SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
i 
MAKAKAH 
HUKUM KEPPLER 
Dosen Pembimbing : Julianto, S.Pd. M.Pd. 
Mata Kuliah : Konsep Dasar IPA 3 
Disusun Oleh : 
1. Nur Afida (12010644002) 
2. Agirl Suarkah (12010644010) 
3. Erni Ika Mardiana . (12010644093) 
4. Vivi Yulia Nur L. (12010644097) 
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN 
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 
2014
ii 
KATA PENGANTAR 
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat 
serta karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah sesuai waktu yang telah ditentukan. 
Terselesainya makalah ini tentu tak lepas dari bantuan semua pihak. Oleh karena itu 
penulis mengucapkan terimakasih kepada : 
1. Bapak Julianto S.Pd , M.Pd selaku dosen pengajar mata kuliah Konsep Dasar IPA 
3 
2. Teman- teman yang telah membantu penyelesaian makalah 
Tak ada hal yang sempurna, tak ada gading yang tak retak. Begitu pula penyelesaian 
makalah ini tentu belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran 
yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah yang selanjutnya. 
Surabaya, 13 Oktober 2014 
Penulis
iii 
DAFTAR ISI 
Halaman Sampul ...................................................................................... i 
Kata pengantar ......................................................................................... ii 
Daftar isi ................................................................................................... iii 
BAB I PENDAHULUAN 
A.Latar Belakang ................................................................... 1 
B.Rumusan masalah .............................................................. 1 
C.Tujuan ................................................................................. 1 
D.Manfaat ................................................................................ 2 
BAB II PEMBAHASAN 
A. Sejarah Hukum Keppler .................................................... 3 
B. Penjelasan Tiga Hukum Keppler ........................................ 5 
C. Penerapan hokum Keppler.................................................. 17 
BAB III PENUTUP 
A.Kesimpulan .......................................................................... 18 
B.Saran.................................................................................... 18 
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 19
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Seperti kita ketahui sekarang, semua planet memiliki orbit, atau lintasan untuk 
beredar mengelilingi pusatnya. Semua planet berputar mengelilingi pusatnya, dan 
matahari adalah pusatnya. Jika orbit merupakan lintasan untuk beredar mengelilingi 
pusatnya, maka seluruh benda dilangit akan memiliki orbit yang digunakan untuk 
berputar mengelilingi pusatnya. Oleh karenanya dalam makalah ini kami akan membahas 
tentang hokum keppler yang menjelaskan tentang pergerakan planet. 
Pokok pembahasan makalah ini adalah Hukum Kepler I, Hukum Kepler II dan 
Hukum Kepler III. Di dalam astronomi, tiga Hukum Gerakan Planet Kepler adalah: 
 Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu 
fokusnya. 
 Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama. 
 Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya 
dari Matahari. 
Untuk mengetahui itu, kami menulis makalah yang berjudul “ Hukum Kepler”. 
Dengan makalah ini, kami harapkan dapat menjawab ketimpangan yang ada, dan 
dapat berguna sebagai acuan untuk kemajuan pendidikan selanjutnya. 
B. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang makalah ini, maka beberapa masalah yang dapat di 
rumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah : 
1. Bagaimana asal mula hukum kepler ? 
2. Bagaimana bunyi hukum kepler ? 
3. Bagaimana penerapan hukum kepler pada kehidupan ? 
C. Tujuan 
Berdasarkan uraian tersebut, secara terperinci tujuan dari penulisan makalah ini 
adalah :
2 
1. Mempelajari dan memahami sejarah hukum kepler. 
2. Mempelajari dan memahami bunyi serta penjelasan hukum kepler. 
3. Mempelajari dan memahami beragam penerapan hukum kepler yang ada 
dilingkungan sekitar. 
D. Manfaat 
Berdasarkan hal tersebut, manfaat penulisan sebagai berikut : 
1. Agar pembaca mengetahui sejarah hukum kepler. 
2. Agar pembaca mengetahui bunyi serta penjelasan hukum kepler 
3. Agar pembaca mengetahui beragam penerapan hukum kepler yang ada dilingkungan 
sekitar.
3 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Sejarah Hukum Kepler 
Johannes Kepler adalah astromom asal Jerman yang menjelaskan hukum pergerakan 
tata surya. Penemuannya ini menjadi justifikasi teori heliosentris yang dikemukakan 
Nicholaus Capernicus. Teori Kepler bahkan dipublikasikan 20 tahun sesudah buku De 
revolutionibus orbium coelestium karya Nicholaus Capernicus diterbitkan. Karya Capernicus 
awalnya mendapat tentangan dari semua ilmuwan di dunia dan dapat dibuktikan validitasnya 
setelah Johannes Kepler mengemukakan teorinya. 
Johannes Kepler yang lahir tahun 1571 di kota Weil der Stadt Jerman, mengenyam 
pendidikan di Universitas Tubingen, hingga memperoleh gelar sarjana muda tahun 1588 dan 
gelar sarjana penuh tiga tahun kemudian. Kepler kemudian menjadi pengajar di akademi di 
kota Graz. Sambil menulis buku pertamanya tentang astronomi (1596). Karya tersebut 
menunjukkan kemampuan matematika Kepler dan otentifikasi pikirannya, sehingga ahli 
astronomi besar Tycho Brahe menjadikan Kepler asisten dalam penyelidikan ruang angkasa 
di dekat Praha. Ketika Tycho meninggal dunia, Kepler di tunjuk Kaisar Romawi Rudolph II 
menggantikannya. menggantikan Tycho selaku matematikawan kerajaan. 
Pada tahun 1601 Kepler berusaha mencocokkan berbagai bentuk kurva geometri pada 
data-data posisi Planet Mars yang dikumpulkan oleh Tycho Brahe. Kepler menggunakan 
hasil pengamatan, catatan dan analisis Tycho Brahe untuk membangun kesimpulannya 
mengenai kebenaran teori heliosentris. Hingga tahun 1606, setelah hampir setahun 
menghabiskan waktunya hanya untuk mencari penyelesaian perbedaan sebesar 8 menit busur 
(mungkin bagi kebanyakan orang hal ini akan diabaikan), Kepler mendapatkan orbit planet 
Mars. Menurut Kepler, lintasan berbentuk elips adalah gerakan yang paling sesuai untuk orbit
planet yang mengitari matahari.. Tetapi, sesudah bertahun-tahun melakukan sejumlah 
perhitungan, Kepler menemukan kelemahan bahwa pengamatan Tycho tidaklah konsisten 
dengan teori-teori yang ada. Kepler berkesimpulan bahwa dia, Copernicus dan Tycho Brahe 
dan semua astronom klasik menduka orbit planit berbentuk lingkaran padahal fakta 
menunjukkan orbit planit tidak bulat, tetapi ellips. Sekitar tahun 1605, Kepler menyimpulkan 
bahwa data posisi planet hasil pengamatan Brahe mengikuti rumusan matematika cukup 
sederhana yang tercantum di atas. 
Setelah melalui serangkaian penyelidikan, penghitungan yang rumit, Kepler kemudian 
merangkum semua penemuannya dalam sebuah buku yang berjudul Astronomia Nova, terbit 
tahun 1609 dan menjelaskan bagian pertama dari dua hukum pergerakan planit. Hukum 
pertama menegaskan tiap planit bergerak mengitari mentari dalam orbit oval atau ellips 
dengan matahari pada satu fokus. Hukum kedua menegaskan bahwa planit bergerak lebih 
cepat ketika berada lebih dekat dengan matahari; kecepatan planet berbeda begitu rupa bahwa 
garis yang menghubungkan planet dan matahari selama perputaran, meliwati bidang yang 
sama luasnya dalam jangka waktu yang sama. Sepuluh tahun kemudian Kepler mengeluarkan 
hukum ketiganya: makin jauh jarak sebuah planet dari matahari, makin perlu waktu lebih 
lama untuk menyelesaikan perputarannya atau kwadrat kala perputaran planet-planet 
berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dengan matahari. 
Hukum Kepler, menyuguhkan gambaran komplit dan tepat tentang gerak planet-planet 
mengitari matahari dan memecahkan masalah utama bidang astronomi yang dialami 
Copernicus dan Galileo. Namun Kepler tidak menjelaskan mengapa planet-planet bergerak 
pada orbit yang berbentuk elips. Masalah ini terpecahkan di abad berikutnya oleh Isaac 
Newton melalui hukum gravitasi. Tetapi, hukum Kepler merupakan pendahulu vital buat 
sintesa besar Newton. Sumbangan Kepler kepada astronomi bisa disejajarkan dengan 
Copernicus bahkan dalam beberapa hal hasil karya Kepler bahkan lebih mengesankan. Ia 
lebih banyak dihadapkan pada perhitungan matematika yang sangat rumit, padahal 
matematika saat itu tidaklah sesempurna perkembangannya seperti sekarang, dan tak ada 
mesin kalkulator yang menolong Kepler dalam tugas penghitungan-penghitungannya. 
Pada era modern, hukum Kepler digunakan untuk aproksimasi orbit satelit dan benda-benda 
yang mengorbit Matahari, yang semuanya belum ditemukan pada saat Kepler hidup 
(contoh: planet luar dan asteroid). Hukum ini kemudian diaplikasikan untuk semua benda 
