalan tab 2 mg
merkaptopurin tab 50 mg
metotreksat tab 2,5 mg
cairan inj 2,5 mg/mL
cairan inj 10 mg/mL
cairan inj 25 mg/mL
paklitaksel cairan inj 6 mg/mL
siklofosfamid tab sal gula 50 mg
serb inj i.v. 200 mg/vial
serb inj i.v. 500 mg/vial
serb inj i.v. 1000 mg/vial
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 23
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
sisplatin serb inj 10 mg/vial
serb inj 50 mg/vial
sitarabin cairan inj 50 mg/mL
cairan inj 100 mg/mL
vinblastin cairan inj 1 mg/mL
vinkristin cairan inj 1 mg/mL
8.4 LAIN-LAIN
kalsium folinat
(leukovorin, Ca)
cairan inj 3 mg/mL
cairan inj 5 mg/mL
tab 15 mg
mesna cairan inj 100 mg/mL
9. ANTIPARKINSON
antiparkinson, kombinasi:
a.	 benserazid 25 mg
b.	 levodopa 100 mg
tab
triheksifenidil tab 2 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 201524
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
10. OBAT yang MEMPENGARUHI DARAH
10.1 ANTIANEMIA
asam folat tab 0,4 mg
tab 1 mg
ferro sulfat tab sal selaput 300 mg
sir 150 mg/5 mL
sianokobalamin (vitamin B12) tab 50 mcg
10.2 OBAT yang MEMPENGARUHI KOAGULASI
fitomenadion (vitamin K1) tab sal gula 10 mg
cairan inj i.m. 2 mg/mL
cairan inj i.m. 10 mg/mL
heparin, Na cairan inj i.v./s.k. 5000 IU/mL
protamin sulfat cairan inj 10 mg/mL
warfarin tab 1 mg
tab 2 mg
10.3 INTOKSIKASI ZAT BESI
deferoksamin mesilat serb inj 500 mg/vial
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 25
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA
11.1 PRODUK DARAH
faktor VIII (konsentrat) serb inj 250 IU/vial + pelarut 10
mL
serb inj 500 IU/vial + pelarut 5 mL
faktor IX kompleks serb inj 500 IU/vial + pelarut 5 mL
serb inj 1000 IU/vial + pelarut 10
mL
11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER
fraksi protein plasma lar infus 5%
hydroxyl ethyl starch lar infus 6%
pengganti plasma
golongan gelatin
lar infus
12. DIAGNOSTIK
12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI
barium sulfat serb
susp 2,2%
susp 55%
susp 65%
Daftar Obat Esensial Nasional 201526
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
gadodiamid cairan inj 287 mg/10 mL
ioheksol cairan inj 140 – 350 I mg/mL
iopamidol cairan inj 200 – 370 I mg/mL
12.2 TES FUNGSI
12.2.1 Ginjal
natrium aminohipurat cairan inj i.v. 200 mg/mL
12.2.2 Mata
fluoresein tts mata 2,5 mg/mL
cairan inj 100 mg/mL
12.3 TES KULIT
tuberkulin protein purified
derivative
serb inj 2 TU /0,1 mL
13. ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN
13.1 ANTISEPTIK
hidrogen peroksida cairan 3%
klorheksidin lar 15%
povidon iodin lar 100 mg/mL
13.2 DISINFEKTAN
etanol 70% cairan 70%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 27
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kalsium hipoklorit serb
paraformaldehid larutan buffer 10%
14. OBAT dan BAHAN untuk GIGI dan MULUT
14.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURAN
AKAR GIGI
eugenol cairan
formokresol cairan
gutta percha dan paper points 15 mm - 40 mm
45 mm - 80 mm
kalsium hidroksida bubuk, pasta
klorfenol kamfer mentol
(CHKM)
cairan
klorheksidin lar 0,2%
natrium hipoklorit cairan konsentrat 5%
pasta pengisi saluran akar pasta
14.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL
nistatin susp 100.000 IU/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 201528
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES
fluor kapl 1 mg
sediaan topikal
14.4 BAHAN TUMPAT
bahan tumpatan sementara lar, serb
glass ionomer ART
(Atraumatic Restorative
Treatment)
serb
lar
cocoa butter 5 g
komposit resin set
14.5 PREPARAT LAINNYA
anestetik lokal gigi kombinasi:
a.	 lidokain HCl 2%
b.	 epinefrin 1 : 80.000
cairan inj 2 mL
articulating paper kertas warna penanda oklusi
etil klorida spray 100 mL
lidokain cairan inj 2% (HCl)
salep 5% (HCl)
spray oral 10% (HCl)
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 29
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
pasta devitalisasi (non arsen) pasta
surgical ginggival pack pasta
15. DIURETIK
furosemid tab 40 mg
cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL
hidroklorotiazid tab 25 mg
manitol lar infus 20%
spironolakton tab 25 mg
tab 100 mg
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
16.1 HORMON ANTIDIURETIK
desmopresin tab 0,1 mg
tab 0,2 mg
vasopresin cairan inj i.m./s.k. 20 IU/mL
16.2 ANTIDIABETES
16.2.1 Antidiabetes, Oral
glibenklamid tab 2,5 mg
tab 5 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 201530
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
glipizid tab 5 mg
tab 10 mg
metformin tab 500 mg
tab 850 mg
16.2.2 Antidiabetes, Parenteral
insulin intermediate (human
insulin)
cairan inj 100 IU/mL
insulin regular (human insulin) cairan inj 100 IU/mL
16.3 HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMPENGARUHI
FERTILITAS
16.3.1 Androgen
testosteron cairan inj 250 mg/mL
16.3.2 Estrogen
estrogen terkonjugasi tab sal gula 0,625 mg
etinilestradiol tab 0,05 mg
16.3.3 Progestogen
depo medroksi progesteron
asetat
cairan inj 150 mg/mL
noretisteron tab 5 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 31
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
16.3.4 Kontrasepsi
16.3.4.1 Kontrasepsi, Oral
kombinasi:
a.	 levonorgestrel 150 mcg
b.	 etinilestradiol 30 mcg
tab sal gula
 
16.3.4.2 Kontrasepsi, Parenteral
medroksi progesteron asetat cairan inj 150 mg/mL
16.3.4.3 Kontrasepsi, Implan
levonorgestrel implan 2 rods 75 mg (3-4 tahun)
16.3.5 Lain-lain
klomifen sitrat tab 50 mg
16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROID
levotiroksin tab 50 mcg
tab 100 mcg
lugol lar
propiltiourasil tab 100 mg
16.5 KORTIKOSTEROID
deksametason tab 0,5 mg
cairan inj 5 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 201532
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
hidrokortison serb inj 100 mg/vial
metilprednisolon tab 4 mg
tab 8 mg
serb inj 125 mg/2 mL
prednison tab 5 mg
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.1 ANTIANGINA
atenolol tab 50 mg
diltiazem tab 30 mg (HCl)
gliseril trinitrat tab 0,5 mg
isosorbid dinitrat tab sublingual 5 mg
tab sublingual 10 mg
cairan inj i.v.1 mg/mL
17.2 ANTIARITMIA
amiodaron tab 200 mg
cairan inj 50 mg/mL
digoksin tab 0,25 mg
cairan inj 0,25 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 33
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
lidokain cairan inj i.v.100 mg/mL
propranolol tab 10 mg
verapamil tab 80 mg
cairan inj 2,5 mg/mL
17.3 ANTIHIPERTENSI
amlodipin tab 5 mg
tab 10 mg
atenolol tab 50 mg
tab 100 mg
diltiazem tab 30 mg (HCl)
serb inj 10 mg/vial
serb inj 50 mg/vial
hidroklorotiazid tab 25 mg
kaptopril tab12,5 mg
tab 25 mg
tab 50 mg
klonidin cairan inj i.v. 0,15 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 201534
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
lisinopril tab 5 mg
tab 10 mg
tab 20 mg
metildopa tab 250 mg
nifedipin tab 10 mg
nikardipin cairan inj 10 mg/mL
valsartan tab sal selaput 80 mg
17.4 ANTIAGREGASI PLATELET
asam asetilsalisilat (asetosal) tab 80 mg
17.5 TROMBOLITIK
streptokinase serb inj 1,5 juta IU/vial
17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG
digoksin tab 0,25 mg
cairan inj 0,25 mg/mL
furosemid tab 40 mg
cairan inj i.v./i.m.10 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 35
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kaptopril tab 12,5 mg
tab 25 mg
isosorbid dinitrat cairan inj 1 mg/ mL
karvedilol tab 6,25 mg
tab 25 mg
17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS
dobutamin cairan inj 25 mg/mL
dopamin cairan inj 40 mg/mL
epinefrin (adrenalin) cairan inj i.v. 0,1%
norepinefrin cairan inj 1 mg/mL
17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA
fenofibrat kaps 100 mg
gemfibrozil kapl 300 mg
kapl 600 mg
simvastatin tab sal selaput 10 mg
tab sal selaput 20 mg
tab sal selaput 40 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 201536
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
18. OBAT TOPIKAL untuk KULIT
18.1 ANTIAKNE
asam retinoat krim 0,1%
krim 0,05%
18.2 ANTIBAKTERI
kloramfenikol salep 2%
perak sulfadiazin krim 1%
18.3 ANTIFUNGI
antifungi kombinasi :
a.	 asam benzoat 6%
b.	 asam salisilat 3%
salep
ketokonazol krim 2%
scalp sol 2%
mikonazol serb 2%
krim 2%
nistatin tab vaginal 100.000 IU
18.4 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK
betametason salep 0,1%
krim 0,1%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 37
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
hidrokortison krim 2,5%
kalamin lotio
mometason furoat krim 0,1%
18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS
permetrin krim 5%
salep 2-4 salep
18.6 KAUSTIK
perak nitrat lar 20%
podofilin tingtur 25%
18.7 KERATOLITIK dan KERATOPLASTIK
asam salisilat salep 5%
coal tar lar 5%
urea krim 10%
18.8 LAIN-LAIN
bedak salisil serb 2%
19. LARUTAN DIALISIS PERITONEAL
dialisa peritoneal lar intraperitonial
hemodialisa lar
Daftar Obat Esensial Nasional 201538
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
20. LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan LAIN-LAIN
20.1 ORAL
garam oralit serb
kalium klorida tab lepas lambat 600 mg
natrium bikarbonat tab 500 mg
20.2 PARENTERAL
larutan mengandung asam
amino
larutan mengandung elektrolit
larutan mengandung
karbohidrat
larutan mengandung
karbohidrat + elektrolit
larutan mengandung lipid
20.3 LAIN – LAIN
air untuk injeksi  cairan inj
21. OBAT untuk  MATA
manitol lar inf 20%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 39
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
21.1. ANESTETIK LOKAL
tetrakain tts mata 0,5%
21.2 ANTIMIKROBA 
amfoterisin B salep mata 3%
gentamisin salep mata 0,3%
tts mata 0,3%
kloramfenikol tts mata 0,5%
tts mata 1%
salep mata 1%
siprofloksasin tts mata 3 mg/mL
21.3 ANTIINFLAMASI
betametason tts mata 1 mg/mL
21.4 MIDRIATIK
atropin
 
tts mata 0,5%
tts mata 1%
21.5 MIOTIK DAN ANTIGLAUKOMA
asetazolamid  tab 250 mg
pilokarpin tts mata 2%
Daftar Obat Esensial Nasional 201540
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
timolol tts mata 0,25%
tts mata 0,5%
22. OKSITOSIK
metilergometrin tab sal selaput 0,125 mg
cairan inj 0,2 mg/mL
oksitosin cairan inj 10 IU/mL
23. PSIKOFARMAKA
23.1 ANTIANSIETAS dan ANTIINSOMNIA
diazepam tab 2 mg
tab 5 mg
cairan inj i.m. 5 mg/mL
lorazepam tab 0,5 mg
tab 1 mg
tab 2 mg
23.2 ANTIDEPRESI
amitriptilin tab sal selaput 25 mg
fluoksetin kaps 10 mg
tab 20 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 41
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
23.3 ANTIOBSESI KOMPULSI
klomipramin tab 25 mg
23.4 ANTIPSIKOSIS
flufenazin cairan inj i.m. 25 mg/mL
(dekanoat)
haloperidol tab 1,5 mg
tab 2 mg
tab 5 mg
tts 2 mg/mL
cairan inj i.m. 5 mg/mL (HCl)
cairan inj 50 mg/mL (dekanoat)
klorpromazin tab sal selaput 25 mg
tab sal selaput 100 mg
cairan inj i.m. 5 mg/mL
klozapin tab 25 mg
tab 100 mg
risperidon tab 1 mg
tab 2 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 201542
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
23.5 OBAT untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity
Disorder)
metilfenidat tab SR (lepas lambat) 10 mg
23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR
litium karbonat tab 200 mg
valproat tab lepas lambat 250 mg
tab lepas lambat 500 mg
tab sal enterik 250 mg
23.7 OBAT untuk PROGRAM KETERGANTUNGAN
metadon sir 50 mg/5 mL
24. RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT
KOLINESTERASE
24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI
NEUROMUSKULER
atrakurium cairan inj i.v. 10 mg/ mL
neostigmin cairan inj i.v. 0,5 mg/mL
rokuronium cairan inj i.v. 10 mg/mL
24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS
neostigmin cairan inj i.v. 0,5 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 43
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
piridostigmin tab 60 mg
25. OBAT untuk SALURAN CERNA
25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS
antasida tab kunyah
omeprazol kaps 20 mg
serb inj 40 mg/vial
ranitidin tab 150 mg
25.2 ANTIEMETIK
dimenhidrinat tab 50 mg
domperidon tab 10 mg
sir 5 mg/5 mL
klorpromazin tab sal selaput 25 mg
cairan inj i.m. 5 mg/mL
cairan inj i.m. 25 mg/mL
metoklopramid tab 5 mg
tab 10 mg
cairan inj 5 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 201544
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
ondansetron tab 4 mg
tab 8 mg
cairan inj 2 mg/mL
25.3 ANTIHEMOROID
antihemoroid, kombinasi:
a.	 bismut subgalat
b.	 heksaklorofen
c.	 lidokain
d.	 seng oksida
sup
25.4 ANTISPASMODIK
atropin tab 0,5 mg
cairan inj i.m./i.v./s.k. 0,25 mg/mL
hiosin butilbromid tab 10 mg
25.5 OBAT untuk DIARE
atapulgit tab
garam oralit serb
zinc tab dispersible 20 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 45
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
25.6 KATARTIK
bisakodil tab 5 mg
sup 5 mg
sup 10 mg
gliserin cairan obat luar 100 mg/mL
laktulosa sir 3.335 g/5 mL
25.7 OBAT untuk  ANTIINFLAMASI
sulfasalazin kapl sal enterik 500 mg
26. OBAT untuk SALURAN NAPAS
26.1 ANTIASMA
aminofilin tab 150 mg
tab 200 mg
cairan inj 24 mg/mL
budesonid cairan inhalasi 100 mcg/dosis
cairan inhalasi 200 mcg/dosis
deksametason tab 0,5 mg
cairan inj i.v. 5 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 201546
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
epinefrin (adrenalin) cairan inj 0,1%
ipratropium bromida MDI 0,02 mg/dosis
metilprednisolon tab 4 mg
cairan inj 125 mg/2 mL
salbutamol tab 2 mg
tab 4 mg
MDI/aerosol 100 mcg/dosis
cairan inhalasi 1 mg/mL
terbutalin cairan inj s.k./i.v. 0,5 mg/mL
26.2 ANTITUSIF
kodein tab 10 mg
26.3 EKSPEKTORAN
n-asetil sistein kaps 200 mg
26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS
indakaterol maleat serb inhalasi 150 mcg
serb inhalasi 300 mcg
ipratropium bromida aerosol 20 mcg/semprot
cairan inhalasi 0,025%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 47
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi:
a.	 ipratropium bromida
0,5 mg
b.	 salbutamol 2,5 mg
cairan inhalasi
27. OBAT yang MEMPENGARUHI  SISTEM IMUN
27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN
human tetanus
immunoglobulin
cairan inj i.m. 250 IU/mL
serum anti bisa ular:
A.B.U.I
(khusus ular dari luar Papua)
cairan inj i.m/i.v
A.B.U.II (khusus ular dari
Papua)
serum antidifteri (A.D.S) cairan inj i.m. 20.000 IU/vial
serum antirabies cairan inj 200 – 400 IU/mL
serum antitetanus (A.T.S) Untuk pencegahan:
cairan inj i.m. 1500 IU/mL
cairan inj i.m. 5000 IU/mL
Untuk pengobatan:
cairan inj i.m./i.v. 10.000 IU/mL
cairan inj i.m./i.v. 20.000 IU/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 201548
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
27.2 VAKSIN
vaksin BCG  serb inj i.k. 0,75 mg/mL + pelarut
vaksin campak serb inj s.k
vaksin jerap difteri tetanus
(DT)
cairan inj i.m. 40/15 lf / mL
vaksin jerap difteri tetanus
(Td)
cairan inj i.m. 4/15 lf / mL
vaksin jerap tetanus (tetanus
adsorbed toxoid)
cairan inj i.m.
vaksin kombinasi DPT-
hepatitis B
cairan inj i.m.
vaksin polio drops
vaksin rabies, untuk manusia serb inj s.k./i.k. 2,5 IU
28. OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROKAN
hidrogen peroksida cairan 3%
karbogliserin tts telinga 10%
lidokain spray oral 10%
oksimetazolin tts hidung 0,025%
tts hidung 0,050%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 49
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
29.VITAMIN dan MINERAL
asam askorbat (vitamin C)  tab 50 mg
tab 250 mg
ergokalsiferol (vitamin D2)  kaps 50.000 IU
susp 10.000 IU/mL
kalsium glukonat cairan inj 10%
kalsium karbonat tab 500 mg
kalsium laktat (kalk) tab 500 mg
kombinasi:
a.	 ferro sulfat 200 mg
b.	 asam folat 0,25 mg
tab sal gula
kombinasi:
a.	 ferro sulfat/ferro fumarat/
ferro glukonat 60 mg
b.	 asam folat 0,4 mg
tab sal selaput
piridoksin (vitamin B6) tab 10 mg
tab 25 mg
cairan inj 100 mg/mL
retinol (vitamin A) kaps lunak 100.000 IU
kaps lunak 200.000 IU
tiamin (vitamin B1) tab 50 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 201550
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
B.	Puskesmas
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI
NONSTEROID, ANTIPIRAI
1.1  ANALGESIK NARKOTIK
kodein tab 10 mg
tab 20 mg
petidin cairan inj i.m./i.v. 50 mg/mL
(HCl)
1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK
ibuprofen tab 200 mg
tab 400 mg
susp 100 mg/5 mL
natrium diklofenak tab sal enterik 25 mg
tab sal enterik 50 mg
parasetamol tab 500 mg
sir 120 mg/5 mL
drops 60 mg/0,6 mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 51
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
1.3 ANTIPIRAI
alopurinol tab 100 mg
tab 300 mg
kolkisin tab 500 mcg
2. ANESTETIK
2.1 ANESTETIK LOKAL
etil klorida spray 100 mL
lidokain cairan inj 2%
jeli 2%
spray oral 10%
2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN
ketamin cairan inj i.v. 50 mg/mL
cairan inj i.v. 100 mg/mL
oksigen ih, gas dalam tabung
2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF
atropin cairan inj i.v./i.m./s.k.
0,25 mg/mL
diazepam cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 201552
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
3. ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS
deksametason cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL
difenhidramin cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL
epinefrin (adrenalin) cairan inj i.v./s.k./i.m. 0,1%
klorfeniramin tab 4 mg
loratadin tab 10 mg
setirizin sir 5 mg/5 mL
4. ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN
4.1 KHUSUS
atropin cairan inj 0,25 mg/mL
natrium bikarbonat tab 500 mg
natrium tiosulfat cairan inj i.v. 25%
4.2 UMUM
karbon aktif tab
magnesium sulfat serb
5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI
diazepam cairan inj i.v. 5 mg/mL
lar rektal 5 mg/2,5 mL
lar rektal 10 mg/2,5 mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 53
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
fenitoin kaps 30 mg
kaps 100 mg
cairan inj 50 mg/mL
fenobarbital tab 30 mg
tab 100 mg
karbamazepin tab 200 mg
sir 100 mg/5 mL
magnesium sulfat cairan inj i.v. 20%
cairan inj i.v. 40%
valproat tab lepas lambat 250 mg
tab lepas lambat 500 mg
tab salut enterik 250 mg
sir 250 mg/5 mL
6. ANTIINFEKSI
6.1 ANTELMINTIK
6.1.1 Antelmintik Intestinal
albendazol tab 400 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 201554
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
mebendazol tab 100 mg
tab 500 mg
sir 100 mg/5 mL
pirantel pamoat tab 250 mg
susp 125 mg/5 mL
6.1.2 Antifilaria
dietilkarbamazin tab 100 mg
6.1.3 Antisistosoma
prazikuantel tab 600 mg
6.2 ANTIBAKTERI
6.2.1 Beta Laktam
amoksisilin tab 250 mg
tab 500 mg
sir kering 125 mg/5 mL
sir kering 250 mg/5 mL
ampisilin serb inj i.m./i.v. 250 mg/vial
serb inj i.v. 1000 mg/vial
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 55
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
benzatin benzil penisilin cairan inj i.m. 1,2 juta IU/mL
cairan inj i.m. 2,4 juta IU/mL
fenoksimetil penisilin
(penisilin V) 
tab 250 mg
tab 500 mg
prokain benzilpenisilin serb inj i.m. 3 juta IU/vial
6.2.2 Antibakteri Lain
6.2.2.1 Tetrasiklin
doksisiklin kaps 100 mg
tetrasiklin kaps 250 mg (HCl)
kaps 500 mg (HCl)
6.2.2.2 Kloramfenikol
kloramfenikol kaps 250 mg
susp 125 mg/5 mL
6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim
kotrimoksazol kombinasi tiap
5 mL:
a.	 sulfametoksazol 200 mg
b.	 trimetoprim 40 mg
susp 240 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 201556
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
kotrimoksazol (dewasa)
kombinasi:
a.	 sulfametoksazol 400 mg
b.	 trimetoprim 80 mg
tab 480 mg
kotrimoksazol forte (dewasa)
kombinasi:
a.	 sulfametoksazol 800 mg
b.	 trimetoprim 160 mg
tab 960 mg
6.2.2.4 Makrolid
eritromisin kaps 250 mg
tab 500 mg
sir kering 200 mg/5 mL
6.2.2.5 Aminoglikosida
-
6.2.2.6 Kuinolon
siprofloksasin tab sal selaput 500 mg
6.2.2.7 Penggunaan Khusus
metronidazol tab 250 mg
tab 500 mg
susp 125 mg/5 mL
lar inf 5 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 57
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS
6.3.1 Antilepra
dapson tab 100 mg
klofazimin, micronized kaps dalam minyak 50 mg
kaps dalam minyak 100 mg
rifampisin kaps 300 mg
6.3.2 Antituberkulosis
isoniazid tab 100 mg
tab 300 mg
streptomisin serb inj 1000 mg/vial
kombinasi untuk dewasa:
Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
a.	 rifampisin 150 mg
b.	 isoniazid 75 mg
c.	 pirazinamid 400 mg
d.	 etambutol 275 mg
kapl sal selaput
kombinasi untuk dewasa:
Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
a.	 rifampisin 150 mg
b.	 isoniazid 150 mg
kapl sal selaput
Daftar Obat Esensial Nasional 201558
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
kombinasi untuk anak:
Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
b.	 rifampisin 75 mg
c.	 isoniazid 50 mg
d.	 pirazinamid 150 mg
kapl sal selaput
kombinasi untuk anak:
Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
a.	 rifampisin 75 mg
b.	 isoniazid 50 mg
kapl sal selaput
kombinasi untuk dewasa:
(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a.	 rifampisin 450 mg
b.	 isoniazid 300 mg
c.	 pirazinamid 500 mg
d.	 etambutol 250 mg dan
500 mg
kapl sal selaput
kombinasi untuk dewasa:
(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a.	 rifampisin 350 mg
b.	 isoniazid 300 mg
c.	 etambutol 400 mg
kapl sal selaput
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 59
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
kombinasi untuk anak:
(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a.	 rifampisin 75 mg
b.	 isoniaszd 100 mg
c.	 pirazinamid 200 mg
kapl sal selaput  
kombinasi untuk anak:
(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a.	 rifampisin 75 mg
b.	 isoniazid 100 mg
kapl sal selaput  
6.4 ANTIFUNGI
griseofulvin, micronized tab 125 mg
tab 250 mg
tab 500 mg
ketokonazol tab 200 mg
nistatin tab sal gula 500.000 IU
susp 100.000 IU/mL
6.5 ANTIPROTOZOA
6.5.1 Antiamubiasis dan Antigiardiasis
metronidazol  tab 250 mg
tab 500 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 201560
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
6.5.2 Antimalaria
6.5.2.1 Untuk Pencegahan
doksisiklin kaps 100 mg
6.5.2.2 Untuk Pengobatan
artemether cairan inj 80 mg/mL
artesunat cairan inj i.v./i.m. 60 mg/mL
kombinasi:
a.	 dihidro artemisinin 40 mg
b.	 piperakuin 320 mg
tab sal selaput
kuinin tab 200 mg
tab 250 mg
cairan inj i.v. 25%
primakuin tab 15 mg
6.6 ANTIVIRUS
6.6.1 Antiherpes
asiklovir tab 200 mg
tab 400 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 61
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
6.6.2. Antiretroviral
6.6.2.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)
-
6.6.2.2 Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
(NNRTI)
-
6.6.2.3 Protease Inhibitor
-
7. ANTIMIGREN
kombinasi:
a. ergotamin 1 mg
b. kafein 50 mg
tab
8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk
TERAPI PALIATIF
8.1 HORMON DAN ANTIHORMON
-
8.2 IMUNOSUPRESAN
-
Daftar Obat Esensial Nasional 201562
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
8.3 SITOTOKSIK
-
8.4 LAIN-LAIN
-
9. ANTIPARKINSON
-
10. OBAT yang MEMPENGARUHI DARAH
10.1 ANTIANEMIA
asam folat tab 0,4 mg
tab 1 mg
ferro sulfat tab sal selaput 300 mg
sir 150 mg/5 mL
sianokobalamin (vitamin B12) tab 50 mcg
10.2 OBAT yang MEMPENGARUHI KOAGULASI
fitomenadion (vitamin K1) tab sal gula 10 mg
cairan inj i.m. 2 mg/mL
cairan inj i.m. 10 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 63
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
10.3 INTOKSIKASI ZAT BESI
-
11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA
11.1 PRODUK DARAH
-
11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER
-
12. DIAGNOSTIK
12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI
-
12.2 TES FUNGSI
12.2.1 Ginjal
-
12.2.2 Mata
fluoresein tts mata 2,5 mg/mL
cairan inj 100 mg/mL
12.3 TES KULIT
tuberkulin protein purified
derivative
serb inj 2 TU /0,1 mL
Daftar Obat Esensial Nasional 201564
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
13. ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN
13.1 ANTISEPTIK
hidrogen peroksida cairan 3%
klorheksidin lar 15%
povidon iodin lar 100 mg/mL
13.2 DISINFEKTAN
etanol 70% cairan 70%
kalsium hipoklorit serb
paraformaldehid larutan buffer 10%
14. OBAT dan BAHAN untuk GIGI dan MULUT
14.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN
SALURAN AKAR GIGI
eugenol cairan
formokresol cairan
gutta percha dan paper points 15 mm - 40 mm
45 mm - 80 mm
kalsium hidroksida bubuk, pasta
klorfenol kamfer mentol
(CHKM)
cairan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 65
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
klorheksidin lar 0,2%
natrium hipoklorit cairan konsentrat 5%
pasta pengisi saluran akar pasta
14.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL
nistatin susp 100.000 IU/mL
14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES
fluor kapl 1 mg
sediaan topikal
14.4 BAHAN TUMPAT
bahan tumpatan sementara lar, serb
glass ionomer ART
(Atraumatic Restorative
Treatment)
serb
lar
cocoa butter 5 g
komposit resin set
14.5 PREPARAT LAINNYA
anestetik lokal gigi kombinasi:
a.	 lidokain HCl 2%
b.	 epinefrin 1 : 80.000
cairan inj 2 mL
Daftar Obat Esensial Nasional 201566
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
articulating paper kertas warna penanda oklusi
etil klorida spray 100 mL
lidokain cairan inj 2% (HCl)
salep 5% (HCl)
spray oral 10% (HCl)
pasta devitalisasi (non arsen) pasta
surgical ginggival pack pasta
15. DIURETIK
furosemid tab 40 mg
cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL
hidroklorotiazid tab 25 mg
spironolakton tab 25 mg
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
16.1 HORMON ANTIDIURETIK
-
16.2 ANTIDIABETES
16.2.1 Antidiabetes, Oral
glibenklamid tab 2,5 mg
tab 5 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 67
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
glipizid tab 5 mg
tab 10 mg
metformin tab 500 mg
tab 850 mg
16.2.2 Antidiabetes, Parenteral
-
16.3 HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMPENGARUHI
FERTILITAS
16.3.1 Androgen
-
16.3.2 Estrogen
-
16.3.3 Progestogen
-
16.3.4 Kontrasepsi
16.3.4.1 Kontrasepsi, Oral
kombinasi:
a.	 levonorgestrel 150 mcg
b.	 etinilestradiol 30 mcg
tab sal gula
 
