2. Litosfer adalah lapisan kulit bumi yang paling atas.
Litosfer merupakan lapisan kulit, berasal dari kata
litos yang artinya batu, sfeer atau sphaira, yang
berarti bulatan, sehingga litosfer dapat dikatakan
sebagai lapisan batuan atau kulit bumi yang
mengikuti bentuk bumi yang bulat. Inti dalam
mempunyai jari-jari lebih kurang 1.300 km
3. Keterangan:
Crust = Kerak Bumi (30 km) terdapat dibagian Litosfer (0-70 km)
Antenosfer (70-250 km)
Upper Mantle = Mantel atas (35-400 km)
Transition Zone = Zona transisi (setengah padat, setengah cair)
(400-700 km)
Lower Mantle = Mantel bawah (700-2900 km )
Outer Core = Inti (bumi) luar = Inti besi cair (2900-5100 km)
Inner Core = Inti (bumi) dalam = Inti besi padat (5100-6900 km)
4. Lapisan – lapisan kulit litosfer
Litosfer juga terdiri atas dua bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan
Sima.
a. Lapisan Sial
mempunyai ketebalan rata-rata ± 35 km, merupakan lapisan kulit
bumi yang terbentuk dari logam silisium dan aluminium, dengan senyawanya
yang berbentuk SiO2 dan Al2O3. Selain itu, lapisan ini juga mengandung jenis-
jenis batuan metamorf, batuan sedimen, granit, andesit, dan batuan lain yang
terdapat di daratan benua. Karena sifatnya yang padat dan kaku, lapisan sial
disebut juga lapisan kerak. Lapisan kerak ini terdiri atas dua bagian, yaitu kerak
samudra dan kerak benua
5. 1. Kerak samudra,
kerak yang terdapat di samudra
ini adalah benda padat yang
terbentuk dari endapan di dasar
laut bagian atas, yang bagian
bawahnya terdapat batuan-
batuan vulkanik. Lapisan paling
bawahnya tersusun dari batuan
beku gabrodan peridotit.
2. Kerak benua,
merupakan benda padat yang
terdiri dari batuan beku granit
pada bagian atasnya dan
batuan beku basalt pada bagian
bawahnya. Kerak ini yang
menempati sebagaibenua.
6. b. Lapisan Sima
Adalah bahan yang bersifat elastis dengan
ketebalan lebih kurang 65 km. Lapisan ini tersusun
oleh logam-logam silisium dan magnesium dalam
bentuk senyawa SiO2 dan MgO.
Lapisan sial mempunyai berat jenis yang lebih
kecil daripada lapisan Sima. Hal ini disebabkan
lapisan Sima mengandung besi dan magnesium,
yang mengandung mineral feromagnesium dan
batuan basalt. Kulit bumi mengandung berbagai
macam batuan, yang dikelompokkan dalam tiga
golongan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan
metamorf.
7. 1. Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari
magma pijar yang membeku dan menjadi padat karena
proses pendinginan. Berdasarkan tempat terjadinya
pendinginan, batuan beku dapat dikelompokkan menjadi
tiga, sebagai berikut.
Gambar : jenis-jenis batuan beku
1. KLASIFIKASI BATUAN
8. a. Batuan tubir/batu beku dalam
Batuan tubir hanya terdiri dari kristal, terbentuk jauh
di dalam kulit bumi. Bongkahan kristal yang besarbesar
terjadi karena proses pendinginan yang berjalan lambat.
Contoh batuan ini adalah granit.
Beberapa sifat atau ciri-ciri
batuan plutonik adalah
sebagai berikut:
a) Umumnya berbutir lebih
kasar dibandingkan batuan
ekstrusi.
b) Jarang memperlihatkan
struktur visikular (mengandung
lubang-lubang benda gas).
c) Batuan dapat merubah
batuan yang berbatasan
pada semua sisinya
9. b. Batuan leleran/batu beku luar
Pembekuan batuan ini terjadi di luar kulit bumi
sehingga penurunan temperatur terjadi sangat cepat.
Pada pembentukannya kadang-kadang magma sama
sekali tidak menghasilkan kristal, tetapi ada juga yang
membentuk kristal-kristal kecil, sehingga batuan leleran
dapat berupa kristal kecil, kristal besar, dan bahan amorf
seperti liparit. Namun, ada juga yang berupa bahan amorf
saja seperti batu apung.
