SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
TUGAS K3 DAN LINGKUNGAN
HUBUNGAN K3 DALAM HIRADC DARI
PELEDAKAN TAMBANG

Disusun oleh :

SYLVESTER SARAGIH

DBD 111 0105

BINSAR REZEKI SINAGA

DBD 111 0119

MEY TRISONI SILALAHI

DBD 111 0123

UDIN MUHRUDIN

DBD 111 0067

RIZKI AKBAR SAID

DBD 111 0066

EDY S MANURUNG

DBD 111 0137

APRIADI SIMANUNGKALIT

DBD 111 0012

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan
tenaga kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang
berpotensi membahayakan para pekerja. Pengendalian juga ditujukan kepada
sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan
tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja/ mesin/
instrument, dan karakteristik manusia yang menjalankan pekerjaan tersebut
maupun orang-orang yang berada di sekelilingnya. Dengan menerapkan teknologi
pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan
mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi.
Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk
menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Dari segi
ekonomi pemakaian alat yang berkapasitas besar adalah lebih menguntungkan,
akan tetapi bahaya yang mungkin ditimbulkan juga akan besar. Dengan demikian
penentuan ukuran reaktor harus didasarkan pada keuntungan dari segi ekonomi
dan bahaya yang mungkin ditimbulkan. Salah satu langkah pengamanan yang
dilakukan dalam rancang bangun adalah penggunaan safety factor atau over
design factor pada perhitungan perancangan masing-masing alat dengan kisaran
10 – 20 %. Alat pengendali harus lebih canggih dan lebih dapat diandalkan. Alat
pengamanan yang terkait dengan alat produksi dan alat perlindungan bagi pekerja
harus ditingkatkan. Biaya untuk membangun keselamatan dan kesehatan kerja,
biaya untuk membeli alat-alat pengamanan memang cukup besar. Akan tetapi
keselamatan dan kesehatan kerja juga akan lebih terjamin. Kemampuan dan
ketrampilan pekerja harus ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan
sehingga dapat mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Alat penanggulangan musibah harus ditingkatkan agar malapetaka yang
diakibatkan oleh penerpan teknologi maju tidak sampai meluas dan merusak.
Pengawasan terhadap alat maupun terhadap pekerja harus dilakukan secara teratur
dan berkesinambungan. Kesehatan dan keselamatan kerja mempunyai fungsi dan
manfaat bagi orang yang mau memanfaatkannya.
Kegiatan peledakan yang bertujuan untuk memisahkan batuan dari induknya
dalam industri pertambangan sangat rentan dengan bahaya. Hal itu bisa terjadi
pada high explosive maupun low explosive. Bahaya itu biasa terjadi dari sifat
bahan peledaknya sendiri, cara membawanya, cara penyimpanan di dalam gudang
(baik gudang bahan peledak di permukaan maupun gudang bahan peledak pada
tambang bawah tanah), serta penggunaannya maupun pengawasannya pada pasca
peledakan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bertujuan untuk
memberikan perlindungan terhadap kecelakaan tambang maupun penyakit akibat
kerja dengan sasaran untuk menekan seminimal mungkin bahkan sampai zero
accident sangat diperlukan. Menurut penelitian Heinrich maupun Lunch
menyebutkan bahwa kecelakaan tambang pada dasarnya disebabkan oleh unsafe
act dan unsafe condition. Untuk itu peranan K3 pada kegiatan peledakan di dalam
industri pertambangan adalah sangat penting. Oleh sebab itu, dalam proses K3
harus memiliki manajemen resiko, dimana dalam kegiatan manajemen tersebut
harus, memperhatikan identifikasi sumber bahaya (Hazard Identification),
pengkajian resiko (Risk Assessment), dan menetapkan pengendalian (Determine
Control) (HIRADC). Dengan adanya HIRADC, maka setiap orang mengetahui
bahaya apa yang mungkin terjadi pada pekerjaan yang dia lakukan. Dia akan tahu
seberapa besar tingkat risikonya dan tahu juga kontrol apa yang harus dilakukan
untuk memperkecil risiko tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peledakan Tambang
Peledakan tambang adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material
(batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan.
Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila
perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang di
terapkan. Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu
hendak nya terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut.
peralatan peledakan (Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan
berulang kali, misalnya blasting machine, crimper dan sebagainya. Sedangkan
perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan
atau tidak bisa digunakan berulang kali. Untuk setiap metode peledakan,
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda. Oleh karena itu agar
tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, maka dibuat sistematika berdasarkan
tiap-tiap metode peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan
dikelompokan berdasarkan metodenya. Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan
yang penuh bahaya. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan
dan hati hati agar tidak terjadi kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu
operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus mengerti benar tentang cara
kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena persiapan peledakan
yang kurang baik akan menghasilkan bisa menyebabkan hasil yang tidak
sempurna serta mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun
peralatan. Dalam hal ini pemilihan metode peledakan, pemilihan serta
penggunaan peralatan dan perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang
dicapai.
Tujuan pekerjaan peledakan dalam dunia pertambangan itu sendiri yaitu
memecah atau membongkar batuan padat atau material berharga atau endapan
bijih yang bersifat kompak atau masive dari batuan induknya menjadi material
yang cocok untuk dikerjakan dalam proses produksi berikutnya. Dalam suatu
operasi peledakan pada pertambangan didahului oleh pemboran yang bertujuan
untuk membuat lubang tembak. Lubang tembak sendiri akan diisi oleh bahan
peledak yang terlebih dahulu di isi oleh material atau pasir yang disebut Subdrilling bertujuan agar hasil peledakan tidak terjadi toes atau tonjolan-tonojolan
pada lantai tambang yang mengakibatkan alat berat sulit bergerak saat pemuatan
dan pengangkutan hasil peledakan. setelah disi oleh rangkaian bahan peledak
seperti TNT atau ANFO yang dilengkapi dengan nonel, maka selanjutnya diisi
material penutup yangdisebut stemming berfungsi menahan tekanan keatas agar
energi yang dihasilkan oleh bahan peledak tersebar kesegala arah dan
menghancurkan batuan disampingnya.

2.3 K3 Dalam Peledakan
Beberapa perusahaan pertambangan yang melakukan peledakan untuk
menghasilkan fragmentasi batuan overburden, dan menggunakan Nonel sebagai
inisiasi systemnya tentu tidak asing dengan istilah misfire. Hal ini berhubungan
dengan system Nonel yang tidak mempunyai kontrol terhadap misfire kecuali
dengan melakukan penyambungan secara benar dan final check dengan teliti.
Dengan kata lain, proses kontrol dilakukan secara fisik oleh seorang juru ledak.
Berbeda bila menggunakan system elektrik ataupun system dengan teknologi
muktahir yakni elektronik, misfire dengan mudah dapat dicegah bahkan sebelum
blasting mechine ditekan. Kedua system ini memiliki alat untuk mendeteksi
apakah sambungan antara surface delay dengan surface delay atau dengan inhole
delay telah tersambung dengan benar. Jadi, pada kedua metode ini, misfire yang
disebabkan oleh human error tidak tersambung- bisa dicegah sedini mungkin.
Adapun bila misfire terjadi pada system ini, boleh jadi dikarenakan oleh hal lain,
seperti kegagalan detonator, atau terjadinya kerusakan (putus) setelah
pengecekan atau analisa akhir dilakukan. Mengapa misfire harus dicegah?
Misfire yang terjadi mengakibatkan dua hal penting. Pertama berhubungan
dengan keselamatan kerja, misfire sangat berbahaya bila terjadi dan tidak
diketahui, apalagi bila misfire tidak ditemukan.Bahayanya adalah apabila Nonel,
detonator, atau booster terkena oleh alat gali, atau dozer yang mungkin tengah
bekerja di lokasi hasil suatu peledakan. Tentu saja fatality dan kerusakan berat
pada alat adalah potensi paling tinggi bila lubang misfire meledak dengan
sendirinya akibat gesekan, hantaman dari bucket atau blade alat berat tersebut.
Kedua adalah proses loss -kehilangan waktu produktif-, karena dengan
terjadinya misfire maka alat-alat produksi harus tetap berhenti bekerja menunggu
proses hingga juru ledak dapat mengontrol lubang-lubang misfire tersebut.
Keputusan untuk penembakan kedua pada lubang-lubang misfire, tentu semakin
menambah hilangnya waktu produksi.Dan bila dihitung, maka dalam semingu,
satu bulan, atau setahun, maka kehilangan waktu tidaklah sedikit jumlahnya.
Beberapa