Daftar Obat Esensial Nasional 201568
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
16.3.4.2 Kontrasepsi, Parenteral
medroksi progesteron asetat cairan inj 150 mg/mL
16.3.4.3 Kontrasepsi, Implan
levonorgestrel implan 2 rods 75 mg (3-4
tahun)
16.3.5 Lain-lain
-
16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROID
lugol lar
propiltiourasil tab 100 mg
16.5 KORTIKOSTEROID
deksametason tab 0,5 mg
cairan inj 5 mg/mL
hidrokortison serb inj 100 mg/vial
prednison tab 5 mg
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.1 ANTIANGINA
atenolol tab 50 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 69
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
diltiazem tab 30 mg (HCl)
gliseril trinitrat tab 0,5 mg
isosorbid dinitrat tab sublingual 5 mg
tab sublingual 10 mg
cairan inj i.v.1 mg/mL
17.2 ANTIARITMIA
digoksin tab 0,25 mg
propranolol tab 10 mg
17.3 ANTIHIPERTENSI
amlodipin tab 5 mg
tab 10 mg
atenolol tab 50 mg
tab 100 mg
diltiazem tab 30 mg (HCl)
hidroklorotiazid tab 25 mg
kaptopril tab 12,5 mg
tab 25 mg
tab 50 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 201570
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
nifedipin tab 10 mg
17.4 ANTIAGREGASI PLATELET
asam asetilsalisilat (asetosal) tab 80 mg
17.5 TROMBOLITIK
-
17.6 OBAT untuk  GAGAL JANTUNG
digoksin tab 0,25 mg
cairan inj 0,25 mg/mL
furosemid tab 40 mg
cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL
kaptopril tab 12,5 mg
tab 25 mg
isosorbid dinitrat cairan inj 1mg/ mL
17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS
-
17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA
fenofibrat kaps 100 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 71
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
simvastatin tab sal selaput 10 mg
tab sal selaput 20 mg
18. OBAT TOPIKAL untuk KULIT
18.1 ANTIAKNE
asam retinoat krim 0,1%
krim 0,05%
18.2 ANTIBAKTERI
perak sulfadiazin krim 1%
18.3 ANTIFUNGI
antifungi salep
ketokonazol krim 2%
scalp sol 2%
mikonazol krim 2%
serb 2%
nistatin tab vaginal 100.000 IU
18.4 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK
betametason salep 0,1%
krim 0,1%
Daftar Obat Esensial Nasional 201572
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
hidrokortison krim 2,5%
kalamin lotio
mometason furoat krim 0,1%
18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS
permetrin krim 5%
salep 2-4 salep
18.6 KAUSTIK
perak nitrat lar 20%
18.7 KERATOLITIK dan KERATOPLASTIK
asam salisilat salep 5%
coal tar lar 5%
urea krim 10%
18.8 LAIN-LAIN
bedak salisil serb 2%
19. LARUTAN DIALISIS PERITONEAL
-
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 73
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
20. LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan LAIN-LAIN
20.1 ORAL
garam oralit serb
natrium bikarbonat tab 500 mg
20.2 PARENTERAL
larutan mengandung elektrolit
larutan mengandung
karbohidrat
20.3 LAIN – LAIN
air untuk injeksi cairan inj
21. OBAT untuk  MATA
-
21.1. ANESTETIK LOKAL
tetrakain tts mata 0,5%
21.2 ANTIMIKROBA 
kloramfenikol tts mata 0,5%
tts mata 1%
salep mata 1%
Daftar Obat Esensial Nasional 201574
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
21.3 ANTIINFLAMASI
betametason tts mata 1 mg/mL
21.4 MIDRIATIK
-
21.5 MIOTIK DAN ANTIGLAUKOMA
-
22. OKSITOSIK
metilergometrin tab sal selaput 0,125 mg
cairan inj 0,2 mg/mL
oksitosin cairan inj 10 IU/mL
23. PSIKOFARMAKA
23.1 ANTIANSIETAS dan ANTIINSOMNIA
diazepam tab 2 mg
tab 5 mg
cairan inj i.m. 5 mg/mL
23.2 ANTIDEPRESI
amitriptilin tab sal selaput 25 mg
fluoksetin tab 20 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 75
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
23.3 ANTIOBSESI KOMPULSI
-
23.4 ANTIPSIKOSIS
flufenazin cairan inj i.m. 25 mg/mL
(dekanoat)
haloperidol tab 1,5 mg
tab 2 mg
tab 5 mg
tts 2 mg/mL
cairan inj i.m.5 mg/mL (HCl)
cairan inj 50 mg/mL
(dekanoat)
klorpromazin tab sal selaput 25 mg
tab sal selaput 100 mg
cairan inj i.m.5 mg/mL
23.5 OBAT untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity
Disorder)
-
Daftar Obat Esensial Nasional 201576
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR
valproat tab lepas lambat 250 mg
tab lepas lambat 500 mg
tab sal enterik 250 mg
23.7 OBAT untuk PROGRAM KETERGANTUNGAN
-
24. RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT
KOLINESTERASE
24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI
NEUROMUSKULER
-
24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS
-
25. OBAT untuk SALURAN CERNA
25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS
antasida tab kunyah
omeprazol kaps 20 mg
ranitidin tab 150 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 77
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
25.2 ANTIEMETIK
dimenhidrinat tab 50 mg
domperidon tab 10 mg
sir 5 mg/5 mL
klorpromazin tab sal selaput 25 mg
metoklopramid tab 10 mg
25.3 ANTIHEMOROID
antihemoroid, kombinasi:
a.	 bismut subgalat
b.	 heksaklorofen
c.	 lidokain
d.	 seng oksida
sup
25.4 ANTISPASMODIK
atropin tab 0,5 mg
cairan inj i.m./i.v./s.k. 0,25 mg/
mL
hiosin butilbromid tab 10 mg
25.5 OBAT untuk  DIARE
atapulgit tab
garam oralit serb
Daftar Obat Esensial Nasional 201578
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
zinc tab dispersible 20 mg
25.6 KATARTIK
bisakodil tab 5 mg
sup 5 mg
sup 10 mg
gliserin cairan obat luar 100 mg/mL
laktulosa sir 3.335 g/5 mL
25.7 OBAT untuk  ANTIINFLAMASI
-
26. OBAT untuk SALURAN NAPAS
26.1 ANTIASMA
aminofilin tab 150 mg
tab 200 mg
cairan inj 24 mg/mL
deksametason tab 0,5 mg
cairan inj i.v. 5 mg/mL
epinefrin (adrenalin) cairan inj 0,1%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 79
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
salbutamol tab 2 mg
tab 4 mg
MDI/aerosol 100 mcg/dosis
26.2 ANTITUSIF
kodein tab 10 mg
26.3 EKSPEKTORAN
n-asetil sistein kaps 200 mg
26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS
ipratropium bromida aerosol 20 mcg/semprot
cairan inhalasi 0,025%
kombinasi:
a.	 ipratropium bromida 0,5 mg
b.	 salbutamol 2,5 mg
cairan inhalasi
27. OBAT yang MEMPENGARUHI  SISTEM IMUN
27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN
human tetanus
immunoglobulin
cairan inj i.m. 250 IU/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 201580
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
serum anti bisa ular:
A.B.U. I
(khusus ular dari luar Papua)
cairan inj i.m./i.v.
A.B.U.II
(khusus ular dari Papua)
serum antidifteri (A.D.S) cairan inj i.m. 20.000 IU/vial
serum antirabies cairan inj 200 - 400 IU/mL
serum antitetanus (A.T.S) Untuk pencegahan:
cairan inj i.m. 1500 IU/mL
cairan inj i.m. 5000 IU/mL
Untuk pengobatan:
inj i.m./i.v. 10.000 IU/mL
inj i.m./i.v. 20.000 IU/mL
27.2 VAKSIN
vaksin BCG  serb inj i.k. 0,75 mg/mL +
pelarut
vaksin campak serb inj s.k.
vaksin jerap difteri tetanus
(DT)
cairan inj i.m. 40/15 lf/mL
vaksin jerap difteri tetanus
(Td)
cairan inj i.m. 4/15 lf/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 81
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
vaksin jerap tetanus
(tetanus adsorbed toxoid)
cairan inj i.m.
vaksin kombinasi
DPT-hepatitis B
cairan inj i.m.
vaksin polio drops
vaksin rabies, untuk manusia serb inj s.k./i.k. 2,5 IU
28. OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROKAN
hidrogen peroksida cairan 3%
karbogliserin tts telinga 10%
lidokain spray oral 10%
oksimetazolin tts hidung 0,025%
tts hidung 0,050%
29.VITAMIN dan MINERAL
asam askorbat (vitamin C)  tab 50 mg
tab 250 mg
ergokalsiferol (vitamin D2)  kaps 50.000 IU
susp 10.000 IU/mL
kalsium glukonat cairan inj 10%
kalsium karbonat tab 500 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 201582
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI
NAMA GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan
Kekuatan)
kalsium laktat (kalk) tab 500 mg
kombinasi:
a.	 ferro sulfat 200 mg
b.	 asam folat 0,25 mg
tab sal gula
kombinasi:
a.	 ferro sulfat/ferro fumarat/
ferro glukonat 60 mg
b.	 asam folat 0,4 mg
tab sal selaput
piridoksin (vitamin B6) tab 10 mg
tab 25 mg
cairan inj 100 mg/mL
retinol (vitamin A) kaps lunak 100.000 IU
kaps lunak 200.000 IU
tiamin (vitamin B1) tab 50 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 83
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : HK.02.02/MENKES/141/2015
TENTANG
KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang	:	 a. 	 bahwa Daftar Obat Esensial Nasional sebagaimana telah
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
312/MENKES/SK/IX/2013 tentang Daftar Obat Esensial
Nasional 2013 perlu disesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi dan
kedokteran, pola penyakit, program kesehatan, serta
perbaikan status kesehatan masyarakat;
				 b.	 bahwa dalam rangka penyusunan Daftar Obat Esensial
perlu dibentuk Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat
Esensial Nasional Daftar Obat Esensial Nasional;
				 c.	 bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan
Menteri Kesehatan tentang Komite Nasional Penyusunan
Daftar Obat Esensial Nasional;
Mengingat	 :	 1.	 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
Daftar Obat Esensial Nasional 201584
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
				 2.	 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
				 3.	 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244), sebagimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
				 4.	 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor
138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3781);
				 5.	 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737).
				 6.	 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/MENKES/SK/
III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional;
				 7.	 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/
VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 585), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 85
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
				 8.	 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 312/MENKES/SK/
IX/2013 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan	:	 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG KOMITE
NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL
NASIONAL
KESATU	 :	 Susunan keanggotaan Komite Nasional Penyusunan Daftar
Obat Esensial Nasional sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini;
KEDUA		 :	 Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional,
yang selanjutnya disebut Komite terdiri dari Tim Ahli dan Tim
Pelaksana, yang masing-masing bertugas:
1.	 Tim Ahli bertugas
a.	 melakukan evaluasi obat dalam Daftar Obat Esensial
Nasional 2013; dan
b.	 menilai usulan obat yang akan dikeluarkan dari Daftar
Obat Esensial Nasional 2013 dan dimasukkan ke
dalam Daftar Obat Esensial Nasional.
2.	 Tim Pelaksana bertugas:
a.	 mempersiapkan prosedur dan pedoman pelaksanaan;
b.	 mengkompilasi usulan/masukan;
c.	mempersiapkan usulan rancangan Daftar Obat
Esensial Nasional;
d.	 memfasilitasi rapat-rapat pembahasan teknis dan
sidang pleno; dan
Daftar Obat Esensial Nasional 201586
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
e.	 melaksanakan dokumentasi, finalisasi dan penyebaran
Daftar Obat Esensial Nasional.
KETIGA		 :	 Dalam melakukan tugasnya Komite bertanggung jawab dan
menyampaikan laporan 1 (satu) bulan setelah berakhir masa
tugas kepada Menteri Kesehatan melalui Direktur Jendral Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang tugas dan fungsinya di
bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
KEEMPAT	 :	 Segala pembiayaan yang timbul atas pelaksanaan tugas
Komite dibebankan pada DIPA Direktorat Bina Pelayanan
Kefarmasian Tahun 2015.
KELIMA		 :	 Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 184/MENKES/SK/V/2013 tentang
Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional
2013 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
KETUJUH	 :	 Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 April 2015
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
ttd
NILA FARID MOELOEK
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 87
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR HK.02.02/MENKES/141/2015
TENTANG
KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
Penasehat	 : 	 1. 	 Menteri Kesehatan
				 2. 	 Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Pengarah	:
1.	 Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
2.	 Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
3.	 Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
4.	 Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
5.	 Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan Napza Badan Pengawas
Obat dan Makanan
I.	 TIM AHLI
	
	 Ketua 			 :	 Iwan Dwiprahasto 	 (Farmakoepidemiologi)
	 Wakil Ketua		 :	 Rianto Setiabudy	 (Farmakologi Klinik)
	
