3. Model praktek keperawatan
profesional
Upaya pemenuhan kebutuhan pasien melalui berbagai
pendekatan
Didasarkan pada nilai-nilai profesional yang
menunjukan adanya
- otonomi.
- Akontabilitas.
- Pengembangan profesi.
- Kualitas pelayanan
5. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu keperawatan
Perkembangan profesi keperawatan.
Keperawatan sebagai profesi mandiri, bukan sebagai vokasi
layanan profesional.
Mengubah kerja rutinitas berdasar konsep profesi.
Tidak melaksanakan intruksi kolaborasi.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
6. Praktek pelayanan keperawatan
di Indonesia
Belum mencerminkan pelayanan keperawatan
profesional
Metode pemberian asuhan belum sepenuhnya
berorientasi upaya pemenuhan kebutuhan klien
Berorientasi pada pelaksanaan tugas
7. • Kepatuhan terhadap standar dokumentasi
lebih tinggi. (Pearson & Baker, 1992)
• Kepuasan perawat terhadap hasil kerja lebih
tinggi (Ingersoll, dkk, 1996)
• Mutu asuhan keperawatan tinggi, Perawat dan
pasien merasa puas, Biaya lebih rendah. (Zelauskas &
Hoes 1992)
Beberapa hasil penelitian MPKP
8. KEPERAWATAN (DULU)
Sebagai Vicasi
- Datang , Tunggu Instruksi, Pulang.
- Tidak perlu pendidikan tinggi.
- Hanya tau tindakan oleh karena adanya “order”.
Harga diri rendah
- Status pendidikan dan status ekonomi rendah.
9. FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA
MUTU ASUHAN KEPERAWATAN
A. Aspek struktur.
- Penetapan jumlah tenaga keperawatan tidak
didasarkan pada tingkat ketergantungan
klien.
- Pengaturan tanggung jawab setiap tenaga
keperawatan tidak jelas, sehingga
pemanfaatan berbagai jenis tenaga
keperawatan tidak dibedakan.
10. B. Aspek proses
Metode pemberian asuhan keperawatan tidak
memungkinkan kesinambungan sehingga perawat tidak
mengetahui secara detail kondisi pasien.
Rencana keperawatan belum sesuai standar, oleh karena
keterbatasan pengetahuan.
Kemampuan kolaborasi rendah, karena perawat tidak
memahami secara detail kondisi klien.
Hubungan perawat & klien belum didasarkan hubungan
saling percaya.
11. PENGERTIAN
MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL
Suatu sistem yang memungkinkan perawat
mengatur pemberian asuhan keperawatan
secara profesional, termasuk lingkungan yang
menunjang pelaksanaan asuhan keperawatan
tersebut.
(Hoffart & Woods, 1996).
12. TUJUAN MPKP
• Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
• Mengurangi konflik, tumpang tindih dan
kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan.
• Menciptakan kemandirian dalam pemberian
asuhan keperawatan.
13. lanjutan
• Memberi pedoman dalam mengambil
kebijakan dan keputusan.
• Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan
tujuan asuhan pada setiap anggota tim
keperawatan.
14. • Meningkatkan mutu asuhan keperawatan
• Pemnfaatan dan penataan tenaga kearah
layanan profesional.
• Ruang MPKP sebagai lahan praktek untuk
proses belajar mengajar keperawatan dan
penelitian.
MANFAAT MPKP
15. 1. Penetapan tenaga
berdasarkan jumlah pasien dan tingkat ketergantunganya.
2. Penetapan jenis tenaga keperawatan
jenis tenaga : ka Ruang, Clinical Care Manager, Perawat Primer, Perawat
Assosiate.
3. Penetapan Standar Renpra.
Efektif efisien.
4 (empat) unsur karakteristik
MPKP
16. 5 (lima) KOMPONEN
MPKP
1. Nilai – nilai profesional inti model.
2. Pendekatan manajemen.
3. Metode pemberian Asuhan keperawatan.
4. Hubungan profesional.
5. Sistim kompensasi dan penghargaan.
17. Diperlukan penataan 5 (lima) komponen
atau unsur – unsur diatas
PELAKSANAAN ASUHAN PROFESIONAL
18. Ditekankan bahwa ;
1.Keperawatan adalah profesi.
2.Mempunyai nilai intelektual.
3.Mempunyai nilai komitmen moral.
4.Otonomi, tanggung jawab dan tanggung
gugat.