tambang-tambang

di

Indoensia

ataupun

Australia,

masih

menggunakan metode yang biasa disebut final check. Metode ini adalah proses
pengecekan sambungan antara inhole delay dan surface delay sebelum
penembakan (firing) dilakukan. Final check dilakukan oleh satu orang atau lebih,
dilakukan dengan berjalan dari baris pertama hingga baris terakhir, mengamati
sambungan secara satu persatu. Cara ini cukup effektif bila pelakunya
mengerjakannya dengan tenang, teliti, dan benar. Karena kelalaian dalam
mengamati sambungan akan berakibat misfire. Juga cara ini cukup efektif bila
dilakukan pada jumlah sambungan atau jumlah lubang yang tidak terlalu banyak
(100 - 300 lubang). Bagaimana bila lubang ledak berjumlah lebih dari 600
lubang atau lebih? Data misfire yang disebabkan oleh kegagalan sambungan
(unconnected human error) di tambang batubara terbesar di Kaltim menunjukan:
pada tahun 2005 telah terjadi 8 kali misfire dari sekitar 400.000 sambungan
(1:50.000) dan akhir Agustus 2006 terjadi 9 kali misfire dari 350.000 sambungan
(1:38.888). Data misfire ini relatif bagus bahkan bila dibandingkan dengan
tambang-tambang di luar negeri yang menggunakan Nonel system yang sama.
Namun demikian hasil continous improvement menunjukan bahwa misfire akibat
kegagalan sambungan masih bisa diperkecil atau bahkan ditiadakan. Metode
baru pun telah dibuat dan diterapkan sejak September 2006 di tambang
tersebut.Metode ini tidak berbeda dengan metode sebelumnya, hanya prinsipnya
saja yang berubah.
Pertama, pengecekan sambungan dilakukan oleh orang yang melakukan
penyambungan itu sendiri.Tidak dibebankan kepada orang yang melakukan final
check seperti pada metode sebelumnya.Konsekuensinya, orang yang melakukan
penyambungan

haruslah

seorang

juru

ledak

yang

kompeten

dan

bertanggungjawab penuh terhadap sambungan yang dibuatnya. Sambungan
harus 100% benar sebelum ia melanjutkan untuk menyambung pada lubang
berikutnya.
Kedua, memberi tanda pada sambungan sebagai identifikasi bahwa
sambungan telah dilakukan dengan benar dan agar mudah dikenali siapa yang
melakukannya.Tanda ini meggunakan pita warna.Bila ada tiga orang yang
melakukan penyambungan, maka digunakan pita dengan warna berbeda untuk
masing-masing orang. Ini sangat membantu pada proses investigasi bila misfire
terjadi. Akan mudah diketahui siapa yang melakukan penyambungan di lubang
tersebut. Jelas ini berbeda dengan metoda sebelumnya dimana tidak mudah
untuk mengetahui siapa yang melakukan sambungan sebelumnya bila misfire
terjadi.
Ketiga, final check dengan hanya melihat pita warna pada sambungan dan
meletakkan pita warna yg berbeda pada lubang yang telah dilewatinya sebagai
tanda

bahwa

orang

kedua

telah

melihat

lubang

tersebut

telah

disambung.Keuntungannya adalah juru ledak dapat melakukan final check
dengan cepat dan mudah. Bila juru ledak melihat lubang tanpa pita warna, berarti
sambungan belum ada dan dia bisa melakukan sambungan pada lubang tersebut.
Oleh karena itu, berapapun jumlah lubang yang akan diledakan, juru ledak akan
dengan mudah melakukan final check tanpa terjadi dua kali atau lebih
pengecekan pada satu lubang ledak.
Data terakhir dengan melaksanakan medote baru ini menunjukan hanya terjadi
sekali misfire dari 187.000 sambungan. Misfire yang terjadipun dapat dengan
mudah dideteksi siapa pelaku penyambungan dan dengan demikian mudah pula
untuk melakukan langkah-langkah perbaikan, baik terhadap pelaku ataupun
system itu sendiri.
2.3 Tabel Kemungkinan Tingkat Resiko Keparahan
1

2

3

4

Tidak

Berbahaya

Sangat

Sangat

berbahaya

Berbahaya

berbahaya

Sekali
1

1

2

3

4

Sangat kecil

Trivial risk

Trivial risk

Tolerable risk

Medium risk

2

2

4

6

8

Mungkin

Trivial risk

Medium risk

Medium risk

Substansial
risk

3

3

4

9

12

Sangat mungkin

Tolerable risk

Medium risk

Substansial

Intolerable

risk

Risk

4

4

4

12

16

Sangat

Medium risk

Substansial

Intolerable

Intolerable

risk

risk

Risk

Besar
kemungkinannya

Berdasarkan keterangan Tabel 2.1 Kemungkinan tingkat resiko
keparahan

diatas,

menjelaskan

bahwa

dalam

penggolongan

resiko

kemungkinan keparahan itu digolongkan mulai dari, sangat kecil, mungkin,
sangat mungkin, dan sangat besar kemungkinannya. Artinya dalam setiap
kemungkian keparahan tingkat resiko itu kontrol risiko harus dipilih untuk
mengurangi tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima. Hal ini
dapat dilakukan dengan mengurangi keparahan dan / atau kemungkinan.
Ketika tingkat resiko "tinggi", efektif dan praktis kontrol risiko harus
diterapkan untuk menurunkan tingkat risiko tinggi untuk setidaknya "Risiko
Menengah".
2.4 Hiradc Peledakan Tambang

Berdasarkan data tabel resiko hiradc peledakan diatas menjelaskan bahwa
aktifitas yang dilakukan dalam peledakan tambang meliputi :
1. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan bahan peledak.
Peralatan dan perlengkapan bahan peledak yang biasa dipergunakan yaitu :
a. Blasting Machine
b. Multimeter
c. Crimper
d. Leading wire
e. Korek api / penyulut

2. Melakukan pengamanan area kerja.
Melakukan pengamanan area kerja peledakan biasanya dilakukan
dibawah pengawasan Kepala Teknik Tambang atau petugas yang berwenang,
tujuannya adalah untuk memastikan apakah area tersebut benar-benar aman
dan apakah para pekerja tersebut sudah menggunakan alat safety untuk
peledakan nantinya.

3. Mempersiapkan primer (priming).
Pembuatan primer dilakukan langsung di lokasi yang akan diledakkan
oleh juru ledak. Adapun tahap kegiatannya adalah : mula-mula power gel
dilubangi dengan kayu atau pensil, tapi kadang-kadang dengan menggunakan
jari (kebiasaan di lapangan agar lebih praktis). Kemudian detonator
dimasukkan dengan cara dittekan kuat kedalam power gel yang telah
dilubangi tadi, agar tidak mudah lepas kabel detonator dililitkan pada power
gel.
4. Pengisian lubang ledak (loading).
Di lapangan tahap ini dilakukan dengan menggunakan material yang
ada di lokasi (tanah atau material hancuran hasil pemboran). Pambuatan
stemming dilakukan setelah pemadatan isian bahan peledak.

5. Melakukan penyambungan rangkaian pada kabel peralatan peledak
(circuit).
Penyambungan rangkaian yang dilakukan adalah secara seri. Di
lapangan sambungan leg wire (kabel detonator) pada tiap detonator hanya
berukuran sama dangan kedalaman lubang ledak, maka diperlukan kabel
pembantu (connecting wire) untuk menghubungkan tiap-tiap leg wire sebelum
disambung dengan kabel utama (leg wire). Setelah itu dilakukan pengetesan
tahanan terhadap rangkaian dengan menggunakan om meter, lalu rangkaian
tersebut disambungkan ke exploder (blasting machine)

6. Melakukan pemilihan dan penyiapan tempat blasting mechine.
Melakukan pemilihan dan penyiapan tempat blasting mechine adalah
sangat penting bahwa exploder hendaknya selalu dipelihara dan ditest secara
teratur terhadap kapasitas penyalaan. Efektifitas exploder type-generator
biasanya ditest dengan menggunakan Rheostat yang dihubungkan dengan
detonator.