Ciri-ciri batuan beku luar (vulkanik),
antara lain sebagai berikut:
a) Pada umumnya mempunyai butir
kristal yang halus, bahkan amorf.
b) Sebagian memperlihatkan struktur
visikular artinya sebagian dari batuan
beku luar memperlihatkan adanya
lubang-lubang bekas materi gas yang
terperangkap.
c) Kristal mineral batuannya
menunjukan tekstur aphanitis (kristal
yang halus dan amorf).
10.
11. 2. Batuan Sedimen (Batuan Endapan)
Pelapukan yang dialami oleh batuan beku menyebabkan
struktur batuan yang mudah lepas. Bagian yang lepas akan mudah
terbawa air, angin, atau es. Bagian yang terangkut ini akan terendap
di suatu tempat. Bagian batuan yang mengendap ini lama-kelamaan
akan menumpuk dan mengeras membentuk batuan sedimen.
Pengerasan batuan ini disebut dengan pembaruan.
Batuan Sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas :
1. Batuan Sedimen Klastik
2. Batuan Sedimen Kimiawi
3. Batuan Sedimen Organik
Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas :
1. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
2. Batuan Sedimen Glasial
3. Batuan Sedimen Aquatis
4. Batuan Sedimen Marine
13. 3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf (malihan) terbentuk dari batuan beku
dan batuan sedimen yang mengalami perubahan akibat
panas dan tekanan.
Macam-macam batuan metamorf :
1) Metamorf kontak:
Terbentuk akibat suhu yg sangat tinggi. Batuan yg letaknya
dekat dg dapur magma, seperti batuan kapur akan berubah
menjadi batu pualam. Tumpukan vegetasi / fosil tumbuhan
akan berubah menjadi batu bara.
2) Metamorf dinamo/ kinetis:
Terbentuk akibat tekanan kuat dalam waktu lama.
Contoh : Batu sabak dan batu bara
3) Metamorf Pneumatolitis Kontak:
Terbentuk akibat pengaruh panas dan kemasukan unsur lain,
seperti gas fluor dan bor.
Contoh : Batu akik
15. Bentuk permukaan bumi bersifat
dinamis artinya dari waktu ke waktu
terus mengalami perkembangan dan
perubahan. Secara umum bentuk
permukaan bumi tidaklah rata,
dengan pengertian lain terdapat
bentuk permukaan yang tinggi/terjal
ada pula yang rendah/landai. Tinggi
rendahnya permukaan bumi
disebutrelief. Ilmu yang mempelajari
bentuk-bentuk muka bumi
disebutgeomorfologi.
Perubahan bentuk muka bumi secara
alami dipengaruhi oleh tenaga alami
yaitu tenaga endogen daneksogen.
16. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam perut
bumi.
1) Tektonisme
Tektonisme adalah tenaga dari dalam bumi yang mengakibatkan
perubahan letak (dislokasi) atau perubahan bentuk (deformasi) kulit
bumi.
Berdasarkan luas dan waktu terjadinya, gerakan lempeng tektonik
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gerak epirogenetik dan gerak
orogenetik.
Gerak epirogenetik, adalah gerak atau pergeseran lapisan
kerak bumi yangrelatif lambat dan berlangsung dalam waktu yang
lama, serta meliputi daerah yang luas.
Contoh: penenggelaman benua Gondwana menjadi Sesar Hindia.
17. Gerak epirogentik dapat dibedakan menjadi dua yaitu
sebagai berikut:
1) Epirogentik positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga
kelihatannya permukaan air laut yang naik. Contoh:
Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur (Kepulauan
Maluku dari pulau-pulau barat daya sampai ke pulau
Banda).
2) Epirogentik negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga
kelihatannya permukaan air yang turun. Contoh: naiknya
Pulau Buton dan Pulau Timor.
18. Gerak orogenetik, ialah proses pembentukan
pegunungan. Proses orogenesis meliputi luas areal yang
relatif sempit dan dalam waktu yang relatif singkat,
dibandingkan epirogenesis.
Contoh: pembentukan pegunungan-pegunungan yang
ada di bumi ini, seperti Pegunungan Andes, Rocky
Mountain, Sirkum Mediterania, dan sebagainya.
Gerak orogenetikmengakibatkanterjadinya dislokasi atau
berpindah-pindahnya letak lapisan kulit bumi. Peristiwa ini
dapat menimbulkan lipatan dan patahan.
