SlideShare a Scribd company logo
1 of 103
Kebijakan Publik
Penyusunan Kebijakan
Publik Yang Baik
Randy R. Wrihatnolo
Edisi ©September 2013
Bagian 3
Hakikat
Pembangunan
4 Paradigma Pembangunan
Paradigma pertumbuhan ekonomi.
Paradigma pembangunan sosial.
Paradigma ekonomi-politik.
Paradigma pembangunan manusia.
1. Paradigma Pembangunan
Paradigma
Pertumbuhan
Ekonomi
Paradigma
Pembangunan
Sosial
Paradigma
Ekonomi-
Politik
Paradigma
Pembangunan
Manusia ?Pembangunan
Berkelanjutan
Gender
PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI
Teori pertumbuhan klasik.
Teori pertumbuhan ekonomi modern.
Teori pertumbuhan neo-klasik.
TEORI PERTUMBUHAN KLASIK
Adam Smith (1776): Pembagian Kerja dan Skala Ekonomi.
Disempurnakan oleh Thomas Malthus (1798) dan David Ricardo (1917).
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI MODERN
Akumulasi modal dan peningkatan SDM oleh Harrod (1948) dan Domar (1946):
Pertumbuhan ekonomi = tingkat tabungan dan produktivitas modal.
Arthur Lewis (1954): Model “Surplus of Labor”.
TEORI PERTUMBUHAN NEO-KLASIK
Solow (1957): Memasukkan unsur teknologi.
Becker (1964): Peningkatan produktivitas tenaga kerja dapat didorong dg
pendidikan, pelatihan, peningkatan kesehatan.
Romer (1990): New Growth Theory: Teknologi bukan faktor eksogen tapi endogen.
Nurkse (1953): Perdagangan adl mesin pertumbuhan kemajuan ekonomi negara
maju, memberi imbas pada negara yang kaya sumberdaya alam oleh sebab
meningkatnya permintaan.
Rostow (1960): Lima tahap pembangunan: 1) traditional society, 2) precondition for
growth, 3) the take off, 4) the drive to maturity, 5) the age of high mass
consumption.
Chenery & Syrquin: Transformasi ekonomi dari dominasi sektor pertanian ke
dominasi sektor industri dan jasa.
1. Paradigma Pembangunan #2
Pembagian kerja
Skala ekonomi
Transaksi
Akumulasi modal
Peningkatan SDM
Tabungan
Produktivitas modal
Pekerjaan domestik
Teknologi
Produktivitas tenaga kerja
Pendidikan, Pelatihan
Kesehatan
Teknologi endogen
Perdagangan (mainstream)
Tahapan kemajuan
Modernisasi
PARADIGMA PEMBANGUNAN SOSIAL
 Chenery, et.al. (1974): Memadukan konsep pertumbuhan
dan pemerataan.
 Streeten, et.al. (1981): Konsep basic human need sbg
strategi penyediaan pelayanan dasar.
 Todaro (1985): Kaitan antara pengangguran,
ketidakmerataan pendapatan, dan kemiskinan.
1. Paradigma Pembangunan #3
Keterpaduan pendekatan
Pelayanan dasar
Pengangguran
Ketidakmerataan pendapatan
Kemiskinan
Ketertinggalan
PARADIGMA EKONOMI POLITIK
 Kesenjangan dan kemiskinan dipengaruhi oleh ideologi
dan politik.
 Eksploitasi terhadap negara pra-kapitalis oleh negara
kapitalis.
 Polarisasi hubungan “Center” dan “Periphery”.
MARXIS & NEO-MARXIS
 Andre Gunder Frank (1967): Revolusi sebagai resep
pembangunan pinggiran.
 Dos Santos (1969), Tavares & Serra (1970), Cariola &
Sunkel (1982): Pembangunan masyarakat bangsa.
NON-MARXIS
 Goulet (1974??): Pembangunan harus menghasilkan: 1)
solidaritas baru, 2) memelihara keragaman budaya, 3)
menjunjung tinggi martabat serta kebebasan manusia.
 Korten (1984): Pembangunan yang berpusat pada
masyarakat.
1. Paradigma Pembangunan #3
Ideologi politik
Perlindungan warga negara
Depolarisasi
Revolusi
Nation building
Solidaritas baru
Keragaman budaya
Martabat tinggi
Kebebasan manusia
Community centered
•Tingkat kehidupan yang rendah
(pendapatan per kapita rendah, kondisi perumahan tidak
memadahi, sarana kesehatan terbatas, tingkat pendidikan
rendah, tingkat kematian bayi tinggi, tingkat harapan
hidup rendah, perasaan tidak aman, dan rasa putus asa).
•Tingkat produktivitas yang rendah
(disebabkan oleh kurangnya input komplementer seperti
modal fisik, dan manajemen yang baik)
•Tingkat pertumbuhan penduduk dan beban
tanggungan yang tinggi
(tingginya tingkat kelahiran menyebabkan proporsi
penduduk muda sehingga rasio beban tanggungan
menjadi tinggi)
•Tingginya tingkat perkembangan pengangguran dan
pengangguran semu
(penggunaan tenaga kerja tidak sesuai dan tidak efisien)
•Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan
ekspor produk primer
(tahun 1997 sebesar 60-80 Persen penduduk di NSB
tinggal di Perdesaan sehingga pada umumnya
perekonomian berorientasi kepada kepada produk-
produk primer).
•Kekuasaan, ketergantungan, dan vulnerabiliti dalam
hubungan-hubungan internasional
(akibat dari kelemahan-kelemahan yang ada maka NSB
mempunyai tingkat ketergantungan yang tinggi kepada
negara maju)
Gambaran Pembangunan di Negara Berkembang (Todaro, 1997)
Miskin
Pendidikan
Rendah
Ketrampilan
Rendah
Tidak
Bekerja
Tidak
Punya
Uang
Tidak
Punya
Uang
MalasKesibukan
Tidak
Produktif
Sakit-
sakitan
Tidak
Bisa
Makan
Bergizi
Gizi
Buruk
Tidak
Bisa
Menabung
Tidak
Bisa
Kontribusi
Apa-apa
PARADIGMA PEMBANGUNAN MANUSIA
Menciptakan lingkungan yang
memungkinkan masyarakat untuk
menikmati kehidupan kreatif, sehat dan
berumur panjang.
Ul Haq (1995): Pembangunan = memperluas
pilihan: meningkatkan kemampuan,
menggunakan kemampuan untuk bekerja,
menikmati kehidupan, aktif dalam
kegiatan sosial-budaya dan politik.
1. Paradigma Pembangunan #4
Kehidupan kreatif
Kehidupan sehat
Umur panjang
Perluasan pilihan
Peningkatan kemampuan
Penggunaan kemampuan bekerja
Menikmati kehidupan
Aktivitas sosial-budaya-politik
Paradigma
Pembangunan
Manusia
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pengertian Pemberdayaan Masyarakat:
1. Konsep pembangunan ekonomi yang merangkum
nilai-nilai sosial (people centered, participatory,
empowering, & sustainable).
2. Lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar
atau sekedar mekanisme mencegah proses
pemiskinan tetapi merupakan pembangunan
alternatif untuk mencapai: inclusive, democracy,
appropriate economic growth, gender equality,
and intergenerational equity (Friedman 1992).
Upaya Pemberdayaan Masyarakat:
1. Menciptakan iklim yang kondusif (enabling).
2. Memperkuat potensi-daya yang dimiliki
masyarakat (empowering).
3. Melindungi-mencegah penindasan yang kuat
terhadap yang lemah.
1. Paradigma Pembangunan #5
People centered
Participatory
Empowering
Sustainable
Inclusive
Democracy
Appropriate economic growth
Gender equality
Intergenerational equity
Tripilar pemberdayaan
• Kondusivitas
• Penguatan daya
• Melindungi
Paradigma
Pembangunan
Manusia
PARADIGMA PEMBANGUNAN MANUSIA dan
PEMBERDAYAAN
terkait dengan solusi masalah kesenjangan:
MASALAH KESENJANGAN
• 1 dari 7 orang masuk golongan miskin sekali (kurang 14%).
• >77% pekerja berpendidikan hingga SD.
• 3,2% angkatan kerja menganggur.
• 36,5% pekerja setengah menganggur.
• >97% unit usaha (1992) beromzet < Rp. 50 juta per tahun.
• 51,6% rumahtangga petani adalah petani gurem.
• Rakyat di perdesaan & daerah tertinggal hidup terbelakang.
• Peningkatan pendapatan penduduk berpenghasilan tinggi lebih cepat
ketimbang peningkatan pendapatan penduduk berpenghasilan rendah.
• Tidak terjadi pergeseran berarti dalam presentase jumlah penduduk
golongan atas (42%) dan golongan bawah (58%).
• Laju penurunan kemiskinan semakin lambat, selama 3 tahun menurun
1,4%.
1. Paradigma Pembangunan #4 Paradigma
Pembangunan
Manusia
11
2. Pergeseran Paradigma Pembangunan di Indonesia