	Anggota	:
1. 	 Abdul Muthalib				 		 (Hematologi-Onkologi Medik)
Daftar Obat Esensial Nasional 201588
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
2.	Dede Gunawan 					(Neurologi)
3.	Erna Kristin						(Farmakologi)
4.	Erwin Astha Triyono				(Tropik Infeksi)
5.	Gatot Purwoto 					(Obstetri Ginekologi)
6.	 Gunawan Darmansjah 			 (Anestesiologi)
7.	 Hanafi Trisnohadi 				 (Kardiologi)
8.	Inge Sutanto 					(Parasitologi Klinik)
9.	Murdani Abdullah 				(Gastroenterohepatologi)
10.	 Retno Widowati 					 (Kulit dan Kelamin)
11.	Robert Reverger					(Psikiatri)
12.	 Sarwono Waspadji 				 (Endokrin Metabolik)
13.	Sawitri Darmiati 					(Radiologi)	
14.	 Sri Rezeki S.Hadinegoro 		 (Kesehatan Anak)
15.	Silvia Desiree					(Gigi dan Mulut)
16.	Taralan Tambunan				(Kesehatan Anak)
17.	Wulyo Rajabto					(Hemato-Onkologi)
18.	Virna Dwi Oktariana				(Mata)
19.	Cissy RS Prawira				(Kesehatan Anak)
20.	 Parlindungan Siregar 			 (Ginjal-Hipertensi)
21.	Faisal Yunus					(Pulmonologi)
22.	Sumariyono Sarmidi				 (Rheumatologi)
23.	Arini Setiawati 					(Farmakologi)
24.	Armen Muchtar 					(Farmakologi Klinik)
25.	Sri Suryawati 					(Farmakologi)
26.	 Nafrialdi		 				 (Farmakologi)
27.	Sugito Wonodirekso				(Dokter Keluarga)
28.	Rizki Rahayuningsih				(Dokter Keluarga)
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 89
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
29.	Dwiana Andayani 				(BPOM)
30.	Triyekti Hidayati					(BPOM)
31.	Santi Rosamarlia				(Puskesmas)
32.	Darus Sahmedi					(Puskesmas)
33.	Tisna Misnawati					(Puskesmas)
34.	Irma Ardiana					(BKKBN)
35.	Cicik Agustina					(BKKBN)
II.	 TIM PELAKSANA
Ketua			 :	 Direktur Bina Pelayanan Kefarmasian
Wakil Ketua		 :	 Kepala Subdirektorat Standarisasi Direktorat Bina
				Pelayanan Kefarmasian
Sekretaris 		 :	 1. 	 Kepala Seksi Standarisasi Pelayanan Kefarmasian
					 2. 	 Kepala Seksi Standarisasi Penggunaan Obat
						Rasional
Anggota	:
1.	 Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
2.	 Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
3.	 Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan
4.	 Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar
5.	 Direktur Bina Kesehatan Ibu
6.	 Direktur Bina Kesehatan Anak
7.	 Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung
8.	 Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular
9.	 Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
10.	 Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra
Daftar Obat Esensial Nasional 201590
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
11.	Kepala Subdirektorat Farmasi Klinik, Direktorat Bina Pelayanan
Kefarmasian
12.	Kepala Subdirektorat Farmasi Komunitas, Direktorat Bina Pelayanan
Kefarmasian
13.	Kepala Subdirektorat Penggunaan Obat Rasional, Direktorat Bina
Pelayanan Kefarmasian
14.	Kepala Subdirektorat Penyediaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Sekretariat	:	
1. Endah Septni Restiati
2. Rengganis Pranandari
3. Vitri Sariati
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
ttd,
NILA FARID MOELOEK
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 91
PENYUSUNAN dan PENERAPAN
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL (DOEN)
A.	Umum
Konsep Obat Esensial di Indonesia mulai diperkenalkan dengan
diterbitkannya Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang
pertama pada tahun 1980, dan dengan terbitnya Kebijakan
Obat Nasional pada tahun 1983. Selanjutnya untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kedokteran dan farmasi, serta perubahan pola penyakit, DOEN
direvisi secara berkala sesuai dengan Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, maka DOEN akan direvisi
setiap 2 (dua) tahun. DOEN yang terbit pada tahun 2015 ini
merupakan revisi dari DOEN 2013.
Pada tahun 2007, Organisasi Kesehatan Dunia - World Health
Organization (WHO) telah melaksanakan program Good
Governance on Medicines (GGM) tahap pertama di Indonesia
dengan melakukan survey tentang proses transparansi 5 (lima)
fungsi kefarmasian. Salah satunya adalah proses seleksi
DOEN, yang dari segi proses transparansi dinilai kurang
memadai. Pada pertemuan peringatan 30th Essential Medicine
List WHO di Srilanka (2007), diberikan tekanan kembali
pentingnya transparansi proses seleksi baik dari tim ahli yang
melakukan revisi, proses revisi, dan metode revisi yang harus
semakin mengandalkan Evidence Based Medicine (EBM),
dan pentingnya pernyataan bebas conflict of interest dari para
anggota tim ahli.
Beberapa hal yang telah dilakukan dalam proses penyusunan
DOEN 2015:
1.	 Pemilihan tim ahli dan konsultan telah melalui proses
seleksi yang cukup ketat, termasuk penilaian terhadap
kemungkinan konflik kepentingan. Anggota Tim Ahli harus
menandatangani pernyataan bebas konflik kepentingan
(conflict of interest). Hasil rapat pembahasan teknis dijaga
kerahasiaannya dan tidak akan dibicarakan kembali di luar
forum dengan pihak manapun (confidential).
Daftar Obat Esensial Nasional 201592
2.	 Dalam proses penyusunan DOEN ini pengelola program
di lingkungan Kementerian Kesehatan telah terlibat
secara aktif, mengingat pentingnya peran DOEN dalam
penyediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendukung pelaksanaan program. Untuk itu obat yang
digunakan dalam program yang telah memenuhi kriteria
obat esensial dicantumkan dalam DOEN.
3.	 Selain pendapat dan pengalaman para ahli, pemanfaatan
data bukti ilmiah terkini (evidence based medicine) sangat
diutamakan.
4.	 Revisi bersifat menyeluruh dalam arti mengkaji seluruh obat
dan bentuk formulasinya dalam DOEN edisi sebelumnya,
termasuk catatan yang sudah tidak sesuai lagi.
5.	 Adanya transparansi dalam keseluruhan proses
penyusunan, termasuk prosedur pelaksanaan dan kriteria
pemilihan obat. Bentuk transparansi juga ditunjukkan
dengan adanya penjelasan tentang beberapa alasan
mengapa suatu obat perlu dikeluarkan dan ditambahkan,
ataupun adanya perubahan bentuk sediaan dan kekuatan.
6.	 Daftar obat esensial WHO edisi terakhir juga dijadikan
sebagai acuan pertimbangan dalam proses pemilihan obat.
Tidak semua obat yang tercantum dalam WHO Essential
Medicines List (EML) dimasukkan dalam DOEN.
7.	Ketersediaan obat menjadi kendala utama dalam
penerapan DOEN di fasilitas kesehatan. Sehingga dalam
proses pembahasan, ketersediaan obat di pasaran menjadi
salah satu pertimbangan suatu obat dimasukkan dalam
DOEN. Untuk selanjutnya draft akhir DOEN dilakukan
pengecekan ulang ke data obat yang terdaftar di Badan
POM. 	
B.	 Obat Esensial Nasional
DOEN merupakan daftar obat terpilih yang paling dibutuhkan
untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis,
profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 93
di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan
tingkatnya.
1.	 Pemilihan Obat Esensial
a.	 Kriteria Pemilihan Obat Esensial
Pemilihan obat esensial didasarkan atas kriteria berikut:
1)	 Memiliki izin edar dan indikasi yang disetujui
oleh BPOM.
2)	 Memiliki khasiat dan keamanan terbaik
berdasarkan bukti ilmiah terkini dan sahih.
3)	 Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio)
yang paling menguntungkan pasien.
4)	 Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio)
yang tertinggi
5)	Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan
bioavailabilitas.
6)	 Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan.
7)	 Praktis dalam penggunaan dan penyerahan
yang disesuaikan dengan tenaga, sarana dan
fasilitas kesehatan.
8)	 Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan
penerimaan oleh pasien.
9)	 Apabila terdapat lebih dari satu pilihan yang
memiliki efek terapi yang serupa, pilihan
dijatuhkan pada:
-	Obat yang sifatnya paling banyak
diketahui berdasarkan bukti ilmiah;
-	 Obat dengan sifat farmakokinetik dan
farmakodinamik yang diketahui paling
menguntungkan;
-	 Obat yang stabilitasnya lebih baik;
-	 Mudah diperoleh;
Daftar Obat Esensial Nasional 201594
10)	 Untuk obat jadi kombinasi tetap, harus memenuhi
persyaratan:
-	 Obat hanya bermanfaat bagi pasien jika
diberikan dalam bentuk kombinasi tetap;
-	 Menunjukkan khasiat dan keamanan
yang lebih tinggi daripada masing-
masing komponen;
-	Perbandingan dosis merupakan
perbandingan yang tepat untuk sebagian
besar pasien yang memerlukan
kombinasi tersebut;
-	Memiliki kemampuan meningkatkan
rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio);
-	 Untuk antibiotik, harus dapat mencegah
atau mengurangi terjadinya resistensi
dan efek merugikan lainnya;
11)	 Obat tradisional dan suplemen makanan tidak
dimasukkan sebagai usulan obat esensial.
b.	 Kriteria Penambahan dan Pengurangan
1)	Dalam hal penambahan obat baru, harus
dipertimbangkan untuk menghapus obat dengan
indikasi yang sama yang tidak lagi merupakan
pilihan, kecuali terdapat alasan yang kuat untuk
mempertahankannya.
2)	 Obat program diusulkan oleh Pengelola Program
dan akan dinilai sesuai kriteria pemilihan obat
esensial.
3)	 Dalam pelaksanaan revisi seluruh obat yang ada
dalam DOEN edisi sebelumnya dikaji oleh Komite
Nasional (Komnas) Penyusunan DOEN, hal ini
memungkinkan untuk mengeluarkan obat-obat
yang dianggap sudah tidak efektif lagi atau sudah
ada pengganti yang lebih baik.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 95
4)	 Untuk obat yang sulit diperoleh di pasaran namun
tetap dibutuhkan, maka akan tetap dicantumkan
dalam DOEN. Selanjutnya diupayakan Pemerintah
untuk menjamin ketersediaannya.
5)	Obat yang baru diusulkan harus memiliki bukti
ilmiahterkini(evidencebasedmedicine),telahjelas
efikasinya dan keamanan, serta keterjangkauan
harganya. Dalam hal ini obat yang tersedia dalam
nama generik menjadi prioritas pemilihan.
c.	 Petunjuk Tingkat Pembuktian dan Rekomendasi
Tingkat pembuktian dan rekomendasi diambil dari
US Agency for Health Care Policy and Research,
sebagai berikut :
TINGKATPEMBUKTIAN (STATEMENTS OFEVIDENCE)
Ia	 Fakta diperoleh dari analisis meta
(meta analysis) atau telaah sistematik
(systematic review) terhadap uji klinik
acak dengan kontrol.
Ib	 Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya
satu uji klinik acak dengan kontrol.
II Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya
satu studi dengan kontrol, tanpa acak,
yang dirancang dengan baik.
IIb	 Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya
satu studi quasi-eksperimental jenis lain
yang dirancang dengan baik.
III	 Fakta diperoleh dari studi observasional
yang dirancang dengan baik seperti studi
kohort, kasus kontrol, potong lintang.
IV	 Fakta yang diperoleh dari laporan kasus
dan opini KomiteAhli dan/atau pengalaman
klinik dari pakar yang disegani.
Daftar Obat Esensial Nasional 201596
C.	 Penerapan Konsep Obat Esensial
Obat Esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan
dalam pelayanan kesehatan. Jika dalam pelayanan kesehatan
diperlukan obat di luar DOEN, dapat disusun dalam
Formularium Rumah Sakit.
Penerapan Konsep Obat Esensial dilakukan melalui Daftar
Obat Esensial Nasional, Formularium Nasional, Formularium
Rumah Sakit, dan Formularium Spesialistik, yang merupakan
komponen saling terkait untuk mencapai peningkatan
ketersediaan dan kerasionalan penggunaan obat.
1.	 Daftar Obat Esensial Nasional
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) merupakan daftar
yang berisikan obat terpilih yang paling dibutuhkan dan
diupayakan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. DOEN merupakan
standar nasional minimal untuk pelayanan kesehatan.
Penerapan DOEN dimaksudkan untuk meningkatkan
ketepatan, keamanan, kerasionalan penggunaan dan
pengelolaan obat yang sekaligus meningkatkan daya
guna dan hasil guna biaya yang tersedia sebagai salah
satu langkah untuk memperluas, memeratakan dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Penerapan DOEN harus dilaksanakan secara
konsisten dan terus-menerus di semua fasilitas pelayanan
kesehatan.
Bentuk sediaan dan kekuatan sediaan yang tercantum
dalam DOEN adalah mengikat. Besar kemasan yang
diadakan untuk masing-masing fasilitas pelayanan
kesehatan didasarkan pada efisiensi pengadaan dan
distribusinya dikaitkan dengan penggunaan.
2.	 Formularium Nasional
Formularium Nasional (Fornas) merupakan daftar obat
terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas
pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 97
Daftar obat disusun oleh Komite Nasional Penyusunan
Formularium Nasional didasarkan pada bukti ilmiah terkini,
aman, berkhasiat, dan harga terjangkau.
Obat yang tercantum dalam Formularium Nasional harus
dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya. Dengan
adanya Fornas pasien akan mendapatkan obat terpilih
yang aman, tepat, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau.
3.	 Formularium Rumah Sakit
Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat yang
disepakati beserta infomasinya yang harus diterapkan di
rumah sakit.
Formularium Rumah Sakit disusun oleh Panitia Farmasi
dan Terapi (PFT) / Komite Farmasi dan Terapi (KFT) rumah
sakit berdasarkan DOEN dan Fornas dan disempurnakan
dengan mempertimbangkan obat lain yang terbukti secara
ilmiah dibutuhkan untuk pelayanan di rumah sakit tersebut.
Penyusunan Formularium Rumah Sakit juga mengacu
pada pedoman pengobatan yang berlaku. Penerapan
Formularium Rumah Sakit harus selalu dipantau. Hasil
pemantauan dipakai untuk pelaksanaan evaluasi dan revisi
agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
4.	 Formularium Spesialistik
Formularium Spesialistik merupakan suatu buku yang
berisi informasi lengkap obat-obat yang paling dibutuhkan
oleh dokter spesialis bidang tertentu, untuk pengelolaan
pasien dengan indikasi penyakit tertentu.
Formularium Spesialistik disusun untuk meningkatkan
ketaatan para dokter spesialis rumah sakit terhadap
Formularium Rumah Sakit yang selama ini masih sangat
rendah. Bidang spesialisasi tertentu bisa saja mempunyai
banyak subspesialisasi, misalnya bidang spesialisasi Ilmu
Kebidanan dan Penyakit Kandungan, merupakan bidang
spesialisasi yang mempunyai banyak subspesialisasi,
sehingga dapat disusun daftar obat esensial khusus untuk
Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
Daftar Obat Esensial Nasional 201598
Penyusunan Formularium Spesialistik melibatkan baik
asosiasi profesi dokter spesialis terkait maupun masing-
masing subspesialisasinya. Dengan keikutsertaan serta
peran aktif para spesialis diharapkan para spesialis tersebut
merasa memiliki sehingga penggunaan obat rasional dapat
diterapkan dengan baik.
D.	 Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
KIE mengenai obat esensial merupakan suatu prasyarat
untuk mendorong penggunaan obat dan penulisan resep yang
rasional oleh tenaga kesehatan.
KIE kepada tenaga kesehatan dan masyarakat dalam rangka
peningkatan penggunaan obat yang rasional perlu ditingkatkan
dan dilaksanakan secara terus-menerus melalui jalur berikut:
1.	 Instansi pemerintah/swasta
2.	 Organisasi profesi yang terkait
3.	 Kurikulum pendidikan tenaga kesehatan
4.	 Jalur lain yang memungkinkan
E.	 Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan dilakukan untuk menunjang
proses penyusunan dan penyempurnaan DOEN. Penelitian
dan pengembangan tersebut dilaksanakan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
dalam bidang kedokteran, farmasi, epidemiologi, dan
pendidikan. Hasil penelitian dan pengembangan digunakan
sebagai masukan dalam proses revisi dan penyempurnaan
DOEN secara berkala.
F.	 Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk menunjang
keberhasilan penerapan DOEN melalui mekanisme
pemantauan dan evaluasi keluaran dan dampak penerapan
DOEN yang sekaligus dapat mengidentifikasi permasalahan
potensial dan strategi penanggulangan yang efektif.
Hal ini dapat dicapai melalui koordinasi, supervisi, pemantauan
dan evaluasi penerapan DOEN oleh Kementerian Kesehatan.
Pemantauan dan evaluasi tersebut dilaksanakan secara
berjenjang sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 99
G.	 Jaga Mutu
Jaga mutu obat menyeluruh yang meliputi tahap
pengembangan produk, Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB), monitoring mutu obat pada rantai distribusi dan
penggunaannya,merupakan elemen penting dalam penerapan
konsep obat esensial.
H.	 Resistensi Antibiotik
Resistensi antibiotik makin meningkat terutama pada antibiotik
esensial lini pertama, yang relatif murah harganya. Keadaan
ini dinilai sangat membahayakan, karena pada akhirnya dunia
kesehatan akan kehilangan antibiotik yang masih peka dan
potensial untuk memerangi penyakit-penyakit infeksi yang baru
muncul (emerging) maupun muncul kembali (reemerging).
Penyebabnya karena penggunaan antibiotik yang tidak
rasional, baik oleh tenaga kesehatan maupun pasien.
Untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik diperlukan
upaya:
1.	 Menyelenggarakan surveilans pola resistensi mikroba
sehingga diperoleh pola resisten bakteri terhadap
antibiotik.
2.	Menyelenggarakan surveilans pola penggunaan
antibiotik. Penyelenggara surveilans pola penggunaan
antibiotik adalah institusi penelitian dan rumah sakit,
puskesmas, dinas kesehatan serta institusi kesehatan,
pendidikan dan lembaga penelitian lain.
3.	 Mengendalikan penggunaan antibiotik oleh petugas
kesehatan dengan cara memberlakukan kebijakan
penulisan resep antibiotik secara bertahap sesuai dengan
keadaan pasien dan penyakit yang dideritanya, dengan
pilihan mulai dari antibiotik lini pertama, kedua, ketiga dan
antibiotik yang sangat dibatasi penggunaannya.
4.	 Menyelenggarakan komunikasi, informasi dan edukasi
kepada semua pihak yang menggunakan antibiotik baik
petugas kesehatan maupun pasien atau masyarakat luas
tentang cara menggunakan antibiotik secara rasional dan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015100
bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan antibiotik
yang tidak rasional.
I.	 Terminologi
1.	 Isi dan Format DOEN
a.	 Satu jenis obat dapat dipergunakan dalam beberapa
bentuk sediaan dan satu bentuk sediaan dapat terdiri
dari beberapa jenis kekuatan.
b.	 Dalam DOEN, obat dikelompokkan berdasarkan
kelas, subkelas dan sub-subkelas terapi. Dalam
setiap subkelas atau sub-subkelas terapi obat disusun
berdasarkan abjad nama obat.
2.	 Tata Nama
a.	 Nama obat dituliskan sesuai dengan Farmakope
Indonesia edisi terakhir. Jika tidak ada dalam
Farmakope Indonesia maka digunakan International
Nonproprietary Names (INN) /nama generik yang
diterbitkan WHO.
b.	Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak
mempunyai nama INN (generik) ditulis dengan nama
lazim, misalnya: garam oralit.
c.	 Obat kombinasi yang tidak mempunyai nama INN
(generik) diberi nama yang disepakati sebagai nama
generik untuk kombinasi dan dituliskan masing-masing
komponen zat aktifnya disertai kekuatan masing-
masing komponen.
d.	 Untuk beberapa hal yang dianggap perlu nama
sinonim, dituliskan di antara tanda kurung.
e.	 Penulisan istilah teknis atau bahasa asing digunakan
huruf miring.
f.	 Singkatan yang ada dalam DOEN dapat berupa
Bahasa Indonesia maupun singkatan khusus seperti
yang lazim.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 101
3.	Pengertian
a.	 Bentuk sediaan
	Bentuk sediaan adalah bentuk obat sesuai proses
pembuatan obat tersebut dalam bentuk seperti yang
akan digunakan, misalnya tablet salut enterik, injeksi
intravena dan sebagainya.
b.	 Kekuatan sediaan
Kekuatan sediaan adalah kadar zat aktif dalam
sediaan obat jadi, misalnya: isoniazid tablet 300 mg,
kuinin tablet 200 mg.
J.	 Proses Revisi DOEN
Tata cara ini merupakan acuan dalam pelaksanaan revisi
DOEN 2015 yang sangat diperlukan untuk terwujudnya
proses transparansi dan akuntabilitas. Acuan ini berisi
kepanitiaan, penetapan kriteria proses rekrutmen anggota tim
ahli penyusunan DOEN, tugas dan kewajiban anggota tim
ahli, jenis dan penyelenggaraan rapat pembahasan dan cara
penyebarluasan DOEN.
1.	Kepanitiaan
a.	Organisasi
1)	 Struktur organisasi berbentuk Komite Nasional
Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional
(Komnas Penyusunan DOEN) yang ditetapkan
oleh Menteri Kesehatan, terdiri dari :
a)	 Tim Ahli
b)	 Tim Pelaksana, dan
c)	Sekretariat
2)	 Keanggotaan Komnas Penyusunan DOEN
bersifat tetap sampai terbentuk Komite pada
revisi DOEN berikutnya. Komnas Penyusunan
DOEN disahkan melalui SK Menkes dengan
mencantumkan tugas-tugasnya.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015102
3)	 Nama anggota tim ahli yang terpilih disusun
dan ditulis tanpa gelar, hanya dibedakan bidang
keahliannya.
4)	 Tidak semua kelas terapi membutuhkan
ahli yang harus tercantum dalam Komnas
Penyusunan DOEN.
5)	 Apabila diperlukan, Komnas Penyusunan DOEN
dapat diundang ahli di bidang spesialisasi
tertentu untuk menjadi narasumber yang
memberikan pandangannya dalam proses revisi
tetapi tidak termasuk dalam tim ahli dan tidak
ikut serta dalam pengambilan keputusan.
6)	 Tugas tim ahli melakukan evaluasi obat dalam
DOEN 2013 dan menilai usulan obat yang akan
dikeluarkan dari DOEN 2013 dan dimasukkan
ke dalam DOEN.
7)	 Tugas Tim Pelaksana:
a)	 mempersiapkan prosedur dan pedoman
pelaksanaan;
b)	 mengkompilasi usulan/masukan;
c)	 mempersiapkan usulan rancangan DOEN;
d)	 memfasilitasi rapat pembahasan teknis
dan sidang pleno; dan
e)	 melaksanakan dokumentasi, finalisasi dan
penyebaran DOEN.
8)	 Sekretariat adalah Direktorat Bina Pelayanan
Kefarmasian, Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian
Kesehatan.
b.	 Proses Pemilihan Anggota Tim Ahli
1)	 Persyaratan anggota Tim Ahli:
a)	 Memiliki integritas dan standar profesional
tinggi.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 103
b)	 Anggota tim ahli adalah klinikus dari
berbagai bidang spesialisasi, farmakologi
(klinik), dokter gigi, apoteker, dokter umum/
puskesmas dan dokter keluarga.
c)	Demi memperoleh tim ahli yang
profesional dan tidak berpihak, maka yang
bersangkutan tidak mewakili asosiasi
profesi, departemen/bagian di rumah
sakit, atau jabatan lain yang potensial
menimbulkan konflik kepentingan.
d)	 Menyatakan kesediaan secara tertulis.
e)	 Bersedia menandatangani pernyataan
bebas konflik kepentingan. Namun,
orang yang memiliki konflik kepentingan
masih dapat dipertimbangkan oleh tim
menjadi anggota tim ahli, bila dinilai oleh
panitia dapat menjaga integritasnya. Jika
memiliki konflik kepentingan terhadap obat
tertentu yang sedang dibahas, maka yang
bersangkutan diminta untuk meninggalkan
ruangan rapat, dan kembali setelah obat
tersebut selesai dibahas. Namun hal
ini belum pernah terjadi selama proses
pembahasan.
2)	 Proses Rekrutmen Anggota Tim Ahli
a)	 Sekretariat menyampaikan permintaan
kesediaan tertulis dari yang bersangkutan,
paling lambat 2 (dua) bulan sebelum rapat
perdana.
b)	 Yang bersangkutan menyatakan kesediaan
tertulis 1 (satu) minggu setelah mendapat
surat permintaan tersebut di atas, disertai
pernyataan bebas konflik kepentingan.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015104
2.	 Tahapan Kegiatan Penyusunan DOEN
a.	Pengusulan
Penyampaian surat usulan permintaan tertulis
kepada fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit
pendidikan, rumah sakit khusus, rumah sakit
provinsi, rumah sakit TNI-POLRI, rumah sakit swasta
terpilih, rumah sakit kabupaten terpilih, puskesmas
rawat inap), Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/
Kota, puskesmas dan pengelola program (direktorat
terkait di lingkungan Kementerian Kesehatan) dan
organisasi profesi.
Proses revisi DOEN 2015 dimulai pada tahun 2014
dengan mengirimkan surat kepada institusi pelayanan
kesehatan (rumah sakit tipe A, B, C, puskesmas)
pemerintah maupun beberapa swasta terpilih, Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, unit pengelola
program pengobatan di lingkungan Kementerian
Kesehatan dan organisasi profesi. Setelah 2 bulan
pengiriman, dari sejumlah 799 instansi yang diberikan
surat, 74 instansi memberikan jawaban. Meskipun
dalam surat permintaan telah diberitahukan bahwa
pengusul harus memberikan data pendukung (bukti
ilmiah) dan alasan, namun hanya 5 usulan yang
memberikan data pendukung. Tim ahli disepakati
tidak dapat memberikan usulan nama obat baru
kecuali bentuk sediaan yang paling bermanfaat.
Data obat yang telah diregistrasi dan sediaan yang
beredar diperoleh dari Badan POM.
b.	 Kompilasi Usulan
Sekretariat melakukan kompilasi usulan yang masuk
dan dikelompokkan sesuai dengan kelas terapi.
Kompilasi dilakukan dalam waktu 1 (satu) bulan
setelah tanggal batas usulan masuk.
c.	 Materi revisi
Materi revisi adalah matriks yang menyandingkan
Daftar Obat Esensial WHO edisi tahun 2013, DOEN
2013 dan hasil kompilasi usulan. Materi revisi
diserahkan kepada tim ahli 1 (satu) minggu sebelum
rapat pembahasan teknis.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 105
d.	 Kriteria Pembahasan
Usulan obat yang dibahas diutamakan usulan yang
disertai alasan dan bukti ilmiah (evidence) yang
lengkap. Ketersediaan di pasaran juga menjadi
pertimbangan utama suatu obat akan dicantumkan
dalam daftar.
e.	 Cara pembahasan materi revisi
1)	 Revisi dilakukan dengan mengkaji usulan
yang masuk dan keseluruhan obat yang telah
tercantum dalam DOEN sebelumnya (2013).
Hasil pembahasan adalah menerima atau
menolak usulan atau mengeluarkan obat yang
telah tercantum dalam DOEN sebelumnya
berdasarkan permintaan atau pendapat dari
anggota tim ahli. Obat dikeluarkan dapat
berdasarkan ketersediaan di pasaran, alasan
keamanan atau efikasinya.
2)	 Jenis rapat pembahasan
a)	 Rapat Perdana berisi tentang:
(1)	 Penjelasan tentang pengertian obat
esensial (batasan, kriteria, jumlah
obat esensial yang ideal dalam
DOEN dan lain-lain).
(2)	 Implementasi DOEN.
(3)	 Tata cara revisi DOEN.
(4)	 Tata cara dan kesepakatan dalam
rapat pembahasan teknis dan rapat
pleno.
(5)	 Kriteria pemilihan obat esensial.
(6)	 Peserta rapat: tim ahli, pengelola
program, pelaksana.
b)	 Rapat-rapat pembahasan teknis
(1)	Merupakan rapat-rapat pem-
bahasan materi revisi.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015106
(2)	 Rapat pembahasan teknis harus
dihadiri oleh ahli yang terkait
dengan kelas terapi yang akan
dibahas.
(3)	 Membahas usulan penambahan/
pengurangan obat esensial dari
fasilitas pelayanan kesehatan
(kompilasi usulan dari berbagai
institusi pelayanan kesehatan
dan DOEN 2013 disediakan oleh
pelaksana).
(4)	 Mencermati secara khusus obat
yang diusulkan di luar daftar obat
esensial WHO terakhir yang harus
dipertimbangkan secara seksama.
(5)	Usulan memasukkan suplemen
makanan dan herbal ke dalam
DOEN tidak akan dipertimbangkan.
(6)	 Apabila tim ahli tidak dapat
mengambil keputusan pada suatu
masalah, maka dapat mengundang
narasumber di luar tim ahli.
(7)	 Peserta rapat:
-	 Tim Ahli
-	 Tim Pelaksana
-	 Narasumber terkait.
(8)	 Hasil rapat pembahasan teknis
adalah draft yang akan disampaikan
dalam rapat pleno.
c)	 Rapat Pleno
(1)	Berfungsi untuk menyepakati,
mengesahkan dan
mensosialisasikan draft DOEN
2015.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 107
(2)	 Pimpinan sidang adalah ketua tim
Komnas DOEN.
(3)	 Pengesahan draft DOEN menjadi
DOEN revisi baru, dilakukan
oleh Dirjen Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan Kementerian
Kesehatan atau yang mewakili.
(4)	 Hasil pengesahan rapat pleno
tidak dapat diubah selain revisi
redaksional.
(5)	 Peserta rapat pleno selain mereka
yang berfungsi sebagai pengambil
keputusan di institusi masing-
masing juga diharapkan berperan
aktif dalam penyebarluasan DOEN.
(6)	 Peserta rapat pleno adalah
-	 Peserta rapat perdana
-	 Peserta rapat pembahasan
teknis
-	 RS Provinsi terpilih dan rumah
sakit lain yang memberi
usulan revisi
-	Dinas Kesehatan Provinsi
terpilih
-	 Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota terpilih yang memberikan
usulan
-	 Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM)
-	Organisasi profesi (IDI,
IDAI, PAPDI, IAI, PDGI,
POGI, IKABI, PERHATI-KL,
PERHOMPEDIN, PERDOSKI,
PERDAMI)
-	Industri farmasi BUMN.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015108
K.	 Penjelasan Perubahan Obat
	 Perubahan obat dalam DOEN 2015 baik nama generik atau
formulasinya, berdasarkan kelas terapi antara lain sebagai
berikut:
	 6.	Antiinfeksi
		6.1		Antelmintik
				6.1.1	Antelmintik Intestinal
	 Prazikuantel tablet 300 mg dan tablet 600
mg dikeluarkan dari kelas terapi ini karena
prazikuantel diindikasikan untuk sistosomiasis.
Untuk antelmintik intestinal sudah tersedia
pilihan obat yang lain.
		6.2 	Antibakteri
				6.2.1 	Beta Laktam
	 Prokain benzil penisilin serbuk injeksi i.m.
1 juta IU/vial dikeluarkan dari DOEN 2013
karena tidak terdaftar di Badan POM.
	 Penambahan amoksisilin tablet 250 mg dan
sirup kering 250 mg/5 mL serta sefadroksil
kapsul 250 mg dan sirup kering 250 mg/5
mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk
mencukupi kebutuhan antibiotik pada anak
dengan berat badan yang melampaui berat
badan normal pada usianya.
	 Sefiksim tablet salut selaput 200 mg diterima
masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi
sediaan yang sudah ada.
						6.2.2.1 	Tetrasiklin
	 Oksitetrasiklin cairan injeksi i.m.
250 mg/3 mL (HCl) dan cairan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 109
injeksi i.m. 50 mg/mL (HCl)
dikeluarkan dari DOEN 2013 karena
penggunaannya semakin terbatas.
						6.2.2.3		Sulfametoksazol-Trimetoprim
	 Kotrimoksazol forte (dewasa)
kombinasi: sulfametoksazol 800 mg
dan trimetoprim 160 mg diterima
masuk dalam DOEN 2015 untuk
melengkapi sediaan yang sudah
ada.
						6.2.2.4 	Makrolid
	 Eritromisin tablet 500 mg diterima
masuk dalam DOEN 2015 untuk
melengkapi sediaan yang sudah
ada.
						6.2.2.7 	Penggunaan Khusus
	 Metronidazol suppositoria 500 mg
dikeluarkan dari DOEN 2013 karena
tidak terdaftar di Badan POM.
		6.3		Antiinfeksi Khusus
				6.3.1 	Antilepra
	Klofazimin, micronized kapsul dalam minyak
50 mg diterima masuk dalam DOEN 2015
karena dibutuhkan untuk mengatasi kasus-
kasus lepra di pelayanan kesehatan dasar.
				6.3.2 	Antituberkulosis
	 Kombinasi untuk dewasa: (Paduan dalam
bentuk kombipak) rifampisin 350 mg, isoniasid
300 mg dan etambutol 400 mg dengan bentuk
sediaan kaplet salut selaput diterima masuk
Daftar Obat Esensial Nasional 2015110
dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan
yang sudah ada.
				6.3.3 	Antiseptik Saluran Kemih
	 Metenamin mandelat (heksamin mandelat)
tablet salut enterik 500 mg dikeluarkan dari
DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan
POM, sehingga sub sub kelas terapi 6.3.3
dihilangkan dari kelas terapi ini.
		6.4		Antifungi
	Griseofulvin, micronized tablet 500 mg diterima
masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan
yang sudah ada.
		 6.5 	 Antiprotozoa
				6.5.2 	Antimalaria
						6.5.2.2 	Untuk Pengobatan
	 Kuinin tablet 222 mg dikeluarkan
dari DOEN 2013 karena setara
dengan kuinin tablet 200 mg yang
telah tersedia.
	 Kombinasi dihidroartemisinin 40
mg dan piperakuin 320 mg dalam
bentuk sediaan tablet salut selaput
diterima masuk dalam DOEN 2015
untuk menggantikan kombinasi
(kombipak): artesunat tablet 50 mg
dan amodiakuin tablet 200 mg yang
dikeluarkan dari DOEN 2013. Obat
ini harus disimpan ditempat yang
tidak terkena sinar matahari untuk
mencegah penurunan potensi obat
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 111
yang akan berpengaruh pada
manfaat klinisnya.
		6.6 	Antivirus
				6.6.2. 	Antiretroviral
						6.6.2.2 	Non Nucleoside Reverse
									Transcriptase Inhibitor (NNRTI)
	 Penambahan efavirens tablet 200
mg diterima masuk dalam DOEN
2015, untuk pengobatan HIV/AIDS.
	 Kombinasi FDC: zidovudin 60 mg,
lamivudin 30 mg dan nevirapin
50 mg tablet dispersible diterima
dalam DOEN 2015, untuk penderita
HIV/AIDS pada anak.
	 7. 	 Antimigren
		7.1 	 Profilaksis
	 Propranolol tablet 10 mg dikeluarkan dari DOEN 2013
karena tidak mendapatkan persetujuan untuk indikasi
profilaksis migren oleh Badan POM.
8. 	Antineoplastik, Imunosupresan dan Obat untuk Terapi
Paliatif
		8.1		Hormon dan Antihormon
	 Deksametason tablet 4 mg, medroksi progesteron
asetat tablet 250 mg dan cairan injeksi 200 mg/mL,
serta testosteron kapsul lunak 40 mg dikeluarkan dari
DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
	 Deksametason tablet 1 mg dan tablet 2 mg diterima
masuk dalam DOEN 2015 sebagai pengganti tablet 4
mg yang dikeluarkan.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015112
		8.2 	Imunosupresan
	 Hidroksiklorokuin tablet 200 mg dan cairan injeksi
50 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015
untuk penatalaksanaan SLE (Systemic Lupus
Erythematosus).
	 Siklosporin kapsul lunak 50 mg dan cairan injeksi
100 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk
menambah kekuatan sediaan yang sudah ada.
		8.3 	Sitostatik
	 Dosetaksel cairan injeksi 20 mg/0,5 mL dan cairan
injeksi 80 mg/2mL dikeluarkan dari DOEN 2013
karena merupakan sediaan yang sama dengan cairan
injeksi 40 mg/mL.
	 Fluourasil cairan injeksi 500 mg/10 mL dikeluarkan
dari DOEN 2013 karena merupakan sediaan yang
sama dengan cairan injeksi 50 mg/mL.
	 Sitarabin serbuk injeksi 500 mg/vial dikeluarkan dari
DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
	 Sitarabin cairan injeksi 50 mg/mL diterima masuk
dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan
sediaan yang sudah ada.
		 8.4 	 Lain-Lain
	 Kalsium folinat cairan injeksi 5 mg/mL diterima masuk
dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan
sediaan yang sudah ada.
10.		 Obat yang Mempengaruhi Darah
			 10.2	 Obat yang Mempengaruhi Koagulasi
	 Fitomenadion (vitamin K1) cairan injeksi i.m 10
mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 karena
dibutuhkan bagi ibu hamil yang menderita anemia.
	 Warfarin tablet 1 mg diterima masuk dalam DOEN
2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 113
	 11. 	 Produk Darah dan Pengganti Palsma
			11.1	Produk Darah
	 Faktor VIII (konsentrat) serbuk injeksi 500 IU/vial
+ pelarut 5 mL diterima masuk dalam DOEN 2015
untuk menambah kekuatan sediaan yang sudah
ada
	 12. 	 Diagnostik
			 12.1 	 Bahan Kontras Radiologi
	 Amidotrizoat 370 mg I/mL dikeluarkan dari DOEN
2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
	15.		Diuretik
	 Amilorid tablet 5 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena
tidak terdaftar di Badan POM.
	 Hidroklorotiazid tablet 12,5 mg dikeluarkan dari DOEN
2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
	 16. 	 Hormon, Obat Endokrin Lain dan Kontrasepsi
			16.2 	Antidiabetes
					16.2.1 		Antidiabetes, Oral
	 Glipizid tablet 10 mg diterima masuk
dalam DOEN 2015 untuk melengkapi
sediaan yang sudah ada.
	 Metformin tablet 850 mg diterima masuk
dalam DOEN 2015 untuk melengkapi
sediaan yang sudah ada.
			 16.3 	 Hormon Kelamin dan Obat yang Mempengaruhi
					Fertilitas
					16.3.2		Estrogen
	 Etinilestradiol tablet 0,5 mg dikeluarkan
dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar
di Badan POM.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015114
					16.3.3 		Progesteron
	 Hidroksi progesteron dikeluarkan dari
DOEN 2013 karena tidak terdaftar di
Badan POM
								16.3.4.3 	Kontrasepsi, AKDR (IUD)
	 Copper T dikeluarkan dari
DOEN 2013 karena tidak
termasuk dalam kategori
obat.
	 17. 	 Obat  Kardiovaskuler
		17.1	Antiangina
	 Isosorbid dinitrat tablet sublingual 10 mg diterima
masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi
sediaan yang sudah ada.
		17.3 	Antihipertensi
	 Diltiazem serbuk injeksi 10 mg/vial dan serbuk
injeksi 50 mg/vial diterima masuk dalam DOEN
2015 untuk menambah bentuk sediaan yang
sudah ada.
		 17.6 	 Obat untuk Gagal Jantung
	 Karvedilol tablet 25 mg diterima masuk dalam
DOEN 2015 untuk menambah kekuatan sediaan
yang sudah ada.
		17.8 	Antihiperlipidemia
	 Simvastatin tablet salut selaput 40 mg diterima
masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah
kekuatan sediaan yang sudah ada.
	 18. 	 Obat Topikal untuk Kulit
			18.2 	Antibakteri
	 Antibakteri kombinasi basitrasin 500 UI/g dan
polimiksin B 10.000 UI/g dikeluarkan dari DOEN
2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 115
		18.3 	 Antifungi
	Ketokonazol scalp sol 2% diterima masuk dalam
DOEN 2015 	 untuk mengobati pityriasis yang luas.
	 20. 	 Larutan Elektrolit, Nutrisi dan Lain-Lain
			20.2 	Parenteral
	 Penetapan larutan parenteral dalam 5 (lima)
kategori yaitu larutan mengandung asam
amino, larutan mengandung elektrolit, larutan
mengandung karbohidrat, larutan mengandung
karbohidrat+elektrolit, dan larutan mengandung
lipid dengan tujuan untuk menghindari kerancuan
dalam pemilihan larutan parenteral yang sangat
bervariasi kandungannya.
	 21. 	 Obat untuk  Mata
			21.2 	Antimikroba 
	 Siprofloksasin tetes mata 3 mg/mL diterima masuk
dalam DOEN 2015 untuk infeksi bakteri pada
mata.
			21.4 	Midriatik
	 Homatropin tetes mata 2% dikeluarkan dari DOEN
2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
	 23. 	 Psikofarmaka
			 23.2 	 Antidepresi dan Antimania
	 Perubahan sub kelas terapi ini menjadi Antidepresi
mengingat Antimania sudah tercakup dalam sub
kelas terapi Gangguan Bipolar.
			23.4 	Antipsikosis
	 Haloperidol tablet 0,5 mg dikeluarkan dari
DOEN 2013 karena dosis terlalu kecil sebagai
antipsikosis.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015116
	 Trifluoperazin tablet 5 mg dikeluarkan dari DOEN
2013 karena fungsinya sebagai antipsikosis sudah
digantikan oleh haloperidol.
		 23.5	 Obat untuk  ADHD (Attention Deficit Hyperactivity
				Disorder)
	 Metilfenidat tablet SR 20 mg dikeluarkan dari DOEN
2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
	 24. 	 Relaksan Otot Perifer dan Penghambat Kolinesterase
			 24.1 	 Penghambat dan Pemacu Transmisi
					Neuromuskuler	
	 Suksinilkolin cairan injeksi i.v/i.m. 50 mg/mL
dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar
di Badan POM.
	 25.		 Obat untuk Saluran Cerna
			25.2 	Antiemetik
	 Deksametason cairan injeksi 5 mg/mL dikeluarkan
dari kelas terapi ini karena merupakan
kortikosteroid general yang tidak digunakan
sebagai antiemetik, dan sudah tersedia antiemetik
yang lain.
	 Metoklopramid tablet 5 mg diterima masuk dalam
DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang
sudah ada.
	 		 25.4 	 Antispasmodik
	 Atropin cairan injeksi i.m./i.v./s.k. 1 mg/mL
dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar
di Badan POM.
			25.6 	Katartik
	 Bisakodil tablet 5 mg diterima masuk dalam DOEN
2015 sebagai katartik.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015 117
	 Gliserin tetes 10 mg/mL dikeluarkan dari DOEN
2013 karena sudah ada sediaan lain yang lebih
baik manfaat klinisnya.
	 26. 	 Obat untuk Saluran Napas
			 26.1 	Antiasma
	 Salbutamol larutan inhalasi 0,5% dikeluarkan dari
DOEN 2013, karena tidak terdaftar di Badan POM.
	 Ipratropium bromida dengan bentuk sediaan
MDI 0,02 mg diterima masuk dalam DOEN 2015
karena diperlukan untuk pengobatan serangan
asma akut.
	 Metilprednisolon cairan injeksi 125 mg/2 mL
diterima masuk dalam DOEN 2015 sebagai
obat emergency pada pasien asma yang
tidak memungkinkan untuk diberikan peroral,
dan sediaan ini juga dibutuhkan pada kasus
eksaserbasi.
			 26.4 	 Obat untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronis
	 Indakaterol maleat serbuk inhalasi 150 mcg dan
serbuk inhalasi 300 mcg diterima masuk dalam
DOEN 2015 untuk penatalaksanaan PPOK.
	 29.		 Vitamin dan Mineral
	 Nikotinamid tablet 5 mg dan tab 20 mg dikeluarkan
dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan
POM.
	 Vitamin B komplek dikeluarkan dari DOEN 2013
karena telah tersedia vitamin B1, B6, dan B12.
L. 	Penyerbarluasan DOEN
	 Dalam rangka penerapan konsep obat esensial dalam sistem
pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia, maka DOEN harus
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015