7. Pemeriksaan pasca peledakan dan pengamanan lokasi peledakan.
Pemeriksaan setelah peledakan dilakukan setelah 15 menit atau setelah
asap dari hasil peledakan hilang. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh juru
ledak dengan tujuan untuk mengetahui apakah dijumpai peledakan yang gagal
(misfire), jika semua telah meledak dengan baik dan kawasan peledakan aman
dari runtuhan batuan, maka akan diberi aba-aba lagi bahwa peledakan telah
berakhir dan operasi penambangan dapat dilanjutkan kembali.
Dalam setiap aktifitas peledakan tambang di atas, resiko kecelakanan pasti
selalu ada. Dalam hiradc peledakan, analisis resiko kecelakaan dalam
peledakan diperhitungkan dalam setiap kegiatannya, berikut ini bahaya
konsekuensi yang diterima dalam melakukan aktifitas peledakan tambang
dalam lingkungan kerja tambang, yaitu :
1. Dalam menyiapkan peralatan dan perlengkapan bahan peledak bahaya
yang ditimbulkan dalam menyiapkan peralatan bahan peledak adalah,
kurangnya alat dan perlengkapan bahan peledak, konsekuensi yang
diterima akibat kurangnya alat dan perlengkapan bahan peledak adalah
aktifitas peledakan tidak dapat dilanjutkan.
2. Pengamanan area kerja atau gudang penyimpanan bahan peledak. Dalam
pengamanan area kerja atau gudang penyimpanan bahan peledak sering
kemungkinan terjadi kecelakaan terjadi, seperti kebakaran bahan peledak
akibat terbakarnya bahan peledak seperti sumbu peledak yang tersulut
oleh rokok yang dibuang sembarangan oleh para pekerja tambang.
3. Mempersiapkan

primer

harus

sangat

berhati-hati,

karena

dalam

mempersiapkan primer tidak boleh berlebihan, jika berlebihan akibat yang
ditimbulkan adalah daya ledak dari bahan peledak tersebut akan sangat
besar yang mana dapat menimbulkan korban jiwa dari para pekerja akibat
ledakan yang sangat besar tersebut.
4. Pengisian lubang ledak (loading), dalam pengisiannya tidak boleh juga
berlebihan akibat yang ditimbulkan sama seperti tahap primer, yaitu
terjadinya ledakan besar yang tidak dapat diduga. Akibat yang
ditimbulkan adalah terjadinya kerusakn pada lubang ledak, dan
mengakibatkan juga korban jiwa.
5. Penyambungan rangkaian kabel peledak (cicuit) tidak boleh asal
menyambung saja, dibutuhkan ketenangan dan ketelitian dalam proses
penyambungan kabel tersebut, jika salah dalam penyambungan kabel
tersebut maka akan terjadi arus pendek yang dapat menimbulkan
kebakaran akibat percikan api pada arus pendek tersebut.
6. Pemilihan dan penyiapan tempat blasting mechine, dalam melakukan
pemilihan dan penyiapan tempat blasting mechine sangat penting bahwa
exploder hendaknya selalu dipelihara dan ditest secara teratur terhadap
kapasitas penyalaan. Efektifitas exploder type-generator biasanya ditest
dengan menggunakan Rheostat yang dihubungkan dengan detonator, jika
tidak terpelihara akan menimbulkan ledakan yang dapat merusak area
tambang.
7. Pemeriksaan pasca peledakan dan pengamanan lokasi peledakan, harus
selalu diawasi secara ketat, karena jika dalam proses pemeriksaan pasca
peledakan itu longgar material pengotor atau debu dari hasil ledakan
tersebut akan merusak pernapasan dari para pekerja tambang tersebut.

Dalam setiap aktivitas kegiatan peledakan tambang telah diatur oleh
aspek legal dan kontrol yang sudah ada sesuai dengan KEPUTUSAN
MENTERI

PERTAMBANGAN

555.K/26/M.PE/1995

DAN

TENTANG

ENERGI

KESELAMATAN

NO.
DAN

KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN UMUM. Berikut ini aktivitas
peledakan

yang

telah

PERTAMBANGAN
TENTANG

diatur

DAN

dalam

ENERGI

KESELAMATAN

DAN

KEPUTUSAN
NO.

MENTERI

555.K/26/M.PE/1995

KESEHATAN

KERJA

PERTAMBANGAN UMUM, yaitu:
1. Peralatan dan perlengkapan bahan peledak diatur dalam Kepmen
555 K/26/M.PE/1995 Pasal 74. Kontrol yang sudah ada ialah
bahan peledak disimpan, diperiksa, dan dipelihara alat dan bahan
peledak secara aman.
2. Pengamanan area kerja/ gudang diatur dalam Kepmen 555
K/26/M.PE/1995 Pasal 63 dan 71, yaitu dalam kontrol yang sudah
ada pemeriksaan alat dan bahan peledak di tempat area kerja atau
gudang tempat penyimpanan bahan peledak harus dilakukan 1
minggu sekali oleh Kepala Teknik Tambang atau pengawas yang
berwenang.
3. Mempersiapkan

primer,

diatur

dalam

Kepmen

555

K/26/M.PE/1995 Pasal 67 yang mana dalam tahap kontrol yang
sudah ada yaitu alat dan bahan peledak harus selalu dalam
kemasan aslinya dan tidak boleh lebih dari 5000kg kapasitasnya.
4. Pengisian lubang ledak (loading), diatur dalam Kepmen 555
K/26/M.PE/1995 Pasal 73 dengan kontrol yang sudah ada yaitu
harus selalu mengecek kembali lubang ledak dan memastikan
selalu apa lubang ledak sudah siap diisi atau belum bias, agar
dalam proses peledakan nantinya tidak gagal ledak.
5. Penyambungan rangkaian kabel (cicuit), diatur dalam Kepmen 555
K/26/M.PE/1995 Pasal 73. Dalam proses kontrol yang sudah ada
yang sudah ada yaitu harus selalu melakukan pengecekkan ulang
kembali rangkaian kabel pada bahan peledak agar tidak terjadi arus
pendek, dan memastikan keamanan pada para pekerja khususnya
para juru ledak.
6. Pemilihan dan penyimpanan blasting mechine, diatur dalam
Kepmen 555 K/26/M.PE/1995 Pasal 73, dengan kontrol yang
sudah ada yaitu membaca buku aturan peledakan sebelum
melakukan peledakan nantinya.
7. Pemeriksaan pasca peledakan dan pengamanan lokasi peledakan,
diatur dalam

Kepmen 555 K/26/M.PE/1995 Pasal 73 dengan

kontrol yang sudah ada yaitu, pemakaian lat safety glasses dan
safety respiratory.
Dalam mengatasi tindakan resiko bahaya peledakan tambang tersebut, hal
pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui peraturan-peraturan yang tertulis di
KEPUTUSAN

MENTERI

PERTAMBANGAN

DAN

ENERGI

No.

555.K/26/M.PE/1995 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PERTAMBANGAN UMUM, serta dalam melaksanakan kegiatan peledakan tambang
tersebut para pekerja harus dilengkapi alat-alat safety agar resiko kecelakaan yang
diakibat oleh peledakan tersebut dapat menekan seminimal mungkin bahkan sampai
zero accident sangat diperlukan.
BAB III
KESIMPULAN

1.1 Kesimpulan
Peledakan tambang adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material
(batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan.
Tujuan pekerjaan peledakan dalam dunia pertambangan itu sendiri yaitu memecah
atau membongkar batuan padat atau material berharga atau endapan bijih yang
bersifat kompak atau masive dari batuan induknya menjadi material yang cocok
untuk dikerjakan dalam proses produksi berikutnya. Dalam hiradc peledakan,
aktivitas hiradc meliputi :
1.

Menyiapkan peralatan dan perlengkapan bahan peledak.

2.

Melakukan pengamanan area kerja.

3.

Mempersiapkan primer (priming).

4.

Pengisian lubang ledak (loading).

5.

Melakukan penyambungan rangkaian pada kabel peralatan peledak (circuit).

6.

Melakukan pemilihan dan penyiapan tempat blasting mechine.

7.

Pemeriksaan pasca peledakan dan pengamanan lokasi peledakan.