12
3. Pengaruh Pergeseran Paradigma Pada Kebijakan Makro
• Secara sederhana diartikan sebagai suatu perubahan
struktur secara sengaja dan terukur  misal tingkat
kesejahteraan.
• Agar perubahan struktur dapat dilakukan secara
terukur, maka diperlukan perencanaan.
• Namun sudahkah perencanaan yang telah kita lakukan
membawa perubahan struktur?
Resume Makna Pembangunan?
13
Hakikat
Perencanaan
8 Prinsip Perencanaan
1. Perencanaan  memastikan
perubahan struktur terjadi.
Perubahan struktur  harus dipastikan dapat
terjadi pada diri kita, keluarga/rumah tangga,
masyarakat, daerah, negara.
 Perencanaan dapat berarti memanajemeni pencapaian tujuan
Pembangunan.
Bagaimana memastikannya?
• Dengan memperkecil peluang munculnya
ketidakpastian (Harrod-Domar, Rostow, etc)
15
Prinsip 1
Kerja + Pendapatan + Konsumsi + Tabungan + Perubahan Teknologi
Menjamin setiap
kebijakan sebagai
intervensi ke
dalam kehidupan
warga negara.
•Setiap program dan
kegiatan merupakan
bentuk kebijakan.
•Setiap program dan
kegiatan merupakan
intervensi ke dalam
kehidupan warga
negara.
•Setiap intervensi harus
menjamin 5 nilai tambah.
PEMBANGUNAN =
Konsep Perencanaan #1
Intervensi program dan kegiatan adalah
buah dari pelaksanaan kebijakan yang
dilakukan oleh K/L atau Dinas terkait.
Pendekatan Rumah Tangga dapat
digunakan sebagai standard penentuan
intervensi kebijakan.
Intervensi program dan kegiatan dalam skala masif dilakukan ketika Kebutuhan
(Need) bertemu dengan jumlah Populasi (Target) dalam beberapa Lokasi (Places).
Intervensi
Program dan
Kegiatan
Kegiatan n
G1
G2
G3
Gn
T?
Target
t+n
Kemis-
kinan
Pengang
guran
Masalah
Pemba-
ngunan
Keterting
galan
Ketidak-
berda-
yaan
Keung-
gulan
Unsur
Manusia
Daya
Saing
Produk-
tivitas
Kinerja
Perekono-
mian
Geografis
Aksesi-
bilitas
Infra-
struktur
Wilayah
Penda-
patan
Kon-
sumsi
Kompleksitas
2.Perencanaan  efisiensi faktor
produksi m
t
Alam
Manusia
Pengalokasian sumberdaya harus
cermat, karena:
(A) Mobilitas massa alam  0;
(B) Mobilitas massa manusia  ~;
(C) Sehingga apabila:
(D) Kehidupan manusia dan alamnya
pasti menuju titik 0. Manusia hanya
bisa menunda atau memperlama
agar alam lebih lambat bergerak
ke titik nol. Atau jumlah
manusianya dibatasi.
 Teknologi, modal, kapasitas
manusia (Solow)
Prinsip 2
Kegiatan n
G1
G2
G3
Gn
T?
Target
t+n
Gunakan
sumberdaya secara
efektif dalam
penentuan Tujuan
(Goals) untuk
mencapai Target (T)
secara maximal.
Target
t+nTarget
t+n
Target
t+n
Kegiatan n
G1
G2
G3
Gn
T1
T2
T3
Tn
Target
t+n
Paralel
Kegiatan n
G1
G2
G3
Gn
T1
Tn
Target
t+n
Paralel-mixed
Kegiatan n
G1
G2
G3
Gn
T1
Tn?
Multi-line
?
Kegiatan n
G1
G2
G3
Gn
T1
Tb
Single-line
(Focus)
Kegiatan n
G1
G2
G3
Gn
T1
Single-line Branch
(Focus + Bonus)
Boros
Hemat
CepatLambat
Waktu vs Dana dalam Penentuan Goal
dan Target
T
Rp
Masih untung ada yang
bisa bersinergi.
Tapi boros, karena ada
kegiatan lain yang
Need-nya harus
dipertanyakan.
Masing-masing punya
Target sendiri-sendiri.
Berpotensi
hemat, tapi
pencapaianny
a lambat,
karena masih
ada tujuan
lain yang
belum tentu
sesuai Need.
3.Perencanaan  menetapkan visi,
dalam arti luas  (1) merupakan upaya manusia meminimalkan
ketidakpastian, (2) memfungsikan kemampuan foresight yaitu kemampuan
”melihat jauh ke depan”.  Langkah paling purba yang dilakukan manusia
dalam pengambil kebijakanan. Kemajuan peradaban manusia ditentukan
oleh kemampuan pengambil kebijakanan ini.
Tugas pengambil kebijakan  ”melihat jauh ke depan”!!!
Konsep pengambil kebijakanan #3Prinsip 3
G1
G2
G3
G4
Target
t+n
T1
T2
T3
G1
G2
G4
T1
T2
T3
G1
G2
G4
T1
T2
G1
G2 T1
t1 t2t0 t3
G1 T1
tn
Kegiatan n
STRUKTUR
SUBSTANSI
Hirarki Kegiatan menuju Kebijakan
KP
KP
KP
KP
KP
KP
KP
KP
KP
KP
KP
PROGRAM
PROGRAM
PROGRAM
PROGRAM
PROGRAM
SAR BAB/PRIO
SAR BAB/PRIO
SAR BAB/PRIO
AGENDA 1
AGENDA 2
KP
KP
KP
KP
PROGRAM
PROGRAM
SAR BAB/PRIO
KP
KP
KP
KP PROGRAM
PEMBANGUNAN
SEKTOR ISU LINTASSEKTOR
EVALUASI
OUTPUT
EVALUASI
OUTCOME
EVALUASI
DAMPAK
PEMANTAUAN
PP 39PP 39
Lampiran
Pidato
Laporan
3 Tahunan
Rapid
Assessment
HARUS
DITENTUKAN
DAN
DISEPAKATI
Menteri K/LEselon I di KLPimpro KL/Eselon IIIMPLEMENTATOR
IMPACT (3-4 th)OUTCOME Sar Bab/Prio (2 th)OUTPUT Program (2 th)INPUT KP (1 th) IMPACT (5 thn)LEVEL INDIKATOR
Presiden Pres + DPR (Kesepakatan Politis)TUGAS SIAPA
Proyeksi Impact per AgendaProyeksi Output per K/LDisain Teknis (Eselon I)Operasional (Eselon II) Proyeksi PembangunanFUNGSI APA
Eselon II KL & Bappenas Eselon I KL dan Bappenas Menteri K/L dan Bappenas
Presiden Pres + DPRAKUNTABLITAS Eselon II KL & Bappenas Eselon I KL dan Bappenas Menteri K/L dan Bappenas
RPJMN RPJMNDOKUMEN KEBIJAKAN RKP (terinci dan terukur) RPJMN dan RKP RPJMN
DOKUMEN ANGGARAN APBN
4. Perencanaan  mengukur
Perencanaan, dalam arti sempit  derivat dari
foresight, yaitu kemampuan ”mengukur” (measuring).
Persoalannya adalah bahwa tidak semua ”sesuatu” itu bersifat
materi, sehingga sifatnya ”tersembunyi”, sehingga sulit diukur.
Tugas perencana  ”mendefinisikan” sesuatu yang ”tersembunyi”
menjadi terukur, sehingga menjadi ”nyata”.
Contoh paling sederhana tentang hal ini adalah apabila kita ditanya
persoalan mendefinisikan ”bahagia”. Bahagia –barangkali—lebih
sulit diukur dibandingkan mendefinisikan ”sejahtera”.
Inilah tugas perencana itu. Bagaimana perencana menuntaskan tugasnya itu, maka
terdapatlah beberapa jenis perencanaan, yang dapat kita sebut sebagai beberapa cara agar
kita dapat memilih perencanaan yang ”ideal” (dalam tanda kutip keras).
24
Prinsip 4
Pengujian Ketepatan Indikator
Pengujian Ketepatan Indikator
27
5. Perencanaan  merasionalkan
fenomena, perencanaan harus rasional, bukan
berdasakan emosi dan tebak-tebakan (kira-kira).
Apa yang diperlukan agar ”rasional” (rationality approach):
(1) Tujuan harus jelas  socio-economy welfare.
(2) Sumberdaya yang akan dialokasikan jelas  pemerintah,
swasta, swadaya masyarakat.
(3) Penggunaan sumberdaya  selalu melihat efisiensi dalam
alokasi sumberdaya, memaksimumkan output, dalam jumlah
input tertentu atau meminimisasi input untuk memperoleh output
tertentu.
(4) Asumsi informasi sempurna  data tersedia, data akurat 
libatkan partisipasi masyarakat dalam penggalian data.
28
Prinsip 5
6. Perencanaan  proses
• Pengorganisasian masalah  mengklasifikasi dan pengorganisasian dari beberapa
tujuan, nilai dan sasaran yang berhubungan dengan masalah.
• Merumuskan tujuan  mengidentifikasi dan menentukan masalah.
• Merumuskan sasaran  menentukan apa yang diinginkan.
• Mengumpulkan dan menganalisis data  informasi dan argumentasi pendukung.
• Identifikasi serangkaian alternatif kegiatan  Identifikasi alternatif dari serangkaian
kegiatan untuk memecahkan masalah dalam rangkaian pemecahan dalam rangka
mencapai sasaran.
• Menilai serangkaian alternatif kegiatan  Perkiraan akibat dari setiap alternatif dari
serangkaian kegiatan yang mungkin terjadi.
• Memilih alternatif yang paling memungkinkan  Bandingkan setiap perkiraan akibat
alternatif dari serangkaian kegiatan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan dan sasaran
yang sfesifik.
• Melaksanakan  memilih dari serangkaian alternatif kegiatan tersebut yang akibatnya