More Related Content

What's hot

Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Dina Zainuddin
 
Efek samping-obat-anti-tuberkulosis
Efek samping-obat-anti-tuberkulosisEfek samping-obat-anti-tuberkulosis
Efek samping-obat-anti-tuberkulosis
M Putera
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
DeLas Rac
 
Pengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasiPengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasi
husnul khotimah
 

What's hot (20)

Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
 
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakitManajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
 
SWAMEDIKASI
SWAMEDIKASISWAMEDIKASI
SWAMEDIKASI
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Pengenalan resep
Pengenalan resepPengenalan resep
Pengenalan resep
 
Ekskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjalEkskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjal
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Ppt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetesPpt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetes
 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohort
 
Efek samping-obat-anti-tuberkulosis
Efek samping-obat-anti-tuberkulosisEfek samping-obat-anti-tuberkulosis
Efek samping-obat-anti-tuberkulosis
 
Farmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik TeofilinFarmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik Teofilin
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
236122612 makalah-aspirin
236122612 makalah-aspirin236122612 makalah-aspirin
236122612 makalah-aspirin
 
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
 
Pengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasiPengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasi
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Tablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukalTablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukal
 

Similar to Buku DOEN 2015

Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013
Ulfah Hanum
 
DOEN 2013.pdf
DOEN 2013.pdfDOEN 2013.pdf
DOEN 2013.pdf
Els P
 
Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Faiz Amri
 

Similar to Buku DOEN 2015 (20)

Doen 2013
Doen 2013Doen 2013
Doen 2013
 
Doen 2013
Doen 2013Doen 2013
Doen 2013
 
Tugas isna
Tugas isnaTugas isna
Tugas isna
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013
 
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
 
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
 
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
 
DOEN 2013.pdf
DOEN 2013.pdfDOEN 2013.pdf
DOEN 2013.pdf
 
Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
 
Doen daftar obat esensial nasional
Doen   daftar obat esensial nasionalDoen   daftar obat esensial nasional
Doen daftar obat esensial nasional
 
Doen 2013
Doen 2013Doen 2013
Doen 2013
 
Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_
Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_
Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_
 
DOEN 2011.pdf
DOEN 2011.pdfDOEN 2011.pdf
DOEN 2011.pdf
 
Pesawat
PesawatPesawat
Pesawat
 
Home doen 2008
Home doen 2008Home doen 2008
Home doen 2008
 
Kepmenkes No. 523 Tahun 2015 tentang Formularium Nasional
Kepmenkes No. 523 Tahun 2015 tentang Formularium NasionalKepmenkes No. 523 Tahun 2015 tentang Formularium Nasional
Kepmenkes No. 523 Tahun 2015 tentang Formularium Nasional
 
Formularium nasional 2016
Formularium nasional 2016Formularium nasional 2016
Formularium nasional 2016
 
Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_
Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_
Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_
 
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
 
Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_ (1)
Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_ (1)Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_ (1)
Pmk no. 74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di_puskesmas_ (1)
 

More from Ulfah Hanum

Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
Ulfah Hanum
 

More from Ulfah Hanum (20)

UU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdfUU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
 
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...
 
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
 
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
 
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
 
Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019
 
Pmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotika
Pmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotikaPmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotika
Pmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotika
 
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018 perubahan fornas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018  perubahan fornasKeputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018  perubahan fornas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018 perubahan fornas
 
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
 
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
 
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarPer BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
 
Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018
Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018 Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018
Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018
 
Permenkes nomor 66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
Permenkes nomor  66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...Permenkes nomor  66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
Permenkes nomor 66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
 
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
 
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
 
Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...
Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...
Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...
 