kecil yang mengorbit benda lain yang jauh lebih besar, walaupun beberapa aspek seperti 
gesekan atmosfer (contoh: gerakan di orbit rendah), atau relativitas (contoh: prosesi 
4
preihelion merkurius), dan keberadaan benda lainnya dapat membuat hasil hitungan tidak 
akurat dalam berbagai keperluan. 
Kepler meninggal dunia tahun 1630 di Regensburg, Bavaria. Dalam masa "Perang tiga 
puluh tahun" yang mengganas itu, kuburnya diobrak-abrik. Tetapi, hukum gerakan planitnya 
terbukti lebih menjadi kenangan yang lestari dari sekadar sepotong batu nisan. 
5 
B. Penjelasan tiga hukum kepler 
Secara umum, Hukum hukum ini menjabarkan gerakan dua badan yang mengorbit satu 
sama lainnya. Massa dari kedua badan ini bisa hampir sama, sebagai contoh Charon—Pluto 
(~1:10), proporsi yang kecil, sebagai contoh. Bulan—Bumi(~1:100), atau perbandingan 
proporsi yang besar, sebagai contoh Merkurius—Matahari (~1:10,000,000). 
Dalam semua contoh di atas, kedua benda mengorbit mengelilingi satu pusat massa, 
barycenter, tidak satu pun berdiri secara sepenuhnya di atas fokus elips. Namun, kedua orbit 
itu adalah elips dengan satu titik fokus di barycenter. Jika rasio massanya besar, sebagai 
contoh planet mengelilingi Matahari, barycenternya terletak jauh di tengah obyek yang besar, 
dekat di titik massanya. Di dalam contoh ini, perlu digunakan instrumen presisi canggih 
untuk mendeteksi pemisahan barycenter dari titik masa benda yang lebih besar. Jadi, hukum 
Kepler pertama secara akurat menjabarkan orbit sebuah planet mengelilingi Matahari. 
Karena Kepler menulis hukumnya untuk aplikasi orbit planet dan Matahari, dan tidak 
mengenal generalitas hukumnya, makalah ini hanya akan mendiskusikan hukum di atas 
sehubungan dengan Matahari dan planet-planetnya. 
1. Hukum Pertama 
Gambar 1 : Hukum Kepler pertama menempatkan Matahari di satu titik fokus edaran 
elips. 
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Gerakan_Planet_Kepler)
"Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu 
6 
fokusnya." 
Elips adalah bentuk bangun datar yang merupakan salah satu dari irisan kerucut (selain 
lingkaran, hiperbola, dan parabola). Dimana eksentrisitas elips bernilai antara 0 dan 1. 
Lintasan suatu planet mengelilingi matahari akan berupa sebuah elips, dan matahari akan 
selalu berada di salah satu dari dua focus elips tersebut. 
(Sumber :http://padmanaba.or.id/kalawarta/wpcontent/uploads/2012/02/kepler11.png) 
Pada zaman Kepler, klaim di atas adalah radikal. Kepercayaan yang berlaku (terutama 
yang berbasis teori epicycle) adalah bahwa orbit harus didasari lingkaran sempurna. 
Pengamatan ini sangat penting pada saat itu karena mendukung pandangan alam semesta 
menurut Copernicus. Ini tidak berarti ia kehilangan relevansi dalam konteks yang lebih 
modern. 
Hukum pertama kepler jelas-jelas menentang pernyataan Nicolaus Copernicus yang 
menyatakan bahwa orbit planet berbentuk lingkaran dengan matahari berada di pusat 
lingkaran. Dan terbukti dari hasil pengamatan bahwa orbit elips Kepler dapat memberikan 
posisi yang lebih akurat dibandingkan orbit lingkaran. Kesalahan Copernicus ini dapat 
dipahami sebab meskipun memiliki lintasan elips, namun eksentrisitas orbit planet mendekati 
nol, sehingga sekilas akan tampak mendekati lingkaran, bahkan untuk perhitungan-perhitungan 
sederhana kita boleh mengasumsikan orbit planet adalah lingkaran. 
Meski secara teknis elips yang tidak sama dengan lingkaran, tetapi sebagian besar 
planet planet mengikuti orbit yang bereksentrisitas rendah, jadi secara kasar bisa dibilang 
mengaproksimasi lingkaran. Jadi, kalau ditilik dari pengamatan jalan edaran planet, tidak
jelas kalau orbit sebuah planet adalah elips. Namun, dari bukti perhitungan Kepler, orbit-orbit 
itu adalah elips, yang juga memeperbolehkan benda-benda angkasa yang jauh dari Matahari 
untuk memiliki orbit elips. Benda-benda angkasa ini tentunya sudah banyak dicatat oleh ahli 
astronomi, seperti komet dan asteroid. Sebagai contoh, Pluto, yang diamati pada akhir tahun 
1930, terutama terlambat diketemukan karena bentuk orbitnya yang sangat elips dan kecil 
ukurannya. 
Hukum I ini dapat menjelaskan akan lintasan planet yang berbentuk elips, namun 
belum dapat menjelaskan kedudukan planet terhadap matahari, maka muncullah hukum II 
Kepler. Keplpler tidak mengetahui alasan mengapa planet bergerak dengan cara demikian . 
Ketika mulai tertarik dengan gerak planet – planet , Newton menemukan bahwa ternyata 
hukum – hukum Keppler ini bisa diturunkan secara matematis dari hukum gravitasi universal 
dan hukum gerak Newton . Newton juga menunjukkan bahwa di antara kemungkinan yang 
masuk akal mengenai hukum gravitasi , hanya satu yang berbanding terbalik dengan kuadrat 
jarak yang konsisten dengan Hukum Keppler. 
(Sumber : http://softonezero.blogspot.com/2013/12/hukum-kepler-dan-gerak-planet. 
html) 
Gambar di atas menunjukkan geometri elips, yang berfungsi sebagai model kita untuk 
orbit elips planet. Elips secara matematis didefinisikan dengan memilih dua titik F1 dan F2, 
yang masing-masing disebut fokus, dan kemudian menggambar kurva melalui titik dimana 
jumlah jarak r1 dan r2 dari F1 dan F2, masing-masing adalah konstan. Jarak terpanjang melalui 
pusat antara titik pada elips (dan melewati setiap fokus) disebut sumbu utama, dan jarak ini 
7
adalah 2a. Dalam gambar di atas, sumbu utama ditarik sepanjang arah x. Jarak yang disebut 
sumbu semimajor. Demikian pula, jarak terpendek melalui pusat antara titik pada elips 
disebut sumbu minor dengan panjang 2b, dimana jarak b adalah sumbu semiminor. Entah 
fokus elips terletak pada jarak c dari pusat elips, di mana a2 = b2 + c2 . Pada orbit elips dari 
sebuah planet di sekitar Matahari, Matahari berada pada satu fokus elips. Tidak ada di fokus 
lainnya. 
Eksentrisitas elips didefinisikan sebagai e = c/a, dan menggambarkan bentuk umum 
dari elips. Untuk lingkaran, c = 0, dan karena itu eksentrisitas nol. b lebih kecil dibandingkan 
dengan a, semakin pendek elips sepanjang arah y dibandingkan dengan luasnya dalam arah x 
pada gambar di atas ketika b mengecil, c meningkat dan eksentrisitas e meningkat. Oleh 
karena itu, nilai yang lebih tinggi dari eksentrisitas yang sesuai dengan elips yang lebih 
panjang dan tipis. Kisaran nilai eksentrisitas untuk elips adalah 0 < e <1. 
Sumbu panjang pada orbit ellips disebut sumbu mayor alias sumbu utama, sedangkan 
sumbu pendek dikenal dengan sumbu semi utama atau semimayor. F1 dan F2 adalah titik 
fokus. Matahari berada pada F1 dan planet berada pada P. tidak ada benda langit lainnya 
berada pada F2. Total jarak dari F1 dan F2 ke sama untuk semua titik dalam kurva ellips. Jarak 
pusat ellips O dab titik fokus (F 1 dan F2) adalah ea, dimana e merupakan angka tak 
berdimensi yang besarnya berkisar antara 0 dan 1 disebut eksentrisitas. Jika e=0 maka ellips 
berubah menjadi lingkaran. Kenyataannya, orbit planet berupa ellips alias mendekati 
lingkaran. Dengan demikian besar eksentrisitas tidak pernah sama dengan nol. Nila e untuk 
orbit planet bumi adalah 0.017. Perihelion merupakan titik terdekat dengan matahari, 
sedangkan titik terjauh disebut aphehelon. Pada persamaan hukum grafitasi Newton, telah 
dipelajari bahwa gaya tarik grafitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (1/r2), dimana 
hal ini hanya bisa terjadi pada orbit yang berbentuk ellips atau lingkaran saja. Gaya gravitasi 
8
antara Matahari dan benda-benda juga bervariasi sebagai kuadrat terbalik dari jarak 
pemisahan, dan jalur yang diperbolehkan untuk objek-objek mencakup parabola (e = 1) dan 
hiperbola (e > 1). 
(Sumber : http://softonezero.blogspot.com/2013/12/hukum-kepler-dan-gerak-planet. 
html) 
Eksentrisitas untuk orbit planet bervariasi dalam tata surya. Eksentrisitas orbit bumi 
adalah 0,017, yang membuatnya hampir bundar. Di sisi lain, eksentrisitas orbit Merkurius 
adalah 0,21, tertinggi dari delapan planet. Gambar sebelah kiri menunjukkan elips dengan 
eksentrisitas sama dengan orbit Merkurius. Perhatikan bahwa bahkan eksentrisitas orbit 
tertinggi ini sulit untuk dibedakan dari lingkaran, yang merupakan salah satu alasan hukum 
pertama Kepler adalah sebuah prestasi mengagumkan. Eksentrisitas orbit Komet Halley 
adalah 0,97, menggambarkan sumbu utama orbit jauh lebih panjang dari sumbu minor, 
seperti yang ditunjukkan pada gambar di sebelah kanan. Akibatnya, Komet Halley 
menghabiskan sebagian besar periode 76 tahun yang jauh dari Matahari dan tak terlihat dari 
Bumi. Hal ini hanya dapat dilihat dengan mata telanjang selama sebagian kecil dari orbitnya 
bila di dekat Matahari. 
9 
2. Hukum Kedua 
Hukum kedua Kepler menjelaskan tentang kecepatan orbit planet. 
“Setiap planet bergerak sedemikian sehingga suatu garis khayal yang ditarik dari 
matahari ke planet tersebut mencakup daerah dengan luas yang sama dalam waktu 
yang sama.”
10 
Coba kalian perhatikan Gambar berikut ini 