paling dekat dengan tujuan dengan sasaran atau yang paling bisa menyelesaikan
masalah atau yang paling mengumntungkan atau tidak merugikan.
• Monitoring dan evaluasi  menjamin pencapaian apa yang diinginkan.
29
Prinsip 6
3
Identifikasi
Pilihan
2
Perumusan
Sasaran
1
Perumusan
Tujuan
Pengumpulan
dan
Analisis Data
4
Penilaian
Komparatif
5
Implementasi
Perencanaan
Published
Plan
7
Evaluasi
6
Implementasi
30
Siklus proses
31
Prinsip 7
7. Perencanaan
 mempertahankan
siklus
kehidupan
manusia
• Rekayasa Sosial  mengubah
pola pikir, perilaku, dan gaya hidup
dalam kerangka peningkatan
kualitas hidup.
• Perubahan Sistematis 
perubahan dilakukan menurut
langkah-langkah yang paling
mungkin dan meminimalkan ekses
yang bersifat mengganggu.
• Sasaran Pada Kualitas Yang
Terukur  kemanfaatan dapat
diukur.
s s s
Simbol-simbol
Tabulasi
Bangun Teori  Policy and Program
Rekomendasi  M&E
Kegunaan
Pengumpulan dan
Manipulasi data
Penentuan
Model
Analisis
Data
Fenomena
Proyek/
Kegiatan
8. Perencanaan  Harus bisa dievaluasi!!
Prinsip 8
32
Variabel Utama
Intervensi Pembangunan
10 Faktor Penentu Dalam Penyusunan
Kebijakan, Program dan Kegiatan
Variabel Pokok
“Dinamisator”
1. Uang  dana
2. Barang  fisik
3. Orang  pelaku, penerima
4. Borang  manajemen, regulasi
5. Luang  waktu, peluang  kesempatan/timing, waktu sedikit (jarang), waktu
banyak (girang)
6. Ruang  lokasi, sarang = enclave (kantong tujuan)
“Katalisator”
7. Piutang  good will, pendukung
8. Juang  niat, motivasi, usaha (garang), komitmen (sayang), sungguh-sunggu
semangat (perang).
9. Matang  tujuan jelas. Jangan lekang = usang = hancur musnah, tidak ada gunanya.
10. Bilang  ada evaluasinya, katakan benar meskipun berasa pahit. Hasil positif =
dendang, hasil negatif = buang.
Sumberdaya Keuangan
• Variabel yang dipakai untuk
memahami fenomena sumberdaya
liquid yang paling dibutuhkan
dalam memastikan kesuksesan
sebuah upaya kebijakan.
• Formatnya: uang kartal (dana in-
cash), uang giral (surat berharga).
• Sifatnya: uang (liquid)
Variabel Pokok
3 4 5 6 7 8 9 101 2
“Dinamisator”
Penerima kebijakan:
UNTUNGPengelola kebijakan:
RUGI
PENGUJIAN
Sumberdaya Fisik
• Variabel yang dipakai untuk
memahami fenomena sumberdaya
tidak liquid yang paling
dibutuhkan dalam memastikan
kesuksesan sebuah upaya
kebijakan.
• Formatnya: benda fisik (in-kind).
• Sifatnya: barang.
Variabel Pokok
3 4 5 6 7 8 9 1021
“Dinamisator”
Penerima kebijakan:
UNTUNGPengelola kebijakan:
RUGI
PENGUJIAN
Sumberdaya Person
• Variabel yang dipakai untuk
memahami fenomena orang yang
terlibat aktif dalam memastikan
kesuksesan sebuah upaya
kebijakan.
• Formatnya: pelaku kebijakan,
penerima manfaat kebijakan.
• Sifatnya: orang.
Variabel Pokok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
“Dinamisator”
Penerima kebijakan:
UNTUNGPengelola kebijakan:
RUGI
PENGUJIAN
Regulasi
• Variabel yang dipakai untuk
memahami fenomena pengelolaan
(manajemen) dalam memastikan
kesuksesan sebuah upaya
kebijakan.
• Formatnya: perundang-undangan,
peraturan, regulasi, keputusan,
beleid, beziking recht.
• Sifatnya: borang, tertulis.
Variabel Pokok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
“Dinamisator”
Penerima kebijakan:
UNTUNGPengelola kebijakan:
RUGI
PENGUJIAN
Waktu
• Variabel yang dipakai untuk
memahami fenomena waktu yang
dibutuhkan dalam memastikan
kesuksesan sebuah upaya
kebijakan.
• Formatnya: kesempatan (timing),
waktu sedikit (jarang), waktu
panjang (girang).
• Sifatnya: luang, peluang.
Variabel Pokok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
“Dinamisator”
Penerima kebijakan:
UNTUNGPengelola kebijakan:
RUGI
PENGUJIAN
Lokasi
• Variabel yang dipakai untuk
memahami fenomena ruang yang
dibutuhkan dalam memastikan
kesuksesan sebuah upaya
kebijakan.
• Formatnya: lokasi terbatas
(enclave, sarang), lokasi sasaran
(wilayah, kluster, kawasan).
• Sifatnya: statik.
Variabel Pokok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
“Dinamisator”
Penerima kebijakan:
UNTUNGPengelola kebijakan:
RUGI
PENGUJIAN
Dukungan Eksternal
• Variabel yang dipakai untuk
memahami fenomena dukungan
eksternal yang dibutuhkan dalam
memastikan kesuksesan sebuah
upaya kebijakan.
• Formatnya: niat baik (good will),
janji (promise)  piutang.
• Sifatnya: orang.
Variabel Pokok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
“Katalisator”
Penerima kebijakan:
UNTUNGPengelola kebijakan:
RUGI
PENGUJIAN
Dukungan Internal
• Variabel yang dipakai untuk
memahami fenomena dukungan
internal yang dibutuhkan dalam
memastikan kesuksesan sebuah
upaya kebijakan.
• Formatnya: motivasi tinggi,
kesungguhan usaha (“garang”),
komitmen (sayang), semangat
juang (“perang”).
• Sifatnya: orang.
Variabel Pokok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
“Katalisator”
Penerima kebijakan:
UNTUNGPengelola kebijakan:
RUGI
PENGUJIAN
Kejelasan Konsep
• Variabel yang dipakai untuk
memahami fenomena kejelasan
konsep yang dibutuhkan dalam
memastikan kesuksesan sebuah
upaya kebijakan.
• Formatnya: kematangan konsep
(tidak mudah usang/useless),
argumentasi kuat (tidak mudah
lekang/hancur)  TUJUAN
KEBIJAKAN sesuai dengan kebutuhan
• Sifatnya: dokumen fisik.
Variabel Pokok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
“Katalisator”
Penerima kebijakan:
UNTUNGPengelola kebijakan:
RUGI
PENGUJIAN
10
Informatif
• Variabel yang dipakai untuk
memahami fenomena keterbukaan
informasi yang dibutuhkan dalam
memastikan kesuksesan sebuah
upaya kebijakan.
• Formatnya: laporan pemantauan,
laporan evaluasi, penelaahan
kebijakan  katakan benar meskipun
berasa pahit  Hasil positif
(“berdendang”), hasil negatif (“dibuang”).
• Sifatnya: dokumen fisik.
Variabel Pokok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
“Katalisator”
Penerima kebijakan:
UNTUNGPengelola kebijakan:
RUGI
PENGUJIAN
Hubungan
Variabel Pembangunan
dan Variabel Intervensi
Pikirkan .....
menentukan
menen
tukan
?
Pikirkan .....
menentukan
menen
tukan
?
Pikirkan .....
menentukan
menen
tukan
?
Pikirkan .....
menen
tukan
?menentukan
Pikirkan .....
menen
tukan
?menentukan
Pikirkan .....
Pikirkan .....
menentukan
Pemantauan dan Evaluasi
Pembangunan
Penelaahan Variabel Pokok
3 4 5 6 7 8 9 101 2
“Dinamisator” “Katalisator”
1
2
Penelaahan Variabel Pokok
3 4 5 6 7 8 9 101 2
“Dinamisator” “Katalisator”
Rencana
Realisasi
Konstanta XIndeks =
Persamaan umum1
Penelaahan Variabel Pokok
3 4 5 6 7 8 9 101 2
“Dinamisator” “Katalisator”
Rs
3
Rs
4
Rs
5
Rs
6
Rs
7
Rs
8
Rs
9
Rs1
0
Rs
1
Rs
2
Rc
3
Rc
4
Rc
5
Rc
6
Rc
7
Rc
8
Rc
9
Rc1
0
Rc
1
Rc
2
IK =
2
Penelaahan Variabel Pokok
3 4 5 6 7 8 9 101 2
“Dinamisator” “Katalisator”
Rs
3
Rs
4
Rs
5
Rs
6
Rs
7
Rs
8
Rs
9
Rs1
0
Rs
1
Rs
2
Rc
3
Rc
4
Rc
5
Rc
6
Rc
7
Rc
8
Rc
9
Rc1
0
Rc
1
Rc
2IK
=
3
Penelaahan Variabel Pokok
3 4 5 6 7 8 9 101 2
“Dinamisator” “Katalisator”
Rs
3
Rs
4
Rs
5
Rs
6
Rs
7
Rs
8
Rs
9
Rs10
Rs
1
Rs
2
Rc
3
Rc
4
Rc
5
Rc
6
Rc
7
Rc
8
Rc
9
Rc1
0
Rc
1
Rc
2
IK
=
3
Perencanaan
Berbasis Skenario
6 Faktor Skenario
Pemahaman Perencanaan Skenario
Skenario (mininal) merupakan fungsi dari:
• Variabel hasil (expected result)
• Variabel kegunaan waktu (time utility)
• Variabel kebutuhan sumberdaya (resources needed)
Expanded variabel:
