Dokumen tersebut membahas tentang profil peresepan dan tingkat kepatuhan pasien tuberkulosis rawat jalan dengan program DOTS di RS St. Elisabeth Bekasi periode November 2012 - Mei 2013. Dokumen ini menganalisis jumlah pasien berdasarkan jenis kelamin, umur, dan tingkat kepatuhan minum obat. Ditemukan bahwa sebagian besar pasien berada pada kelompok umur 21-40 tahun dan tingkat kepatuhan pasien sebagian besar sudah patuh walaup
3. Latar Belakang :
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang
mematikan. Dalam menjalani pengobatan, pasien harus
minum minimal 4 kombinasi obat paling sedikit 2 bulan
masa pengobatan, dan 2 kombinasi obat untuk
selanjutnya 4 bulan masa pengobatan. Pada tahun 1995,
baru diadakan strategi DOTS (1 box untuk 1 pasien)
sehingga pengobatan pasien lebih mudah untuk
dimonitoring.
Akan tetapi, masih ditemukan pasien yang kurang patuh
dalam menjalani pengobatan dalam program DOTS ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
4.
5. Perumusan Masalah
Pada kondisi demikian, masalah
yang diangkat yaitu
“mengetahui bagaimana profil
peresepan dan tingkat kepatuhan
pasien tuberkulosis rawat jalan
dengan program DOTS di RS St.
Elisabeth Bekasi periode
Novemberber 2012 - Mei 2013”
6. Tujuan
Tujuan Umum:
memberikan gambaran tentang
profil peresepan dan mengetahui
faktor yang menyebabkan pasien
tidak patuh dalam pengobatan
tuberkulosis dengan program DOTS
di RS. St. Elisabeth Bekasi periode
November 2012 – Mei 2013
7. Tujuan Khusus:
a. Mengetahui jumlah pasien penderita
b. Mengetahui persentase pasien TBC Paru berdasarkan
jenis kelamin.
c. Mengetahui persentase pasien TBC Paru berdasarkan
umur.
d. Mengetahui persentase tingkat kepatuhan pasien
minum obat dengan metode mengelompokkan pasien
yang patuh minum obat, yang kurang patuh, yang tidak
patuh, dan yang tidak terdeteksi (karena keterbatasan
waktu penelitian penulis) minum obat berdasarkan
waktu kontrol kembali pasien.
e. Mengetahui faktor apa saja yang membuat pasien
menjadi kurang patuh dan tidak patuh dalam menjalani
pengobatan TBC Paru.
9. BAB II
Pengertian Resep
Pengertian Obat
Pengertian Kepatuhan
Pengertian OAT
Gejala-gejala TBC
Cara penularan TBC
Pencegahan TBC
Tipe Penderita
Tujuan dan Program Terapi
Klasifikasi TBC
Jenis-jenis Obat TBC
Prinsip Pengobatan OAT FDC
Pengawas Menelan Obat
10. Pengertian Kepatuhan
Menurut Prijadarminto:
kepatuhan adalah suatu kondisi yang
tercipta dan berbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku
yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan ketertiban.
Menurut Degrest et al:
Kepatuhan adalah
perilaku positif
penderita dalam
mencapai tujuan
terapi.
Menurut Lukman Ali:
kepatuhan adalah
perilaku sesuai aturan
dan berdisiplin.
Menurut Sarfino:
kepatuhan (ketaatan) sebagai tingkat
penderita melaksanakan cara pengobatan
dan perilaku yang disarankan.
Menurut Stanley:
tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap intruksi atau petunjuk
yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik diet,
latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter
Back
16. Jenis – Jenis
Obat TBC
Isonikotinilhidrazida
(INH)
Rifampisin
Pirazinamid
Ethambutol, dan
Streptomisin
Obat
Tersendiri
R = Rifampisin 150 mg
H = Isoniazid 75 mg
Z = Pirazinamid 400 mg
E = Ethambutol 275 mg
4 FDC
R = Rifampisin 150 mg
H = Isoniazid 150 mg
2 FDC
Efek Samping
Paket Kombinasi OAT FDC
17. Efek samping Kemungkinan
Penyebab
Tatalaksana
Minor OAT diteruskan
Tidak nafsu makan, mual, sakit perut Rifampisin Obat diminum malam sebelum tidur
Nyeri sendi Pyrazinamid Beri aspirin /allopurinol
Kesemutan s/d rasa terbakar di kaki INH Beri vitamin B6 (piridoksin) 1 x 100 mg perhari
Warna kemerahan pada air seni Rifampisin Beri penjelasan, tidak perlu diberi apa-apa
Mayor Hentikan obat
Gatal dan kemerahan pada kulit Semua jenis OAT Beri antihistamin dan dievaluasi ketat
Tuli Streptomisin Streptomisin dihentikan
Gangguan keseimbangan (vertigo) Streptomisin Streptomisin dihentikan
Hepatitis Imbas Obat (penyebab lain
disingkirkan)
Sebagian besar OAT Hentikan semua OAT sampai ikterik menghilang
dan boleh diberikan hepatoprotektor
Muntah dan confusion (suspected drug-
induced pre-icteric hepatitis)
Sebagian besar OAT Hentikan semua OAT dan lakukan uji fungsi hati
Gangguan penglihatan Etambutol Hentikan etambutol
Kelainan sistemik, termasuk syok dan
purpura
Rifampisin Hentikan rifampisin
Efek samping OAT dan Penatalaksanaannya
Back
18. BAB III
Metode Penelitian
Metode Retrospektif
Yaitu pengambilan data yang
dilakukan setelah
pelayanan terjadi.