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
 
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNSPeraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
 
Doen 2015
Doen 2015Doen 2015
Doen 2015
 
Permenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifas
Permenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifasPermenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifas
Permenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifas
 

Recently uploaded

SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 

Recently uploaded (20)

power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 

Buku DOEN 2015

  • 1.
  • 2.
  • 3. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 i KATA SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan, yang dilaksanakan dengan 3 (tiga) pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional. Akses terhadap obat, terutama obat esensial, merupakan salah satu hak asasi manusia, sehingga pemerintah berkewajiban menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauannya. Obat esensial merupakan obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia pada fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka perlu disusun dan ditetapkan daftar obat yang secara esensial harus tersedia bagi kepentingan masyarakat, yaitu Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN). DOEN yang disusun untuk seluruh strata pelayanan kesehatan, merupakan perangkat manajerial utama untuk meningkatkan penggunaan obat secara rasional. Selain menjadi acuan dalam pengadaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan, DOEN 2015 merupakan referensi utama untuk penyusunan Formularium Nasional (Fornas) sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Konsep Obat Esensial diterapkan pada Formularium Nasional sebagai acuan dalam pelayanan kesehatan, sehingga tercapai pelayanan kefarmasian yang cost-effective. Selanjutnya DOEN ditinjau dan disempurnakan setiap 2(dua) tahun yang disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan dan teknologi. Revisi DOEN dilaksanakan oleh Komite Nasional Penyusunan DOEN yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ Menkes/141/2015 tanggal 7 April 2015. Diharapkan dengan DOEN tahun 2015, upaya Pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, menjamin ketersediaan obat
  • 4. Daftar Obat Esensial Nasional 2015ii yang aman, bermutu, berkhasiat dan terjangkau dapat terlaksana dengan baik. Akhirnya kepada Tim Komite Nasional Penyusunan DOEN 2015, kontributor serta semua pihak terkait yang telah memberikan kontribusi, saran dan masukan secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan DOEN 2015 ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Besar harapan kami bahwa DOEN 2015 ini dapat diterapkan dan bermanfaat bagi semua pihak terkait. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati upaya kita dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. DIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN ttd, Dra. Maura Linda Sitanggang, PhD NIP. 19580503 198303 2 001
  • 5. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 iii DAFTAR ISI Kata Sambutan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan................................................................................... i Daftar Isi ..................................................................................... iii Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.02.02/MENKES/320/2015 tentang Daftar Obat Esensial Nasional ....................................................................... 1 Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.02.02/MENKES/320/2015 tentang Daftar Obat Esensial Nasional ....................................................................... 5 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.02.02/Menkes/141/2015 Tentang Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional .............................. 83 Penyusunan dan Penerapan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) ....................................................................................... 91 LAMPIRAN-LAMPIRAN I. Daftar Obat dalam DOEN yang mengalami perubahan ...... 119 II. Daftar Pemberi Usulan DOEN ............................................ 139 III. Daftar Peserta Rapat Penyusunan DOEN .......................... 141 IV, Pernyataan Kesediaan Menjadi Ketua/ Wakil Ketua/ Anggota Tim Ahli Komite Nasional Penyusunan DOEN ...... 153 V. Surat Pernyataan Bebas Konflik Kepentingan .................... 155 VI. Rekapitulasi Usulan Revisi DOEN ....................................... 157 VII. Daftar Singkatan .................................................................. 159 VIII. Indeks Kelas Terapi ............................................................. 161 IX. Indeks Nama Obat ............................................................... 171
  • 6. Daftar Obat Esensial Nasional 2015iv
  • 7. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 1 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/320/2015 TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan untuk menjamin ketersediaan obat yang lebih merata dan terjangkau oleh masyarakat perlu disusun Daftar Obat Esensial Nasional; b. bahwa Daftar Obat Esensial Nasional 2013 yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 312/Menkes/SK/IX/2013 harus disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi dan kedokteran, pola penyakit, serta program kesehatan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Daftar Obat Esensial Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671);
  • 8. Daftar Obat Esensial Nasional 20152 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nornor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781);
  • 9. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 3 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 8. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044); 9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/ Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/ Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741); MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL. KESATU : Daftar Obat Esensial Nasional, yang selanjutnya disebut DOEN merupakan daftar obat terpilih yang paling dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanaan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. KEDUA : DOEN sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KETIGA : DOEN harus diterapkan secara konsisten dan terus menerus dalam pemberian pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
  • 10. Daftar Obat Esensial Nasional 20154 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEEMPAT : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 312/ Menkes/SK/IX/2013 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. KELIMA : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Agustus 2015 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd, NILA FARID MOELOEK
  • 11. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 5 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/320/2015 TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL A. Rumah Sakit KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID, ANTIPIRAI 1.1  ANALGESIK NARKOTIK fentanil cairan inj i.m./i.v. 0,05 mg/mL kodein tab 10 mg tab 20 mg morfin tab 10 mg tab SR (lepas lambat)10 mg cairan inj i.m./s.k./i.v. 10 mg/mL petidin cairan inj i.m./i.v. 50 mg/mL (HCl)
  • 12. Daftar Obat Esensial Nasional 20156 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) sufentanil cairan inj i.v. 5 mcg/mL 1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK ibuprofen tab 200 mg tab 400 mg susp 100 mg/5 mL ketoprofen sup 100 mg natrium diklofenak tab sal enterik 25 mg tab sal enterik 50 mg parasetamol tab 500 mg sir 120 mg/5 mL drops 60 mg/0,6 mL 1.3 ANTIPIRAI alopurinol tab 100 mg tab 300 mg kolkisin tab 500 mcg 2. ANESTETIK 2.1 ANESTETIK LOKAL bupivakain cairan inj p.v. 0,5%
  • 13. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 7 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) bupivakain heavy cairan inj 0,5% (HCl) + glukosa 8% etil klorida spray 100 mL lidokain cairan inj 5% + glukosa 5% cairan inj 2% jeli 2% spray oral 10% 2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN halotan ih isofluran ih ketamin cairan inj i.v. 50 mg/mL cairan inj i.v. 100 mg/mL nitrogen oksida ih, gas dalam tabung oksigen ih, gas dalam tabung propofol cairan inj i.v., bolus 1% tiopental serb inj i.v. 0,5 g 2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF atropin cairan inj i.v./i.m./s.k. 0,25 mg/mL
  • 14. Daftar Obat Esensial Nasional 20158 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) diazepam cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL midazolam cairan inj i.v. 1 mg/mL cairan inj i.v. 5 mg/mL 3. ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS deksametason cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL difenhidramin cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL epinefrin (adrenalin) cairan inj i.v./s.k./i.m. 0,1% klorfeniramin tab 4 mg loratadin tab 10 mg setirizin sir 5 mg/5 mL 4. ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN 4.1 KHUSUS atropin cairan inj 0,25 mg/mL kalsium glukonat cairan inj 10% nalokson cairan inj 0,4 mg/mL natrium bikarbonat tab 500 mg cairan inj i.v. 8,4% natrium tiosulfat cairan inj i.v. 25%
  • 15. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 9 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) protamin sulfat cairan inj i.m. 10 mg/mL 4.2 UMUM karbon aktif tab magnesium sulfat serb 5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI diazepam cairan inj i.v. 5 mg/mL lar rektal 5 mg/2,5 mL lar rektal 10 mg/2,5 mL fenitoin kaps 30 mg kaps 100 mg cairan inj 50 mg/mL fenobarbital tab 30 mg tab 100 mg karbamazepin tab 200 mg sir 100 mg/5 mL magnesium sulfat cairan inj i.v. 20% cairan inj i.v. 40%
  • 16. Daftar Obat Esensial Nasional 201510 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) valproat tab lepas lambat 250 mg tab lepas lambat 500 mg tab salut enterik 250 mg sir 250 mg/5 mL 6. ANTIINFEKSI 6.1 ANTELMINTIK 6.1.1 Antelmintik Intestinal albendazol tab 400 mg mebendazol tab 100 mg tab 500 mg sir 100 mg/5 mL pirantel pamoat tab 250 mg susp 125 mg/5 mL 6.1.2 Antifilaria dietilkarbamazin tab 100 mg 6.1.3 Antisistosoma prazikuantel tab 600 mg
  • 17. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 11 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 6.2 ANTIBAKTERI 6.2.1 Beta Laktam amoksisilin tab 250 mg tab 500 mg sir kering 125 mg/5 mL sir kering 250 mg/5 mL ampisilin serb inj i.m./i.v. 250 mg/vial serb inj i.v. 1000 mg/vial benzatin benzil penisilin cairan inj i.m. 1,2 juta IU/mL cairan inj i.m. 2,4 juta IU/mL fenoksimetil penisilin (penisilin V)  tab 250 mg tab 500 mg prokain benzilpenisilin serb inj i.m. 3 juta IU/vial sefadroksil kaps 250 mg kaps 500 mg sir kering 125 mg/5 mL sir kering 250 mg/5 mL sefazolin serb inj 1 g/vial
  • 18. Daftar Obat Esensial Nasional 201512 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) sefiksim tab sal selaput 100 mg tab sal selaput 200 mg seftriakson serb inj 1 g/vial 6.2.2 Antibakteri Lain 6.2.2.1 Tetrasiklin doksisiklin kaps 100 mg tetrasiklin kaps 250 mg (HCl) kaps 500 mg (HCl) 6.2.2.2 Kloramfenikol kloramfenikol kaps 250 mg susp 125 mg/5 mL 6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim kotrimoksazol kombinasi tiap 5 mL: a. sulfametoksazol 200 mg b. trimetoprim 40 mg susp 240 mg kotrimoksazol (dewasa) kombinasi: a. sulfametoksazol 400 mg b. trimetoprim 80 mg tab 480 mg
  • 19. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 13 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kotrimoksazol forte (dewasa) kombinasi: a. sulfametoksazol 800 mg b. trimetoprim 160 mg tab 960 mg 6.2.2.4 Makrolid eritromisin kaps 250 mg tab 500 mg sir kering 200 mg/5 mL 6.2.2.5 Aminoglikosida gentamisin cairan inj 10 mg/mL cairan inj 40 mg/mL 6.2.2.6 Kuinolon siprofloksasin tab sal selaput 500 mg 6.2.2.7 Penggunaan Khusus metronidazol tab 250 mg tab 500 mg susp 125 mg/5 mL lar inf 5 mg/mL vankomisin serb. inj 500 mg/vial
  • 20. Daftar Obat Esensial Nasional 201514 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS 6.3.1 Antilepra dapson tab 100 mg klofazimin, micronized kaps dalam minyak 50 mg kaps dalam minyak 100 mg rifampisin kaps 300 mg 6.3.2 Antituberkulosis isoniazid tab 100 mg tab 300 mg streptomisin serb inj 1000 mg/vial kombinasi untuk dewasa: Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 150 mg b. isoniazid 75 mg c. pirazinamid 400 mg d. etambutol 275 mg kapl sal selaput
  • 21. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 15 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kombinasi untuk dewasa: Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 150 mg b. isoniazid 150 mg kapl sal selaput kombinasi untuk anak: Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 50 mg c. pirazinamid 150 mg kapl sal selaput kombinasi untuk anak: Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 50 mg kapl sal selaput
  • 22. Daftar Obat Esensial Nasional 201516 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kombinasi untuk dewasa: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 450 mg b. isoniazid 300 mg c. pirazinamid 500 mg d. etambutol 250 mg dan 500 mg kapl sal selaput kombinasi untuk dewasa: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 350 mg b. isoniazid 300 mg c. etambutol 400 mg   kapl sal selaput kombinasi untuk anak: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 100 mg c. pirazinamid 200 mg kapl sal selaput  
  • 23. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 17 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kombinasi untuk anak: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 100 mg kapl sal selaput   6.4 ANTIFUNGI amfoterisin B cairan inj i.v. 5 mg/mL flukonazol kaps 50 mg kaps 150 mg cairan inf 2 mg/mL griseofulvin, micronized tab 125 mg tab 250 mg tab 500 mg ketokonazol tab 200 mg nistatin tab sal gula 500.000 IU susp 100.000 IU/mL 6.5 ANTIPROTOZOA 6.5.1 Antiamubiasis dan Antigiardiasis metronidazol  tab 250 mg tab 500 mg
  • 24. Daftar Obat Esensial Nasional 201518 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 6.5.2 Antimalaria 6.5.2.1 Untuk Pencegahan doksisiklin kaps 100 mg 6.5.2.2 Untuk Pengobatan artemether cairan inj 80 mg/mL artesunat cairan inj i.v./i.m. 60 mg/mL kombinasi: a. dihidro artemisinin 40 mg b. piperakuin 320 mg tab sal selaput kuinin tab 200 mg tab 250 mg cairan inj i.v. 25% primakuin tab 15 mg 6.6 ANTIVIRUS 6.6.1 Antiherpes asiklovir tab 200 mg tab 400 mg
  • 25. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 19 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 6.6.2 Antiretroviral 6.6.2.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) kombinasi: a. zidovudin 300 mg b. lamivudin 150 mg tab lamivudin (3TC) tab 150 mg stavudin tab 30 mg zidovudin kaps 100 mg 6.6.2.2 Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) efavirens tab 200 mg tab 600 mg nevirapin kapl 200 mg kombinasi FDC (anak): a. zidovudin 60 mg b. lamivudin 30 mg c. nevirapin 50 mg tab dispersible 6.6.2.3 Protease Inhibitor kombinasi: a. lopinavir 200 mg b. ritonavir (LPV/r) 50 mg tab sal selaput
  • 26. Daftar Obat Esensial Nasional 201520 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 7. ANTIMIGREN kombinasi: a. ergotamin 1 mg b. kafein 50 mg tab 8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI PALIATIF 8.1 HORMON dan ANTIHORMON anastrozol tab sal selaput 1 mg deksametason tab 0,5 mg tab 1 mg tab 2 mg cairan inj 5 mg/mL metilprednisolon tab 4 mg tab 16 mg tamoksifen tab 20 mg 8.2. IMUNOSUPRESAN azatioprin tab 50 mg hidroksiklorokuin tab 200 mg cairan inj 50 mg/mL
  • 27. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 21 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) metotreksat tab 2,5 mg siklosporin kaps lunak 25 mg kaps lunak 50 mg cairan inj 50 mg/mL cairan inj 100 mg/mL 8.3 SITOTOKSIK asparaginase serb inj 10.000 IU/vial bleomisin serb inj 15 mg/amp busulfan tab 2 mg dakarbazin serb inj 200 mg/vial daktinomisin cairan inj i.v. 0,5 mg/mL daunorubisin serb inj 20 mg/vial doksorubisin serb inj i.v. 10 mg/vial serb inj i.v. 50 mg/vial dosetaksel cairan inj 40 mg/mL etoposid kaps lunak 100 mg cairan inj 20 mg/mL
  • 28. Daftar Obat Esensial Nasional 201522 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) fluorourasil cairan inj 25 mg/mL cairan inj 50 mg/mL hidroksi urea kaps 500 mg ifosfamid serb inj 500 mg/vial serb inj 1000 mg/vial klorambusil tab sal selaput 5 mg melfalan tab 2 mg merkaptopurin tab 50 mg metotreksat tab 2,5 mg cairan inj 2,5 mg/mL cairan inj 10 mg/mL cairan inj 25 mg/mL paklitaksel cairan inj 6 mg/mL siklofosfamid tab sal gula 50 mg serb inj i.v. 200 mg/vial serb inj i.v. 500 mg/vial serb inj i.v. 1000 mg/vial
  • 29. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 23 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) sisplatin serb inj 10 mg/vial serb inj 50 mg/vial sitarabin cairan inj 50 mg/mL cairan inj 100 mg/mL vinblastin cairan inj 1 mg/mL vinkristin cairan inj 1 mg/mL 8.4 LAIN-LAIN kalsium folinat (leukovorin, Ca) cairan inj 3 mg/mL cairan inj 5 mg/mL tab 15 mg mesna cairan inj 100 mg/mL 9. ANTIPARKINSON antiparkinson, kombinasi: a. benserazid 25 mg b. levodopa 100 mg tab triheksifenidil tab 2 mg
  • 30. Daftar Obat Esensial Nasional 201524 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 10. OBAT yang MEMPENGARUHI DARAH 10.1 ANTIANEMIA asam folat tab 0,4 mg tab 1 mg ferro sulfat tab sal selaput 300 mg sir 150 mg/5 mL sianokobalamin (vitamin B12) tab 50 mcg 10.2 OBAT yang MEMPENGARUHI KOAGULASI fitomenadion (vitamin K1) tab sal gula 10 mg cairan inj i.m. 2 mg/mL cairan inj i.m. 10 mg/mL heparin, Na cairan inj i.v./s.k. 5000 IU/mL protamin sulfat cairan inj 10 mg/mL warfarin tab 1 mg tab 2 mg 10.3 INTOKSIKASI ZAT BESI deferoksamin mesilat serb inj 500 mg/vial
  • 31. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 25 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA 11.1 PRODUK DARAH faktor VIII (konsentrat) serb inj 250 IU/vial + pelarut 10 mL serb inj 500 IU/vial + pelarut 5 mL faktor IX kompleks serb inj 500 IU/vial + pelarut 5 mL serb inj 1000 IU/vial + pelarut 10 mL 11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER fraksi protein plasma lar infus 5% hydroxyl ethyl starch lar infus 6% pengganti plasma golongan gelatin lar infus 12. DIAGNOSTIK 12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI barium sulfat serb susp 2,2% susp 55% susp 65%
  • 32. Daftar Obat Esensial Nasional 201526 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) gadodiamid cairan inj 287 mg/10 mL ioheksol cairan inj 140 – 350 I mg/mL iopamidol cairan inj 200 – 370 I mg/mL 12.2 TES FUNGSI 12.2.1 Ginjal natrium aminohipurat cairan inj i.v. 200 mg/mL 12.2.2 Mata fluoresein tts mata 2,5 mg/mL cairan inj 100 mg/mL 12.3 TES KULIT tuberkulin protein purified derivative serb inj 2 TU /0,1 mL 13. ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN 13.1 ANTISEPTIK hidrogen peroksida cairan 3% klorheksidin lar 15% povidon iodin lar 100 mg/mL 13.2 DISINFEKTAN etanol 70% cairan 70%
  • 33. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 27 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kalsium hipoklorit serb paraformaldehid larutan buffer 10% 14. OBAT dan BAHAN untuk GIGI dan MULUT 14.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI eugenol cairan formokresol cairan gutta percha dan paper points 15 mm - 40 mm 45 mm - 80 mm kalsium hidroksida bubuk, pasta klorfenol kamfer mentol (CHKM) cairan klorheksidin lar 0,2% natrium hipoklorit cairan konsentrat 5% pasta pengisi saluran akar pasta 14.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL nistatin susp 100.000 IU/mL
  • 34. Daftar Obat Esensial Nasional 201528 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES fluor kapl 1 mg sediaan topikal 14.4 BAHAN TUMPAT bahan tumpatan sementara lar, serb glass ionomer ART (Atraumatic Restorative Treatment) serb lar cocoa butter 5 g komposit resin set 14.5 PREPARAT LAINNYA anestetik lokal gigi kombinasi: a. lidokain HCl 2% b. epinefrin 1 : 80.000 cairan inj 2 mL articulating paper kertas warna penanda oklusi etil klorida spray 100 mL lidokain cairan inj 2% (HCl) salep 5% (HCl) spray oral 10% (HCl)
  • 35. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 29 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) pasta devitalisasi (non arsen) pasta surgical ginggival pack pasta 15. DIURETIK furosemid tab 40 mg cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL hidroklorotiazid tab 25 mg manitol lar infus 20% spironolakton tab 25 mg tab 100 mg 16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI 16.1 HORMON ANTIDIURETIK desmopresin tab 0,1 mg tab 0,2 mg vasopresin cairan inj i.m./s.k. 20 IU/mL 16.2 ANTIDIABETES 16.2.1 Antidiabetes, Oral glibenklamid tab 2,5 mg tab 5 mg
  • 36. Daftar Obat Esensial Nasional 201530 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) glipizid tab 5 mg tab 10 mg metformin tab 500 mg tab 850 mg 16.2.2 Antidiabetes, Parenteral insulin intermediate (human insulin) cairan inj 100 IU/mL insulin regular (human insulin) cairan inj 100 IU/mL 16.3 HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMPENGARUHI FERTILITAS 16.3.1 Androgen testosteron cairan inj 250 mg/mL 16.3.2 Estrogen estrogen terkonjugasi tab sal gula 0,625 mg etinilestradiol tab 0,05 mg 16.3.3 Progestogen depo medroksi progesteron asetat cairan inj 150 mg/mL noretisteron tab 5 mg
  • 37. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 31 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 16.3.4 Kontrasepsi 16.3.4.1 Kontrasepsi, Oral kombinasi: a. levonorgestrel 150 mcg b. etinilestradiol 30 mcg tab sal gula   16.3.4.2 Kontrasepsi, Parenteral medroksi progesteron asetat cairan inj 150 mg/mL 16.3.4.3 Kontrasepsi, Implan levonorgestrel implan 2 rods 75 mg (3-4 tahun) 16.3.5 Lain-lain klomifen sitrat tab 50 mg 16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROID levotiroksin tab 50 mcg tab 100 mcg lugol lar propiltiourasil tab 100 mg 16.5 KORTIKOSTEROID deksametason tab 0,5 mg cairan inj 5 mg/mL
  • 38. Daftar Obat Esensial Nasional 201532 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) hidrokortison serb inj 100 mg/vial metilprednisolon tab 4 mg tab 8 mg serb inj 125 mg/2 mL prednison tab 5 mg 17. OBAT KARDIOVASKULER 17.1 ANTIANGINA atenolol tab 50 mg diltiazem tab 30 mg (HCl) gliseril trinitrat tab 0,5 mg isosorbid dinitrat tab sublingual 5 mg tab sublingual 10 mg cairan inj i.v.1 mg/mL 17.2 ANTIARITMIA amiodaron tab 200 mg cairan inj 50 mg/mL digoksin tab 0,25 mg cairan inj 0,25 mg/mL
  • 39. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 33 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) lidokain cairan inj i.v.100 mg/mL propranolol tab 10 mg verapamil tab 80 mg cairan inj 2,5 mg/mL 17.3 ANTIHIPERTENSI amlodipin tab 5 mg tab 10 mg atenolol tab 50 mg tab 100 mg diltiazem tab 30 mg (HCl) serb inj 10 mg/vial serb inj 50 mg/vial hidroklorotiazid tab 25 mg kaptopril tab12,5 mg tab 25 mg tab 50 mg klonidin cairan inj i.v. 0,15 mg/mL