• Variabel Target
• Variabel Konsep/Materi
• Variabel Manajemen Pembangunan
Hasil Yang
Diharapkan
Kegunaan
Waktu
Kebutuhan
Sumber Daya
Target
Konsep Manajemen
Pembangunan
Variabel hasil (expected
result)
• Apa yang HARUS terjadi dalam kurun waktu
tertentu.
Variabel Skenario
1 2 3 4 5 6
62
Apa yang HARUS terjadi
MISALNYA:
Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua:
 Pendekatan “biasa” (trend):
Baseline tahun 2010 Rp 87,78 triliun (BHB)  Rp 172,67 triliun (2025 BHB)  Rp 553,77 triliun (2045
BHB) (garis kuning).
 Pendekatan “yang tidak biasanya” (skenario):
Baseline tahun 2010 Rp 87,78 triliun (BHB) ‘sama di atas’  Rp 809,28 triliun (2025 BHB)  Rp 3.569
triliun (2045 BHB) (garis merah).
Persyaratan pertumbuhan ekonomi “yang tidak biasanya”:
• Hanya dapat dilakukan apabila pembangunan di Papua dilakukan dengan
strategi “yang tidak biasanya”, mengedepankan pertumbuhan ekonomi tinggi
yang inklusif.
• Menstimulasi ekonomi menuju ekonomi yang BUKAN SEKEDAR
mengandalkan sumberdaya alam (misal: ekonomi inovatif).
• Mendorong transformasi ekonomi menuju ekonomi yang mengandalkan
daya saing kompetitif (ketimbang komparatif).
• Mengedepankan pengembangan SDM Papua yang unggul berdasarkan
kebutuhan pengembangan daya saing kompetitif.
Penentuan Target
• Berapa magnitude TARGET-nya?
Variabel Skenario
1 2 3 4 5 6
64
Apa yang HARUS terjadi
Magnitud Target:
Baseline Rp 87,78 triliun (2010 BHB)  Rp 809,28 triliun (2025 BHB)
 Rp 3.569 triliun (2045 BHB) (garis merah).
Sektor apa saja yang HARUS BERKONTRIBUSI?
•Industri pangan dan pertanian
•Industri energi
•Industri barang modal
•Industri barang jadi
•Sistem logistik
•Jasa
BERAPA LAMA HARUS terjadi
Baseline
Rp 87,78 triliun
(2010 BHB)
Rp 809,28 triliun
(2025 BHB)
Rp 3.569 triliun
(2045 BHB)
2010
2014
2025
2045
2010-2014 2015-2019 2010-2014 2015-2019
Penentuan Konsep
• Apa saja keunggukan komparatif yang
ada dalam suatu wilayah?
• Bagaimana strategi menjadikannya
sebagai keunggulan kompetitif.
• Bagaimana keunggulan kompetitif itu
MAMPU mendorong pencapaian
TARGET.
Variabel Skenario
1 2 3 4 5 6
BERAPA LAMA HARUS terjadi
BERAPA LAMA HARUS terjadi
Variabel kegunaan waktu
(time utility)
• Berapa lama waktu yang diperlukan
untuk mencapai YANG HARUS TERJADI
itu?
• Dapatkah dipercepat?
• Bagaimana Strategi Percepatannya?
• SIAPA YANG MELAKSANAKAN?
Variabel Skenario
1 2 3 4 5 6
Daya Saing
Tinggi
Unggul di 5
Bidang
1000 S3
• Kualitas dunia
• Pengisi pembangunan
• Sesuai kebutuhan.
500 S2
• Berkualitas dunia dan sesuai
kebutuhan
100 S3
• Pemacu pembangunan.
Papua sebagai
“Indonesian
Center of
Excellent” dan
“Papua is
Modern
Indonesian
Gateway”.
Pengembangan 5
center of excellent
sebagai pemicu
peningkatan daya
saing Provinsi Papua
di tingkat global.
Pembinaan S1+S2
100 S2
30 S3
Persiapan
pembangunan 5
center of excellent dan
center of knowledge di
Provinsi Papua.
2010 2020 2025
Jangka Panjang
(20-25 tahun)
Jangka Menengah
(10-20 tahun)
Jangka Panjang
(5-10 tahun)
Penerapan
Pada Sektor
Unggulan
Penguasaan
Iptek
Pembentukan
SDM Unggul
BERAPA LAMA HARUS terjadi  Dalam Jangka Panjang
Alternatif 1: Pola Percepatan  240 Doktor per tahun
 Target Tercapai Dalam 13 Tahun
Alternatif 2: Pola Seleksi S1 Untuk Beasiswa S2 dan S3
 122 Doktor per tahun  Tercapai Dalam
17 Tahun
Alternatif 3: Pola Kombinasi Percepatan Pendidikan
Dasar/Menengah dan Pendidikan Tinggi
Untuk Beasiswa S2 dan S3  300 Doktor
per tahun  Target Tercapai Dalam 12
Tahun
Alternatif 4: Pola Normal  30 Doktor per tahun 
Target Tercapai Dalam 43 Tahun
BERAPA LAMA HARUS terjadi  Dalam Jangka Panjang
Variabel kebutuhan
sumberdaya (resources
needed)
• Apa saja yang diperlukan dan HARUS ADA
dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai
yang HARUS ADA dalam jangka waktu tertentu.
• Perencanaan kebijakan!
Variabel Skenario
1 2 3 4 5 6
Manajemen pembangunan
Variabel Skenario
1 2 3 4 5 6
• Strategi
Kelembagaan
• Strategi
Pengendalian
(disiplin kebijakan)
• Strategi Mind-set
(soft-power)
15
Sukses
Kelola
Variabel Kesuksesan
Pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah
Sektor
Ekonomi
Investor
Masyarakat Operator
http://riaubisnis.com/inde
x.php/world-mainmenu-
26/regulasi-mainmenu-
34/5402-masterplan-
kawasan-industri-siak-
tuntas-akhir-2012
(1) Memastikan semua pihak bertanggung-jawab
(2) Meningkatkan Nilai Tambah Multisektor ketimbang Monosektor
Sudut pandang 1 proyek saja.
Tambang
Pelsus
Kapal
GB
1
2
3
4
(1) Nilai Tambah Sektor
Pertambangan
(2) Nilai Tambah Sektor
Konstruksi (Jalan)
(3) Nilai Tambah Sektor
Transportasi
(4) Nilai Tambah Sektor
Jasa Transportasi
Total Nilai Tambah
Proyek
+
PLTU
Nilai Tambah Sektor Listrik 
tidak masuk hitungan.
Tambang
Pelsus
Kapal
GB KPI
8
(1) Nilai Tambah Sektor
Pertambangan
(7) Nilai Tambah Sektor
Transportasi
(8) Nilai Tambah Sektor
Jasa Transportasi
Total Nilai Tambah KPI
+
KoperasiManufaktur
Gudang
Kawasan
Industri
PLTU
(2) Nilai
Tambah
Sektor Jasa
(3) Nilai
Tambah
Sektor
Manufaktur
(4) Nilai Tambah Sektor
Keuangan, Real Estat &
Jasa Perusahaan
(5) Nilai Tambah Sektor
Jasa
(6) Nilai Tambah
Sektor Listrik
123
4
5
6
7
9
(9) Nilai Tambah
Sektor Konstruksi
(Jalan)
Hotel &
Hiburan
10
(10) Nilai Tambah Sektor
Perhotelan dan Restoran.
Institusi
Diklat
Nilai Tambah Sektor
Jasa Pendidikan.
Sudut pandang 1 KPI.
Tambang
Pelsus
Kapal
GB KPI
8
(1) Nilai Tambah Sektor
Pertambangan
(7) Nilai Tambah Sektor
Transportasi
(8) Nilai Tambah Sektor
Jasa Transportasi
Total Nilai Tambah KPI
+
KoperasiManufaktur
Gudang
Kawasan
Industri
PLTU
(2) Nilai
Tambah
Sektor Jasa
(3) Nilai
Tambah
Sektor
Manufaktur
(4) Nilai Tambah Sektor
Keuangan, Real Estat &
Jasa Perusahaan
(5) Nilai Tambah Sektor
Jasa
(6) Nilai Tambah
Sektor Listrik
123
4
5
6
7
9
(9) Nilai Tambah
Sektor Konstruksi
(Jalan)
Hotel &
Hiburan
10
(10) Nilai Tambah Sektor
Perhotelan dan Restoran.
Institusi
Diklat
Nilai Tambah Sektor
Jasa Pendidikan.
(11) Nilai Kurang
Beban Lingkungan
Nilai Kurang Beban
Lingkungan
-
“Sustainable
Development-
based Resource
Accounting”
“Resource
Accounting”
(3) Menyusun Rencana Aksi
 Rencana Aksi
• Memastikan jadwal
pencapaian.
• Memastikan siapa yang
paling bertanggung-jawab
dalam pencapaian itu.
• Memastikan apa yang
harus dikerjakan dan
kapan harus diselesaikan.
(3) Apa Saja Yang
Dilakukan?
• Memastikan apa
saja yang yang
harus dikerjakan.
(4) Pelaporan 
Affirmative action
Memastikan apa saja
yang yang harus
dikerjakan.
(1) Apa Yang Harus Dikembangkan?
• Memastikan siapa yang paling
bertanggung-jawab dalam
pencapaian itu.
• Memastikan apa yang harus
dikerjakan dan kapan harus
diselesaikan.
(2) Dimana Harus Dilakukan?
• Dimana titik koordinatnya?
• Dibangun apa dan dimana?
(4) Green Development  Planning Approach applied to Indonesia
(5) Mengajak peranserta masyarakat
 Format Peranserta
• Memastikan mereka menjadi bagian dari
pembangunan.
• Memastikan mereka memperoleh dan
memanfaatkan hasil pembangunan.
• Memastikan bentuk kelembagaan
peranserta mereka dalam proses
pembangunan.
(6) Memastikan kesejahteraan kelompok menengah ke bawah dijamin
Meningkatkan
pelayanan publik
untuk meringankan
beban konsumsi
masyarakat.
Kesejahteraan