Illustrasi hukum Kepler kedua. Bahwa Planet bergerak lebih cepat di dekat Matahari dan 
lambat di jarak yang jauh. Sehingga, jumlah area adalah sama pada jangka waktu tertentu. 
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Gerakan_Planet_Kepler) 
Garis AM akan menyapau lurus hingga garis BM, luasnya sama dengan daerah yang 
disapu garis Cm hingga DM. Hukum kedua ini juga menjelaskan bahwa dititik A dan B 
planet harus lebih cepat dibanding saat dititik C dan D. 
Luas daerah yang disapu oleh garis antara matahari dengan planet 
Pada selang waktu yang sangat kecil, garis yang menghubungkan matahari dengan 
planet melewati sudut dθ. Garis tersebut melewati daerah yang diarsir yang berjarak r, dan 
luas : 
Dimana adalah "areal velocity". 
Laju planet ketika melewati daerah itu adalah dA/dt disebut dengan kecepatan sektor 
(bulan vektor).
11 
Hal yang paling utama dalam hukum Kepler II adalah kecepatan sektor mempunyai 
harga yang sama pada semua titik sepanjang orbit yang berbentuk ellips. Ketika plenet berada 
di perihelion nilai r kecil, sedangkan dθ/dt bernilai besar. Ketika planet berada di apehelion 
nilai r besar, sedangkan dθ/dt kecil. 
Lebih jelasnya : 
Hal yang paling utama dalam Hukum II Kepler adalah kecepatan sektor mempunyai 
harga yang sama pada semua titik sepanjang orbit yang berbentuk elips.
12 
(Sumber:http://kalman-onlinenews.blogspot.com/2012/03/gravitasi-dan-hukum-keppler. 
html) 
3. Hukum Ketiga 
Pada hukum yang ketiga, Kepler mengamati data milik Tycoon yang memuat 
tentang planet - planet, sehingga ia dapat menentukan berapa lama waktu yang 
dibutuhkan setiap planet dalam menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi matahari, 
kemudian hal ini disebut dengan periode orbit. Dalam hal ini Kepler menyimpulkan 
bahawa planet yang terletak jauh dari Matahari memiliki perioda orbit yang lebih 
panjang dari planet yang dekat letaknya. Begitu juga sebaliknya, planet yang letaknya 
lebih dekat dengan matahari memiliki periode orbit yang lebih cepat. 
Kepler mempelajari periode dan jarak dari tiap planet dari matahari dan kemudian 
membuktikannya pada hubungan matematis yang biasa disebut dengan Hukum Kepler 
Ketiga. 
"Perioda kuadrat suatu planet berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya 
dari Matahari."
Dari pernyataan tersebut, Kepler menemukan suaru hubungan bahwa apabila 
jarak rata-rata dinyatakan sebagai R dan periode dinyatakan sebagai T. Maka secara 
matematis Hukum Kepler Ketiga dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut : 
13 
T₁ ² = T2 ² 
R₁ ³ R2 ³ 
Maka : 
T² 
R³ 
= k 
Ketetapan k (konstanta) dapat diketahui : 
4π² 
GM 
k = 
Dengan ketentuan : 
G : tetapan grafitasi 
M : Massa Matahari 
Newton menunjukkan bahwa Hukum III Kepler juga bisa diturunkan secara matematis 
dari Hukum Gravitasi Universal dan Hukum Newton tentang gerak dan gerak melingkar. 
Sekarang mari kita tinjau Hukum III Kepler menggunakan pendekatan Newton. 
Terlebih dahulu kita tinjau kasus khusus orbit lingkaran, yang merupakan kasus khusus dari 
orbit elips.
Sekarang kita masukan persamaan Hukum Gravitasi Newton dan percepatan sentripetal ke 
dalam persamaan Hukum II Newton : 
m1 adalah massa planet, mM adalah massa matahari, r1 adalah jarak rata-rata planet dari 
matahari, v1 merupakan laju rata-rata planet pada orbitnya. 
Waktu yang diperlukan sebuah planet untuk menyelesaikan satu orbit adalah T1, di mana 
jarak tempuhnya sama dengan keliling lingkaran, 2 phi r1. Dengan demikian, besar v1 adalah : 
Misalnya persamaan 1 kita turunkan untuk planet venus (planet 1). Penurunan persamaan 
yang sama dapat digunakan untuk planet bumi (planet kedua). 
T2 dan r2 adalah periode dan jari-jari orbit planet kedua. Sekarang coba anda perhatikan 
persamaan 1 dan persamaan 2. Perhatikan bahwa ruas kanan kedua persamaan memiliki nilai 
yang sama. Dengan demikian, jika kedua persamaan ini digabungkan, akan kita peroleh : 
14
(Sumber:http://kalman-onlinenews.blogspot.com/2012/03/gravitasi-dan-hukum-keppler.html) 
15 
Contoh Soal 1 : 
Dua planet 1 dan 2 mengelilingi matahari. Perbandingan antara jarak planet 1 dan 2 ke 
matahari R1 : R2 = 1 : 4. Apabila periode planet 1 mengelilingi matahari adalah 88 hari, 
maka periode planet 2 adalah……..hari 
A. 500 
B. 704 
C. 724 
D. 825 
E. 850 
Pembahasan Contoh Soal 1 : 
Diketahui : 
R1 : R2 = 1 : 4 
T1 = 88 hari 
Ditanya : 
TB = ? 
Jawab : 
T² 
= k 
R³ 
T₁ ² = T2 ² 
R₁ ³ R2 ³ 
88 ² = T2 ² 
1 ³ 4 ³ 
T2 ² = √4 ³ 푥 88 ²
16 
T2 ² = 8 x 88 = 704 hari 
Periode planet 2 adalah 704 hari, maka jawabannya adalah B. 
Contoh Soal 2 : 
Planet X dan planet Y mengelilingi matahari. Jika perbandingan antara jarak 
masing-masing planet ke matahari adalah 3 : 1, maka perbandingan periode planet X 
dan planet Y mengelilingi matahari adalah…. 
A. √3 
B. 2√3 
C. 3√3 
D. 4√3 
E. 5√3 
Pembahasan Contoh Soal 2 : 
Diketahui : 
RX : RY = 3 : 1 
TX : TY =... 
Jawab : 
T² 
= k 
R³ 
Tx ² = Ty ² 
Rx ³ Ry ³ 
Tx ² = Rx ³ 
Ty ² Ry ³ 
Tx ² = 3 ³ 
Ty ² 1 ³ 
Tx ² = √3 ³ = 3 √3 
Ty ² 
Tx ² = √3 ³ = 3 √3 
Ty 
Perbandingannya adalah 3√3, maka jawabannya adalah C.
17 
Berikut adalah data planet yang digunakan pada hukum III Keppler : 
Planet 
Jarak rata – rata dari 
matahari , r 
(x 106 km) 
Periode , T 
(Tahun) 
r3/T2 
(1024 
km3/th2) 
Merkurius 57,9 0,241 3,34 
Venus 108,2 0,615 3,35 
Bumi 149,6 1,0 3,35 
Mars 227,9 1,88 3,35 
Jupiter 778,3 11,86 3,35 
Saturnus 1.427 29,5 3,34 
C. Penerapan Hukum Keppler 
 Kebenaran hukum kepler bisa dilihat dari kenampakan alam yang ada disekitar kita. 
Seperti, supermoon yang membuat bulan seolah-olah lebih besar dari biasanya 
 Perbedaan suhu di siang hari, karena perbedaan jarak matahari dengan bumi dari hari 
ke hari. 
 Menentukan massa bumi dengan menggunakan periode Bulan mengelilingi Bumi, 
atau massa planet lainnya. Selain itu kita juga bisa membandingkan benda-benda yang 
mengelilingi pusat-pusat penarik lainnya, seperti Bulan dan satelit cuaca yang 
mengelilingi Bumi. 
 Pada era modern , hukum Kepler digunakan 
untuk aproksimasi orbit satelit dan benda-benda yang mengorbit Matahari, yang 
semuanya belum ditemukan pada saat Kepler hidup (contoh: planet luar dan 
asteroid). Hukum ini kemudian diaplikasikan untuk semua benda kecil yang 
mengorbit benda lain yang jauh lebih besar, walaupun beberapa aspek seperti 
gesekan atmosfer (contoh: gerakan di orbit rendah), atau relativitas (contoh: 
prosesi preihelion merkurius), dan keberadaan benda lainnya dapat membuat hasil 
hitungan tidak akurat dalam berbagai keperluan. 
 Terjadinya peristiwa supernova. Supernova adalah ledakan dari suatu bintang di 
galaksi yang memancarkan energi yang teramat besar. Peristiwa supernova ini 
menandai berakhirnya riwayat suatu bintang. Bintang yang mengalami supernova
akan tampak sangat cemerlang dan bahkan kecemerlangannya bisa mencapai ratusan 
juta kali cahaya bintang tersebut semula. Supernova biasa terjadi dikarenakan 
habisnya usia suatu bintang. Saat bahan-bahan nuklir pada inti bintang telah habis, 
maka tidak akan dapat terjadi reaksi fusi nuklir yang merupakan penyokong hidup 
suatu bintang. 
18
19 
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
a. Sejarah hokum keppler adalah ketika Kepler menemukan kelemahan pengamatan 
Tycho bahwa tidaklah konsisten dengan teori-teori yang ada. Kepler berkesimpulan 
bahwa dia Tycho Brahe dan semua astronom klasik menduka orbit planet berbentuk 
lingkaran padahal fakta menunjukkan orbit planet tidak bulat, tetapi ellips. 
b. Hukum Gerakan Planet Kepler adalah: 
1. Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu 
fokusnya. 
2. Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama. 
3. Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya 
dari Matahari. 
c. Penerapan hukum Kepler pada sehari – harinya berlaku untuk peristiwa seperti 
supermoon, supernova, menentukan massa planet dengan menggunakan periode 
benda lain yang mengelilingi planet 
B. Saran 
Sebagai generasi penerus dalam dunia modern ini kita bisa menjadikan teori kepler 
sebagai landasan atau pokok pikiran untuk menyempurnakan atau menemukan 
penemuan baru yang bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia.
20 
DAFTAR PUSTAKA 
Julianto,dkk . 2010 . Konsep Dasar IPA 3. Surabaya : Unesa University Press 
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Gerakan_Planet_Kepler) diakses pada tanggal 
11 Oktober 2014 pukul 11.00 WIB. 
(Sumber :http://padmanaba.or.id/kalawarta/wpcontent/uploads/2012/02/kepler11.png) 
diakses pada tanggal 11 Oktober 2014 pukul 11.00 WIB. 
(Sumber : http://softonezero.blogspot.com/2013/12/hukum-kepler-dan-gerak-planet.html) 
diakses pada tanggal 11 Oktober 2014 pukul 11.00 WIB. 
(Sumber:http://kalman-onlinenews.blogspot.com/2012/03/gravitasi-dan-hukum-keppler. 
html) diakses pada tanggal 11 Oktober 2014 pukul 11.00 WIB.