19. 1 ) lipatan (Folded process), yaitu suatu bentuk kulit bumi berbentuk
lipatan (gelombang) yang terjadi karena adanya tenaga endogen yang
arahnya mendatar dari dua arah berlawanan, sehingga lapisan-lapisan
batuan di sekitarnya terlipat dan membentuk puncak lipatan
(antiklin) serta lembah lipatan (sinklin).
Macam-macam lipatan yang dikenal yaitu lipatan tegak, lipatan miring,
lipatan menggantung, lipatan rebah, lipatan lsoklin, dan lipatan kelopak.
Contoh pegunungan lipatan ini adalah Pegunungan tua, seperti
pegunungan Ural yang terjadi pada zaman primer.
20. 2. Patahan atau sesar , ini terjadi karena adanya proses pematahan
(fault process) pada lapisan kulit bumi. Prosesnya terjadi sangat
cepat, sehingga lapisan-lapisan yang terkena tekanan tidak
sempat lagi melipat, melainkan timbul retakan dan patah.
Bentuk patahan dapat dibedakan berdasarkan arah dan kekuatan
tenaga tekanan, sebagai berikut :
1) Adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar dan saling menjauh
satu sama lain, sehingga pada bongkah batuan terjadi retakan-retakan
dan akhirnya patah membentuk bagian yang merosot (graben atau slenk)
dan bagian yang menonjol (horst);
2) Adanya tenaga endogen yang berarah vertikal;
3) Adanya dua buah tenaga endogen mendatar yang berlawanan arah,
sehingga menimbulkan pergeseran batuan, yang disebut sesar mendatar
Salah satu relief geologis
yang paling terkenal di
dunia adalah Patahan San
Andreas yang membelah
Pantai Pasifik di California,
Amerika Serikat. Panjang
patahan horizontal ini
adalah 1.200 km.
21. 2. VULKANISME
Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan
dengan pembentukan gunungapi, yaitu pergerakan magma
dari dalam litosfera yang menyusup ke lapisan yang lebih atas
atau sampai ke permukaan bumi
Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan
banyaknya gas yang terkandung di dalamnya.
Ada dua bentuk gerakan magma yang berhubungan dengan
vulkanisme, yaitu intrusi dan ekstrusi magma.
22. a. Intrusi
Intrusi magma yaitu terobosan magma ke dalam lapisan-lapisan litosfera,
tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu sebagai berikut:
(1) Bathalit, yaitu dapur magma.
(2) Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma yang menyusup di
antara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan
batuan tersebut.
(3) Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling
atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.
(4) Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan
membeku di sela-sela lipatan (korok).
(5) Diaterma adalah lubang (pipa) di antara dapur magma dan
kepundan gunungapi yang bentuknya seperti silinder memanjang.
Bentukan hasil intrusi magma
merupakan sumber mineral
yang mempunyai arti penting
secara ekonomi. didapati
berbagai mineral seperti intan,
tembaga, besi, emas, perak dan
mineral logam serta non logam
lainnya.
23. b. Ekstrusi
Ekstrusi magma, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi
sampai kepermukaan bumi. Materi hasil ekstrusi magma dapat
berupa:
(1) Lava, yaitu magma yang keluar sampai ke permukaan bumi
dan mengalir ke permukaan bumi.
(2) Lahar, yaitu material campuran antara lava dengan materi-
materi yang ada di permukaan bumi berupa pasir, kerikil, debu,
dan lain-lain dengan air sehingga membentuk lumpur.
(3) Eflata dan piroklastika yaitu material padat berupa bom, lapili,
kerikil, dan debu vulkanik.
(4) Ekhalasi (gas) yaitu material berupa gas asam arang
seperti fumarola(sumber uap air dan zat lemas), solfatar (sumber
gas belereng), dan mofel (gas asam arang).
24. Ekstrusi identik dengan erupsi atau letusan gunungapi yang dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu erupsi efusif dan eksplosif.
(1) Erupsi efusif, yaitu erupsi berupa lelehan lava melalui retakan
atau rekahan atau lubang kawah suatu gunungapi
(2) Erupsi eksplosif, yaitu erupsi berupa ledakan dengan
mengeluarkan bahan-bahan pada (Eflata / Piroklastika) berupa
bom, lapili, kerikil, dan debu vulkanik bersama-sama dengan gas
dan fluida.
Berdasarkan tempat keluarnya magma, erupsi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu
sebagai berikut:
(1) Erupsi linear, yaitu peristiwa keluarnya magma melalui celah atau retakan yang
memanjang, sehingga membentuk deretan gunungapi.