  • 40. Daftar Obat Esensial Nasional 201534 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) lisinopril tab 5 mg tab 10 mg tab 20 mg metildopa tab 250 mg nifedipin tab 10 mg nikardipin cairan inj 10 mg/mL valsartan tab sal selaput 80 mg 17.4 ANTIAGREGASI PLATELET asam asetilsalisilat (asetosal) tab 80 mg 17.5 TROMBOLITIK streptokinase serb inj 1,5 juta IU/vial 17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG digoksin tab 0,25 mg cairan inj 0,25 mg/mL furosemid tab 40 mg cairan inj i.v./i.m.10 mg/mL
  • 41. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 35 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kaptopril tab 12,5 mg tab 25 mg isosorbid dinitrat cairan inj 1 mg/ mL karvedilol tab 6,25 mg tab 25 mg 17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS dobutamin cairan inj 25 mg/mL dopamin cairan inj 40 mg/mL epinefrin (adrenalin) cairan inj i.v. 0,1% norepinefrin cairan inj 1 mg/mL 17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA fenofibrat kaps 100 mg gemfibrozil kapl 300 mg kapl 600 mg simvastatin tab sal selaput 10 mg tab sal selaput 20 mg tab sal selaput 40 mg
  • 42. Daftar Obat Esensial Nasional 201536 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 18. OBAT TOPIKAL untuk KULIT 18.1 ANTIAKNE asam retinoat krim 0,1% krim 0,05% 18.2 ANTIBAKTERI kloramfenikol salep 2% perak sulfadiazin krim 1% 18.3 ANTIFUNGI antifungi kombinasi : a. asam benzoat 6% b. asam salisilat 3% salep ketokonazol krim 2% scalp sol 2% mikonazol serb 2% krim 2% nistatin tab vaginal 100.000 IU 18.4 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK betametason salep 0,1% krim 0,1%
  • 43. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 37 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) hidrokortison krim 2,5% kalamin lotio mometason furoat krim 0,1% 18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS permetrin krim 5% salep 2-4 salep 18.6 KAUSTIK perak nitrat lar 20% podofilin tingtur 25% 18.7 KERATOLITIK dan KERATOPLASTIK asam salisilat salep 5% coal tar lar 5% urea krim 10% 18.8 LAIN-LAIN bedak salisil serb 2% 19. LARUTAN DIALISIS PERITONEAL dialisa peritoneal lar intraperitonial hemodialisa lar
  • 44. Daftar Obat Esensial Nasional 201538 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 20. LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan LAIN-LAIN 20.1 ORAL garam oralit serb kalium klorida tab lepas lambat 600 mg natrium bikarbonat tab 500 mg 20.2 PARENTERAL larutan mengandung asam amino larutan mengandung elektrolit larutan mengandung karbohidrat larutan mengandung karbohidrat + elektrolit larutan mengandung lipid 20.3 LAIN – LAIN air untuk injeksi  cairan inj 21. OBAT untuk  MATA manitol lar inf 20%
  • 45. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 39 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 21.1. ANESTETIK LOKAL tetrakain tts mata 0,5% 21.2 ANTIMIKROBA  amfoterisin B salep mata 3% gentamisin salep mata 0,3% tts mata 0,3% kloramfenikol tts mata 0,5% tts mata 1% salep mata 1% siprofloksasin tts mata 3 mg/mL 21.3 ANTIINFLAMASI betametason tts mata 1 mg/mL 21.4 MIDRIATIK atropin   tts mata 0,5% tts mata 1% 21.5 MIOTIK DAN ANTIGLAUKOMA asetazolamid  tab 250 mg pilokarpin tts mata 2%
  • 46. Daftar Obat Esensial Nasional 201540 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) timolol tts mata 0,25% tts mata 0,5% 22. OKSITOSIK metilergometrin tab sal selaput 0,125 mg cairan inj 0,2 mg/mL oksitosin cairan inj 10 IU/mL 23. PSIKOFARMAKA 23.1 ANTIANSIETAS dan ANTIINSOMNIA diazepam tab 2 mg tab 5 mg cairan inj i.m. 5 mg/mL lorazepam tab 0,5 mg tab 1 mg tab 2 mg 23.2 ANTIDEPRESI amitriptilin tab sal selaput 25 mg fluoksetin kaps 10 mg tab 20 mg
  • 47. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 41 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 23.3 ANTIOBSESI KOMPULSI klomipramin tab 25 mg 23.4 ANTIPSIKOSIS flufenazin cairan inj i.m. 25 mg/mL (dekanoat) haloperidol tab 1,5 mg tab 2 mg tab 5 mg tts 2 mg/mL cairan inj i.m. 5 mg/mL (HCl) cairan inj 50 mg/mL (dekanoat) klorpromazin tab sal selaput 25 mg tab sal selaput 100 mg cairan inj i.m. 5 mg/mL klozapin tab 25 mg tab 100 mg risperidon tab 1 mg tab 2 mg
  • 48. Daftar Obat Esensial Nasional 201542 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 23.5 OBAT untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) metilfenidat tab SR (lepas lambat) 10 mg 23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR litium karbonat tab 200 mg valproat tab lepas lambat 250 mg tab lepas lambat 500 mg tab sal enterik 250 mg 23.7 OBAT untuk PROGRAM KETERGANTUNGAN metadon sir 50 mg/5 mL 24. RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT KOLINESTERASE 24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI NEUROMUSKULER atrakurium cairan inj i.v. 10 mg/ mL neostigmin cairan inj i.v. 0,5 mg/mL rokuronium cairan inj i.v. 10 mg/mL 24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS neostigmin cairan inj i.v. 0,5 mg/mL
  • 49. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 43 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) piridostigmin tab 60 mg 25. OBAT untuk SALURAN CERNA 25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS antasida tab kunyah omeprazol kaps 20 mg serb inj 40 mg/vial ranitidin tab 150 mg 25.2 ANTIEMETIK dimenhidrinat tab 50 mg domperidon tab 10 mg sir 5 mg/5 mL klorpromazin tab sal selaput 25 mg cairan inj i.m. 5 mg/mL cairan inj i.m. 25 mg/mL metoklopramid tab 5 mg tab 10 mg cairan inj 5 mg/mL
  • 50. Daftar Obat Esensial Nasional 201544 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) ondansetron tab 4 mg tab 8 mg cairan inj 2 mg/mL 25.3 ANTIHEMOROID antihemoroid, kombinasi: a. bismut subgalat b. heksaklorofen c. lidokain d. seng oksida sup 25.4 ANTISPASMODIK atropin tab 0,5 mg cairan inj i.m./i.v./s.k. 0,25 mg/mL hiosin butilbromid tab 10 mg 25.5 OBAT untuk DIARE atapulgit tab garam oralit serb zinc tab dispersible 20 mg
  • 51. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 45 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 25.6 KATARTIK bisakodil tab 5 mg sup 5 mg sup 10 mg gliserin cairan obat luar 100 mg/mL laktulosa sir 3.335 g/5 mL 25.7 OBAT untuk  ANTIINFLAMASI sulfasalazin kapl sal enterik 500 mg 26. OBAT untuk SALURAN NAPAS 26.1 ANTIASMA aminofilin tab 150 mg tab 200 mg cairan inj 24 mg/mL budesonid cairan inhalasi 100 mcg/dosis cairan inhalasi 200 mcg/dosis deksametason tab 0,5 mg cairan inj i.v. 5 mg/mL
  • 52. Daftar Obat Esensial Nasional 201546 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) epinefrin (adrenalin) cairan inj 0,1% ipratropium bromida MDI 0,02 mg/dosis metilprednisolon tab 4 mg cairan inj 125 mg/2 mL salbutamol tab 2 mg tab 4 mg MDI/aerosol 100 mcg/dosis cairan inhalasi 1 mg/mL terbutalin cairan inj s.k./i.v. 0,5 mg/mL 26.2 ANTITUSIF kodein tab 10 mg 26.3 EKSPEKTORAN n-asetil sistein kaps 200 mg 26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS indakaterol maleat serb inhalasi 150 mcg serb inhalasi 300 mcg ipratropium bromida aerosol 20 mcg/semprot cairan inhalasi 0,025%
  • 53. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 47 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kombinasi: a. ipratropium bromida 0,5 mg b. salbutamol 2,5 mg cairan inhalasi 27. OBAT yang MEMPENGARUHI  SISTEM IMUN 27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN human tetanus immunoglobulin cairan inj i.m. 250 IU/mL serum anti bisa ular: A.B.U.I (khusus ular dari luar Papua) cairan inj i.m/i.v A.B.U.II (khusus ular dari Papua) serum antidifteri (A.D.S) cairan inj i.m. 20.000 IU/vial serum antirabies cairan inj 200 – 400 IU/mL serum antitetanus (A.T.S) Untuk pencegahan: cairan inj i.m. 1500 IU/mL cairan inj i.m. 5000 IU/mL Untuk pengobatan: cairan inj i.m./i.v. 10.000 IU/mL cairan inj i.m./i.v. 20.000 IU/mL
  • 54. Daftar Obat Esensial Nasional 201548 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 27.2 VAKSIN vaksin BCG  serb inj i.k. 0,75 mg/mL + pelarut vaksin campak serb inj s.k vaksin jerap difteri tetanus (DT) cairan inj i.m. 40/15 lf / mL vaksin jerap difteri tetanus (Td) cairan inj i.m. 4/15 lf / mL vaksin jerap tetanus (tetanus adsorbed toxoid) cairan inj i.m. vaksin kombinasi DPT- hepatitis B cairan inj i.m. vaksin polio drops vaksin rabies, untuk manusia serb inj s.k./i.k. 2,5 IU 28. OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROKAN hidrogen peroksida cairan 3% karbogliserin tts telinga 10% lidokain spray oral 10% oksimetazolin tts hidung 0,025% tts hidung 0,050%
  • 55. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 49 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 29.VITAMIN dan MINERAL asam askorbat (vitamin C)  tab 50 mg tab 250 mg ergokalsiferol (vitamin D2)  kaps 50.000 IU susp 10.000 IU/mL kalsium glukonat cairan inj 10% kalsium karbonat tab 500 mg kalsium laktat (kalk) tab 500 mg kombinasi: a. ferro sulfat 200 mg b. asam folat 0,25 mg tab sal gula kombinasi: a. ferro sulfat/ferro fumarat/ ferro glukonat 60 mg b. asam folat 0,4 mg tab sal selaput piridoksin (vitamin B6) tab 10 mg tab 25 mg cairan inj 100 mg/mL retinol (vitamin A) kaps lunak 100.000 IU kaps lunak 200.000 IU tiamin (vitamin B1) tab 50 mg
  • 56. Daftar Obat Esensial Nasional 201550 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA B. Puskesmas KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID, ANTIPIRAI 1.1  ANALGESIK NARKOTIK kodein tab 10 mg tab 20 mg petidin cairan inj i.m./i.v. 50 mg/mL (HCl) 1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK ibuprofen tab 200 mg tab 400 mg susp 100 mg/5 mL natrium diklofenak tab sal enterik 25 mg tab sal enterik 50 mg parasetamol tab 500 mg sir 120 mg/5 mL drops 60 mg/0,6 mL
  • 57. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 51 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 1.3 ANTIPIRAI alopurinol tab 100 mg tab 300 mg kolkisin tab 500 mcg 2. ANESTETIK 2.1 ANESTETIK LOKAL etil klorida spray 100 mL lidokain cairan inj 2% jeli 2% spray oral 10% 2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN ketamin cairan inj i.v. 50 mg/mL cairan inj i.v. 100 mg/mL oksigen ih, gas dalam tabung 2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF atropin cairan inj i.v./i.m./s.k. 0,25 mg/mL diazepam cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL
  • 58. Daftar Obat Esensial Nasional 201552 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 3. ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS deksametason cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL difenhidramin cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL epinefrin (adrenalin) cairan inj i.v./s.k./i.m. 0,1% klorfeniramin tab 4 mg loratadin tab 10 mg setirizin sir 5 mg/5 mL 4. ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN 4.1 KHUSUS atropin cairan inj 0,25 mg/mL natrium bikarbonat tab 500 mg natrium tiosulfat cairan inj i.v. 25% 4.2 UMUM karbon aktif tab magnesium sulfat serb 5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI diazepam cairan inj i.v. 5 mg/mL lar rektal 5 mg/2,5 mL lar rektal 10 mg/2,5 mL
  • 59. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 53 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) fenitoin kaps 30 mg kaps 100 mg cairan inj 50 mg/mL fenobarbital tab 30 mg tab 100 mg karbamazepin tab 200 mg sir 100 mg/5 mL magnesium sulfat cairan inj i.v. 20% cairan inj i.v. 40% valproat tab lepas lambat 250 mg tab lepas lambat 500 mg tab salut enterik 250 mg sir 250 mg/5 mL 6. ANTIINFEKSI 6.1 ANTELMINTIK 6.1.1 Antelmintik Intestinal albendazol tab 400 mg
  • 60. Daftar Obat Esensial Nasional 201554 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) mebendazol tab 100 mg tab 500 mg sir 100 mg/5 mL pirantel pamoat tab 250 mg susp 125 mg/5 mL 6.1.2 Antifilaria dietilkarbamazin tab 100 mg 6.1.3 Antisistosoma prazikuantel tab 600 mg 6.2 ANTIBAKTERI 6.2.1 Beta Laktam amoksisilin tab 250 mg tab 500 mg sir kering 125 mg/5 mL sir kering 250 mg/5 mL ampisilin serb inj i.m./i.v. 250 mg/vial serb inj i.v. 1000 mg/vial
  • 61. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 55 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) benzatin benzil penisilin cairan inj i.m. 1,2 juta IU/mL cairan inj i.m. 2,4 juta IU/mL fenoksimetil penisilin (penisilin V)  tab 250 mg tab 500 mg prokain benzilpenisilin serb inj i.m. 3 juta IU/vial 6.2.2 Antibakteri Lain 6.2.2.1 Tetrasiklin doksisiklin kaps 100 mg tetrasiklin kaps 250 mg (HCl) kaps 500 mg (HCl) 6.2.2.2 Kloramfenikol kloramfenikol kaps 250 mg susp 125 mg/5 mL 6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim kotrimoksazol kombinasi tiap 5 mL: a. sulfametoksazol 200 mg b. trimetoprim 40 mg susp 240 mg
  • 62. Daftar Obat Esensial Nasional 201556 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kotrimoksazol (dewasa) kombinasi: a. sulfametoksazol 400 mg b. trimetoprim 80 mg tab 480 mg kotrimoksazol forte (dewasa) kombinasi: a. sulfametoksazol 800 mg b. trimetoprim 160 mg tab 960 mg 6.2.2.4 Makrolid eritromisin kaps 250 mg tab 500 mg sir kering 200 mg/5 mL 6.2.2.5 Aminoglikosida - 6.2.2.6 Kuinolon siprofloksasin tab sal selaput 500 mg 6.2.2.7 Penggunaan Khusus metronidazol tab 250 mg tab 500 mg susp 125 mg/5 mL lar inf 5 mg/mL
  • 63. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 57 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS 6.3.1 Antilepra dapson tab 100 mg klofazimin, micronized kaps dalam minyak 50 mg kaps dalam minyak 100 mg rifampisin kaps 300 mg 6.3.2 Antituberkulosis isoniazid tab 100 mg tab 300 mg streptomisin serb inj 1000 mg/vial kombinasi untuk dewasa: Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 150 mg b. isoniazid 75 mg c. pirazinamid 400 mg d. etambutol 275 mg kapl sal selaput kombinasi untuk dewasa: Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 150 mg b. isoniazid 150 mg kapl sal selaput
  • 64. Daftar Obat Esensial Nasional 201558 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kombinasi untuk anak: Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) b. rifampisin 75 mg c. isoniazid 50 mg d. pirazinamid 150 mg kapl sal selaput kombinasi untuk anak: Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 50 mg kapl sal selaput kombinasi untuk dewasa: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 450 mg b. isoniazid 300 mg c. pirazinamid 500 mg d. etambutol 250 mg dan 500 mg kapl sal selaput kombinasi untuk dewasa: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 350 mg b. isoniazid 300 mg c. etambutol 400 mg kapl sal selaput
  • 65. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 59 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kombinasi untuk anak: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 75 mg b. isoniaszd 100 mg c. pirazinamid 200 mg kapl sal selaput   kombinasi untuk anak: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 100 mg kapl sal selaput   6.4 ANTIFUNGI griseofulvin, micronized tab 125 mg tab 250 mg tab 500 mg ketokonazol tab 200 mg nistatin tab sal gula 500.000 IU susp 100.000 IU/mL 6.5 ANTIPROTOZOA 6.5.1 Antiamubiasis dan Antigiardiasis metronidazol  tab 250 mg tab 500 mg
  • 66. Daftar Obat Esensial Nasional 201560 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 6.5.2 Antimalaria 6.5.2.1 Untuk Pencegahan doksisiklin kaps 100 mg 6.5.2.2 Untuk Pengobatan artemether cairan inj 80 mg/mL artesunat cairan inj i.v./i.m. 60 mg/mL kombinasi: a. dihidro artemisinin 40 mg b. piperakuin 320 mg tab sal selaput kuinin tab 200 mg tab 250 mg cairan inj i.v. 25% primakuin tab 15 mg 6.6 ANTIVIRUS 6.6.1 Antiherpes asiklovir tab 200 mg tab 400 mg
  • 67. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 61 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 6.6.2. Antiretroviral 6.6.2.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) - 6.6.2.2 Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) - 6.6.2.3 Protease Inhibitor - 7. ANTIMIGREN kombinasi: a. ergotamin 1 mg b. kafein 50 mg tab 8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI PALIATIF 8.1 HORMON DAN ANTIHORMON - 8.2 IMUNOSUPRESAN -
  • 68. Daftar Obat Esensial Nasional 201562 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 8.3 SITOTOKSIK - 8.4 LAIN-LAIN - 9. ANTIPARKINSON - 10. OBAT yang MEMPENGARUHI DARAH 10.1 ANTIANEMIA asam folat tab 0,4 mg tab 1 mg ferro sulfat tab sal selaput 300 mg sir 150 mg/5 mL sianokobalamin (vitamin B12) tab 50 mcg 10.2 OBAT yang MEMPENGARUHI KOAGULASI fitomenadion (vitamin K1) tab sal gula 10 mg cairan inj i.m. 2 mg/mL cairan inj i.m. 10 mg/mL
  • 69. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 63 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 10.3 INTOKSIKASI ZAT BESI - 11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA 11.1 PRODUK DARAH - 11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER - 12. DIAGNOSTIK 12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI - 12.2 TES FUNGSI 12.2.1 Ginjal - 12.2.2 Mata fluoresein tts mata 2,5 mg/mL cairan inj 100 mg/mL 12.3 TES KULIT tuberkulin protein purified derivative serb inj 2 TU /0,1 mL
  • 70. Daftar Obat Esensial Nasional 201564 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 13. ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN 13.1 ANTISEPTIK hidrogen peroksida cairan 3% klorheksidin lar 15% povidon iodin lar 100 mg/mL 13.2 DISINFEKTAN etanol 70% cairan 70% kalsium hipoklorit serb paraformaldehid larutan buffer 10% 14. OBAT dan BAHAN untuk GIGI dan MULUT 14.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI eugenol cairan formokresol cairan gutta percha dan paper points 15 mm - 40 mm 45 mm - 80 mm kalsium hidroksida bubuk, pasta klorfenol kamfer mentol (CHKM) cairan
  • 71. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 65 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) klorheksidin lar 0,2% natrium hipoklorit cairan konsentrat 5% pasta pengisi saluran akar pasta 14.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL nistatin susp 100.000 IU/mL 14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES fluor kapl 1 mg sediaan topikal 14.4 BAHAN TUMPAT bahan tumpatan sementara lar, serb glass ionomer ART (Atraumatic Restorative Treatment) serb lar cocoa butter 5 g komposit resin set 14.5 PREPARAT LAINNYA anestetik lokal gigi kombinasi: a. lidokain HCl 2% b. epinefrin 1 : 80.000 cairan inj 2 mL
  • 72. Daftar Obat Esensial Nasional 201566 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) articulating paper kertas warna penanda oklusi etil klorida spray 100 mL lidokain cairan inj 2% (HCl) salep 5% (HCl) spray oral 10% (HCl) pasta devitalisasi (non arsen) pasta surgical ginggival pack pasta 15. DIURETIK furosemid tab 40 mg cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL hidroklorotiazid tab 25 mg spironolakton tab 25 mg 16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI 16.1 HORMON ANTIDIURETIK - 16.2 ANTIDIABETES 16.2.1 Antidiabetes, Oral glibenklamid tab 2,5 mg tab 5 mg
  • 73. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 67 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) glipizid tab 5 mg tab 10 mg metformin tab 500 mg tab 850 mg 16.2.2 Antidiabetes, Parenteral - 16.3 HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMPENGARUHI FERTILITAS 16.3.1 Androgen - 16.3.2 Estrogen - 16.3.3 Progestogen - 16.3.4 Kontrasepsi 16.3.4.1 Kontrasepsi, Oral kombinasi: a. levonorgestrel 150 mcg b. etinilestradiol 30 mcg tab sal gula  
  • 74. Daftar Obat Esensial Nasional 201568 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 16.3.4.2 Kontrasepsi, Parenteral medroksi progesteron asetat cairan inj 150 mg/mL 16.3.4.3 Kontrasepsi, Implan levonorgestrel implan 2 rods 75 mg (3-4 tahun) 16.3.5 Lain-lain - 16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROID lugol lar propiltiourasil tab 100 mg 16.5 KORTIKOSTEROID deksametason tab 0,5 mg cairan inj 5 mg/mL hidrokortison serb inj 100 mg/vial prednison tab 5 mg 17. OBAT KARDIOVASKULER 17.1 ANTIANGINA atenolol tab 50 mg
  • 75. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 69 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) diltiazem tab 30 mg (HCl) gliseril trinitrat tab 0,5 mg isosorbid dinitrat tab sublingual 5 mg tab sublingual 10 mg cairan inj i.v.1 mg/mL 17.2 ANTIARITMIA digoksin tab 0,25 mg propranolol tab 10 mg 17.3 ANTIHIPERTENSI amlodipin tab 5 mg tab 10 mg atenolol tab 50 mg tab 100 mg diltiazem tab 30 mg (HCl) hidroklorotiazid tab 25 mg kaptopril tab 12,5 mg tab 25 mg tab 50 mg
  • 76. Daftar Obat Esensial Nasional 201570 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) nifedipin tab 10 mg 17.4 ANTIAGREGASI PLATELET asam asetilsalisilat (asetosal) tab 80 mg 17.5 TROMBOLITIK - 17.6 OBAT untuk  GAGAL JANTUNG digoksin tab 0,25 mg cairan inj 0,25 mg/mL furosemid tab 40 mg cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL kaptopril tab 12,5 mg tab 25 mg isosorbid dinitrat cairan inj 1mg/ mL 17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS - 17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA fenofibrat kaps 100 mg
  • 77. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 71 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) simvastatin tab sal selaput 10 mg tab sal selaput 20 mg 18. OBAT TOPIKAL untuk KULIT 18.1 ANTIAKNE asam retinoat krim 0,1% krim 0,05% 18.2 ANTIBAKTERI perak sulfadiazin krim 1% 18.3 ANTIFUNGI antifungi salep ketokonazol krim 2% scalp sol 2% mikonazol krim 2% serb 2% nistatin tab vaginal 100.000 IU 18.4 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK betametason salep 0,1% krim 0,1%
  • 78. Daftar Obat Esensial Nasional 201572 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) hidrokortison krim 2,5% kalamin lotio mometason furoat krim 0,1% 18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS permetrin krim 5% salep 2-4 salep 18.6 KAUSTIK perak nitrat lar 20% 18.7 KERATOLITIK dan KERATOPLASTIK asam salisilat salep 5% coal tar lar 5% urea krim 10% 18.8 LAIN-LAIN bedak salisil serb 2% 19. LARUTAN DIALISIS PERITONEAL -
  • 79. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 73 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 20. LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan LAIN-LAIN 20.1 ORAL garam oralit serb natrium bikarbonat tab 500 mg 20.2 PARENTERAL larutan mengandung elektrolit larutan mengandung karbohidrat 20.3 LAIN – LAIN air untuk injeksi cairan inj 21. OBAT untuk  MATA - 21.1. ANESTETIK LOKAL tetrakain tts mata 0,5% 21.2 ANTIMIKROBA  kloramfenikol tts mata 0,5% tts mata 1% salep mata 1%
  • 80. Daftar Obat Esensial Nasional 201574 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 21.3 ANTIINFLAMASI betametason tts mata 1 mg/mL 21.4 MIDRIATIK - 21.5 MIOTIK DAN ANTIGLAUKOMA - 22. OKSITOSIK metilergometrin tab sal selaput 0,125 mg cairan inj 0,2 mg/mL oksitosin cairan inj 10 IU/mL 23. PSIKOFARMAKA 23.1 ANTIANSIETAS dan ANTIINSOMNIA diazepam tab 2 mg tab 5 mg cairan inj i.m. 5 mg/mL 23.2 ANTIDEPRESI amitriptilin tab sal selaput 25 mg fluoksetin tab 20 mg
  • 81. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 75 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 23.3 ANTIOBSESI KOMPULSI - 23.4 ANTIPSIKOSIS flufenazin cairan inj i.m. 25 mg/mL (dekanoat) haloperidol tab 1,5 mg tab 2 mg tab 5 mg tts 2 mg/mL cairan inj i.m.5 mg/mL (HCl) cairan inj 50 mg/mL (dekanoat) klorpromazin tab sal selaput 25 mg tab sal selaput 100 mg cairan inj i.m.5 mg/mL 23.5 OBAT untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) -