More Related Content

What's hot

Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak MillikanLaporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Mutiara_Khairunnisa
 
Power Point Materi Gelombang Bunyi
Power Point Materi Gelombang Bunyi Power Point Materi Gelombang Bunyi
Power Point Materi Gelombang Bunyi
240297
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
Hana Dango
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
keynahkhun
 

What's hot (20)

Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak MillikanLaporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
 
Lkpd 3
Lkpd 3Lkpd 3
Lkpd 3
 
Kuliah 01 perkembangan sejarah fisika
Kuliah 01 perkembangan sejarah fisikaKuliah 01 perkembangan sejarah fisika
Kuliah 01 perkembangan sejarah fisika
 
Bahan magnetisasi
Bahan magnetisasiBahan magnetisasi
Bahan magnetisasi
 
Hukum kepler
Hukum keplerHukum kepler
Hukum kepler
 
Sistem magnitudo
Sistem magnitudoSistem magnitudo
Sistem magnitudo
 
makalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DCmakalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DC
 
Modul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdf
Modul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdfModul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdf
Modul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdf
 
Rpp cermin datar materi smp kelas vii
Rpp cermin datar materi smp kelas viiRpp cermin datar materi smp kelas vii
Rpp cermin datar materi smp kelas vii
 
Mekanika lagrange
Mekanika lagrangeMekanika lagrange
Mekanika lagrange
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
 
Power Point Materi Gelombang Bunyi
Power Point Materi Gelombang Bunyi Power Point Materi Gelombang Bunyi
Power Point Materi Gelombang Bunyi
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Gerak jatuh bebas
Gerak jatuh bebasGerak jatuh bebas
Gerak jatuh bebas
 