Masyarakat
Luas
Ilmu pengetahuan
dan teknologi
Aneka kebijakan
publik pro-poor.
Memastikan
kesempatan
kerja seluas-
luasnya bagi
kelompok usia
produktif baru.
Meningkatkan
penghasilan
kelompok pekerja
berpenghasilan
menengah ke bawah.
Debottlenecking
Regulasi
Mempercepat
pembangunan
ekonomi di
masing-masing
koridor ekonomi.
Not business as
usual!
Jumlah Tabungan
Bersih
Jumlah Jenis
Usaha
Jumlah Jaminan Hari Tua
Jumlah Modal
Jumlah Laba Bersih
Usaha
Jumlah Aset
Jumlah Pajak
Jumlah Omset
Jumlah
Konsumsi
2
3
4
5
6
7
9
8
Jumlah
Produksi
Jumlah Penjualan
12
10
11
Jumlah Anggota Pokmas
Yang Terlibat1
Ukuran: Skala Kelompok Lokal
Perkebunan PenyulinganPenggilingan Hilir
Perkebunan
Kelapa Sawit
Penggilingan
Kelapa Sawit
Perdagangan dan Logistik
Penyulingan
& Fraksionasi
Minyak dan
Lemak
Oleo-chemicals
Oleo-chemicals
Bio-fuels
USD 0,03 Miliar5
(0,6%)
USD 0,08
Miliar4
(1,4%)
USD 5,25
Miliar3
(98%)
Nilai Tambah2
(USD Miliar)
Mata rantai peningkatan nilai tambah produksi Kepala Sawit ke industri hilirnya.
Margin dari Setiap Rantai Nilai
• Tandan Buah
Segar (Fresh
Fruit
Bunch/FFB)
• Crude Palm Oil
(CPO)
• Biji Kelapa Sawit
• Biji Minyak Kelapa
Sawit
• RBD Palm Oil
• RBD Olein
• RBD Stearin
• PFAD1
Bio-fuel
Glycerine
Fatty Acids
Fatty Alcohol
Minyak Masak
Margarin
Masyarakat
+ Pemda
BUMS
Perusda
BUMS BUMS
Koperasi Angkutan
(7) Memastikan meluasnya dampak kegiatan ekonomi ke ekonomi lokal
Contoh:
hilirisasi
sektor kelapa
sawit
(8) Institutional setting  Menjadi Tantangan dan Peluang sekaligus
Sei Mangkei Economic
Zone – Kabupaten
Simalungun Sumatera
Utara
• Palm oil derivative
• Managing industrial
activities, export, import,
and other economic
activities
• In proxy to future global
hub port Kuala Tanjung
Tanjung Lesung
Special
Economic Zone
– Kabupaten
Serang Banten
• Water front tourism
city development
• International
standard resort
• In proxy to the
national capital-
jakarta
Contoh Manajemen Kawasan  Sei Mangke, Tanjung
Lesung, Waesulamu Buli Manajemen Kawasan
• Penyediaan utilitas
untuk menjamin
kepastian dan
keberlangsungan
pelaksanaan proyek 
didukung iptek dan
SDM lokal  difasilitasi
regulasi yang kondusif.
(9) Manajemen dan Leadership  Keharusan
2012
2032
2022
Kebutuhan
jangka
menengah:
• Stabilitas
produksi.
• Transportasi
dan
perhubungan.
• SDM.
• Regulasi.
Kebutuhan jangka
panjang:
• Bahan baku.
• Pasokan energi.
• Jalur distribusi.
• Utilitas lainnya.
• Keamanan.
Kebutuhan
jangka
pendek:
• Ijin.
• Konstruksi.
Menjamin implementasi 
sub-Masterplan  Profesional
•Dukungan jangka panjang.
•Jaminan konsistensi.
•Kebersamaan dalam
masyarakat – saling
bermanfaat.
•Tim yang kompak dan
cerdas!
Personal
Leadership
Group
Leadership
Visioner
Leadership
(10) Ikutkan seluruh potensi untuk kembangkan SDM
 Jika sudah dipilih dan disepakati
sektor ekonomi penggerak
pembangunan di kawasan, maka:
• Tancapkan “bendera SDM” sebagai
misi!
• Kerahkah seluruh potensi untuk
mengembangkan SDM.
• Arahkan APBD untuk mendukung
aktivitas SKPD dalam pengembangan
SDM yang dipilih.
• Koordinasikan dengan kuat.
Institut Pertambangan
Nemangkawi
(11) Feasibility Study  Business is business
1. Skema
kerjasama.
2. Skema
pembiayaan.
3. Skema
kemanfaatan.
4. Kebutuhan
konektivitas.
5. Kebutuhan SDM.
6. Kebutuhan iptek.
7. Regulasi yang
diperlukan.
8. Dampak sosial.
9. Dampak
lingkungan.
10. Detail
engineering
design.
Menjamin mutual benefit dengan mempertimbangkan dan menanggung resiko secara
bersama  Maju bersama...!
(12) Menarik sumber-sumber investasi baru
 Format investasi:
• Road-show.
• Investor forum.
• Executive-club.
• Concorsium.
• Local partner.
• Partnership.
Kunci pokok: Jangan jual potensi
sumberdaya alam dalam keadaan
mentah, tapi tawarkan prospek
pengembangan hilirisasi sektor
kegiatan ekonomi utama yang
menjadi andalan di suatu daerah!!!
(13) Pemantauan dan Pengendalian Berkala.
 Format Pemantauan:
• Site-visit.
• Diskusi para-pihak (FGD).
• Independen grup.
• On-line (e-monev).
• Affirmative-action controled system.
Grafik 1. Lembaga Yang Diobservasi
Pemerintah
Pusat
7%
BUMN/Sw asta
40%
Pemerintah
Daerah
53%
Grafik 2. Pandangan Terhadap MP3EI
Sudah cukup
13.3%
Sangat tidak
setuju
0.0%
Sangat setuju
86.7%
Kategori KPI fn f%
KPI Berkinerja Tinggi 24 29,3%
KPI Berkinerja Sedang 6 7,3%
KPI Berkinerja Rendah 52 63,4%
Jumlah 82 100,0%
Affirmative action-based
evaluation and reporting
Onlined controling
and reporting
mechanism
Focussed monitoring
 Status Perkembangan Proyek Online  e-Monev KP3EI  www.m.kp3ei.go.id
(14) Memperkirakan Dampaknya
• Dampak ekonomi proyek 
langsung dan tidak langsung.
• Dampak ekonomi wilayah.
• Dampak regional dan nasional.
• Dampak tenaga kerja, sosial, dan
kemiskinan.
Tabel 1
Perkiraan Penyerapan Kerja Tahunan Menurut Rencana Aksi Tahun 2013.
Sektor
Nilai
Investasi
(Dalam Miliar
Rp)
Rerata Masa
Pelaksanaan
Proyek
(Dalam
Tahun)
Rerata UMP
Setempat (Dalam
Rp/Tahun/Pekerja)
Perkiraan
Jumlah Pekerja
Manajemen
(Dalam 1
Tahun)
Perkiraan
Jumlah Pekerja
Produksi (Dalam
1 Tahun)
Perkiraan Jumlah
Pekerja Produksi
dan Manajemen
(Dalam 1 Tahun)
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.233.002 4 15.808.614 334 97.616 97.950
2 Pertambangan dan Penggalian 1.588.667 4 15.651.269 342 100.023 100.365
3 Industri Pengolahan 1.669.127 4 15.707.059 403 124.761 125.164
4 Konstruksi 1.132.332 4 15.865.040 327 95.239 95.565
5 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
dan Peraw atan Mobil dan Sepeda Motor
30.971 1 17.379.000 25 6.780 6.805
6 Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan
Makan Minum
10.500 10 14.400.000 1 176 177
7 Real Estat 154.222 2 15.000.441 126 45.182 45.308
8 Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
309.674 2 15.875.530 200 68.269 68.469
Total 6.128.496 4 15.710.869 1.758 538.046 539.804
Skenario Kebijakan Pertumbuhan PDB (%)
2012 2013 2014
1
Dampak kenaikan investasi infrastruktur
pemerintah di semua sektor (sebesar
15%).
0,36 0,36 0,38
2
Dampak kenaikan investasi infrastruktur
pemerintah di sektor transportasi saja
(sebesar 15%).
0,06 0,05 0,12
3
Dampak kenaikan investasi infrastruktur
pemerintah di semua sektor (sebesar
15%), ditambah kenaikan investasi
transportasi (15%).
0,38 0,38 0,4
Impelementasi MP3EI secara
nasional mampu mempercepat
penambahan pertumbuhan
ekonomi secara nasional
sebesar 0,38% - 0,4%.
0,17
0,22
0,16
0,21
0,30
0,11
0,30
Indonesia KE
Sumatera
KE Jawa KE
Kalimantan
KE
Sulawesi
KE Bali - NTKE Papua &
Kep
Maluku
Tambahan Penurunan Tingkat Kemiskinan dari MP3EI
Dibandingkan Business as Usual
Titik Persen
Impelementasi MP3EI secara
nasional mampu mempercepat
penurunan tingkat kemiskinan
sebasar 0,17% dari populasi
penduduk.
Koridor Ekonomi Sulawesi
dan Papua-Maluku akan
memperoleh percepatan
penurunan kemiskinan
terbesar apabila MP3EI
dilakukan di KE tersebut.
Hasil evaluasi (terestimasi): MP3EI dapat mengurangi
kesenjangan kemiskinan antar-koridor ekonomi.
Hasil evaluasi (terestimasi):
• MP3EI akan berdampak mengurangi kesenjangan
antar-wilayah lebih besar apabila pembangunan
infrastruktur di semua sektor dilakukan ditambah
pembangunansektor transportasi di semua koridor