Dalam setiap aktifitas peledakan tambang di atas, resiko kecelakanan pasti selalu
ada. Dalam hiradc peledakan, analisis resiko kecelakaan dalam peledakan
diperhitungkan dalam setiap kegiatannya, berikut ini bahaya konsekuensi yang
diterima dalam melakukan aktifitas peledakan tambang dalam lingkungan kerja
tambang, yaitu :
1. Dalam menyiapkan peralatan dan perlengkapan bahan peledak bahaya yang
ditimbulkan dalam menyiapkan peralatan bahan peledak adalah, kurangnya alat
dan perlengkapan bahan peledak, konsekuensi yang diterima akibat kurangnya
alat dan perlengkapan bahan peledak adalah aktifitas peledakan tidak dapat
dilanjutkan.
2. Pengamanan area kerja atau gudang penyimpanan bahan peledak. Dalam
pengamanan area kerja atau gudang penyimpanan bahan peledak sering
kemungkinan terjadi kecelakaan terjadi, seperti kebakaran bahan peledak akibat
terbakarnya bahan peledak seperti sumbu peledak yang tersulut oleh rokok yang
dibuang sembarangan oleh para pekerja tambang.
3. Mempersiapkan primer harus sangat berhati-hati, karena dalam mempersiapkan
primer tidak boleh berlebihan, jika berlebihan akibat yang ditimbulkan adalah
daya ledak dari bahan peledak tersebut akan sangat besar yang mana dapat
menimbulkan korban jiwa dari para pekerja akibat ledakan yang sangat besar
tersebut.
4. Pengisian lubang ledak (loading), dalam pengisiannya tidak boleh juga berlebihan
akibat yang ditimbulkan sama seperti tahap primer, yaitu terjadinya ledakan besar
yang tidak dapat diduga. Akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya kerusakn
pada lubang ledak, dan mengakibatkan juga korban jiwa.
5. Penyambungan rangkaian kabel peledak (cicuit) tidak boleh asal menyambung
saja, dibutuhkan ketenangan dan ketelitian dalam proses penyambungan kabel
tersebut, jika salah dalam penyambungan kabel tersebut maka akan terjadi arus
pendek yang dapat menimbulkan kebakaran akibat percikan api pada arus pendek
tersebut.
6. Pemilihan dan penyiapan tempat blasting mechine, dalam melakukan pemilihan
dan penyiapan tempat blasting mechine sangat penting bahwa exploder
hendaknya selalu dipelihara dan ditest secara teratur terhadap kapasitas
penyalaan.

Efektifitas

exploder

type-generator

biasanya

ditest

dengan

menggunakan Rheostat yang dihubungkan dengan detonator, jika tidak terpelihara
akan menimbulkan ledakan yang dapat merusak area tambang.
7. Pemeriksaan pasca peledakan dan pengamanan lokasi peledakan, harus selalu
diawasi secara ketat, karena jika dalam proses pemeriksaan pasca peledakan itu
longgar material pengotor atau debu dari hasil ledakan tersebut akan merusak
pernapasan dari para pekerja tambang tersebut.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiataan peledakan tambang
dalam mengatasi hirarki pengendalian resiko dapat menggunakan metode APD (Alat
Pelindung Diri) yang merupakan pilihan terakhir untuk mengendalikan bahaya, sebab
APD bukan untuk mencegah kecelakaan namun hanya sekedar mengurangi efek atau
keparahan kecelakaan dan bila ditangani secara baik sesuai dengan standart operation
procedure (SOP) akan berjalan dengan lancar. Demikian pula procedure K3 juga
diterapkan dalam kegiatan ini akan memberikan dampak kerja yang aman dan
nyaman. Demikian pula bila pekerja selalu menerapkan K3 dalam setiap tahapan
kegiatan peledakan tambang, diharapkan pekerja dapat bekerja dengan optimal
dengan perasaan yang tenang, aman dan nyaman sehingga target produksi perusahaan
dapat terpenuhi bahkan terlewati, maka akan berdampak pada kesejahteraan pekerja
beserta keluarganya.

More Related Content

What's hot

Struktur organisasi dan tenaga kerja di pertambangan
Struktur organisasi dan tenaga kerja di pertambanganStruktur organisasi dan tenaga kerja di pertambangan
Struktur organisasi dan tenaga kerja di pertambangan
Adhitya Henrika
 
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruckestimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
evamanroe
 
Pola pengeboran tamka dan tamda
Pola pengeboran tamka dan tamdaPola pengeboran tamka dan tamda
Pola pengeboran tamka dan tamda
UDIN MUHRUDIN
 
Bab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanBab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuan
Edwin Harsiga
 
Dasar Dasar Peledakan Untuk Tambang Umum
Dasar Dasar Peledakan Untuk Tambang UmumDasar Dasar Peledakan Untuk Tambang Umum
Dasar Dasar Peledakan Untuk Tambang Umum
Ipung Noor
 
2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat
Ahmad Wiratama
 
pola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamdapola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamda
UDIN MUHRUDIN
 
Cashflow tambang
Cashflow tambangCashflow tambang
Cashflow tambang
yannick99
 

What's hot (20)

Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
 
Struktur organisasi dan tenaga kerja di pertambangan
Struktur organisasi dan tenaga kerja di pertambanganStruktur organisasi dan tenaga kerja di pertambangan
Struktur organisasi dan tenaga kerja di pertambangan
 
1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
 
Bab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran PeledakanBab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran Peledakan
 
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruckestimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
 
Pola pengeboran tamka dan tamda
Pola pengeboran tamka dan tamdaPola pengeboran tamka dan tamda
Pola pengeboran tamka dan tamda
 
Bab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanBab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuan
 
Pemboran tambang
Pemboran tambangPemboran tambang
Pemboran tambang
 
Dasar Dasar Peledakan Untuk Tambang Umum
Dasar Dasar Peledakan Untuk Tambang UmumDasar Dasar Peledakan Untuk Tambang Umum
Dasar Dasar Peledakan Untuk Tambang Umum
 
Primer, booster dan alat pemicu peledakan. OBEL MINE'13 UNIPA
Primer, booster dan alat pemicu peledakan. OBEL MINE'13 UNIPAPrimer, booster dan alat pemicu peledakan. OBEL MINE'13 UNIPA
Primer, booster dan alat pemicu peledakan. OBEL MINE'13 UNIPA
 
2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat
 
pola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamdapola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamda
 
Proses pemboran lubang tembak
Proses pemboran lubang tembakProses pemboran lubang tembak
Proses pemboran lubang tembak
 
Komponen dan fungsi alatbor
Komponen dan fungsi alatborKomponen dan fungsi alatbor
Komponen dan fungsi alatbor
 
Cashflow tambang
Cashflow tambangCashflow tambang
Cashflow tambang
 
Sistem Penambangan
Sistem PenambanganSistem Penambangan
Sistem Penambangan
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of work
 
Mekanika batuan
Mekanika batuanMekanika batuan
Mekanika batuan
 
Materi 2
Materi 2Materi 2
Materi 2
 
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanMenentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
 

Viewers also liked

Mans nākotnes novads2
Mans nākotnes  novads2Mans nākotnes  novads2
Mans nākotnes novads2
egilsdo
 
Uu tambang dan perburuhan materi 1
Uu tambang dan perburuhan materi 1Uu tambang dan perburuhan materi 1
Uu tambang dan perburuhan materi 1
Sylvester Saragih
 
36kr no.94
36kr no.9436kr no.94
36kr no.94
Gina Gu
 
Technology for meduca 2013 done (1)
Technology  for meduca 2013  done (1)Technology  for meduca 2013  done (1)
Technology for meduca 2013 done (1)
Telly J Hajny
 
Dropbox 快速入门
Dropbox 快速入门Dropbox 快速入门
Dropbox 快速入门
Gina Gu
 
Patterns & growth of pakistan industrial sector
Patterns & growth of pakistan industrial sectorPatterns & growth of pakistan industrial sector
Patterns & growth of pakistan industrial sector
Zishan Hyder Rajput
 
Hl psychosocial aspects & counseling
Hl psychosocial aspects &  counselingHl psychosocial aspects &  counseling
Hl psychosocial aspects & counseling
Lynn Royer
 
Q3 2013 presentation final
Q3 2013 presentation finalQ3 2013 presentation final
Q3 2013 presentation final
primero_mining
 
The type of look i want to achieve
The type of look i want to achieveThe type of look i want to achieve
The type of look i want to achieve
entwistlesophie8064
 
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaTugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Sylvester Saragih
 
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคลหลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
Nungning Chaleenivat
 
36kr no.94
36kr no.9436kr no.94
36kr no.94
Gina Gu
 
Q1 2012 Quarterly Report
Q1 2012 Quarterly ReportQ1 2012 Quarterly Report
Q1 2012 Quarterly Report
primero_mining
 