Materi.pengukuran
Materi.pengukuranMateri.pengukuran
Materi.pengukuran
 
Menghitung jarak dalam astronomi
Menghitung jarak dalam astronomiMenghitung jarak dalam astronomi
Menghitung jarak dalam astronomi
 
Kunci LKPD Hukum Pascal
Kunci LKPD Hukum PascalKunci LKPD Hukum Pascal
Kunci LKPD Hukum Pascal
 
RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)
 
Relativitas (Fisika kelas 12.IPA)
Relativitas (Fisika kelas 12.IPA)Relativitas (Fisika kelas 12.IPA)
Relativitas (Fisika kelas 12.IPA)
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 

Similar to makalah hukum keppler

Karya Ilmiah Hukum Kepler I,II Dan III
Karya Ilmiah Hukum Kepler I,II Dan IIIKarya Ilmiah Hukum Kepler I,II Dan III
Karya Ilmiah Hukum Kepler I,II Dan III
Cynthia Caroline
 
Gaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun Kedepan
Gaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun KedepanGaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun Kedepan
Gaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun Kedepan
Sabrianah Badaruddin
 
Makalah sej-ipa-kel-6 abad-17-18
Makalah sej-ipa-kel-6 abad-17-18Makalah sej-ipa-kel-6 abad-17-18
Makalah sej-ipa-kel-6 abad-17-18
Roisah Elbaety
 

Similar to makalah hukum keppler (20)

Karya Ilmiah Hukum Kepler I,II Dan III
Karya Ilmiah Hukum Kepler I,II Dan IIIKarya Ilmiah Hukum Kepler I,II Dan III
Karya Ilmiah Hukum Kepler I,II Dan III
 
Hukum kepler
Hukum keplerHukum kepler
Hukum kepler
 
Teori absolutivitas 1
Teori absolutivitas 1Teori absolutivitas 1
Teori absolutivitas 1
 
Kelompok 1
Kelompok 1Kelompok 1
Kelompok 1
 
Gravitasi universal
Gravitasi universalGravitasi universal
Gravitasi universal
 
Hand out kosmografi
Hand out kosmografiHand out kosmografi
Hand out kosmografi
 
Tata surya 2
Tata surya 2Tata surya 2
Tata surya 2
 
astronomi hukum kepler
astronomi hukum keplerastronomi hukum kepler
astronomi hukum kepler
 
Bagi Medan Gravitasi.pps.ppt
Bagi Medan Gravitasi.pps.pptBagi Medan Gravitasi.pps.ppt
Bagi Medan Gravitasi.pps.ppt
 
Keppler
KepplerKeppler
Keppler
 
Bahan ajar fisika hukum keppler
Bahan ajar fisika hukum kepplerBahan ajar fisika hukum keppler
Bahan ajar fisika hukum keppler
 
PARALAKS BINTANG
PARALAKS BINTANGPARALAKS BINTANG
PARALAKS BINTANG
 
Udah direvisi2
Udah direvisi2Udah direvisi2
Udah direvisi2
 
Sumbangan ahli astronomi serta perkembangan teori dan teknologi angkasa lepas
Sumbangan ahli astronomi serta perkembangan teori dan teknologi angkasa lepasSumbangan ahli astronomi serta perkembangan teori dan teknologi angkasa lepas
Sumbangan ahli astronomi serta perkembangan teori dan teknologi angkasa lepas
 
Paralaks bintang (revisi)
Paralaks bintang (revisi)Paralaks bintang (revisi)
Paralaks bintang (revisi)
 
Presentasi mekanika
Presentasi mekanikaPresentasi mekanika
Presentasi mekanika
 
Gerak Planet
Gerak PlanetGerak Planet
Gerak Planet
 
nebula.pdf
nebula.pdfnebula.pdf
nebula.pdf
 
Gaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun Kedepan
Gaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun KedepanGaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun Kedepan
Gaya Newton, Hukum Kepler, dan Bumi 500 Tahun Kedepan
 
Makalah sej-ipa-kel-6 abad-17-18
Makalah sej-ipa-kel-6 abad-17-18Makalah sej-ipa-kel-6 abad-17-18
Makalah sej-ipa-kel-6 abad-17-18
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