ekonomi.
• Koridor ekonomi Papua-Maluku akan memperoleh
manfaat pertumbuhan paling besar dibandingkan
wilayah lain.
(15) Mendengarkan Suara Khalayak
Grafik 1. Lembaga Yang Diobservasi
Pemerintah
Pusat
7%
BUMN/Sw asta
40%
Pemerintah
Daerah
53%
Sebagian besar isi pemberitaan online tentang
MP3EI bersumber dari Pemerintah Daerah dan
BUMN/Swasta. Jajaran pemerintah pusat justru
kurang menjadi sumber pemberitaan. Artinya:
“sosialisasi” MP3EI justru “dilakukan” oleh bukan
Pemerintah Pusat.
Rekomendasi: perlu “sosialisasi” MP3EI lebih
gencar dari jajaran Pemerintah Pusat yang harus
dirilis oleh media massa.
Grafik 2. Pandangan Terhadap MP3EI
Sudah cukup
13.3%
Sangat tidak
setuju
0.0%
Sangat setuju
86.7%
Sebagian besar isi pemberitaan online tentang
MP3EI bernada positif terhadap MP3EI. Tidak ada
yang tidak setuju terhadap kebijakan MP3EI.
Momentum ini harus tetap dijaga agar dukungan
terhadap pelaksanaan MP3EI tetap positif.
Rekomendasi: perlu terus menghidupkan
pertemuan dengan para pihak dalam pelaksanaan
MP3EI agar kebijakan MP3EI dapat diklaim
sebagai “milik bersama”.
N = 104 media online (Januari – September 2012)
Pandangan positif tentang MP3EI terbanyak keluar dari
pihak pemerintah daerah disusl BUMN/swasta. Artinya
bahwa dukungan terhadap kebijakan MP3EI dari sebagian
besar kalangan masyarakat sangat besar.
Pandangan positif tentang MP3EI yang baik ini didukung
oleh persepsi mereka yang cukup baik tentang kesiapan
kelembagaan KP3EI dalam menangani program MP3EI.
Meskipun pandangan terhadap MP3EI baik dan terhadap
KP3EI cukup baik, sebagai besar kelompok terobservasi
masih mengharapkan perbaikan kinerja kelembagaan
KP3EI (khususnya semua Tim Kerja).
• Mengamati
pembicaraan:
- siapa?
- berbicara apa?
- penilaian apa?
- Harapan apa?
• Jumlah media
yang menjadi
sampel 104
media online
(Januari –
September
2012)
Variabel Sistem
Manajemen Pembangunan
Sistem Manajemen Pembangunan
4.
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
1.
Penyusunan
Rencana
2.
Penetapan
Rencana
3.
Pengendalian
Pelaksanaan
Rencana
Kebijakan
Perencanaan
Kebijakan
Penganggaran
UU 25/2004
SPPN
UU 17/2003
Keuangan
Negara
UU 15/2004
Pemeriksaan
Pengelolaan dan
Tanggungjawab
Keuangan Negara
Evaluasi Hasil
Evaluasi Input
Audit
RPJMN  RKP 
1. Prioritas pembangunan,
2. Rancangan kerangka ekonomi makro,
3. Arah kebijakan fiskal,
4. Kerangka regulasi dan kerangka pendanaan indikatif 
program KL, program lintas KL, dan kew ilayahan (UU
SPPN Psl 3 (4)
RAPBN  berpedoman pada
RKP(UU 17/2003 Psl 12 (2))
• Anggaran Terpadu
• Anggaran Berbasis Kinerja
• Kerangka Pengeluaran
Berjangka Menengah (MTEF)
Pembahasan
di DPR
Pengesahan/
Penerbitan
DIPA
Persiapan
Kegiatan
Pelaksanaan
Kegiatan
Pemantauan
Kegiatan
UU 1/2004
Perbendaha
raan Negara
PP 39/2006
Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana
Pembangunan
UU Pelaksanaan
APBN (tiap tahun)
Perpres 54
Tahun 2010
Tentang
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
Evaluasi
Kelembagaan
UU APBN
(tiap tahun)
UU 17/2003 KN
Evaluasi Kinerja
(belum ada Regulasi)
• Bappenas dan UKP4
1. SAKIP/LAKIP
2. PP 60/2008 Sisdal
Intern Pemerintah)
UU 27/2009
Ttg MPR,
DPR, DPD,
dan DPRD
4.
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
1.
Penyusunan
Rencana
2.
Penetapan
Rencana
3.
Pengendalian
Pelaksanaan
Rencana
4.
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
1.
Penyusunan
Rencana
2.
Penetapan
Rencana
3.
Pengendalian
Pelaksanaan
Rencana
Kebijakan
Perencanaan
Kebijakan
Penganggaran
UU 25/2004
SPPN
UU 17/2003
Keuangan
Negara
UU 15/2004
Pemeriksaan
Pengelolaan dan
Tanggungjawab
Keuangan Negara
Evaluasi Hasil
Evaluasi Input
Audit
RPJMN  RKP 
1. Prioritas pembangunan,
2. Rancangan kerangka ekonomi makro,
3. Arah kebijakan fiskal,
4. Kerangka regulasi dan kerangka pendanaan indikatif 
program KL, program lintas KL, dan kew ilayahan (UU
SPPN Psl 3 (4)
RAPBN  berpedoman pada
RKP(UU 17/2003 Psl 12 (2))
• Anggaran Terpadu
• Anggaran Berbasis Kinerja
• Kerangka Pengeluaran
Berjangka Menengah (MTEF)
Pembahasan
di DPR
Pengesahan/
Penerbitan
DIPA
Persiapan
Kegiatan
Pelaksanaan
Kegiatan
Pemantauan
Kegiatan
UU 1/2004
Perbendaha
raan Negara
PP 39/2006
Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana
Pembangunan
UU Pelaksanaan
APBN (tiap tahun)
Perpres 54
Tahun 2010
Tentang
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
Evaluasi
Kelembagaan
UU APBN
(tiap tahun)
UU 17/2003 KN
Evaluasi Kinerja
(belum ada Regulasi)
• Bappenas dan UKP4
1. SAKIP/LAKIP
2. PP 60/2008 Sisdal
Intern Pemerintah)
UU 27/2009
Ttg MPR,
DPR, DPD,
dan DPRD
Aplikasi Sistem
Manajemen
Pembangunan
Kerangka Sistem Informasi MP3EI yang dikembangkan Sekretariat KP3EI
1. Portal Katalog
• Portal Katalog berisi semua data semua proyek/kegiatan dalam MP3EI dan yang mendukung MP3EI
(++4000 proyek/kegiatan).
• Data proyek meliputi seluruh variabel spasial (mulai dari level provinsi sampai level kecamatan) dan
variabel tematik (seperti nilai investasi, kapasitas peroyek, dst), dan variabel sektor ekonomi (PDB).
2. Dashboard KP3EI
• Dashboard KP3EI berisi informasi perkembangan setiap proyek/kegiatan MP3EI yang sedang difasilitasi
pelaksanaan rencana aksinya (sekitar 1000 proyek/kegiatan yang dipantau).
• Informasi yang ditampilkan dalam Dashboard KP3EI meliputi status kinerja proyek/kegiatan, status
kinerja Kawasan Perhatian Investasi, dan kinerja dampak proyek/kegiatan ybs.
3. Portal Pemantauan (Monitoring)
• Portal Monitoring KP3EI berisi detail informasi perkembangan setiap proyek/kegiatan MP3EI dan
instrumen pemutakhiran perkembangan proyek/kegiatan yang sedang dipantau.
• Portal Geospasial KP3EI berisi informasi perkembangan setiap
proyek/kegiatan MP3EI yang ditampilkan secara geospasial di atas peta
kepulauan Indonesia. Ketersediaan informasi geospasial membantu
analisis spasial keterhubungan antar-proyek/kegiatan MP3EI dalam
suatu kawasan perhatian investasi (KPI) mampun dalam satu provinsi
atau satu koridor ekonomi.
4. Portal Geospasial
5. Portal Analisis Dampak
• Portal Analisis Dampak berisi simulasi dan potensi dampak dari setiap proyek/kegiatan MP3EI baik
proyek/kegiatan yang akan/sedang/sudah dilaksanakan. Dampak yang diukur adalah: kesempatan kerja,
penghasilan kotor, pertambahan nilai industri, dan pertumbuhan ekonomi wilayah.
6. Website KP3EI.go.id
• Website KP3EI berisi informasi yang bersifat umum tentang MP3EI dan informasi populer tentang
perkembangan pelaksanaan proyek/kegiatan yang sedang dipantau dan difasilitasi oleh KP3EI.
7. Manajemen Media
MP3EI
• Portal Manajemen Media mampu melakukan analisis responsi khalayak dari seluruh dunia tentang
MP3EI baik seputar pelaksanaan proyek/kegiatan MP3EI, seputar pelaku MP3EI, dan sentimen khalayak
terhadap pelaku dan terhadap kebijakan MP3EI. Sumber informasi berasal dari 800-an media online.
Terima kasih
Randy R. Wrihatnolo
Kepala Divisi Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan MP3EI
Sekretariat KP3EI – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Jalan Medan Merdeka Barat No. 7,
Jakarta Pusat – Indonesia 10110
email: wrihatnolo@yahoo.com