RS St. Elisabeth, JL. Raya
Narogong 202
Kemang Pratama,
Bekasi.
dilakukan pada bulan Juni tahun
2013 dengan melihat rekapan
resep khusus pasien penderita
TBC Paru dengan program DOTS
Rawat Jalan periode November
2012 – Mei 2013.
19. Pengelolaan Data
Pengumpulan Data
1. Mengambil data resep – resep pasien penderita TBC paru dengan program
DOTS Rawat Jalan.
2. Mencocokkan resep dengan data rekapan yang sudah dituliskan dalam buku
khusus pasien TBC paru dengan program DOTS.
Metode Kerja
a. Mencatat tiap resep, untuk berapa hari obat harus diminum oleh pasien, dan kapan
pasien tersebut harus kembali lagi kontrol ke dokter untuk melanjutkan
pengobatannya.
b. Menghitung persentase pasien penderita penyakit TBC Paru berdasarkan jenis
kelamin.
c. Menghitung persentase pasien penderita penyakit TBC Paru berdasarkan umur.
d. Menghitung persentase tingkat kepatuhan pasien berdasarkan kelompok pasien
Patuh, Kurang Patuh, Tidak Patuh, dan kelompok pasien yang Tidak Terdeteksi waktu
kunjungan dan pereserannya.
e. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pasien menjadi kurang patuh dalam
menjalani pengobatan TBC Paru dari beberapa sumber (pasien dan sumber buku)
f. Membuat tabel dari data – data tersebut.
20. BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
No. Bulan
Jumlah Pasien
Total
Laki-Laki Perempuan
1 November 2012 17 9 26
2 Desember 2012 - 2 2
3 Januari 2013 5 4 9
4 Februari 2013 1 3 4
5 Maret 2013 2 6 8
6 April 2013 1 1 2
7 Mei 2013 4 3 7
JUMLAH 30 28 58
Persentase 52% 48% 100%
Tabel Jumlah Pasien penderita Tuberkulosis rawat jalan yang menjalani
program DOTS berdasarkan Jenis Kelamin
21. 52%
48% Laki-Laki
Perempuan
Diagram Jumlah Pasien penderita Tuberkulosis yang menjalani rawat jalan program
DOTS berdasarkan Jenis Kelamin periode November 2012 – Mei 2013
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
22. 5
17
13
9
7
3 3
1
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
10 - 20
tahun
21 - 30
tahun
31 - 40
tahun
41 - 50
tahun
51 - 60
tahun
61 - 70
tahun
71 - 80
tahun
> 81 tahun
Jumlah Pasien Berdasarkan Umur
Grafik Jumlah Pasien penderita Tuberkulosis yang menjalani rawat jalan program
DOTS berdasarkan Umur periode November 2012 – Mei 2013
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
24. • Perbedaan berdasarkan Jenis kelamin tidak terlalu
signifikan sehingga laki – laki dan perempuan memiliki
peluang yang sama akan terjangkitnya penyakit
tuberkulosis. (L=52%,P=48%)
• Berdasarkan umur didapatkan sebagian besar berada
pada kelompok umur 21–40 tahun, dimana pada
kelompok umur tersebut merupakan kelompok umur
produktif
• Tingkat kepatuhan pasien sebagian besar sudah berada
dalam kelompok Patuh (43,10%), namun masih ada
29,31% pasien yang dalam kelompok Tidak Patuh.
25. Ketidakpatuhan pengobatan dapat disebabkan oleh beberapa faktor:
• kurang luasnya pemahaman pasien bahwa obat harus ditelan
seluruhnya dalam waktu yang telah ditetapkan (harus ada penyuluhan)
• sikap atau perilaku pasien
• tidak adanya dukungan dari keluarga
• tingkat pendidikan
• merasa sudah sembuh
• pasien dirujuk ke tempat lain
• rasa malas dan jenuh minum obat
• kurangnya peran PMO dan minimnya tenaga PMO (selain dari anggota
keluarga)
• kurangnya motivasi untuk sembuh
• jauhnya jarak rumah pasien ke Unit Pelayanan Kesehatankurangnya
peran dokter dan Apoteker/TTK dalam memberikan informasi
• pasien meninggal dalam menjalani
pengobatan.
26. Lebih meningkatkan
kesadaran pasien untuk
sembuh ditunjang dengan
motivasi dari anggota
keluarga untuk selalu
mendampingi pasien dan
tidak menjauhi pasien karena
takut tertular.
Bagi Rumah Sakit St. Elisabeth
Bekasi
Menjadi sumber informasi
untuk lebih meningkatkan
pengetahuan pasien TBC
sehingga terbentuk sikap dan
perilaku positif agar tingkat
kepatuhan pasien menjadi
lebih besar, dengan strategi:
Penyuluhan
Memajang poster
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Peran Dokter
Bagi Pasien dan Keluarganya