1. NILAI-NILAI PROFESIONAL
19. Contoh implementasi
nilai-nilai profesional
P.P. dan P.A. membangun kontrak dengan
klien/keluarga awal penghargaan
harkat & martabat manusia.
hubungan terus dibina
Klien & keluarga sebagai partner dalam asuhan
keperawatan.
20. Seorang Perawat Primer yang bertanggung
jawab dan bertanggung gugat atas asuhan
yang diberikan.
Perawat primer
Meningkatkan implementasi nilai-nilai
profesional dalam asuhan dan menghargai
otonomi klien, serta melaksanakan dengan
baik.
MPKP
23. - Telaah tentang standar alat keperawatan.
- Telaah tentang penghitungan tenaga
keperawatan.
- Penyusunan, sosialisasi, implementasi dan
evaluasi standar asuhan keperawatan.
- KIE (komuniasi, Informasi, Edukasi).
UPAYA
24. Contoh implementasi
pendekatan manajemen (SDM)
• Adanya garis komunikasi yang jelas antara PP,
PA, Ka Ruang. (struktur Organisasi).
• Performa PA, dalam satu tim menjadi
tanggung jawab PP., sehingga PP. memiliki
tanggung jawab membimbing PA.
• PP. berperan sebagai manajer dalam asuhan
keperawatan.
25. 3. Metode
Pemberian Asuhan Keperawatan
1. Metode fungsional.
2. Metode Kasus.
3. Metode Tim.
4. Metode Primer
5. Primer Modifikasi.
26. DASAR PETIMBANGAN
PEMILIHAN METODE
1. Sesuai visi Institusi.
2. Dapat diterapkanya proses
keperawatan dalam askep.
3. Efektif dan efisien biaya.
4. Terpenuhi kepuasan klien /
Keluarga / masyarakat.
5. Kepuasan kinerja perawat.
6. Terlaksana komunikasi yang
Adekuat.
27. - Telaah metode yang paling sesuai dengan
situasi kondisi ruang perawatan.
- Informasi secara menyeluruh.
- Pastikan pemahaman yang homogen.
UPAYA
28. 4. HUBUNGAN PROFESIONAL
• Hubungan profesional dilakukan oleh P.P.
karena yang paling mengetahui
perkembangan dan kondisi pasien sejak awal
masuk dan selama dirawat.
sehingga
data yang diberikan pada profesi lain akurat /
adekuat
29. Terjadi sinkronisasi dalam asuhan pasien
diperlukan
Kemampuan berkolaborasi bagi setiap perawat
Hubungan profesional
30. 1. Dokumentasi asuhan keperawatan.
2. Operan jaga.
3. Pre dan post conference.
4. Pembahasan kasus dengan tim kesehatan yang lain.
5. Komunikasi optimal antar profesi dan pasien maupun
keluarga pasien terkait dengan asuhan pasien.
HUBUNGAN PROFESIONAL
31. 6. Informasi dan orientasi pasien baru
Implementasi hak-hak pasien.
7. Discharg planing pasien yang akan
pulang
32. • Adanya juknis / juklak yang jelas untuk pelaksanaan
standard.
• SOP (standard Operating prosedur) :
- Operan jaga.
- Pre dan post conferance.
- Informasi dan orientasi pasien baru.
- Discharg Planing.
- dll. (seluruh hubungan profesional ada
SOP).
UPAYA
33. 5. Kompensasi & Penghargaan
MATERIIL
Perawat berhak atas kompensasi dan
penghargaan asuhan keperawatan yang
profesional.
Kompensasi / penghargaan bukan dari tindakan
medis, tetapi dari tindakan keperawatan
34. NON MATERIIL
- Pendidikan formal.
- Pendidikan non formal.
- Piagam penghargaan.
- Rekreasi.
KOMPENSASI & PENGHARGAAN
35. • Pasien lebih diperhatikan.
• Pesien lebih terbuka dengan perawat sehingga
meningkatkan kepuasan / mutu asuhan.
• Perawat semakin profesional dan mantap
dalam melaksanakan tugas kepuasan
kerja.
DAMPAK MPKP
36. • Profesi lain mengakui eksistensi profesi
keperawatan.
• Citra pofesi keperawatan semakin tinggi.
• Profesi keperawatan semakin diakui keberadaanya
dan diperhitungkan dalam pengambilan kebijakan
rumah sakit / regional / nasional.
lanjutan