More Related Content

What's hot

3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakanMuh Firyal Akbar
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]Siti Sahati
 
Identifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategisIdentifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategisardinmarL
 
Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045
Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045
Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045Ridho Fitrah Hyzkia
 
Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan
Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur JalanKebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan
Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalaninfosanitasi
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daerahaRian Saifulloh
 
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)Raja Matridi Aeksalo
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifDadang Solihin
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanZakiah dr
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I93220872
 

What's hot (20)

3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
 
Identifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategisIdentifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategis
 
Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045
Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045
Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Teori governance
Teori governanceTeori governance
Teori governance
 
Paradigma Pembangunan
Paradigma PembangunanParadigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan
 
Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan
Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur JalanKebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan
Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
 
Filosofi Pembangunan
Filosofi PembangunanFilosofi Pembangunan
Filosofi Pembangunan
 
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)
 
Model implementasi
Model implementasi Model implementasi
Model implementasi
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
 
Public choice
Public choicePublic choice
Public choice
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I
 

Viewers also liked

Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriRandy Wrihatnolo
 
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...Randy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiRandy Wrihatnolo
 
Struktur Kelembagaan Pemerintah dan Masyarakat (in the Context of Public Admi...
Struktur Kelembagaan Pemerintah dan Masyarakat (in the Context of Public Admi...Struktur Kelembagaan Pemerintah dan Masyarakat (in the Context of Public Admi...
Struktur Kelembagaan Pemerintah dan Masyarakat (in the Context of Public Admi...Randy Wrihatnolo
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Randy Wrihatnolo
 
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)Randy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Randy Wrihatnolo
 
Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0
Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0
Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0Randy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Randy Wrihatnolo
 
Participatory Planning: A Conceptual Framework
Participatory Planning: A Conceptual FrameworkParticipatory Planning: A Conceptual Framework
Participatory Planning: A Conceptual FrameworkRandy Wrihatnolo
 
Posisi Indonesia di Dalam Pembangunan Global
Posisi Indonesia di Dalam Pembangunan GlobalPosisi Indonesia di Dalam Pembangunan Global
Posisi Indonesia di Dalam Pembangunan GlobalRandy Wrihatnolo
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Randy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja PembangunanManajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja PembangunanRandy Wrihatnolo
 
Penyusunan Rencana Kegiatan
Penyusunan Rencana KegiatanPenyusunan Rencana Kegiatan
Penyusunan Rencana KegiatanRandy Wrihatnolo
 
Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan DaerahMekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan DaerahRandy Wrihatnolo
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesDadang Solihin
 
Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009
Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009
Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009Randy Wrihatnolo
 
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 Landscape
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 LandscapeBuku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 Landscape
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 LandscapeRandy Wrihatnolo
 

Viewers also liked (20)

Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
 
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
 
Struktur Kelembagaan Pemerintah dan Masyarakat (in the Context of Public Admi...
Struktur Kelembagaan Pemerintah dan Masyarakat (in the Context of Public Admi...Struktur Kelembagaan Pemerintah dan Masyarakat (in the Context of Public Admi...
Struktur Kelembagaan Pemerintah dan Masyarakat (in the Context of Public Admi...
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
 
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)
 
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
 
Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0
Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0
Berpikir Sistem=Paparan Dinamika Sistem V0
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
 
Participatory Planning: A Conceptual Framework
Participatory Planning: A Conceptual FrameworkParticipatory Planning: A Conceptual Framework
Participatory Planning: A Conceptual Framework
 
Posisi Indonesia di Dalam Pembangunan Global
Posisi Indonesia di Dalam Pembangunan GlobalPosisi Indonesia di Dalam Pembangunan Global
Posisi Indonesia di Dalam Pembangunan Global
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
 
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja PembangunanManajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
 
Planning Approaches
Planning ApproachesPlanning Approaches
Planning Approaches
 
Penyusunan Rencana Kegiatan
Penyusunan Rencana KegiatanPenyusunan Rencana Kegiatan
Penyusunan Rencana Kegiatan
 
Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan DaerahMekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009
Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009
Status Ringkas Millennium Development Goals Indonesia 2009
 
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 Landscape
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 LandscapeBuku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 Landscape
Buku Kecil Matriks Ringkasan Evaluasi Rpjmn V4 Landscape
 
01 Bahan Moneva Palu V0
01 Bahan Moneva Palu V001 Bahan Moneva Palu V0
01 Bahan Moneva Palu V0
 

Similar to Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan

09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakatvedro agasi
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakatnellyspd
 
Paradigma Pembangunan
Paradigma  Pembangunan Paradigma  Pembangunan
Paradigma Pembangunan Dadang Solihin
 
Tugas promosi kesehatan
Tugas promosi kesehatanTugas promosi kesehatan
Tugas promosi kesehatanNurSabillaMony
 
Paradigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan Paradigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan Dadang Solihin
 
Pekerjaan sosial internasional class 4
Pekerjaan sosial internasional class 4Pekerjaan sosial internasional class 4
Pekerjaan sosial internasional class 4HIMA KS FISIP UNPAD
 
Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)
Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)
Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)AndreMandala
 
EKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMI
EKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMIEKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMI
EKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMImaghfiraputeri
 
1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copy
1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copy1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copy
1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copyFrans Dione
 
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)Islamic University
 
paradigma tradisional danpandangan baru dalam ekonomi pembangunan
paradigma tradisional danpandangan baru dalam ekonomi pembangunanparadigma tradisional danpandangan baru dalam ekonomi pembangunan
paradigma tradisional danpandangan baru dalam ekonomi pembangunanAndikPratama1
 
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori PembangunanSejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori PembangunanMukhrizal Effendi
 
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunan
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunanKuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunan
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunanMukhrizal Effendi
 
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan PembangunanKonsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan PembangunanRandy Wrihatnolo
 

Similar to Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan (20)

09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat
 
09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat09 pemberdayaanmasyarakat
09 pemberdayaanmasyarakat
 
Paradigma Pembangunan
Paradigma  Pembangunan Paradigma  Pembangunan
Paradigma Pembangunan
 
FILE_2.pdf
FILE_2.pdfFILE_2.pdf
FILE_2.pdf
 
FIX PP BARU.pptx
FIX PP BARU.pptxFIX PP BARU.pptx
FIX PP BARU.pptx
 
Tugas promosi kesehatan
Tugas promosi kesehatanTugas promosi kesehatan
Tugas promosi kesehatan
 
Paradigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan Paradigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan
 
Pekerjaan sosial internasional class 4
Pekerjaan sosial internasional class 4Pekerjaan sosial internasional class 4
Pekerjaan sosial internasional class 4
 
Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)
Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)
Kelompok I (TEORI PEMBANGUNAN)
 
EKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMI
EKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMIEKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMI
EKONOMI KELAS 11 - PEMBANGUNAN EKONOMI
 
1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copy
1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copy1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copy
1 pengertian dan konsep dasar teori pembangunan-fd - copy
 
A
AA
A
 
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
Paradigma dalam pembangunan sosial (percentation)
 
paradigma tradisional danpandangan baru dalam ekonomi pembangunan
paradigma tradisional danpandangan baru dalam ekonomi pembangunanparadigma tradisional danpandangan baru dalam ekonomi pembangunan
paradigma tradisional danpandangan baru dalam ekonomi pembangunan
 
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori PembangunanSejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
 
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunan
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunanKuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunan
Kuliah 2 sejarah perkembangan teori pembangunan
 
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan PembangunanKonsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
 
Paradigma Pembangunan
Paradigma PembangunanParadigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan
 
Pengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahliPengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahli
 

More from Randy Wrihatnolo

Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Randy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Randy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaRandy Wrihatnolo
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Randy Wrihatnolo
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Randy Wrihatnolo
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaRandy Wrihatnolo
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPRandy Wrihatnolo
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisRandy Wrihatnolo
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Randy Wrihatnolo
 
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3Randy Wrihatnolo
 
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan HidupHasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan HidupRandy Wrihatnolo
 
Teknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan PembangunanTeknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan PembangunanRandy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi PembangunanManajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi PembangunanRandy Wrihatnolo
 
Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"
Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"
Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"Randy Wrihatnolo
 
Teknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model LogikTeknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model LogikRandy Wrihatnolo
 

More from Randy Wrihatnolo (19)

Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
Tips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFPTips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFP
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana Menulis
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
 
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
 
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan HidupHasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
 
Teknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan PembangunanTeknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan Pembangunan
 
Manajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi PembangunanManajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi Pembangunan
 
Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"
Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"
Aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja "Si Monas"
 
Teknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model LogikTeknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model Logik
 