makalah hukum keppler

  • 1. i MAKAKAH HUKUM KEPPLER Dosen Pembimbing : Julianto, S.Pd. M.Pd. Mata Kuliah : Konsep Dasar IPA 3 Disusun Oleh : 1. Nur Afida (12010644002) 2. Agirl Suarkah (12010644010) 3. Erni Ika Mardiana . (12010644093) 4. Vivi Yulia Nur L. (12010644097) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2014
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah sesuai waktu yang telah ditentukan. Terselesainya makalah ini tentu tak lepas dari bantuan semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Julianto S.Pd , M.Pd selaku dosen pengajar mata kuliah Konsep Dasar IPA 3 2. Teman- teman yang telah membantu penyelesaian makalah Tak ada hal yang sempurna, tak ada gading yang tak retak. Begitu pula penyelesaian makalah ini tentu belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah yang selanjutnya. Surabaya, 13 Oktober 2014 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI Halaman Sampul ...................................................................................... i Kata pengantar ......................................................................................... ii Daftar isi ................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ................................................................... 1 B.Rumusan masalah .............................................................. 1 C.Tujuan ................................................................................. 1 D.Manfaat ................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Hukum Keppler .................................................... 3 B. Penjelasan Tiga Hukum Keppler ........................................ 5 C. Penerapan hokum Keppler.................................................. 17 BAB III PENUTUP A.Kesimpulan .......................................................................... 18 B.Saran.................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 19
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti kita ketahui sekarang, semua planet memiliki orbit, atau lintasan untuk beredar mengelilingi pusatnya. Semua planet berputar mengelilingi pusatnya, dan matahari adalah pusatnya. Jika orbit merupakan lintasan untuk beredar mengelilingi pusatnya, maka seluruh benda dilangit akan memiliki orbit yang digunakan untuk berputar mengelilingi pusatnya. Oleh karenanya dalam makalah ini kami akan membahas tentang hokum keppler yang menjelaskan tentang pergerakan planet. Pokok pembahasan makalah ini adalah Hukum Kepler I, Hukum Kepler II dan Hukum Kepler III. Di dalam astronomi, tiga Hukum Gerakan Planet Kepler adalah:  Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu fokusnya.  Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama.  Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari Matahari. Untuk mengetahui itu, kami menulis makalah yang berjudul “ Hukum Kepler”. Dengan makalah ini, kami harapkan dapat menjawab ketimpangan yang ada, dan dapat berguna sebagai acuan untuk kemajuan pendidikan selanjutnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang makalah ini, maka beberapa masalah yang dapat di rumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah : 1. Bagaimana asal mula hukum kepler ? 2. Bagaimana bunyi hukum kepler ? 3. Bagaimana penerapan hukum kepler pada kehidupan ? C. Tujuan Berdasarkan uraian tersebut, secara terperinci tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
  • 5. 2 1. Mempelajari dan memahami sejarah hukum kepler. 2. Mempelajari dan memahami bunyi serta penjelasan hukum kepler. 3. Mempelajari dan memahami beragam penerapan hukum kepler yang ada dilingkungan sekitar. D. Manfaat Berdasarkan hal tersebut, manfaat penulisan sebagai berikut : 1. Agar pembaca mengetahui sejarah hukum kepler. 2. Agar pembaca mengetahui bunyi serta penjelasan hukum kepler 3. Agar pembaca mengetahui beragam penerapan hukum kepler yang ada dilingkungan sekitar.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Hukum Kepler Johannes Kepler adalah astromom asal Jerman yang menjelaskan hukum pergerakan tata surya. Penemuannya ini menjadi justifikasi teori heliosentris yang dikemukakan Nicholaus Capernicus. Teori Kepler bahkan dipublikasikan 20 tahun sesudah buku De revolutionibus orbium coelestium karya Nicholaus Capernicus diterbitkan. Karya Capernicus awalnya mendapat tentangan dari semua ilmuwan di dunia dan dapat dibuktikan validitasnya setelah Johannes Kepler mengemukakan teorinya. Johannes Kepler yang lahir tahun 1571 di kota Weil der Stadt Jerman, mengenyam pendidikan di Universitas Tubingen, hingga memperoleh gelar sarjana muda tahun 1588 dan gelar sarjana penuh tiga tahun kemudian. Kepler kemudian menjadi pengajar di akademi di kota Graz. Sambil menulis buku pertamanya tentang astronomi (1596). Karya tersebut menunjukkan kemampuan matematika Kepler dan otentifikasi pikirannya, sehingga ahli astronomi besar Tycho Brahe menjadikan Kepler asisten dalam penyelidikan ruang angkasa di dekat Praha. Ketika Tycho meninggal dunia, Kepler di tunjuk Kaisar Romawi Rudolph II menggantikannya. menggantikan Tycho selaku matematikawan kerajaan. Pada tahun 1601 Kepler berusaha mencocokkan berbagai bentuk kurva geometri pada data-data posisi Planet Mars yang dikumpulkan oleh Tycho Brahe. Kepler menggunakan hasil pengamatan, catatan dan analisis Tycho Brahe untuk membangun kesimpulannya mengenai kebenaran teori heliosentris. Hingga tahun 1606, setelah hampir setahun menghabiskan waktunya hanya untuk mencari penyelesaian perbedaan sebesar 8 menit busur (mungkin bagi kebanyakan orang hal ini akan diabaikan), Kepler mendapatkan orbit planet Mars. Menurut Kepler, lintasan berbentuk elips adalah gerakan yang paling sesuai untuk orbit
  • 7. planet yang mengitari matahari.. Tetapi, sesudah bertahun-tahun melakukan sejumlah perhitungan, Kepler menemukan kelemahan bahwa pengamatan Tycho tidaklah konsisten dengan teori-teori yang ada. Kepler berkesimpulan bahwa dia, Copernicus dan Tycho Brahe dan semua astronom klasik menduka orbit planit berbentuk lingkaran padahal fakta menunjukkan orbit planit tidak bulat, tetapi ellips. Sekitar tahun 1605, Kepler menyimpulkan bahwa data posisi planet hasil pengamatan Brahe mengikuti rumusan matematika cukup sederhana yang tercantum di atas. Setelah melalui serangkaian penyelidikan, penghitungan yang rumit, Kepler kemudian merangkum semua penemuannya dalam sebuah buku yang berjudul Astronomia Nova, terbit tahun 1609 dan menjelaskan bagian pertama dari dua hukum pergerakan planit. Hukum pertama menegaskan tiap planit bergerak mengitari mentari dalam orbit oval atau ellips dengan matahari pada satu fokus. Hukum kedua menegaskan bahwa planit bergerak lebih cepat ketika berada lebih dekat dengan matahari; kecepatan planet berbeda begitu rupa bahwa garis yang menghubungkan planet dan matahari selama perputaran, meliwati bidang yang sama luasnya dalam jangka waktu yang sama. Sepuluh tahun kemudian Kepler mengeluarkan hukum ketiganya: makin jauh jarak sebuah planet dari matahari, makin perlu waktu lebih lama untuk menyelesaikan perputarannya atau kwadrat kala perputaran planet-planet berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dengan matahari. Hukum Kepler, menyuguhkan gambaran komplit dan tepat tentang gerak planet-planet mengitari matahari dan memecahkan masalah utama bidang astronomi yang dialami Copernicus dan Galileo. Namun Kepler tidak menjelaskan mengapa planet-planet bergerak pada orbit yang berbentuk elips. Masalah ini terpecahkan di abad berikutnya oleh Isaac Newton melalui hukum gravitasi. Tetapi, hukum Kepler merupakan pendahulu vital buat sintesa besar Newton. Sumbangan Kepler kepada astronomi bisa disejajarkan dengan Copernicus bahkan dalam beberapa hal hasil karya Kepler bahkan lebih mengesankan. Ia lebih banyak dihadapkan pada perhitungan matematika yang sangat rumit, padahal matematika saat itu tidaklah sesempurna perkembangannya seperti sekarang, dan tak ada mesin kalkulator yang menolong Kepler dalam tugas penghitungan-penghitungannya. Pada era modern, hukum Kepler digunakan untuk aproksimasi orbit satelit dan benda-benda yang mengorbit Matahari, yang semuanya belum ditemukan pada saat Kepler hidup (contoh: planet luar dan asteroid). Hukum ini kemudian diaplikasikan untuk semua benda kecil yang mengorbit benda lain yang jauh lebih besar, walaupun beberapa aspek seperti gesekan atmosfer (contoh: gerakan di orbit rendah), atau relativitas (contoh: prosesi 4