S4 lme aspects of fitness
S4 lme aspects of fitnessS4 lme aspects of fitness
S4 lme aspects of fitness
nmcquade
 

Viewers also liked (20)

Mans nākotnes novads2
Mans nākotnes  novads2Mans nākotnes  novads2
Mans nākotnes novads2
 
Uu tambang dan perburuhan materi 1
Uu tambang dan perburuhan materi 1Uu tambang dan perburuhan materi 1
Uu tambang dan perburuhan materi 1
 
36kr no.94
36kr no.9436kr no.94
36kr no.94
 
Technology for meduca 2013 done (1)
Technology  for meduca 2013  done (1)Technology  for meduca 2013  done (1)
Technology for meduca 2013 done (1)
 
Dropbox 快速入门
Dropbox 快速入门Dropbox 快速入门
Dropbox 快速入门
 
Patterns & growth of pakistan industrial sector
Patterns & growth of pakistan industrial sectorPatterns & growth of pakistan industrial sector
Patterns & growth of pakistan industrial sector
 
Hl psychosocial aspects & counseling
Hl psychosocial aspects &  counselingHl psychosocial aspects &  counseling
Hl psychosocial aspects & counseling
 
Q3 2013 presentation final
Q3 2013 presentation finalQ3 2013 presentation final
Q3 2013 presentation final
 
Paisatges
PaisatgesPaisatges
Paisatges
 
The type of look i want to achieve
The type of look i want to achieveThe type of look i want to achieve
The type of look i want to achieve
 
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaTugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
 
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคลหลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
 
Nofta postharvest financing project
Nofta postharvest financing projectNofta postharvest financing project
Nofta postharvest financing project
 
36kr no.94
36kr no.9436kr no.94
36kr no.94
 
Narratives
NarrativesNarratives
Narratives
 
529
529529
529
 
Q1 2012 Quarterly Report
Q1 2012 Quarterly ReportQ1 2012 Quarterly Report
Q1 2012 Quarterly Report
 
186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara
 
S4 lme aspects of fitness
S4 lme aspects of fitnessS4 lme aspects of fitness
S4 lme aspects of fitness
 
Internet 2
Internet 2Internet 2
Internet 2
 

Similar to Tugas k3 dan lingkungan hiradc (peledakan tambang)

Resume k3 pertemuan9-15_layaalin.m_pte
Resume k3 pertemuan9-15_layaalin.m_pteResume k3 pertemuan9-15_layaalin.m_pte
Resume k3 pertemuan9-15_layaalin.m_pte
LayaalinMutmainah1
 
INVESTIGASI K3 TAMBANG
INVESTIGASI K3 TAMBANGINVESTIGASI K3 TAMBANG
INVESTIGASI K3 TAMBANG
rekar sudirman
 
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Reski Aprilia
 
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.pptX_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
Nurrahma448559
 
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdfMateri 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
agussetiawan534534
 
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Abrianto Akuan
 
Dasar dasar k3 (1)
Dasar  dasar k3 (1)Dasar  dasar k3 (1)
Dasar dasar k3 (1)
Satrio Adi
 

Similar to Tugas k3 dan lingkungan hiradc (peledakan tambang) (20)

Sopianda k4
Sopianda k4Sopianda k4
Sopianda k4
 
Resume k3 pertemuan9-15_layaalin.m_pte
Resume k3 pertemuan9-15_layaalin.m_pteResume k3 pertemuan9-15_layaalin.m_pte
Resume k3 pertemuan9-15_layaalin.m_pte
 
Rakord SG 20092019.pptx
Rakord SG 20092019.pptxRakord SG 20092019.pptx
Rakord SG 20092019.pptx
 
Pengantar k3
Pengantar k3 Pengantar k3
Pengantar k3
 
Smn 1013 topik 1 keselamatan dan pengelolaan bengkel
Smn 1013   topik 1 keselamatan dan pengelolaan bengkelSmn 1013   topik 1 keselamatan dan pengelolaan bengkel
Smn 1013 topik 1 keselamatan dan pengelolaan bengkel
 
INVESTIGASI K3 TAMBANG
INVESTIGASI K3 TAMBANGINVESTIGASI K3 TAMBANG
INVESTIGASI K3 TAMBANG
 
Pert 1 sp 7.ppt
Pert 1 sp 7.pptPert 1 sp 7.ppt
Pert 1 sp 7.ppt
 
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
 
Presentasi Probation HSE.pptx
Presentasi Probation HSE.pptxPresentasi Probation HSE.pptx
Presentasi Probation HSE.pptx
 
Studikasus merah
Studikasus merahStudikasus merah
Studikasus merah
 
HRM K3.pdf
HRM K3.pdfHRM K3.pdf
HRM K3.pdf
 
HRM K3.pdf
HRM K3.pdfHRM K3.pdf
HRM K3.pdf
 
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.pptX_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
X_Kecelakaan_Kerja_Kebakaran.ppt
 
HIRARC
HIRARCHIRARC
HIRARC
 
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdfMateri 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
Materi 02 - Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.pdf
 
K3 dan Kebakaran.pdf
K3 dan Kebakaran.pdfK3 dan Kebakaran.pdf
K3 dan Kebakaran.pdf
 
Hot work permit
Hot work permitHot work permit
Hot work permit
 
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
 
Dasar- Dasar K3 Panas Bumi.ppt
Dasar- Dasar K3 Panas Bumi.pptDasar- Dasar K3 Panas Bumi.ppt
Dasar- Dasar K3 Panas Bumi.ppt
 
Dasar dasar k3 (1)
Dasar  dasar k3 (1)Dasar  dasar k3 (1)
Dasar dasar k3 (1)
 

More from Sylvester Saragih

More from Sylvester Saragih (20)

Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
 
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
 
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriBahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
 
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
 
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
 
Kamus istilah tambang
Kamus istilah tambangKamus istilah tambang
Kamus istilah tambang
 
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangTugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
 
Mine plan
Mine planMine plan
Mine plan
 
Ptm
PtmPtm
Ptm
 
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1
 
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
 
Humprey spiral 2
Humprey spiral 2Humprey spiral 2
Humprey spiral 2
 
Humprey spiral
Humprey spiralHumprey spiral
Humprey spiral
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
 
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanTugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
 
Bahan kuliah materi 8
Bahan kuliah materi 8Bahan kuliah materi 8
Bahan kuliah materi 8
 
Bahan kuliah materi 7
Bahan kuliah materi 7Bahan kuliah materi 7
Bahan kuliah materi 7
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

Tugas k3 dan lingkungan hiradc (peledakan tambang)