  • 82. Daftar Obat Esensial Nasional 201576 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR valproat tab lepas lambat 250 mg tab lepas lambat 500 mg tab sal enterik 250 mg 23.7 OBAT untuk PROGRAM KETERGANTUNGAN - 24. RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT KOLINESTERASE 24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI NEUROMUSKULER - 24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS - 25. OBAT untuk SALURAN CERNA 25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS antasida tab kunyah omeprazol kaps 20 mg ranitidin tab 150 mg
  • 83. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 77 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) 25.2 ANTIEMETIK dimenhidrinat tab 50 mg domperidon tab 10 mg sir 5 mg/5 mL klorpromazin tab sal selaput 25 mg metoklopramid tab 10 mg 25.3 ANTIHEMOROID antihemoroid, kombinasi: a. bismut subgalat b. heksaklorofen c. lidokain d. seng oksida sup 25.4 ANTISPASMODIK atropin tab 0,5 mg cairan inj i.m./i.v./s.k. 0,25 mg/ mL hiosin butilbromid tab 10 mg 25.5 OBAT untuk  DIARE atapulgit tab garam oralit serb
  • 84. Daftar Obat Esensial Nasional 201578 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) zinc tab dispersible 20 mg 25.6 KATARTIK bisakodil tab 5 mg sup 5 mg sup 10 mg gliserin cairan obat luar 100 mg/mL laktulosa sir 3.335 g/5 mL 25.7 OBAT untuk  ANTIINFLAMASI - 26. OBAT untuk SALURAN NAPAS 26.1 ANTIASMA aminofilin tab 150 mg tab 200 mg cairan inj 24 mg/mL deksametason tab 0,5 mg cairan inj i.v. 5 mg/mL epinefrin (adrenalin) cairan inj 0,1%
  • 85. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 79 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) salbutamol tab 2 mg tab 4 mg MDI/aerosol 100 mcg/dosis 26.2 ANTITUSIF kodein tab 10 mg 26.3 EKSPEKTORAN n-asetil sistein kaps 200 mg 26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS ipratropium bromida aerosol 20 mcg/semprot cairan inhalasi 0,025% kombinasi: a. ipratropium bromida 0,5 mg b. salbutamol 2,5 mg cairan inhalasi 27. OBAT yang MEMPENGARUHI  SISTEM IMUN 27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN human tetanus immunoglobulin cairan inj i.m. 250 IU/mL
  • 86. Daftar Obat Esensial Nasional 201580 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) serum anti bisa ular: A.B.U. I (khusus ular dari luar Papua) cairan inj i.m./i.v. A.B.U.II (khusus ular dari Papua) serum antidifteri (A.D.S) cairan inj i.m. 20.000 IU/vial serum antirabies cairan inj 200 - 400 IU/mL serum antitetanus (A.T.S) Untuk pencegahan: cairan inj i.m. 1500 IU/mL cairan inj i.m. 5000 IU/mL Untuk pengobatan: inj i.m./i.v. 10.000 IU/mL inj i.m./i.v. 20.000 IU/mL 27.2 VAKSIN vaksin BCG  serb inj i.k. 0,75 mg/mL + pelarut vaksin campak serb inj s.k. vaksin jerap difteri tetanus (DT) cairan inj i.m. 40/15 lf/mL vaksin jerap difteri tetanus (Td) cairan inj i.m. 4/15 lf/mL
  • 87. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 81 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) vaksin jerap tetanus (tetanus adsorbed toxoid) cairan inj i.m. vaksin kombinasi DPT-hepatitis B cairan inj i.m. vaksin polio drops vaksin rabies, untuk manusia serb inj s.k./i.k. 2,5 IU 28. OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROKAN hidrogen peroksida cairan 3% karbogliserin tts telinga 10% lidokain spray oral 10% oksimetazolin tts hidung 0,025% tts hidung 0,050% 29.VITAMIN dan MINERAL asam askorbat (vitamin C)  tab 50 mg tab 250 mg ergokalsiferol (vitamin D2)  kaps 50.000 IU susp 10.000 IU/mL kalsium glukonat cairan inj 10% kalsium karbonat tab 500 mg
  • 88. Daftar Obat Esensial Nasional 201582 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KELAS TERAPI NAMA GENERIK FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kalsium laktat (kalk) tab 500 mg kombinasi: a. ferro sulfat 200 mg b. asam folat 0,25 mg tab sal gula kombinasi: a. ferro sulfat/ferro fumarat/ ferro glukonat 60 mg b. asam folat 0,4 mg tab sal selaput piridoksin (vitamin B6) tab 10 mg tab 25 mg cairan inj 100 mg/mL retinol (vitamin A) kaps lunak 100.000 IU kaps lunak 200.000 IU tiamin (vitamin B1) tab 50 mg
  • 89. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 83 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK.02.02/MENKES/141/2015 TENTANG KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Daftar Obat Esensial Nasional sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 312/MENKES/SK/IX/2013 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013 perlu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi dan kedokteran, pola penyakit, program kesehatan, serta perbaikan status kesehatan masyarakat; b. bahwa dalam rangka penyusunan Daftar Obat Esensial perlu dibentuk Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional Daftar Obat Esensial Nasional; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
  • 90. Daftar Obat Esensial Nasional 201584 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244), sebagimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737). 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/MENKES/SK/ III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/ VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);
  • 91. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 85 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 312/MENKES/SK/ IX/2013 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL KESATU : Susunan keanggotaan Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini; KEDUA : Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional, yang selanjutnya disebut Komite terdiri dari Tim Ahli dan Tim Pelaksana, yang masing-masing bertugas: 1. Tim Ahli bertugas a. melakukan evaluasi obat dalam Daftar Obat Esensial Nasional 2013; dan b. menilai usulan obat yang akan dikeluarkan dari Daftar Obat Esensial Nasional 2013 dan dimasukkan ke dalam Daftar Obat Esensial Nasional. 2. Tim Pelaksana bertugas: a. mempersiapkan prosedur dan pedoman pelaksanaan; b. mengkompilasi usulan/masukan; c. mempersiapkan usulan rancangan Daftar Obat Esensial Nasional; d. memfasilitasi rapat-rapat pembahasan teknis dan sidang pleno; dan
  • 92. Daftar Obat Esensial Nasional 201586 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA e. melaksanakan dokumentasi, finalisasi dan penyebaran Daftar Obat Esensial Nasional. KETIGA : Dalam melakukan tugasnya Komite bertanggung jawab dan menyampaikan laporan 1 (satu) bulan setelah berakhir masa tugas kepada Menteri Kesehatan melalui Direktur Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang tugas dan fungsinya di bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan. KEEMPAT : Segala pembiayaan yang timbul atas pelaksanaan tugas Komite dibebankan pada DIPA Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian Tahun 2015. KELIMA : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 184/MENKES/SK/V/2013 tentang Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional 2013 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. KETUJUH : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 April 2015 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA ttd NILA FARID MOELOEK
  • 93. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 87 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR HK.02.02/MENKES/141/2015 TENTANG KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL Penasehat : 1. Menteri Kesehatan 2. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Pengarah : 1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 2. Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan 3. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 4. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 5. Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan Napza Badan Pengawas Obat dan Makanan I. TIM AHLI Ketua : Iwan Dwiprahasto (Farmakoepidemiologi) Wakil Ketua : Rianto Setiabudy (Farmakologi Klinik) Anggota : 1. Abdul Muthalib (Hematologi-Onkologi Medik)
  • 94. Daftar Obat Esensial Nasional 201588 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2. Dede Gunawan (Neurologi) 3. Erna Kristin (Farmakologi) 4. Erwin Astha Triyono (Tropik Infeksi) 5. Gatot Purwoto (Obstetri Ginekologi) 6. Gunawan Darmansjah (Anestesiologi) 7. Hanafi Trisnohadi (Kardiologi) 8. Inge Sutanto (Parasitologi Klinik) 9. Murdani Abdullah (Gastroenterohepatologi) 10. Retno Widowati (Kulit dan Kelamin) 11. Robert Reverger (Psikiatri) 12. Sarwono Waspadji (Endokrin Metabolik) 13. Sawitri Darmiati (Radiologi) 14. Sri Rezeki S.Hadinegoro (Kesehatan Anak) 15. Silvia Desiree (Gigi dan Mulut) 16. Taralan Tambunan (Kesehatan Anak) 17. Wulyo Rajabto (Hemato-Onkologi) 18. Virna Dwi Oktariana (Mata) 19. Cissy RS Prawira (Kesehatan Anak) 20. Parlindungan Siregar (Ginjal-Hipertensi) 21. Faisal Yunus (Pulmonologi) 22. Sumariyono Sarmidi (Rheumatologi) 23. Arini Setiawati (Farmakologi) 24. Armen Muchtar (Farmakologi Klinik) 25. Sri Suryawati (Farmakologi) 26. Nafrialdi (Farmakologi) 27. Sugito Wonodirekso (Dokter Keluarga) 28. Rizki Rahayuningsih (Dokter Keluarga)
  • 95. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 89 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 29. Dwiana Andayani (BPOM) 30. Triyekti Hidayati (BPOM) 31. Santi Rosamarlia (Puskesmas) 32. Darus Sahmedi (Puskesmas) 33. Tisna Misnawati (Puskesmas) 34. Irma Ardiana (BKKBN) 35. Cicik Agustina (BKKBN) II. TIM PELAKSANA Ketua : Direktur Bina Pelayanan Kefarmasian Wakil Ketua : Kepala Subdirektorat Standarisasi Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian Sekretaris : 1. Kepala Seksi Standarisasi Pelayanan Kefarmasian 2. Kepala Seksi Standarisasi Penggunaan Obat Rasional Anggota : 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 2. Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 3. Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan 4. Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar 5. Direktur Bina Kesehatan Ibu 6. Direktur Bina Kesehatan Anak 7. Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung 8. Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular 9. Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang 10. Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra
  • 96. Daftar Obat Esensial Nasional 201590 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 11. Kepala Subdirektorat Farmasi Klinik, Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian 12. Kepala Subdirektorat Farmasi Komunitas, Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian 13. Kepala Subdirektorat Penggunaan Obat Rasional, Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian 14. Kepala Subdirektorat Penyediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Sekretariat : 1. Endah Septni Restiati 2. Rengganis Pranandari 3. Vitri Sariati MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA ttd, NILA FARID MOELOEK
  • 97. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 91 PENYUSUNAN dan PENERAPAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL (DOEN) A. Umum Konsep Obat Esensial di Indonesia mulai diperkenalkan dengan diterbitkannya Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang pertama pada tahun 1980, dan dengan terbitnya Kebijakan Obat Nasional pada tahun 1983. Selanjutnya untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan farmasi, serta perubahan pola penyakit, DOEN direvisi secara berkala sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, maka DOEN akan direvisi setiap 2 (dua) tahun. DOEN yang terbit pada tahun 2015 ini merupakan revisi dari DOEN 2013. Pada tahun 2007, Organisasi Kesehatan Dunia - World Health Organization (WHO) telah melaksanakan program Good Governance on Medicines (GGM) tahap pertama di Indonesia dengan melakukan survey tentang proses transparansi 5 (lima) fungsi kefarmasian. Salah satunya adalah proses seleksi DOEN, yang dari segi proses transparansi dinilai kurang memadai. Pada pertemuan peringatan 30th Essential Medicine List WHO di Srilanka (2007), diberikan tekanan kembali pentingnya transparansi proses seleksi baik dari tim ahli yang melakukan revisi, proses revisi, dan metode revisi yang harus semakin mengandalkan Evidence Based Medicine (EBM), dan pentingnya pernyataan bebas conflict of interest dari para anggota tim ahli. Beberapa hal yang telah dilakukan dalam proses penyusunan DOEN 2015: 1. Pemilihan tim ahli dan konsultan telah melalui proses seleksi yang cukup ketat, termasuk penilaian terhadap kemungkinan konflik kepentingan. Anggota Tim Ahli harus menandatangani pernyataan bebas konflik kepentingan (conflict of interest). Hasil rapat pembahasan teknis dijaga kerahasiaannya dan tidak akan dibicarakan kembali di luar forum dengan pihak manapun (confidential).
  • 98. Daftar Obat Esensial Nasional 201592 2. Dalam proses penyusunan DOEN ini pengelola program di lingkungan Kementerian Kesehatan telah terlibat secara aktif, mengingat pentingnya peran DOEN dalam penyediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendukung pelaksanaan program. Untuk itu obat yang digunakan dalam program yang telah memenuhi kriteria obat esensial dicantumkan dalam DOEN. 3. Selain pendapat dan pengalaman para ahli, pemanfaatan data bukti ilmiah terkini (evidence based medicine) sangat diutamakan. 4. Revisi bersifat menyeluruh dalam arti mengkaji seluruh obat dan bentuk formulasinya dalam DOEN edisi sebelumnya, termasuk catatan yang sudah tidak sesuai lagi. 5. Adanya transparansi dalam keseluruhan proses penyusunan, termasuk prosedur pelaksanaan dan kriteria pemilihan obat. Bentuk transparansi juga ditunjukkan dengan adanya penjelasan tentang beberapa alasan mengapa suatu obat perlu dikeluarkan dan ditambahkan, ataupun adanya perubahan bentuk sediaan dan kekuatan. 6. Daftar obat esensial WHO edisi terakhir juga dijadikan sebagai acuan pertimbangan dalam proses pemilihan obat. Tidak semua obat yang tercantum dalam WHO Essential Medicines List (EML) dimasukkan dalam DOEN. 7. Ketersediaan obat menjadi kendala utama dalam penerapan DOEN di fasilitas kesehatan. Sehingga dalam proses pembahasan, ketersediaan obat di pasaran menjadi salah satu pertimbangan suatu obat dimasukkan dalam DOEN. Untuk selanjutnya draft akhir DOEN dilakukan pengecekan ulang ke data obat yang terdaftar di Badan POM. B. Obat Esensial Nasional DOEN merupakan daftar obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia
  • 99. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 93 di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. 1. Pemilihan Obat Esensial a. Kriteria Pemilihan Obat Esensial Pemilihan obat esensial didasarkan atas kriteria berikut: 1) Memiliki izin edar dan indikasi yang disetujui oleh BPOM. 2) Memiliki khasiat dan keamanan terbaik berdasarkan bukti ilmiah terkini dan sahih. 3) Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan pasien. 4) Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi 5) Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas. 6) Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan. 7) Praktis dalam penggunaan dan penyerahan yang disesuaikan dengan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan. 8) Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien. 9) Apabila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang serupa, pilihan dijatuhkan pada: - Obat yang sifatnya paling banyak diketahui berdasarkan bukti ilmiah; - Obat dengan sifat farmakokinetik dan farmakodinamik yang diketahui paling menguntungkan; - Obat yang stabilitasnya lebih baik; - Mudah diperoleh;
  • 100. Daftar Obat Esensial Nasional 201594 10) Untuk obat jadi kombinasi tetap, harus memenuhi persyaratan: - Obat hanya bermanfaat bagi pasien jika diberikan dalam bentuk kombinasi tetap; - Menunjukkan khasiat dan keamanan yang lebih tinggi daripada masing- masing komponen; - Perbandingan dosis merupakan perbandingan yang tepat untuk sebagian besar pasien yang memerlukan kombinasi tersebut; - Memiliki kemampuan meningkatkan rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio); - Untuk antibiotik, harus dapat mencegah atau mengurangi terjadinya resistensi dan efek merugikan lainnya; 11) Obat tradisional dan suplemen makanan tidak dimasukkan sebagai usulan obat esensial. b. Kriteria Penambahan dan Pengurangan 1) Dalam hal penambahan obat baru, harus dipertimbangkan untuk menghapus obat dengan indikasi yang sama yang tidak lagi merupakan pilihan, kecuali terdapat alasan yang kuat untuk mempertahankannya. 2) Obat program diusulkan oleh Pengelola Program dan akan dinilai sesuai kriteria pemilihan obat esensial. 3) Dalam pelaksanaan revisi seluruh obat yang ada dalam DOEN edisi sebelumnya dikaji oleh Komite Nasional (Komnas) Penyusunan DOEN, hal ini memungkinkan untuk mengeluarkan obat-obat yang dianggap sudah tidak efektif lagi atau sudah ada pengganti yang lebih baik.
  • 101. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 95 4) Untuk obat yang sulit diperoleh di pasaran namun tetap dibutuhkan, maka akan tetap dicantumkan dalam DOEN. Selanjutnya diupayakan Pemerintah untuk menjamin ketersediaannya. 5) Obat yang baru diusulkan harus memiliki bukti ilmiahterkini(evidencebasedmedicine),telahjelas efikasinya dan keamanan, serta keterjangkauan harganya. Dalam hal ini obat yang tersedia dalam nama generik menjadi prioritas pemilihan. c. Petunjuk Tingkat Pembuktian dan Rekomendasi Tingkat pembuktian dan rekomendasi diambil dari US Agency for Health Care Policy and Research, sebagai berikut : TINGKATPEMBUKTIAN (STATEMENTS OFEVIDENCE) Ia Fakta diperoleh dari analisis meta (meta analysis) atau telaah sistematik (systematic review) terhadap uji klinik acak dengan kontrol. Ib Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu uji klinik acak dengan kontrol. II Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu studi dengan kontrol, tanpa acak, yang dirancang dengan baik. IIb Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu studi quasi-eksperimental jenis lain yang dirancang dengan baik. III Fakta diperoleh dari studi observasional yang dirancang dengan baik seperti studi kohort, kasus kontrol, potong lintang. IV Fakta yang diperoleh dari laporan kasus dan opini KomiteAhli dan/atau pengalaman klinik dari pakar yang disegani.
  • 102. Daftar Obat Esensial Nasional 201596 C. Penerapan Konsep Obat Esensial Obat Esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan. Jika dalam pelayanan kesehatan diperlukan obat di luar DOEN, dapat disusun dalam Formularium Rumah Sakit. Penerapan Konsep Obat Esensial dilakukan melalui Daftar Obat Esensial Nasional, Formularium Nasional, Formularium Rumah Sakit, dan Formularium Spesialistik, yang merupakan komponen saling terkait untuk mencapai peningkatan ketersediaan dan kerasionalan penggunaan obat. 1. Daftar Obat Esensial Nasional Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) merupakan daftar yang berisikan obat terpilih yang paling dibutuhkan dan diupayakan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. DOEN merupakan standar nasional minimal untuk pelayanan kesehatan. Penerapan DOEN dimaksudkan untuk meningkatkan ketepatan, keamanan, kerasionalan penggunaan dan pengelolaan obat yang sekaligus meningkatkan daya guna dan hasil guna biaya yang tersedia sebagai salah satu langkah untuk memperluas, memeratakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Penerapan DOEN harus dilaksanakan secara konsisten dan terus-menerus di semua fasilitas pelayanan kesehatan. Bentuk sediaan dan kekuatan sediaan yang tercantum dalam DOEN adalah mengikat. Besar kemasan yang diadakan untuk masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan didasarkan pada efisiensi pengadaan dan distribusinya dikaitkan dengan penggunaan. 2. Formularium Nasional Formularium Nasional (Fornas) merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
  • 103. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 97 Daftar obat disusun oleh Komite Nasional Penyusunan Formularium Nasional didasarkan pada bukti ilmiah terkini, aman, berkhasiat, dan harga terjangkau. Obat yang tercantum dalam Formularium Nasional harus dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya. Dengan adanya Fornas pasien akan mendapatkan obat terpilih yang aman, tepat, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau. 3. Formularium Rumah Sakit Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat yang disepakati beserta infomasinya yang harus diterapkan di rumah sakit. Formularium Rumah Sakit disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) / Komite Farmasi dan Terapi (KFT) rumah sakit berdasarkan DOEN dan Fornas dan disempurnakan dengan mempertimbangkan obat lain yang terbukti secara ilmiah dibutuhkan untuk pelayanan di rumah sakit tersebut. Penyusunan Formularium Rumah Sakit juga mengacu pada pedoman pengobatan yang berlaku. Penerapan Formularium Rumah Sakit harus selalu dipantau. Hasil pemantauan dipakai untuk pelaksanaan evaluasi dan revisi agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran. 4. Formularium Spesialistik Formularium Spesialistik merupakan suatu buku yang berisi informasi lengkap obat-obat yang paling dibutuhkan oleh dokter spesialis bidang tertentu, untuk pengelolaan pasien dengan indikasi penyakit tertentu. Formularium Spesialistik disusun untuk meningkatkan ketaatan para dokter spesialis rumah sakit terhadap Formularium Rumah Sakit yang selama ini masih sangat rendah. Bidang spesialisasi tertentu bisa saja mempunyai banyak subspesialisasi, misalnya bidang spesialisasi Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, merupakan bidang spesialisasi yang mempunyai banyak subspesialisasi, sehingga dapat disusun daftar obat esensial khusus untuk Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
  • 104. Daftar Obat Esensial Nasional 201598 Penyusunan Formularium Spesialistik melibatkan baik asosiasi profesi dokter spesialis terkait maupun masing- masing subspesialisasinya. Dengan keikutsertaan serta peran aktif para spesialis diharapkan para spesialis tersebut merasa memiliki sehingga penggunaan obat rasional dapat diterapkan dengan baik. D. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) KIE mengenai obat esensial merupakan suatu prasyarat untuk mendorong penggunaan obat dan penulisan resep yang rasional oleh tenaga kesehatan. KIE kepada tenaga kesehatan dan masyarakat dalam rangka peningkatan penggunaan obat yang rasional perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara terus-menerus melalui jalur berikut: 1. Instansi pemerintah/swasta 2. Organisasi profesi yang terkait 3. Kurikulum pendidikan tenaga kesehatan 4. Jalur lain yang memungkinkan E. Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan dilakukan untuk menunjang proses penyusunan dan penyempurnaan DOEN. Penelitian dan pengembangan tersebut dilaksanakan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dalam bidang kedokteran, farmasi, epidemiologi, dan pendidikan. Hasil penelitian dan pengembangan digunakan sebagai masukan dalam proses revisi dan penyempurnaan DOEN secara berkala. F. Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk menunjang keberhasilan penerapan DOEN melalui mekanisme pemantauan dan evaluasi keluaran dan dampak penerapan DOEN yang sekaligus dapat mengidentifikasi permasalahan potensial dan strategi penanggulangan yang efektif. Hal ini dapat dicapai melalui koordinasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi penerapan DOEN oleh Kementerian Kesehatan. Pemantauan dan evaluasi tersebut dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