25. (2) Erupsi areal, yaitu letusan yang terjadi jika letak magma dekat
dengan permukaan bumi, kemudian magma membakar dan
melelehkan lapisan batuan yang berada di atasnya sehingga
membentuk lubang yang besar di permukaan bumi.
(3) Erupsi sentral, jika letusan yang terjadi keluar melalui sebuah lubang
yang membentuk gunung api yang terpisah-pisah. Erupsi sentral
menghasilkan tiga bentuk gunung api, yaitu sebagai berikut :
26. (a) Gunung api perisai (Shield Volcanoes),
yaitu sebuah gunung api yang beralas
luas dan berlereng landai, merupakan
hasil erupsi efusif magma yang cair.
Contohnya, gunungapi yang tersebar di
kepulauan Hawaii
(b) Gunung api maar, merupakan hasil erupsi
eksplosif yang tidak terlalu kuat dan hanya
sekali saja. Contohnya, Gunung
Lamongan Jawa Timur dengan kawahnya
Klakah
(c) Gunung api strato atau kerucut,
merupakan hasil campuran, efusif dan
eksplosif yang berulang kali. Gunung api
ini berbentuk kerucut dan badannya
berlapis-lapis.
contohnya Gunung Kerinci, Merapi,
Ciremai, Semeru, Batur, Tangkuban
Perahu, dan Gunung Fujiyama di Jepang.
27. Gempa bumi adalah getaran yang
berasal dari dalam bumi yang
merambat sampai ke permukaan
bumi yang disebabkan oleh
tenaga endogen. Ilmu yang
secara khusus mempelajari gempa
disebut seismologi, sedangkan
ilmuwan yang mengkhususkan diri
untuk mempelajari gempa
disebut seismolog.
Gempa berdasarkan penyebab :
(a) Gempa bumi runtuhan (Fall Earthquake)
Gempa ini terjadi akibat runtuhnya batu-batu
raksasa di sisi gunung, atau akibat runtuhnya
gua-gua besar. Radius getaran tidak begitu
besar atau tidak terasa.
(b) Gempa bumi vulkanik (Volcanic
Earthquake)
Gempa ini terjadi akibat aktivitas gunung api.
Dalam banyak peristiwa, gempa bumi ini
mendahului erupsi gunung api, tetapi lebih
sering terjadi secara bersamaan. Getaran
gempa vulkanik lebih terasa dibandingkan
getaran gempa runtuhan, getarannya terasa di
daerah yang lebih luas.
(c) Gempa bumi tektonik (Tectonic Earthquake)
Gempa ini terjadi akibat proses tektonik di
dalam litosfer yang berupa pergeseran lapisan
batuan tua terjadi dislokasi. Gempa ini memiliki
kekuatan yang sangat besar dan meliputi
daerah yang sangat luas.
28. (2) Berdasarkan bentuk episentrum
(a) Gempa linear, yaitu gempa yang
episentrumnya berbentuk garis.
Gempa tektonik merupakan gempa
linear. Salah satu akibat tektonisme
adalah patahan.
(b) Gempa sentral, yaitu gempa yang
episentrumnya berupa titik. Gunung api
pada erupsi sentral adalah sebuah titik
letusan, demikian juga runtuhan retak
bumi.
(3) Berdasarkan kedalaman hiposentrum
(a) Gempa dangkal, memiliki kedalaman
hiposentrumnya kurang dari 100 km di bawah
permukaan bumi.
(b) Gempa menengah, memiliki kedalaman
hiposentrumnya antara 100 km-300 km di bawah
permukaan bumi.
(c) Gempa dalam, memiliki kedalaman
hiposentrumnya antara 300-700 km di bawah
permukaan bumi. Sampai saat ini tercatat
gempa terdalam 700 km.
4) Berdasarkan jarak episentrum
(a) Gempa setempat, berjarak kurang dari
10.000 km.
(b) Gempa jauh, berjarak 10.000 km.
(c) Gempa jauh sekali, berjarak lebih dari
10.000 km.
(5) Berdasarkan letak pusat gempa
(a) Gempa laut, terjadi jika letak episentrumnya
terletak di dasar laut atau dapat pula dikatakan
episentrumnya terletak di permukaan laut.
Gempa ini terjadi karena getaran permukaan
dirambatkan di permukaan laut bersamaan
dengan yang dirambatkan pada permukaan
bumi di dasar laut.
(b) Gempa darat, terjadi jika episentrumnya
berada di daratan
29. Tenaga eksogen adalah tenaga yang
berasal dari luar perut bumi.