  • 1. TUGAS K3 DAN LINGKUNGAN HUBUNGAN K3 DALAM HIRADC DARI PELEDAKAN TAMBANG Disusun oleh : SYLVESTER SARAGIH DBD 111 0105 BINSAR REZEKI SINAGA DBD 111 0119 MEY TRISONI SILALAHI DBD 111 0123 UDIN MUHRUDIN DBD 111 0067 RIZKI AKBAR SAID DBD 111 0066 EDY S MANURUNG DBD 111 0137 APRIADI SIMANUNGKALIT DBD 111 0012 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja. Pengendalian juga ditujukan kepada sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja/ mesin/ instrument, dan karakteristik manusia yang menjalankan pekerjaan tersebut maupun orang-orang yang berada di sekelilingnya. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Dari segi ekonomi pemakaian alat yang berkapasitas besar adalah lebih menguntungkan, akan tetapi bahaya yang mungkin ditimbulkan juga akan besar. Dengan demikian penentuan ukuran reaktor harus didasarkan pada keuntungan dari segi ekonomi dan bahaya yang mungkin ditimbulkan. Salah satu langkah pengamanan yang dilakukan dalam rancang bangun adalah penggunaan safety factor atau over design factor pada perhitungan perancangan masing-masing alat dengan kisaran 10 – 20 %. Alat pengendali harus lebih canggih dan lebih dapat diandalkan. Alat pengamanan yang terkait dengan alat produksi dan alat perlindungan bagi pekerja harus ditingkatkan. Biaya untuk membangun keselamatan dan kesehatan kerja, biaya untuk membeli alat-alat pengamanan memang cukup besar. Akan tetapi keselamatan dan kesehatan kerja juga akan lebih terjamin. Kemampuan dan ketrampilan pekerja harus ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan sehingga dapat mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • 3. Alat penanggulangan musibah harus ditingkatkan agar malapetaka yang diakibatkan oleh penerpan teknologi maju tidak sampai meluas dan merusak. Pengawasan terhadap alat maupun terhadap pekerja harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Kesehatan dan keselamatan kerja mempunyai fungsi dan manfaat bagi orang yang mau memanfaatkannya. Kegiatan peledakan yang bertujuan untuk memisahkan batuan dari induknya dalam industri pertambangan sangat rentan dengan bahaya. Hal itu bisa terjadi pada high explosive maupun low explosive. Bahaya itu biasa terjadi dari sifat bahan peledaknya sendiri, cara membawanya, cara penyimpanan di dalam gudang (baik gudang bahan peledak di permukaan maupun gudang bahan peledak pada tambang bawah tanah), serta penggunaannya maupun pengawasannya pada pasca peledakan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap kecelakaan tambang maupun penyakit akibat kerja dengan sasaran untuk menekan seminimal mungkin bahkan sampai zero accident sangat diperlukan. Menurut penelitian Heinrich maupun Lunch menyebutkan bahwa kecelakaan tambang pada dasarnya disebabkan oleh unsafe act dan unsafe condition. Untuk itu peranan K3 pada kegiatan peledakan di dalam industri pertambangan adalah sangat penting. Oleh sebab itu, dalam proses K3 harus memiliki manajemen resiko, dimana dalam kegiatan manajemen tersebut harus, memperhatikan identifikasi sumber bahaya (Hazard Identification), pengkajian resiko (Risk Assessment), dan menetapkan pengendalian (Determine Control) (HIRADC). Dengan adanya HIRADC, maka setiap orang mengetahui bahaya apa yang mungkin terjadi pada pekerjaan yang dia lakukan. Dia akan tahu seberapa besar tingkat risikonya dan tahu juga kontrol apa yang harus dilakukan untuk memperkecil risiko tersebut.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Peledakan Tambang Peledakan tambang adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang di terapkan. Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendak nya terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. peralatan peledakan (Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali, misalnya blasting machine, crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali. Untuk setiap metode peledakan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda. Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, maka dibuat sistematika berdasarkan tiap-tiap metode peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan dikelompokan berdasarkan metodenya. Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati hati agar tidak terjadi kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus mengerti benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena persiapan peledakan yang kurang baik akan menghasilkan bisa menyebabkan hasil yang tidak sempurna serta mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun peralatan. Dalam hal ini pemilihan metode peledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.
  • 5. Tujuan pekerjaan peledakan dalam dunia pertambangan itu sendiri yaitu memecah atau membongkar batuan padat atau material berharga atau endapan bijih yang bersifat kompak atau masive dari batuan induknya menjadi material yang cocok untuk dikerjakan dalam proses produksi berikutnya. Dalam suatu operasi peledakan pada pertambangan didahului oleh pemboran yang bertujuan untuk membuat lubang tembak. Lubang tembak sendiri akan diisi oleh bahan peledak yang terlebih dahulu di isi oleh material atau pasir yang disebut Subdrilling bertujuan agar hasil peledakan tidak terjadi toes atau tonjolan-tonojolan pada lantai tambang yang mengakibatkan alat berat sulit bergerak saat pemuatan dan pengangkutan hasil peledakan. setelah disi oleh rangkaian bahan peledak seperti TNT atau ANFO yang dilengkapi dengan nonel, maka selanjutnya diisi material penutup yangdisebut stemming berfungsi menahan tekanan keatas agar energi yang dihasilkan oleh bahan peledak tersebar kesegala arah dan menghancurkan batuan disampingnya. 2.3 K3 Dalam Peledakan Beberapa perusahaan pertambangan yang melakukan peledakan untuk menghasilkan fragmentasi batuan overburden, dan menggunakan Nonel sebagai inisiasi systemnya tentu tidak asing dengan istilah misfire. Hal ini berhubungan dengan system Nonel yang tidak mempunyai kontrol terhadap misfire kecuali dengan melakukan penyambungan secara benar dan final check dengan teliti. Dengan kata lain, proses kontrol dilakukan secara fisik oleh seorang juru ledak. Berbeda bila menggunakan system elektrik ataupun system dengan teknologi muktahir yakni elektronik, misfire dengan mudah dapat dicegah bahkan sebelum blasting mechine ditekan. Kedua system ini memiliki alat untuk mendeteksi apakah sambungan antara surface delay dengan surface delay atau dengan inhole delay telah tersambung dengan benar. Jadi, pada kedua metode ini, misfire yang disebabkan oleh human error tidak tersambung- bisa dicegah sedini mungkin.
  • 6. Adapun bila misfire terjadi pada system ini, boleh jadi dikarenakan oleh hal lain, seperti kegagalan detonator, atau terjadinya kerusakan (putus) setelah pengecekan atau analisa akhir dilakukan. Mengapa misfire harus dicegah? Misfire yang terjadi mengakibatkan dua hal penting. Pertama berhubungan dengan keselamatan kerja, misfire sangat berbahaya bila terjadi dan tidak diketahui, apalagi bila misfire tidak ditemukan.Bahayanya adalah apabila Nonel, detonator, atau booster terkena oleh alat gali, atau dozer yang mungkin tengah bekerja di lokasi hasil suatu peledakan. Tentu saja fatality dan kerusakan berat pada alat adalah potensi paling tinggi bila lubang misfire meledak dengan sendirinya akibat gesekan, hantaman dari bucket atau blade alat berat tersebut. Kedua adalah proses loss -kehilangan waktu produktif-, karena dengan terjadinya misfire maka alat-alat produksi harus tetap berhenti bekerja menunggu proses hingga juru ledak dapat mengontrol lubang-lubang misfire tersebut. Keputusan untuk penembakan kedua pada lubang-lubang misfire, tentu semakin menambah hilangnya waktu produksi.Dan bila dihitung, maka dalam semingu, satu bulan, atau setahun, maka kehilangan waktu tidaklah sedikit jumlahnya. Beberapa tambang-tambang di Indoensia ataupun Australia, masih menggunakan metode yang biasa disebut final check. Metode ini adalah proses pengecekan sambungan antara inhole delay dan surface delay sebelum penembakan (firing) dilakukan. Final check dilakukan oleh satu orang atau lebih, dilakukan dengan berjalan dari baris pertama hingga baris terakhir, mengamati sambungan secara satu persatu. Cara ini cukup effektif bila pelakunya mengerjakannya dengan tenang, teliti, dan benar. Karena kelalaian dalam mengamati sambungan akan berakibat misfire. Juga cara ini cukup efektif bila dilakukan pada jumlah sambungan atau jumlah lubang yang tidak terlalu banyak (100 - 300 lubang). Bagaimana bila lubang ledak berjumlah lebih dari 600 lubang atau lebih? Data misfire yang disebabkan oleh kegagalan sambungan (unconnected human error) di tambang batubara terbesar di Kaltim menunjukan: pada tahun 2005 telah terjadi 8 kali misfire dari sekitar 400.000 sambungan (1:50.000) dan akhir Agustus 2006 terjadi 9 kali misfire dari 350.000 sambungan