  • 105. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 99 G. Jaga Mutu Jaga mutu obat menyeluruh yang meliputi tahap pengembangan produk, Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), monitoring mutu obat pada rantai distribusi dan penggunaannya,merupakan elemen penting dalam penerapan konsep obat esensial. H. Resistensi Antibiotik Resistensi antibiotik makin meningkat terutama pada antibiotik esensial lini pertama, yang relatif murah harganya. Keadaan ini dinilai sangat membahayakan, karena pada akhirnya dunia kesehatan akan kehilangan antibiotik yang masih peka dan potensial untuk memerangi penyakit-penyakit infeksi yang baru muncul (emerging) maupun muncul kembali (reemerging). Penyebabnya karena penggunaan antibiotik yang tidak rasional, baik oleh tenaga kesehatan maupun pasien. Untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik diperlukan upaya: 1. Menyelenggarakan surveilans pola resistensi mikroba sehingga diperoleh pola resisten bakteri terhadap antibiotik. 2. Menyelenggarakan surveilans pola penggunaan antibiotik. Penyelenggara surveilans pola penggunaan antibiotik adalah institusi penelitian dan rumah sakit, puskesmas, dinas kesehatan serta institusi kesehatan, pendidikan dan lembaga penelitian lain. 3. Mengendalikan penggunaan antibiotik oleh petugas kesehatan dengan cara memberlakukan kebijakan penulisan resep antibiotik secara bertahap sesuai dengan keadaan pasien dan penyakit yang dideritanya, dengan pilihan mulai dari antibiotik lini pertama, kedua, ketiga dan antibiotik yang sangat dibatasi penggunaannya. 4. Menyelenggarakan komunikasi, informasi dan edukasi kepada semua pihak yang menggunakan antibiotik baik petugas kesehatan maupun pasien atau masyarakat luas tentang cara menggunakan antibiotik secara rasional dan
  • 106. Daftar Obat Esensial Nasional 2015100 bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan antibiotik yang tidak rasional. I. Terminologi 1. Isi dan Format DOEN a. Satu jenis obat dapat dipergunakan dalam beberapa bentuk sediaan dan satu bentuk sediaan dapat terdiri dari beberapa jenis kekuatan. b. Dalam DOEN, obat dikelompokkan berdasarkan kelas, subkelas dan sub-subkelas terapi. Dalam setiap subkelas atau sub-subkelas terapi obat disusun berdasarkan abjad nama obat. 2. Tata Nama a. Nama obat dituliskan sesuai dengan Farmakope Indonesia edisi terakhir. Jika tidak ada dalam Farmakope Indonesia maka digunakan International Nonproprietary Names (INN) /nama generik yang diterbitkan WHO. b. Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak mempunyai nama INN (generik) ditulis dengan nama lazim, misalnya: garam oralit. c. Obat kombinasi yang tidak mempunyai nama INN (generik) diberi nama yang disepakati sebagai nama generik untuk kombinasi dan dituliskan masing-masing komponen zat aktifnya disertai kekuatan masing- masing komponen. d. Untuk beberapa hal yang dianggap perlu nama sinonim, dituliskan di antara tanda kurung. e. Penulisan istilah teknis atau bahasa asing digunakan huruf miring. f. Singkatan yang ada dalam DOEN dapat berupa Bahasa Indonesia maupun singkatan khusus seperti yang lazim.
  • 107. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 101 3. Pengertian a. Bentuk sediaan Bentuk sediaan adalah bentuk obat sesuai proses pembuatan obat tersebut dalam bentuk seperti yang akan digunakan, misalnya tablet salut enterik, injeksi intravena dan sebagainya. b. Kekuatan sediaan Kekuatan sediaan adalah kadar zat aktif dalam sediaan obat jadi, misalnya: isoniazid tablet 300 mg, kuinin tablet 200 mg. J. Proses Revisi DOEN Tata cara ini merupakan acuan dalam pelaksanaan revisi DOEN 2015 yang sangat diperlukan untuk terwujudnya proses transparansi dan akuntabilitas. Acuan ini berisi kepanitiaan, penetapan kriteria proses rekrutmen anggota tim ahli penyusunan DOEN, tugas dan kewajiban anggota tim ahli, jenis dan penyelenggaraan rapat pembahasan dan cara penyebarluasan DOEN. 1. Kepanitiaan a. Organisasi 1) Struktur organisasi berbentuk Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional (Komnas Penyusunan DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, terdiri dari : a) Tim Ahli b) Tim Pelaksana, dan c) Sekretariat 2) Keanggotaan Komnas Penyusunan DOEN bersifat tetap sampai terbentuk Komite pada revisi DOEN berikutnya. Komnas Penyusunan DOEN disahkan melalui SK Menkes dengan mencantumkan tugas-tugasnya.
  • 108. Daftar Obat Esensial Nasional 2015102 3) Nama anggota tim ahli yang terpilih disusun dan ditulis tanpa gelar, hanya dibedakan bidang keahliannya. 4) Tidak semua kelas terapi membutuhkan ahli yang harus tercantum dalam Komnas Penyusunan DOEN. 5) Apabila diperlukan, Komnas Penyusunan DOEN dapat diundang ahli di bidang spesialisasi tertentu untuk menjadi narasumber yang memberikan pandangannya dalam proses revisi tetapi tidak termasuk dalam tim ahli dan tidak ikut serta dalam pengambilan keputusan. 6) Tugas tim ahli melakukan evaluasi obat dalam DOEN 2013 dan menilai usulan obat yang akan dikeluarkan dari DOEN 2013 dan dimasukkan ke dalam DOEN. 7) Tugas Tim Pelaksana: a) mempersiapkan prosedur dan pedoman pelaksanaan; b) mengkompilasi usulan/masukan; c) mempersiapkan usulan rancangan DOEN; d) memfasilitasi rapat pembahasan teknis dan sidang pleno; dan e) melaksanakan dokumentasi, finalisasi dan penyebaran DOEN. 8) Sekretariat adalah Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan. b. Proses Pemilihan Anggota Tim Ahli 1) Persyaratan anggota Tim Ahli: a) Memiliki integritas dan standar profesional tinggi.
  • 109. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 103 b) Anggota tim ahli adalah klinikus dari berbagai bidang spesialisasi, farmakologi (klinik), dokter gigi, apoteker, dokter umum/ puskesmas dan dokter keluarga. c) Demi memperoleh tim ahli yang profesional dan tidak berpihak, maka yang bersangkutan tidak mewakili asosiasi profesi, departemen/bagian di rumah sakit, atau jabatan lain yang potensial menimbulkan konflik kepentingan. d) Menyatakan kesediaan secara tertulis. e) Bersedia menandatangani pernyataan bebas konflik kepentingan. Namun, orang yang memiliki konflik kepentingan masih dapat dipertimbangkan oleh tim menjadi anggota tim ahli, bila dinilai oleh panitia dapat menjaga integritasnya. Jika memiliki konflik kepentingan terhadap obat tertentu yang sedang dibahas, maka yang bersangkutan diminta untuk meninggalkan ruangan rapat, dan kembali setelah obat tersebut selesai dibahas. Namun hal ini belum pernah terjadi selama proses pembahasan. 2) Proses Rekrutmen Anggota Tim Ahli a) Sekretariat menyampaikan permintaan kesediaan tertulis dari yang bersangkutan, paling lambat 2 (dua) bulan sebelum rapat perdana. b) Yang bersangkutan menyatakan kesediaan tertulis 1 (satu) minggu setelah mendapat surat permintaan tersebut di atas, disertai pernyataan bebas konflik kepentingan.
  • 110. Daftar Obat Esensial Nasional 2015104 2. Tahapan Kegiatan Penyusunan DOEN a. Pengusulan Penyampaian surat usulan permintaan tertulis kepada fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit pendidikan, rumah sakit khusus, rumah sakit provinsi, rumah sakit TNI-POLRI, rumah sakit swasta terpilih, rumah sakit kabupaten terpilih, puskesmas rawat inap), Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/ Kota, puskesmas dan pengelola program (direktorat terkait di lingkungan Kementerian Kesehatan) dan organisasi profesi. Proses revisi DOEN 2015 dimulai pada tahun 2014 dengan mengirimkan surat kepada institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit tipe A, B, C, puskesmas) pemerintah maupun beberapa swasta terpilih, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, unit pengelola program pengobatan di lingkungan Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi. Setelah 2 bulan pengiriman, dari sejumlah 799 instansi yang diberikan surat, 74 instansi memberikan jawaban. Meskipun dalam surat permintaan telah diberitahukan bahwa pengusul harus memberikan data pendukung (bukti ilmiah) dan alasan, namun hanya 5 usulan yang memberikan data pendukung. Tim ahli disepakati tidak dapat memberikan usulan nama obat baru kecuali bentuk sediaan yang paling bermanfaat. Data obat yang telah diregistrasi dan sediaan yang beredar diperoleh dari Badan POM. b. Kompilasi Usulan Sekretariat melakukan kompilasi usulan yang masuk dan dikelompokkan sesuai dengan kelas terapi. Kompilasi dilakukan dalam waktu 1 (satu) bulan setelah tanggal batas usulan masuk. c. Materi revisi Materi revisi adalah matriks yang menyandingkan Daftar Obat Esensial WHO edisi tahun 2013, DOEN 2013 dan hasil kompilasi usulan. Materi revisi diserahkan kepada tim ahli 1 (satu) minggu sebelum rapat pembahasan teknis.
  • 111. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 105 d. Kriteria Pembahasan Usulan obat yang dibahas diutamakan usulan yang disertai alasan dan bukti ilmiah (evidence) yang lengkap. Ketersediaan di pasaran juga menjadi pertimbangan utama suatu obat akan dicantumkan dalam daftar. e. Cara pembahasan materi revisi 1) Revisi dilakukan dengan mengkaji usulan yang masuk dan keseluruhan obat yang telah tercantum dalam DOEN sebelumnya (2013). Hasil pembahasan adalah menerima atau menolak usulan atau mengeluarkan obat yang telah tercantum dalam DOEN sebelumnya berdasarkan permintaan atau pendapat dari anggota tim ahli. Obat dikeluarkan dapat berdasarkan ketersediaan di pasaran, alasan keamanan atau efikasinya. 2) Jenis rapat pembahasan a) Rapat Perdana berisi tentang: (1) Penjelasan tentang pengertian obat esensial (batasan, kriteria, jumlah obat esensial yang ideal dalam DOEN dan lain-lain). (2) Implementasi DOEN. (3) Tata cara revisi DOEN. (4) Tata cara dan kesepakatan dalam rapat pembahasan teknis dan rapat pleno. (5) Kriteria pemilihan obat esensial. (6) Peserta rapat: tim ahli, pengelola program, pelaksana. b) Rapat-rapat pembahasan teknis (1) Merupakan rapat-rapat pem- bahasan materi revisi.
  • 112. Daftar Obat Esensial Nasional 2015106 (2) Rapat pembahasan teknis harus dihadiri oleh ahli yang terkait dengan kelas terapi yang akan dibahas. (3) Membahas usulan penambahan/ pengurangan obat esensial dari fasilitas pelayanan kesehatan (kompilasi usulan dari berbagai institusi pelayanan kesehatan dan DOEN 2013 disediakan oleh pelaksana). (4) Mencermati secara khusus obat yang diusulkan di luar daftar obat esensial WHO terakhir yang harus dipertimbangkan secara seksama. (5) Usulan memasukkan suplemen makanan dan herbal ke dalam DOEN tidak akan dipertimbangkan. (6) Apabila tim ahli tidak dapat mengambil keputusan pada suatu masalah, maka dapat mengundang narasumber di luar tim ahli. (7) Peserta rapat: - Tim Ahli - Tim Pelaksana - Narasumber terkait. (8) Hasil rapat pembahasan teknis adalah draft yang akan disampaikan dalam rapat pleno. c) Rapat Pleno (1) Berfungsi untuk menyepakati, mengesahkan dan mensosialisasikan draft DOEN 2015.
  • 113. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 107 (2) Pimpinan sidang adalah ketua tim Komnas DOEN. (3) Pengesahan draft DOEN menjadi DOEN revisi baru, dilakukan oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan atau yang mewakili. (4) Hasil pengesahan rapat pleno tidak dapat diubah selain revisi redaksional. (5) Peserta rapat pleno selain mereka yang berfungsi sebagai pengambil keputusan di institusi masing- masing juga diharapkan berperan aktif dalam penyebarluasan DOEN. (6) Peserta rapat pleno adalah - Peserta rapat perdana - Peserta rapat pembahasan teknis - RS Provinsi terpilih dan rumah sakit lain yang memberi usulan revisi - Dinas Kesehatan Provinsi terpilih - Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota terpilih yang memberikan usulan - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) - Organisasi profesi (IDI, IDAI, PAPDI, IAI, PDGI, POGI, IKABI, PERHATI-KL, PERHOMPEDIN, PERDOSKI, PERDAMI) - Industri farmasi BUMN.
  • 114. Daftar Obat Esensial Nasional 2015108 K. Penjelasan Perubahan Obat Perubahan obat dalam DOEN 2015 baik nama generik atau formulasinya, berdasarkan kelas terapi antara lain sebagai berikut: 6. Antiinfeksi 6.1 Antelmintik 6.1.1 Antelmintik Intestinal Prazikuantel tablet 300 mg dan tablet 600 mg dikeluarkan dari kelas terapi ini karena prazikuantel diindikasikan untuk sistosomiasis. Untuk antelmintik intestinal sudah tersedia pilihan obat yang lain. 6.2 Antibakteri 6.2.1 Beta Laktam Prokain benzil penisilin serbuk injeksi i.m. 1 juta IU/vial dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM. Penambahan amoksisilin tablet 250 mg dan sirup kering 250 mg/5 mL serta sefadroksil kapsul 250 mg dan sirup kering 250 mg/5 mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk mencukupi kebutuhan antibiotik pada anak dengan berat badan yang melampaui berat badan normal pada usianya. Sefiksim tablet salut selaput 200 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada. 6.2.2.1 Tetrasiklin Oksitetrasiklin cairan injeksi i.m. 250 mg/3 mL (HCl) dan cairan
  • 115. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 109 injeksi i.m. 50 mg/mL (HCl) dikeluarkan dari DOEN 2013 karena penggunaannya semakin terbatas. 6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim Kotrimoksazol forte (dewasa) kombinasi: sulfametoksazol 800 mg dan trimetoprim 160 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada. 6.2.2.4 Makrolid Eritromisin tablet 500 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada. 6.2.2.7 Penggunaan Khusus Metronidazol suppositoria 500 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM. 6.3 Antiinfeksi Khusus 6.3.1 Antilepra Klofazimin, micronized kapsul dalam minyak 50 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 karena dibutuhkan untuk mengatasi kasus- kasus lepra di pelayanan kesehatan dasar. 6.3.2 Antituberkulosis Kombinasi untuk dewasa: (Paduan dalam bentuk kombipak) rifampisin 350 mg, isoniasid 300 mg dan etambutol 400 mg dengan bentuk sediaan kaplet salut selaput diterima masuk
  • 116. Daftar Obat Esensial Nasional 2015110 dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada. 6.3.3 Antiseptik Saluran Kemih Metenamin mandelat (heksamin mandelat) tablet salut enterik 500 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM, sehingga sub sub kelas terapi 6.3.3 dihilangkan dari kelas terapi ini. 6.4 Antifungi Griseofulvin, micronized tablet 500 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada. 6.5 Antiprotozoa 6.5.2 Antimalaria 6.5.2.2 Untuk Pengobatan Kuinin tablet 222 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena setara dengan kuinin tablet 200 mg yang telah tersedia. Kombinasi dihidroartemisinin 40 mg dan piperakuin 320 mg dalam bentuk sediaan tablet salut selaput diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menggantikan kombinasi (kombipak): artesunat tablet 50 mg dan amodiakuin tablet 200 mg yang dikeluarkan dari DOEN 2013. Obat ini harus disimpan ditempat yang tidak terkena sinar matahari untuk mencegah penurunan potensi obat
  • 117. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 111 yang akan berpengaruh pada manfaat klinisnya. 6.6 Antivirus 6.6.2. Antiretroviral 6.6.2.2 Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) Penambahan efavirens tablet 200 mg diterima masuk dalam DOEN 2015, untuk pengobatan HIV/AIDS. Kombinasi FDC: zidovudin 60 mg, lamivudin 30 mg dan nevirapin 50 mg tablet dispersible diterima dalam DOEN 2015, untuk penderita HIV/AIDS pada anak. 7. Antimigren 7.1 Profilaksis Propranolol tablet 10 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak mendapatkan persetujuan untuk indikasi profilaksis migren oleh Badan POM. 8. Antineoplastik, Imunosupresan dan Obat untuk Terapi Paliatif 8.1 Hormon dan Antihormon Deksametason tablet 4 mg, medroksi progesteron asetat tablet 250 mg dan cairan injeksi 200 mg/mL, serta testosteron kapsul lunak 40 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM. Deksametason tablet 1 mg dan tablet 2 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 sebagai pengganti tablet 4 mg yang dikeluarkan.
  • 118. Daftar Obat Esensial Nasional 2015112 8.2 Imunosupresan Hidroksiklorokuin tablet 200 mg dan cairan injeksi 50 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk penatalaksanaan SLE (Systemic Lupus Erythematosus). Siklosporin kapsul lunak 50 mg dan cairan injeksi 100 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan sediaan yang sudah ada. 8.3 Sitostatik Dosetaksel cairan injeksi 20 mg/0,5 mL dan cairan injeksi 80 mg/2mL dikeluarkan dari DOEN 2013 karena merupakan sediaan yang sama dengan cairan injeksi 40 mg/mL. Fluourasil cairan injeksi 500 mg/10 mL dikeluarkan dari DOEN 2013 karena merupakan sediaan yang sama dengan cairan injeksi 50 mg/mL. Sitarabin serbuk injeksi 500 mg/vial dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM. Sitarabin cairan injeksi 50 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan sediaan yang sudah ada. 8.4 Lain-Lain Kalsium folinat cairan injeksi 5 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan sediaan yang sudah ada. 10. Obat yang Mempengaruhi Darah 10.2 Obat yang Mempengaruhi Koagulasi Fitomenadion (vitamin K1) cairan injeksi i.m 10 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 karena dibutuhkan bagi ibu hamil yang menderita anemia. Warfarin tablet 1 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada.
  • 119. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 113 11. Produk Darah dan Pengganti Palsma 11.1 Produk Darah Faktor VIII (konsentrat) serbuk injeksi 500 IU/vial + pelarut 5 mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan sediaan yang sudah ada 12. Diagnostik 12.1 Bahan Kontras Radiologi Amidotrizoat 370 mg I/mL dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM. 15. Diuretik Amilorid tablet 5 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM. Hidroklorotiazid tablet 12,5 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM. 16. Hormon, Obat Endokrin Lain dan Kontrasepsi 16.2 Antidiabetes 16.2.1 Antidiabetes, Oral Glipizid tablet 10 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada. Metformin tablet 850 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada. 16.3 Hormon Kelamin dan Obat yang Mempengaruhi Fertilitas 16.3.2 Estrogen Etinilestradiol tablet 0,5 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
  • 120. Daftar Obat Esensial Nasional 2015114 16.3.3 Progesteron Hidroksi progesteron dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM 16.3.4.3 Kontrasepsi, AKDR (IUD) Copper T dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak termasuk dalam kategori obat. 17. Obat  Kardiovaskuler 17.1 Antiangina Isosorbid dinitrat tablet sublingual 10 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada. 17.3 Antihipertensi Diltiazem serbuk injeksi 10 mg/vial dan serbuk injeksi 50 mg/vial diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah bentuk sediaan yang sudah ada. 17.6 Obat untuk Gagal Jantung Karvedilol tablet 25 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan sediaan yang sudah ada. 17.8 Antihiperlipidemia Simvastatin tablet salut selaput 40 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan sediaan yang sudah ada. 18. Obat Topikal untuk Kulit 18.2 Antibakteri Antibakteri kombinasi basitrasin 500 UI/g dan polimiksin B 10.000 UI/g dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
  • 121. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 115 18.3 Antifungi Ketokonazol scalp sol 2% diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk mengobati pityriasis yang luas. 20. Larutan Elektrolit, Nutrisi dan Lain-Lain 20.2 Parenteral Penetapan larutan parenteral dalam 5 (lima) kategori yaitu larutan mengandung asam amino, larutan mengandung elektrolit, larutan mengandung karbohidrat, larutan mengandung karbohidrat+elektrolit, dan larutan mengandung lipid dengan tujuan untuk menghindari kerancuan dalam pemilihan larutan parenteral yang sangat bervariasi kandungannya. 21. Obat untuk  Mata 21.2 Antimikroba  Siprofloksasin tetes mata 3 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk infeksi bakteri pada mata. 21.4 Midriatik Homatropin tetes mata 2% dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM. 23. Psikofarmaka 23.2 Antidepresi dan Antimania Perubahan sub kelas terapi ini menjadi Antidepresi mengingat Antimania sudah tercakup dalam sub kelas terapi Gangguan Bipolar. 23.4 Antipsikosis Haloperidol tablet 0,5 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena dosis terlalu kecil sebagai antipsikosis.
  • 122. Daftar Obat Esensial Nasional 2015116 Trifluoperazin tablet 5 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena fungsinya sebagai antipsikosis sudah digantikan oleh haloperidol. 23.5 Obat untuk  ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Metilfenidat tablet SR 20 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM. 24. Relaksan Otot Perifer dan Penghambat Kolinesterase 24.1 Penghambat dan Pemacu Transmisi Neuromuskuler Suksinilkolin cairan injeksi i.v/i.m. 50 mg/mL dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM. 25. Obat untuk Saluran Cerna 25.2 Antiemetik Deksametason cairan injeksi 5 mg/mL dikeluarkan dari kelas terapi ini karena merupakan kortikosteroid general yang tidak digunakan sebagai antiemetik, dan sudah tersedia antiemetik yang lain. Metoklopramid tablet 5 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada. 25.4 Antispasmodik Atropin cairan injeksi i.m./i.v./s.k. 1 mg/mL dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM. 25.6 Katartik Bisakodil tablet 5 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 sebagai katartik.
  • 123. Daftar Obat Esensial Nasional 2015 117 Gliserin tetes 10 mg/mL dikeluarkan dari DOEN 2013 karena sudah ada sediaan lain yang lebih baik manfaat klinisnya. 26. Obat untuk Saluran Napas 26.1 Antiasma Salbutamol larutan inhalasi 0,5% dikeluarkan dari DOEN 2013, karena tidak terdaftar di Badan POM. Ipratropium bromida dengan bentuk sediaan MDI 0,02 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 karena diperlukan untuk pengobatan serangan asma akut. Metilprednisolon cairan injeksi 125 mg/2 mL diterima masuk dalam DOEN 2015 sebagai obat emergency pada pasien asma yang tidak memungkinkan untuk diberikan peroral, dan sediaan ini juga dibutuhkan pada kasus eksaserbasi. 26.4 Obat untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronis Indakaterol maleat serbuk inhalasi 150 mcg dan serbuk inhalasi 300 mcg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk penatalaksanaan PPOK. 29. Vitamin dan Mineral Nikotinamid tablet 5 mg dan tab 20 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM. Vitamin B komplek dikeluarkan dari DOEN 2013 karena telah tersedia vitamin B1, B6, dan B12. L. Penyerbarluasan DOEN Dalam rangka penerapan konsep obat esensial dalam sistem pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia, maka DOEN harus