  • 8. preihelion merkurius), dan keberadaan benda lainnya dapat membuat hasil hitungan tidak akurat dalam berbagai keperluan. Kepler meninggal dunia tahun 1630 di Regensburg, Bavaria. Dalam masa "Perang tiga puluh tahun" yang mengganas itu, kuburnya diobrak-abrik. Tetapi, hukum gerakan planitnya terbukti lebih menjadi kenangan yang lestari dari sekadar sepotong batu nisan. 5 B. Penjelasan tiga hukum kepler Secara umum, Hukum hukum ini menjabarkan gerakan dua badan yang mengorbit satu sama lainnya. Massa dari kedua badan ini bisa hampir sama, sebagai contoh Charon—Pluto (~1:10), proporsi yang kecil, sebagai contoh. Bulan—Bumi(~1:100), atau perbandingan proporsi yang besar, sebagai contoh Merkurius—Matahari (~1:10,000,000). Dalam semua contoh di atas, kedua benda mengorbit mengelilingi satu pusat massa, barycenter, tidak satu pun berdiri secara sepenuhnya di atas fokus elips. Namun, kedua orbit itu adalah elips dengan satu titik fokus di barycenter. Jika rasio massanya besar, sebagai contoh planet mengelilingi Matahari, barycenternya terletak jauh di tengah obyek yang besar, dekat di titik massanya. Di dalam contoh ini, perlu digunakan instrumen presisi canggih untuk mendeteksi pemisahan barycenter dari titik masa benda yang lebih besar. Jadi, hukum Kepler pertama secara akurat menjabarkan orbit sebuah planet mengelilingi Matahari. Karena Kepler menulis hukumnya untuk aplikasi orbit planet dan Matahari, dan tidak mengenal generalitas hukumnya, makalah ini hanya akan mendiskusikan hukum di atas sehubungan dengan Matahari dan planet-planetnya. 1. Hukum Pertama Gambar 1 : Hukum Kepler pertama menempatkan Matahari di satu titik fokus edaran elips. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Gerakan_Planet_Kepler)
  • 9. "Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu 6 fokusnya." Elips adalah bentuk bangun datar yang merupakan salah satu dari irisan kerucut (selain lingkaran, hiperbola, dan parabola). Dimana eksentrisitas elips bernilai antara 0 dan 1. Lintasan suatu planet mengelilingi matahari akan berupa sebuah elips, dan matahari akan selalu berada di salah satu dari dua focus elips tersebut. (Sumber :http://padmanaba.or.id/kalawarta/wpcontent/uploads/2012/02/kepler11.png) Pada zaman Kepler, klaim di atas adalah radikal. Kepercayaan yang berlaku (terutama yang berbasis teori epicycle) adalah bahwa orbit harus didasari lingkaran sempurna. Pengamatan ini sangat penting pada saat itu karena mendukung pandangan alam semesta menurut Copernicus. Ini tidak berarti ia kehilangan relevansi dalam konteks yang lebih modern. Hukum pertama kepler jelas-jelas menentang pernyataan Nicolaus Copernicus yang menyatakan bahwa orbit planet berbentuk lingkaran dengan matahari berada di pusat lingkaran. Dan terbukti dari hasil pengamatan bahwa orbit elips Kepler dapat memberikan posisi yang lebih akurat dibandingkan orbit lingkaran. Kesalahan Copernicus ini dapat dipahami sebab meskipun memiliki lintasan elips, namun eksentrisitas orbit planet mendekati nol, sehingga sekilas akan tampak mendekati lingkaran, bahkan untuk perhitungan-perhitungan sederhana kita boleh mengasumsikan orbit planet adalah lingkaran. Meski secara teknis elips yang tidak sama dengan lingkaran, tetapi sebagian besar planet planet mengikuti orbit yang bereksentrisitas rendah, jadi secara kasar bisa dibilang mengaproksimasi lingkaran. Jadi, kalau ditilik dari pengamatan jalan edaran planet, tidak
  • 10. jelas kalau orbit sebuah planet adalah elips. Namun, dari bukti perhitungan Kepler, orbit-orbit itu adalah elips, yang juga memeperbolehkan benda-benda angkasa yang jauh dari Matahari untuk memiliki orbit elips. Benda-benda angkasa ini tentunya sudah banyak dicatat oleh ahli astronomi, seperti komet dan asteroid. Sebagai contoh, Pluto, yang diamati pada akhir tahun 1930, terutama terlambat diketemukan karena bentuk orbitnya yang sangat elips dan kecil ukurannya. Hukum I ini dapat menjelaskan akan lintasan planet yang berbentuk elips, namun belum dapat menjelaskan kedudukan planet terhadap matahari, maka muncullah hukum II Kepler. Keplpler tidak mengetahui alasan mengapa planet bergerak dengan cara demikian . Ketika mulai tertarik dengan gerak planet – planet , Newton menemukan bahwa ternyata hukum – hukum Keppler ini bisa diturunkan secara matematis dari hukum gravitasi universal dan hukum gerak Newton . Newton juga menunjukkan bahwa di antara kemungkinan yang masuk akal mengenai hukum gravitasi , hanya satu yang berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang konsisten dengan Hukum Keppler. (Sumber : http://softonezero.blogspot.com/2013/12/hukum-kepler-dan-gerak-planet. html) Gambar di atas menunjukkan geometri elips, yang berfungsi sebagai model kita untuk orbit elips planet. Elips secara matematis didefinisikan dengan memilih dua titik F1 dan F2, yang masing-masing disebut fokus, dan kemudian menggambar kurva melalui titik dimana jumlah jarak r1 dan r2 dari F1 dan F2, masing-masing adalah konstan. Jarak terpanjang melalui pusat antara titik pada elips (dan melewati setiap fokus) disebut sumbu utama, dan jarak ini 7
  • 11. adalah 2a. Dalam gambar di atas, sumbu utama ditarik sepanjang arah x. Jarak yang disebut sumbu semimajor. Demikian pula, jarak terpendek melalui pusat antara titik pada elips disebut sumbu minor dengan panjang 2b, dimana jarak b adalah sumbu semiminor. Entah fokus elips terletak pada jarak c dari pusat elips, di mana a2 = b2 + c2 . Pada orbit elips dari sebuah planet di sekitar Matahari, Matahari berada pada satu fokus elips. Tidak ada di fokus lainnya. Eksentrisitas elips didefinisikan sebagai e = c/a, dan menggambarkan bentuk umum dari elips. Untuk lingkaran, c = 0, dan karena itu eksentrisitas nol. b lebih kecil dibandingkan dengan a, semakin pendek elips sepanjang arah y dibandingkan dengan luasnya dalam arah x pada gambar di atas ketika b mengecil, c meningkat dan eksentrisitas e meningkat. Oleh karena itu, nilai yang lebih tinggi dari eksentrisitas yang sesuai dengan elips yang lebih panjang dan tipis. Kisaran nilai eksentrisitas untuk elips adalah 0 < e <1. Sumbu panjang pada orbit ellips disebut sumbu mayor alias sumbu utama, sedangkan sumbu pendek dikenal dengan sumbu semi utama atau semimayor. F1 dan F2 adalah titik fokus. Matahari berada pada F1 dan planet berada pada P. tidak ada benda langit lainnya berada pada F2. Total jarak dari F1 dan F2 ke sama untuk semua titik dalam kurva ellips. Jarak pusat ellips O dab titik fokus (F 1 dan F2) adalah ea, dimana e merupakan angka tak berdimensi yang besarnya berkisar antara 0 dan 1 disebut eksentrisitas. Jika e=0 maka ellips berubah menjadi lingkaran. Kenyataannya, orbit planet berupa ellips alias mendekati lingkaran. Dengan demikian besar eksentrisitas tidak pernah sama dengan nol. Nila e untuk orbit planet bumi adalah 0.017. Perihelion merupakan titik terdekat dengan matahari, sedangkan titik terjauh disebut aphehelon. Pada persamaan hukum grafitasi Newton, telah dipelajari bahwa gaya tarik grafitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (1/r2), dimana hal ini hanya bisa terjadi pada orbit yang berbentuk ellips atau lingkaran saja. Gaya gravitasi 8
  • 12. antara Matahari dan benda-benda juga bervariasi sebagai kuadrat terbalik dari jarak pemisahan, dan jalur yang diperbolehkan untuk objek-objek mencakup parabola (e = 1) dan hiperbola (e > 1). (Sumber : http://softonezero.blogspot.com/2013/12/hukum-kepler-dan-gerak-planet. html) Eksentrisitas untuk orbit planet bervariasi dalam tata surya. Eksentrisitas orbit bumi adalah 0,017, yang membuatnya hampir bundar. Di sisi lain, eksentrisitas orbit Merkurius adalah 0,21, tertinggi dari delapan planet. Gambar sebelah kiri menunjukkan elips dengan eksentrisitas sama dengan orbit Merkurius. Perhatikan bahwa bahkan eksentrisitas orbit tertinggi ini sulit untuk dibedakan dari lingkaran, yang merupakan salah satu alasan hukum pertama Kepler adalah sebuah prestasi mengagumkan. Eksentrisitas orbit Komet Halley adalah 0,97, menggambarkan sumbu utama orbit jauh lebih panjang dari sumbu minor, seperti yang ditunjukkan pada gambar di sebelah kanan. Akibatnya, Komet Halley menghabiskan sebagian besar periode 76 tahun yang jauh dari Matahari dan tak terlihat dari Bumi. Hal ini hanya dapat dilihat dengan mata telanjang selama sebagian kecil dari orbitnya bila di dekat Matahari. 9 2. Hukum Kedua Hukum kedua Kepler menjelaskan tentang kecepatan orbit planet. “Setiap planet bergerak sedemikian sehingga suatu garis khayal yang ditarik dari matahari ke planet tersebut mencakup daerah dengan luas yang sama dalam waktu yang sama.”