  • 7. (1:38.888). Data misfire ini relatif bagus bahkan bila dibandingkan dengan tambang-tambang di luar negeri yang menggunakan Nonel system yang sama. Namun demikian hasil continous improvement menunjukan bahwa misfire akibat kegagalan sambungan masih bisa diperkecil atau bahkan ditiadakan. Metode baru pun telah dibuat dan diterapkan sejak September 2006 di tambang tersebut.Metode ini tidak berbeda dengan metode sebelumnya, hanya prinsipnya saja yang berubah. Pertama, pengecekan sambungan dilakukan oleh orang yang melakukan penyambungan itu sendiri.Tidak dibebankan kepada orang yang melakukan final check seperti pada metode sebelumnya.Konsekuensinya, orang yang melakukan penyambungan haruslah seorang juru ledak yang kompeten dan bertanggungjawab penuh terhadap sambungan yang dibuatnya. Sambungan harus 100% benar sebelum ia melanjutkan untuk menyambung pada lubang berikutnya. Kedua, memberi tanda pada sambungan sebagai identifikasi bahwa sambungan telah dilakukan dengan benar dan agar mudah dikenali siapa yang melakukannya.Tanda ini meggunakan pita warna.Bila ada tiga orang yang melakukan penyambungan, maka digunakan pita dengan warna berbeda untuk masing-masing orang. Ini sangat membantu pada proses investigasi bila misfire terjadi. Akan mudah diketahui siapa yang melakukan penyambungan di lubang tersebut. Jelas ini berbeda dengan metoda sebelumnya dimana tidak mudah untuk mengetahui siapa yang melakukan sambungan sebelumnya bila misfire terjadi. Ketiga, final check dengan hanya melihat pita warna pada sambungan dan meletakkan pita warna yg berbeda pada lubang yang telah dilewatinya sebagai tanda bahwa orang kedua telah melihat lubang tersebut telah disambung.Keuntungannya adalah juru ledak dapat melakukan final check dengan cepat dan mudah. Bila juru ledak melihat lubang tanpa pita warna, berarti sambungan belum ada dan dia bisa melakukan sambungan pada lubang tersebut. Oleh karena itu, berapapun jumlah lubang yang akan diledakan, juru ledak akan
  • 8. dengan mudah melakukan final check tanpa terjadi dua kali atau lebih pengecekan pada satu lubang ledak. Data terakhir dengan melaksanakan medote baru ini menunjukan hanya terjadi sekali misfire dari 187.000 sambungan. Misfire yang terjadipun dapat dengan mudah dideteksi siapa pelaku penyambungan dan dengan demikian mudah pula untuk melakukan langkah-langkah perbaikan, baik terhadap pelaku ataupun system itu sendiri.
  • 9. 2.3 Tabel Kemungkinan Tingkat Resiko Keparahan 1 2 3 4 Tidak Berbahaya Sangat Sangat berbahaya Berbahaya berbahaya Sekali 1 1 2 3 4 Sangat kecil Trivial risk Trivial risk Tolerable risk Medium risk 2 2 4 6 8 Mungkin Trivial risk Medium risk Medium risk Substansial risk 3 3 4 9 12 Sangat mungkin Tolerable risk Medium risk Substansial Intolerable risk Risk 4 4 4 12 16 Sangat Medium risk Substansial Intolerable Intolerable risk risk Risk Besar kemungkinannya Berdasarkan keterangan Tabel 2.1 Kemungkinan tingkat resiko keparahan diatas, menjelaskan bahwa dalam penggolongan resiko kemungkinan keparahan itu digolongkan mulai dari, sangat kecil, mungkin, sangat mungkin, dan sangat besar kemungkinannya. Artinya dalam setiap kemungkian keparahan tingkat resiko itu kontrol risiko harus dipilih untuk
  • 10. mengurangi tingkat risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi keparahan dan / atau kemungkinan. Ketika tingkat resiko "tinggi", efektif dan praktis kontrol risiko harus diterapkan untuk menurunkan tingkat risiko tinggi untuk setidaknya "Risiko Menengah".
  • 11. 2.4 Hiradc Peledakan Tambang Berdasarkan data tabel resiko hiradc peledakan diatas menjelaskan bahwa aktifitas yang dilakukan dalam peledakan tambang meliputi : 1. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan bahan peledak. Peralatan dan perlengkapan bahan peledak yang biasa dipergunakan yaitu : a. Blasting Machine b. Multimeter c. Crimper d. Leading wire e. Korek api / penyulut 2. Melakukan pengamanan area kerja. Melakukan pengamanan area kerja peledakan biasanya dilakukan dibawah pengawasan Kepala Teknik Tambang atau petugas yang berwenang, tujuannya adalah untuk memastikan apakah area tersebut benar-benar aman dan apakah para pekerja tersebut sudah menggunakan alat safety untuk peledakan nantinya. 3. Mempersiapkan primer (priming). Pembuatan primer dilakukan langsung di lokasi yang akan diledakkan oleh juru ledak. Adapun tahap kegiatannya adalah : mula-mula power gel dilubangi dengan kayu atau pensil, tapi kadang-kadang dengan menggunakan jari (kebiasaan di lapangan agar lebih praktis). Kemudian detonator dimasukkan dengan cara dittekan kuat kedalam power gel yang telah dilubangi tadi, agar tidak mudah lepas kabel detonator dililitkan pada power gel.
  • 12. 4. Pengisian lubang ledak (loading). Di lapangan tahap ini dilakukan dengan menggunakan material yang ada di lokasi (tanah atau material hancuran hasil pemboran). Pambuatan stemming dilakukan setelah pemadatan isian bahan peledak. 5. Melakukan penyambungan rangkaian pada kabel peralatan peledak (circuit). Penyambungan rangkaian yang dilakukan adalah secara seri. Di lapangan sambungan leg wire (kabel detonator) pada tiap detonator hanya berukuran sama dangan kedalaman lubang ledak, maka diperlukan kabel pembantu (connecting wire) untuk menghubungkan tiap-tiap leg wire sebelum disambung dengan kabel utama (leg wire). Setelah itu dilakukan pengetesan tahanan terhadap rangkaian dengan menggunakan om meter, lalu rangkaian tersebut disambungkan ke exploder (blasting machine) 6. Melakukan pemilihan dan penyiapan tempat blasting mechine. Melakukan pemilihan dan penyiapan tempat blasting mechine adalah sangat penting bahwa exploder hendaknya selalu dipelihara dan ditest secara teratur terhadap kapasitas penyalaan. Efektifitas exploder type-generator biasanya ditest dengan menggunakan Rheostat yang dihubungkan dengan detonator. 7. Pemeriksaan pasca peledakan dan pengamanan lokasi peledakan. Pemeriksaan setelah peledakan dilakukan setelah 15 menit atau setelah asap dari hasil peledakan hilang. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh juru ledak dengan tujuan untuk mengetahui apakah dijumpai peledakan yang gagal (misfire), jika semua telah meledak dengan baik dan kawasan peledakan aman dari runtuhan batuan, maka akan diberi aba-aba lagi bahwa peledakan telah berakhir dan operasi penambangan dapat dilanjutkan kembali.
  • 13. Dalam setiap aktifitas peledakan tambang di atas, resiko kecelakanan pasti selalu ada. Dalam hiradc peledakan, analisis resiko kecelakaan dalam peledakan diperhitungkan dalam setiap kegiatannya, berikut ini bahaya konsekuensi yang diterima dalam melakukan aktifitas peledakan tambang dalam lingkungan kerja tambang, yaitu : 1. Dalam menyiapkan peralatan dan perlengkapan bahan peledak bahaya yang ditimbulkan dalam menyiapkan peralatan bahan peledak adalah, kurangnya alat dan perlengkapan bahan peledak, konsekuensi yang diterima akibat kurangnya alat dan perlengkapan bahan peledak adalah aktifitas peledakan tidak dapat dilanjutkan. 2. Pengamanan area kerja atau gudang penyimpanan bahan peledak. Dalam pengamanan area kerja atau gudang penyimpanan bahan peledak sering kemungkinan terjadi kecelakaan terjadi, seperti kebakaran bahan peledak akibat terbakarnya bahan peledak seperti sumbu peledak yang tersulut oleh rokok yang dibuang sembarangan oleh para pekerja tambang. 3. Mempersiapkan primer harus sangat berhati-hati, karena dalam mempersiapkan primer tidak boleh berlebihan, jika berlebihan akibat yang ditimbulkan adalah daya ledak dari bahan peledak tersebut akan sangat besar yang mana dapat menimbulkan korban jiwa dari para pekerja akibat ledakan yang sangat besar tersebut. 4. Pengisian lubang ledak (loading), dalam pengisiannya tidak boleh juga berlebihan akibat yang ditimbulkan sama seperti tahap primer, yaitu terjadinya ledakan besar yang tidak dapat diduga. Akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya kerusakn pada lubang ledak, dan mengakibatkan juga korban jiwa. 5. Penyambungan rangkaian kabel peledak (cicuit) tidak boleh asal menyambung saja, dibutuhkan ketenangan dan ketelitian dalam proses penyambungan kabel tersebut, jika salah dalam penyambungan kabel tersebut maka akan terjadi arus pendek yang dapat menimbulkan kebakaran akibat percikan api pada arus pendek tersebut.