1) Pelapukan
Pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik
secara fisika, kimia, maupun secara biologis. Proses pelapukan
batuan membutuhkan waktu yang sangat lama.
2) Pengikisan (Erosi)
Erosi adalah proses pelepasan dan pemindahan massa batuan
secara alami dari satu tempat ke tempat lain dengan perantara
suatu tenaga yang bergerak di atas permukaan bumi.
Ablasi adalah erosi oleh air yang mengalir.
3) Pengendapan (Sedimentasi)
Sedimentasi adalah proses terbawanya material hasil dari
pengikisan dan pelapukan oleh air, angin, atau gletser kedalam
suatu wilayah yang kemudian diendapkan.
4) Pergerakan Batuan atau Tanah (Masswasting)
Masswasting (massmovement)
adalah proses perpindahan massa batuan dan tanah dalam
volume yang besar karena pengaruh gravitasi
30. Tahap pertama dari proses
pembentukan tanah adalah proses
pelapukan. Proses ini terjadi
penghancuran dan pelembutan dari
bahan induk tanpa perubahan susunan
kimianya.
Pada awalnya batuan pecah
dalam bentuk pecahan-pecahan
batuan dan mineral-mineral
penyusunnya. Selanjutnya oleh adanya
air, asam dan senyawa-senyawa yang
larut dalam air, pecahan-pecahan
bantuan dan mineral ini menjadi lunak
dan terurai ke dalam unsur-unsur
penyusunnya. Dari bahan-bahan sisa
penguraian dan senyawa kembali
membentuk mineral-mineral baru.
Pelapukan digolongkan
dalam tiga bentuk :
1.Pelapukan fisik
2.Pelapukan kimia
3.Pelapukan biologis
31. Dampak erosi tanah:
a. Hilangnya lapisan permukaan tanah yang subur, sehingga
penjangkaran (pencengkraman) akar tanaman tidak ada
lagi. Selain itu, unsur-unsur hara juga ikut terhanyutkan.
Akibatnya tanah tidak subur lagi dan berkembang menjadi
tanah yang tandus.
b. Akibat selanjutnya adalah produksi pertanian menurun.
Pengelolaan pertanian menjadi lebih mahal karena banyak
pupuk yang harus dibeli dalam rangka mengembalikan
produktivitasnya.
c. Jika biaya produksi pertanian menjadi tinggi, maka
menjadikan kemiskinan bagi para petani.
d. Semakin berkurangnya alternatif pengusahaan lahan,
sebab jenis tanaman yang dapat tumbuh semakin terbatas.
e. Karena lahan garapannya sudah tidak subur, maka petani
akan membuka hutan untuk dijadikan sebagai lahan
garapan baru. Hal ini sangat berbahaya untuk terjadinya erosi
kembali.
f. Hutan semakin gundul dan erosi terus terjadi, akibatnya
sumber air tanah semakin berkurang karena infiltrasi air tidak
terjadi lagi. Selanjutnya, air limpasan semakin banyak dan
mengakibatkan bahaya banjir di bagian hilir.
g. Terjadi pendangkalan waduk, sungai, dan badan airnya.
Tanah tidak mampu lagi menampung air yang masuk
sehingga timbul bencana banjir di mana-mana.
32. usaha pengendalian erosi:
1. membuat sengkedan atau
terasiring
2. memberikan pupuk kandang dan
pupuk hijau agar tanah menjadi
pekat dan sulit terkikis
3. penghijauan dan reboisasi
4. pengolahan tanah dengan cara
atau sistem kontur
5. tumpang sari (multi cropping)
33. Lahan potensial adalah lahan
yang belum dimanfaatkan
atau belum diolah dan jika
diolah akan mempunyai nilai
ekonimis yang besar karena
mampunyai tingkat kesuburan
yang tinggi dan mempunyai
daya dukung terhadap
kebutuhan manusia. Lahan
potensian merupakan modal
dasar dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Untuk itu harus
ditangani dan dikelola secara
bijak. Daerah diluar jawa
banyak memiliki daerah
produktif yang sangat
potensial, tetapi belum atau
tidak dimanfaatkan sehingga
daerah ini dikenal dengan
daerah yan sedang tidur
Lahan potensialtersebar di tiga wilayah
utama daratan, yaitu di daerah pantai,
dataran rendah, dan dataran tinggi. Lahan-
lahan di wilayah pantai didominasi oleh
tanah alluvial (tanah hasil pengendapan).