  • 13. 10 Coba kalian perhatikan Gambar berikut ini Illustrasi hukum Kepler kedua. Bahwa Planet bergerak lebih cepat di dekat Matahari dan lambat di jarak yang jauh. Sehingga, jumlah area adalah sama pada jangka waktu tertentu. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Gerakan_Planet_Kepler) Garis AM akan menyapau lurus hingga garis BM, luasnya sama dengan daerah yang disapu garis Cm hingga DM. Hukum kedua ini juga menjelaskan bahwa dititik A dan B planet harus lebih cepat dibanding saat dititik C dan D. Luas daerah yang disapu oleh garis antara matahari dengan planet Pada selang waktu yang sangat kecil, garis yang menghubungkan matahari dengan planet melewati sudut dθ. Garis tersebut melewati daerah yang diarsir yang berjarak r, dan luas : Dimana adalah "areal velocity". Laju planet ketika melewati daerah itu adalah dA/dt disebut dengan kecepatan sektor (bulan vektor).
  • 14. 11 Hal yang paling utama dalam hukum Kepler II adalah kecepatan sektor mempunyai harga yang sama pada semua titik sepanjang orbit yang berbentuk ellips. Ketika plenet berada di perihelion nilai r kecil, sedangkan dθ/dt bernilai besar. Ketika planet berada di apehelion nilai r besar, sedangkan dθ/dt kecil. Lebih jelasnya : Hal yang paling utama dalam Hukum II Kepler adalah kecepatan sektor mempunyai harga yang sama pada semua titik sepanjang orbit yang berbentuk elips.
  • 15. 12 (Sumber:http://kalman-onlinenews.blogspot.com/2012/03/gravitasi-dan-hukum-keppler. html) 3. Hukum Ketiga Pada hukum yang ketiga, Kepler mengamati data milik Tycoon yang memuat tentang planet - planet, sehingga ia dapat menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap planet dalam menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi matahari, kemudian hal ini disebut dengan periode orbit. Dalam hal ini Kepler menyimpulkan bahawa planet yang terletak jauh dari Matahari memiliki perioda orbit yang lebih panjang dari planet yang dekat letaknya. Begitu juga sebaliknya, planet yang letaknya lebih dekat dengan matahari memiliki periode orbit yang lebih cepat. Kepler mempelajari periode dan jarak dari tiap planet dari matahari dan kemudian membuktikannya pada hubungan matematis yang biasa disebut dengan Hukum Kepler Ketiga. "Perioda kuadrat suatu planet berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari Matahari."
  • 16. Dari pernyataan tersebut, Kepler menemukan suaru hubungan bahwa apabila jarak rata-rata dinyatakan sebagai R dan periode dinyatakan sebagai T. Maka secara matematis Hukum Kepler Ketiga dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut : 13 T₁ ² = T2 ² R₁ ³ R2 ³ Maka : T² R³ = k Ketetapan k (konstanta) dapat diketahui : 4π² GM k = Dengan ketentuan : G : tetapan grafitasi M : Massa Matahari Newton menunjukkan bahwa Hukum III Kepler juga bisa diturunkan secara matematis dari Hukum Gravitasi Universal dan Hukum Newton tentang gerak dan gerak melingkar. Sekarang mari kita tinjau Hukum III Kepler menggunakan pendekatan Newton. Terlebih dahulu kita tinjau kasus khusus orbit lingkaran, yang merupakan kasus khusus dari orbit elips.
  • 17. Sekarang kita masukan persamaan Hukum Gravitasi Newton dan percepatan sentripetal ke dalam persamaan Hukum II Newton : m1 adalah massa planet, mM adalah massa matahari, r1 adalah jarak rata-rata planet dari matahari, v1 merupakan laju rata-rata planet pada orbitnya. Waktu yang diperlukan sebuah planet untuk menyelesaikan satu orbit adalah T1, di mana jarak tempuhnya sama dengan keliling lingkaran, 2 phi r1. Dengan demikian, besar v1 adalah : Misalnya persamaan 1 kita turunkan untuk planet venus (planet 1). Penurunan persamaan yang sama dapat digunakan untuk planet bumi (planet kedua). T2 dan r2 adalah periode dan jari-jari orbit planet kedua. Sekarang coba anda perhatikan persamaan 1 dan persamaan 2. Perhatikan bahwa ruas kanan kedua persamaan memiliki nilai yang sama. Dengan demikian, jika kedua persamaan ini digabungkan, akan kita peroleh : 14
  • 18. (Sumber:http://kalman-onlinenews.blogspot.com/2012/03/gravitasi-dan-hukum-keppler.html) 15 Contoh Soal 1 : Dua planet 1 dan 2 mengelilingi matahari. Perbandingan antara jarak planet 1 dan 2 ke matahari R1 : R2 = 1 : 4. Apabila periode planet 1 mengelilingi matahari adalah 88 hari, maka periode planet 2 adalah……..hari A. 500 B. 704 C. 724 D. 825 E. 850 Pembahasan Contoh Soal 1 : Diketahui : R1 : R2 = 1 : 4 T1 = 88 hari Ditanya : TB = ? Jawab : T² = k R³ T₁ ² = T2 ² R₁ ³ R2 ³ 88 ² = T2 ² 1 ³ 4 ³ T2 ² = √4 ³ 푥 88 ²
  • 19. 16 T2 ² = 8 x 88 = 704 hari Periode planet 2 adalah 704 hari, maka jawabannya adalah B. Contoh Soal 2 : Planet X dan planet Y mengelilingi matahari. Jika perbandingan antara jarak masing-masing planet ke matahari adalah 3 : 1, maka perbandingan periode planet X dan planet Y mengelilingi matahari adalah…. A. √3 B. 2√3 C. 3√3 D. 4√3 E. 5√3 Pembahasan Contoh Soal 2 : Diketahui : RX : RY = 3 : 1 TX : TY =... Jawab : T² = k R³ Tx ² = Ty ² Rx ³ Ry ³ Tx ² = Rx ³ Ty ² Ry ³ Tx ² = 3 ³ Ty ² 1 ³ Tx ² = √3 ³ = 3 √3 Ty ² Tx ² = √3 ³ = 3 √3 Ty Perbandingannya adalah 3√3, maka jawabannya adalah C.
  • 20. 17 Berikut adalah data planet yang digunakan pada hukum III Keppler : Planet Jarak rata – rata dari matahari , r (x 106 km) Periode , T (Tahun) r3/T2 (1024 km3/th2) Merkurius 57,9 0,241 3,34 Venus 108,2 0,615 3,35 Bumi 149,6 1,0 3,35 Mars 227,9 1,88 3,35 Jupiter 778,3 11,86 3,35 Saturnus 1.427 29,5 3,34 C. Penerapan Hukum Keppler  Kebenaran hukum kepler bisa dilihat dari kenampakan alam yang ada disekitar kita. Seperti, supermoon yang membuat bulan seolah-olah lebih besar dari biasanya  Perbedaan suhu di siang hari, karena perbedaan jarak matahari dengan bumi dari hari ke hari.  Menentukan massa bumi dengan menggunakan periode Bulan mengelilingi Bumi, atau massa planet lainnya. Selain itu kita juga bisa membandingkan benda-benda yang mengelilingi pusat-pusat penarik lainnya, seperti Bulan dan satelit cuaca yang mengelilingi Bumi.  Pada era modern , hukum Kepler digunakan untuk aproksimasi orbit satelit dan benda-benda yang mengorbit Matahari, yang semuanya belum ditemukan pada saat Kepler hidup (contoh: planet luar dan asteroid). Hukum ini kemudian diaplikasikan untuk semua benda kecil yang mengorbit benda lain yang jauh lebih besar, walaupun beberapa aspek seperti gesekan atmosfer (contoh: gerakan di orbit rendah), atau relativitas (contoh: prosesi preihelion merkurius), dan keberadaan benda lainnya dapat membuat hasil hitungan tidak akurat dalam berbagai keperluan.  Terjadinya peristiwa supernova. Supernova adalah ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi yang teramat besar. Peristiwa supernova ini menandai berakhirnya riwayat suatu bintang. Bintang yang mengalami supernova
  • 21. akan tampak sangat cemerlang dan bahkan kecemerlangannya bisa mencapai ratusan juta kali cahaya bintang tersebut semula. Supernova biasa terjadi dikarenakan habisnya usia suatu bintang. Saat bahan-bahan nuklir pada inti bintang telah habis, maka tidak akan dapat terjadi reaksi fusi nuklir yang merupakan penyokong hidup suatu bintang. 18
  • 22. 19 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan a. Sejarah hokum keppler adalah ketika Kepler menemukan kelemahan pengamatan Tycho bahwa tidaklah konsisten dengan teori-teori yang ada. Kepler berkesimpulan bahwa dia Tycho Brahe dan semua astronom klasik menduka orbit planet berbentuk lingkaran padahal fakta menunjukkan orbit planet tidak bulat, tetapi ellips. b. Hukum Gerakan Planet Kepler adalah: 1. Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu fokusnya. 2. Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama. 3. Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari Matahari. c. Penerapan hukum Kepler pada sehari – harinya berlaku untuk peristiwa seperti supermoon, supernova, menentukan massa planet dengan menggunakan periode benda lain yang mengelilingi planet B. Saran Sebagai generasi penerus dalam dunia modern ini kita bisa menjadikan teori kepler sebagai landasan atau pokok pikiran untuk menyempurnakan atau menemukan penemuan baru yang bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia.
  • 23. 20 DAFTAR PUSTAKA Julianto,dkk . 2010 . Konsep Dasar IPA 3. Surabaya : Unesa University Press (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Gerakan_Planet_Kepler) diakses pada tanggal 11 Oktober 2014 pukul 11.00 WIB. (Sumber :http://padmanaba.or.id/kalawarta/wpcontent/uploads/2012/02/kepler11.png) diakses pada tanggal 11 Oktober 2014 pukul 11.00 WIB. (Sumber : http://softonezero.blogspot.com/2013/12/hukum-kepler-dan-gerak-planet.html) diakses pada tanggal 11 Oktober 2014 pukul 11.00 WIB. (Sumber:http://kalman-onlinenews.blogspot.com/2012/03/gravitasi-dan-hukum-keppler. html) diakses pada tanggal 11 Oktober 2014 pukul 11.00 WIB.