  • 14. 6. Pemilihan dan penyiapan tempat blasting mechine, dalam melakukan pemilihan dan penyiapan tempat blasting mechine sangat penting bahwa exploder hendaknya selalu dipelihara dan ditest secara teratur terhadap kapasitas penyalaan. Efektifitas exploder type-generator biasanya ditest dengan menggunakan Rheostat yang dihubungkan dengan detonator, jika tidak terpelihara akan menimbulkan ledakan yang dapat merusak area tambang. 7. Pemeriksaan pasca peledakan dan pengamanan lokasi peledakan, harus selalu diawasi secara ketat, karena jika dalam proses pemeriksaan pasca peledakan itu longgar material pengotor atau debu dari hasil ledakan tersebut akan merusak pernapasan dari para pekerja tambang tersebut. Dalam setiap aktivitas kegiatan peledakan tambang telah diatur oleh aspek legal dan kontrol yang sudah ada sesuai dengan KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN 555.K/26/M.PE/1995 DAN TENTANG ENERGI KESELAMATAN NO. DAN KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN UMUM. Berikut ini aktivitas peledakan yang telah PERTAMBANGAN TENTANG diatur DAN dalam ENERGI KESELAMATAN DAN KEPUTUSAN NO. MENTERI 555.K/26/M.PE/1995 KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN UMUM, yaitu: 1. Peralatan dan perlengkapan bahan peledak diatur dalam Kepmen 555 K/26/M.PE/1995 Pasal 74. Kontrol yang sudah ada ialah bahan peledak disimpan, diperiksa, dan dipelihara alat dan bahan peledak secara aman. 2. Pengamanan area kerja/ gudang diatur dalam Kepmen 555 K/26/M.PE/1995 Pasal 63 dan 71, yaitu dalam kontrol yang sudah ada pemeriksaan alat dan bahan peledak di tempat area kerja atau gudang tempat penyimpanan bahan peledak harus dilakukan 1
  • 15. minggu sekali oleh Kepala Teknik Tambang atau pengawas yang berwenang. 3. Mempersiapkan primer, diatur dalam Kepmen 555 K/26/M.PE/1995 Pasal 67 yang mana dalam tahap kontrol yang sudah ada yaitu alat dan bahan peledak harus selalu dalam kemasan aslinya dan tidak boleh lebih dari 5000kg kapasitasnya. 4. Pengisian lubang ledak (loading), diatur dalam Kepmen 555 K/26/M.PE/1995 Pasal 73 dengan kontrol yang sudah ada yaitu harus selalu mengecek kembali lubang ledak dan memastikan selalu apa lubang ledak sudah siap diisi atau belum bias, agar dalam proses peledakan nantinya tidak gagal ledak. 5. Penyambungan rangkaian kabel (cicuit), diatur dalam Kepmen 555 K/26/M.PE/1995 Pasal 73. Dalam proses kontrol yang sudah ada yang sudah ada yaitu harus selalu melakukan pengecekkan ulang kembali rangkaian kabel pada bahan peledak agar tidak terjadi arus pendek, dan memastikan keamanan pada para pekerja khususnya para juru ledak. 6. Pemilihan dan penyimpanan blasting mechine, diatur dalam Kepmen 555 K/26/M.PE/1995 Pasal 73, dengan kontrol yang sudah ada yaitu membaca buku aturan peledakan sebelum melakukan peledakan nantinya. 7. Pemeriksaan pasca peledakan dan pengamanan lokasi peledakan, diatur dalam Kepmen 555 K/26/M.PE/1995 Pasal 73 dengan kontrol yang sudah ada yaitu, pemakaian lat safety glasses dan safety respiratory.
  • 16. Dalam mengatasi tindakan resiko bahaya peledakan tambang tersebut, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui peraturan-peraturan yang tertulis di KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI No. 555.K/26/M.PE/1995 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN UMUM, serta dalam melaksanakan kegiatan peledakan tambang tersebut para pekerja harus dilengkapi alat-alat safety agar resiko kecelakaan yang diakibat oleh peledakan tersebut dapat menekan seminimal mungkin bahkan sampai zero accident sangat diperlukan.
  • 17. BAB III KESIMPULAN 1.1 Kesimpulan Peledakan tambang adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Tujuan pekerjaan peledakan dalam dunia pertambangan itu sendiri yaitu memecah atau membongkar batuan padat atau material berharga atau endapan bijih yang bersifat kompak atau masive dari batuan induknya menjadi material yang cocok untuk dikerjakan dalam proses produksi berikutnya. Dalam hiradc peledakan, aktivitas hiradc meliputi : 1. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan bahan peledak. 2. Melakukan pengamanan area kerja. 3. Mempersiapkan primer (priming). 4. Pengisian lubang ledak (loading). 5. Melakukan penyambungan rangkaian pada kabel peralatan peledak (circuit). 6. Melakukan pemilihan dan penyiapan tempat blasting mechine. 7. Pemeriksaan pasca peledakan dan pengamanan lokasi peledakan. Dalam setiap aktifitas peledakan tambang di atas, resiko kecelakanan pasti selalu ada. Dalam hiradc peledakan, analisis resiko kecelakaan dalam peledakan diperhitungkan dalam setiap kegiatannya, berikut ini bahaya konsekuensi yang diterima dalam melakukan aktifitas peledakan tambang dalam lingkungan kerja tambang, yaitu : 1. Dalam menyiapkan peralatan dan perlengkapan bahan peledak bahaya yang ditimbulkan dalam menyiapkan peralatan bahan peledak adalah, kurangnya alat dan perlengkapan bahan peledak, konsekuensi yang diterima akibat kurangnya
  • 18. alat dan perlengkapan bahan peledak adalah aktifitas peledakan tidak dapat dilanjutkan. 2. Pengamanan area kerja atau gudang penyimpanan bahan peledak. Dalam pengamanan area kerja atau gudang penyimpanan bahan peledak sering kemungkinan terjadi kecelakaan terjadi, seperti kebakaran bahan peledak akibat terbakarnya bahan peledak seperti sumbu peledak yang tersulut oleh rokok yang dibuang sembarangan oleh para pekerja tambang. 3. Mempersiapkan primer harus sangat berhati-hati, karena dalam mempersiapkan primer tidak boleh berlebihan, jika berlebihan akibat yang ditimbulkan adalah daya ledak dari bahan peledak tersebut akan sangat besar yang mana dapat menimbulkan korban jiwa dari para pekerja akibat ledakan yang sangat besar tersebut. 4. Pengisian lubang ledak (loading), dalam pengisiannya tidak boleh juga berlebihan akibat yang ditimbulkan sama seperti tahap primer, yaitu terjadinya ledakan besar yang tidak dapat diduga. Akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya kerusakn pada lubang ledak, dan mengakibatkan juga korban jiwa. 5. Penyambungan rangkaian kabel peledak (cicuit) tidak boleh asal menyambung saja, dibutuhkan ketenangan dan ketelitian dalam proses penyambungan kabel tersebut, jika salah dalam penyambungan kabel tersebut maka akan terjadi arus pendek yang dapat menimbulkan kebakaran akibat percikan api pada arus pendek tersebut. 6. Pemilihan dan penyiapan tempat blasting mechine, dalam melakukan pemilihan dan penyiapan tempat blasting mechine sangat penting bahwa exploder hendaknya selalu dipelihara dan ditest secara teratur terhadap kapasitas penyalaan. Efektifitas exploder type-generator biasanya ditest dengan menggunakan Rheostat yang dihubungkan dengan detonator, jika tidak terpelihara akan menimbulkan ledakan yang dapat merusak area tambang. 7. Pemeriksaan pasca peledakan dan pengamanan lokasi peledakan, harus selalu diawasi secara ketat, karena jika dalam proses pemeriksaan pasca peledakan itu
  • 19. longgar material pengotor atau debu dari hasil ledakan tersebut akan merusak pernapasan dari para pekerja tambang tersebut. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiataan peledakan tambang dalam mengatasi hirarki pengendalian resiko dapat menggunakan metode APD (Alat Pelindung Diri) yang merupakan pilihan terakhir untuk mengendalikan bahaya, sebab APD bukan untuk mencegah kecelakaan namun hanya sekedar mengurangi efek atau keparahan kecelakaan dan bila ditangani secara baik sesuai dengan standart operation procedure (SOP) akan berjalan dengan lancar. Demikian pula procedure K3 juga diterapkan dalam kegiatan ini akan memberikan dampak kerja yang aman dan nyaman. Demikian pula bila pekerja selalu menerapkan K3 dalam setiap tahapan kegiatan peledakan tambang, diharapkan pekerja dapat bekerja dengan optimal dengan perasaan yang tenang, aman dan nyaman sehingga target produksi perusahaan dapat terpenuhi bahkan terlewati, maka akan berdampak pada kesejahteraan pekerja beserta keluarganya.