Tanahini cukup subur karena banyak
mengandung mineral-mineral yang diangkut
bersama lumpur oleh sungai kemidian
diendapkan di daerah muara sungai.
34. Upaya-upaya pelestarian dan peningkatan manfaat lahan-lahan potensial
dilaksanakan antara lain dengan cara berikut.
1. Merencanakan penggunaan lahan yang digunakan manusia.
2. Menciptakan keserasian da keseimbangan fungsi dan intensitas penggunaan lahan
dalam wilayah tertentu.
3. Merencanakan penggunaan lahan kota agar jangan sampai menimbulkan dampak
pencemaran.
4. Menggunakan lahan seoptimal mungkin bagi kepentinganmanusia.
5. Memisahkan penggunaan lahan untuk permukiman, industry, pertanian,
perkantoran, dan usaha-usaha lainnya.
6. Membuat peraturan perundang-undangan yang meliputi pengaliahn hak atas tanah
untuk kepentingan umum dan peraturan perpajakan.
7. Melakukan pengkajian terhadap kebijakan tata ruang, perijinan, dan pajak dalam
kaitannya dengan konversi penggunaan lahan.
8. Menggnakan teknologi pengolahan tanah, penghijauan, reboisasi, dan pembuatan
sengkedan di aderah pegunungan.
9. Perlu usaha pemukiman penduduk dan pengendalian peladang berpindah.
10. Mengelola dengan baik daerah aliran sungai, daerah pesisir, dan daerah di sekitar
lautan.
35. Lahan kritis adalah
lahan yang tidak
produktif. Meskipun
dikelola, produktivitas
lahan kritis sangat
rendah. Bahkan,
dapat terjadi jumlah
produksi yang
diterima jauh lebih
sedikit daripada
biaya
pengelolaannya.
Lahanini bersifat
tandus, gundul, tidak
dapat digunakan
untuk usaha
pertanian, karena
tingkat kesuburannya
sangat rendah.
Faktor- Faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis, antara
lain sebagai berikut:
· Kekeringan, biasanya terjadi di daerah-daerah bayangan hujan.
· Genangan air yang terus-menerus, seperti di daerah pantai yang
selalu tertutup rawa-rawa.
· Erosi tanah dan masswasting yang biasanya terjadi di daerah
dataran tinggi, pegunungan, dan daerah yang miring. Masswasting
adalah gerakan masa tanah menuruni lereng.
· Pengolahan lahan yang kurang memperhatikan aspek-aspek
kelestarian lingkungan. Lahan kritis dapat terjadi di dataran tinggi,
pegunungan, daerah yang miring, atau bahkan di dataran rendah.
· Masuknya material yang dapat bertahan lama kelahan pertanian
(tak dapat diuraikan oleh bakteri) misalnya plastic. Plastik dapat
bertahan ± 200 tahun di dalam tanah sehingga sangat mengganggu
kelestaian kesuburan tanah.
36. Upaya penagggulangan lahan kritis dilaksanakan sebagai berikut.
1. Lahan tanah dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi pertanian, perkebunan,
peternakan, dan usaha lainnya.
2. Erosi tanah perlu dicegah melalui pembuatan teras-teras pada lereng bukit.
3. Usaha perluasan penghijauan tanah milik dan reboisasi lahan hutan.
4. Perlu reklamasi lahan bekas pertambangan.
5. Perlu adanya usaha ke arah Program kali bersih (Prokasih).
6. Pengolahan wilayah terpadu di wilayah lautan dan daerah aliran sungai
(DAS).
7. Pengembangan keanekaragaman hayati.
8. Perlu tindakan tegas bagi siapa saja yang merusak lahan yang mengarah
pada terjadinya lahan kritis.
9. Menghilangkan unsure-unsur yang dapat mengganggu kesuburan lahan
pertanian, misalnya plastik. Berkaitan dengan hal ini, proses daur ulang sangat
diharapkan.
10. Pemupukan dengan pupuk organik atau alami, yaitu pupuk kandang atau
pupuk hijau secara tepat dan terus-menerus.
11. Guna menggemburkan tanah sawah, perlu dikembangkan tumbuhan yang
disebut Azola.
12. Memanfaatkan tumbuhan eceng gondok guna menurunkan zat
pencemaran yang ada pada lahan pertanian. Eceng gondok dapat menyerap
pat pencemar dan dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan. Namun, dalam
hal ini kita harus hati-hati karena eceng gondok sangat mudah berkembang
sehingga dapat menggangu lahan pertanian.