Recently uploaded

Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 

Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan

  • 1. Kebijakan Publik Penyusunan Kebijakan Publik Yang Baik Randy R. Wrihatnolo Edisi ©September 2013 Bagian 3
  • 3. Paradigma pertumbuhan ekonomi. Paradigma pembangunan sosial. Paradigma ekonomi-politik. Paradigma pembangunan manusia. 1. Paradigma Pembangunan Paradigma Pertumbuhan Ekonomi Paradigma Pembangunan Sosial Paradigma Ekonomi- Politik Paradigma Pembangunan Manusia ?Pembangunan Berkelanjutan Gender
  • 4. PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI Teori pertumbuhan klasik. Teori pertumbuhan ekonomi modern. Teori pertumbuhan neo-klasik. TEORI PERTUMBUHAN KLASIK Adam Smith (1776): Pembagian Kerja dan Skala Ekonomi. Disempurnakan oleh Thomas Malthus (1798) dan David Ricardo (1917). TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI MODERN Akumulasi modal dan peningkatan SDM oleh Harrod (1948) dan Domar (1946): Pertumbuhan ekonomi = tingkat tabungan dan produktivitas modal. Arthur Lewis (1954): Model “Surplus of Labor”. TEORI PERTUMBUHAN NEO-KLASIK Solow (1957): Memasukkan unsur teknologi. Becker (1964): Peningkatan produktivitas tenaga kerja dapat didorong dg pendidikan, pelatihan, peningkatan kesehatan. Romer (1990): New Growth Theory: Teknologi bukan faktor eksogen tapi endogen. Nurkse (1953): Perdagangan adl mesin pertumbuhan kemajuan ekonomi negara maju, memberi imbas pada negara yang kaya sumberdaya alam oleh sebab meningkatnya permintaan. Rostow (1960): Lima tahap pembangunan: 1) traditional society, 2) precondition for growth, 3) the take off, 4) the drive to maturity, 5) the age of high mass consumption. Chenery & Syrquin: Transformasi ekonomi dari dominasi sektor pertanian ke dominasi sektor industri dan jasa. 1. Paradigma Pembangunan #2 Pembagian kerja Skala ekonomi Transaksi Akumulasi modal Peningkatan SDM Tabungan Produktivitas modal Pekerjaan domestik Teknologi Produktivitas tenaga kerja Pendidikan, Pelatihan Kesehatan Teknologi endogen Perdagangan (mainstream) Tahapan kemajuan Modernisasi
  • 5. PARADIGMA PEMBANGUNAN SOSIAL  Chenery, et.al. (1974): Memadukan konsep pertumbuhan dan pemerataan.  Streeten, et.al. (1981): Konsep basic human need sbg strategi penyediaan pelayanan dasar.  Todaro (1985): Kaitan antara pengangguran, ketidakmerataan pendapatan, dan kemiskinan. 1. Paradigma Pembangunan #3 Keterpaduan pendekatan Pelayanan dasar Pengangguran Ketidakmerataan pendapatan Kemiskinan Ketertinggalan
  • 6. PARADIGMA EKONOMI POLITIK  Kesenjangan dan kemiskinan dipengaruhi oleh ideologi dan politik.  Eksploitasi terhadap negara pra-kapitalis oleh negara kapitalis.  Polarisasi hubungan “Center” dan “Periphery”. MARXIS & NEO-MARXIS  Andre Gunder Frank (1967): Revolusi sebagai resep pembangunan pinggiran.  Dos Santos (1969), Tavares & Serra (1970), Cariola & Sunkel (1982): Pembangunan masyarakat bangsa. NON-MARXIS  Goulet (1974??): Pembangunan harus menghasilkan: 1) solidaritas baru, 2) memelihara keragaman budaya, 3) menjunjung tinggi martabat serta kebebasan manusia.  Korten (1984): Pembangunan yang berpusat pada masyarakat. 1. Paradigma Pembangunan #3 Ideologi politik Perlindungan warga negara Depolarisasi Revolusi Nation building Solidaritas baru Keragaman budaya Martabat tinggi Kebebasan manusia Community centered
  • 7. •Tingkat kehidupan yang rendah (pendapatan per kapita rendah, kondisi perumahan tidak memadahi, sarana kesehatan terbatas, tingkat pendidikan rendah, tingkat kematian bayi tinggi, tingkat harapan hidup rendah, perasaan tidak aman, dan rasa putus asa). •Tingkat produktivitas yang rendah (disebabkan oleh kurangnya input komplementer seperti modal fisik, dan manajemen yang baik) •Tingkat pertumbuhan penduduk dan beban tanggungan yang tinggi (tingginya tingkat kelahiran menyebabkan proporsi penduduk muda sehingga rasio beban tanggungan menjadi tinggi) •Tingginya tingkat perkembangan pengangguran dan pengangguran semu (penggunaan tenaga kerja tidak sesuai dan tidak efisien) •Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor produk primer (tahun 1997 sebesar 60-80 Persen penduduk di NSB tinggal di Perdesaan sehingga pada umumnya perekonomian berorientasi kepada kepada produk- produk primer). •Kekuasaan, ketergantungan, dan vulnerabiliti dalam hubungan-hubungan internasional (akibat dari kelemahan-kelemahan yang ada maka NSB mempunyai tingkat ketergantungan yang tinggi kepada negara maju) Gambaran Pembangunan di Negara Berkembang (Todaro, 1997) Miskin Pendidikan Rendah Ketrampilan Rendah Tidak Bekerja Tidak Punya Uang Tidak Punya Uang MalasKesibukan Tidak Produktif Sakit- sakitan Tidak Bisa Makan Bergizi Gizi Buruk Tidak Bisa Menabung Tidak Bisa Kontribusi Apa-apa
  • 8. PARADIGMA PEMBANGUNAN MANUSIA Menciptakan lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati kehidupan kreatif, sehat dan berumur panjang. Ul Haq (1995): Pembangunan = memperluas pilihan: meningkatkan kemampuan, menggunakan kemampuan untuk bekerja, menikmati kehidupan, aktif dalam kegiatan sosial-budaya dan politik. 1. Paradigma Pembangunan #4 Kehidupan kreatif Kehidupan sehat Umur panjang Perluasan pilihan Peningkatan kemampuan Penggunaan kemampuan bekerja Menikmati kehidupan Aktivitas sosial-budaya-politik Paradigma Pembangunan Manusia
  • 9. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pengertian Pemberdayaan Masyarakat: 1. Konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial (people centered, participatory, empowering, & sustainable). 2. Lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar atau sekedar mekanisme mencegah proses pemiskinan tetapi merupakan pembangunan alternatif untuk mencapai: inclusive, democracy, appropriate economic growth, gender equality, and intergenerational equity (Friedman 1992). Upaya Pemberdayaan Masyarakat: 1. Menciptakan iklim yang kondusif (enabling). 2. Memperkuat potensi-daya yang dimiliki masyarakat (empowering). 3. Melindungi-mencegah penindasan yang kuat terhadap yang lemah. 1. Paradigma Pembangunan #5 People centered Participatory Empowering Sustainable Inclusive Democracy Appropriate economic growth Gender equality Intergenerational equity Tripilar pemberdayaan • Kondusivitas • Penguatan daya • Melindungi Paradigma Pembangunan Manusia
  • 10. PARADIGMA PEMBANGUNAN MANUSIA dan PEMBERDAYAAN terkait dengan solusi masalah kesenjangan: MASALAH KESENJANGAN • 1 dari 7 orang masuk golongan miskin sekali (kurang 14%). • >77% pekerja berpendidikan hingga SD. • 3,2% angkatan kerja menganggur. • 36,5% pekerja setengah menganggur. • >97% unit usaha (1992) beromzet < Rp. 50 juta per tahun. • 51,6% rumahtangga petani adalah petani gurem. • Rakyat di perdesaan & daerah tertinggal hidup terbelakang. • Peningkatan pendapatan penduduk berpenghasilan tinggi lebih cepat ketimbang peningkatan pendapatan penduduk berpenghasilan rendah. • Tidak terjadi pergeseran berarti dalam presentase jumlah penduduk golongan atas (42%) dan golongan bawah (58%). • Laju penurunan kemiskinan semakin lambat, selama 3 tahun menurun 1,4%. 1. Paradigma Pembangunan #4 Paradigma Pembangunan Manusia
  • 11. 11 2. Pergeseran Paradigma Pembangunan di Indonesia
  • 12. 12 3. Pengaruh Pergeseran Paradigma Pada Kebijakan Makro
  • 13. • Secara sederhana diartikan sebagai suatu perubahan struktur secara sengaja dan terukur  misal tingkat kesejahteraan. • Agar perubahan struktur dapat dilakukan secara terukur, maka diperlukan perencanaan. • Namun sudahkah perencanaan yang telah kita lakukan membawa perubahan struktur? Resume Makna Pembangunan? 13
  • 15. 1. Perencanaan  memastikan perubahan struktur terjadi. Perubahan struktur  harus dipastikan dapat terjadi pada diri kita, keluarga/rumah tangga, masyarakat, daerah, negara.  Perencanaan dapat berarti memanajemeni pencapaian tujuan Pembangunan. Bagaimana memastikannya? • Dengan memperkecil peluang munculnya ketidakpastian (Harrod-Domar, Rostow, etc) 15 Prinsip 1
  • 16. Kerja + Pendapatan + Konsumsi + Tabungan + Perubahan Teknologi Menjamin setiap kebijakan sebagai intervensi ke dalam kehidupan warga negara. •Setiap program dan kegiatan merupakan bentuk kebijakan. •Setiap program dan kegiatan merupakan intervensi ke dalam kehidupan warga negara. •Setiap intervensi harus menjamin 5 nilai tambah. PEMBANGUNAN = Konsep Perencanaan #1
  • 17. Intervensi program dan kegiatan adalah buah dari pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleh K/L atau Dinas terkait. Pendekatan Rumah Tangga dapat digunakan sebagai standard penentuan intervensi kebijakan.
  • 18. Intervensi program dan kegiatan dalam skala masif dilakukan ketika Kebutuhan (Need) bertemu dengan jumlah Populasi (Target) dalam beberapa Lokasi (Places). Intervensi Program dan Kegiatan Kegiatan n G1 G2 G3 Gn T? Target t+n
  • 20. 2.Perencanaan  efisiensi faktor produksi m t Alam Manusia Pengalokasian sumberdaya harus cermat, karena: (A) Mobilitas massa alam  0; (B) Mobilitas massa manusia  ~; (C) Sehingga apabila: (D) Kehidupan manusia dan alamnya pasti menuju titik 0. Manusia hanya bisa menunda atau memperlama agar alam lebih lambat bergerak ke titik nol. Atau jumlah manusianya dibatasi.  Teknologi, modal, kapasitas manusia (Solow) Prinsip 2 Kegiatan n G1 G2 G3 Gn T? Target t+n Gunakan sumberdaya secara efektif dalam penentuan Tujuan (Goals) untuk mencapai Target (T) secara maximal.
  • 21. Target t+nTarget t+n Target t+n Kegiatan n G1 G2 G3 Gn T1 T2 T3 Tn Target t+n Paralel Kegiatan n G1 G2 G3 Gn T1 Tn Target t+n Paralel-mixed Kegiatan n G1 G2 G3 Gn T1 Tn? Multi-line ? Kegiatan n G1 G2 G3 Gn T1 Tb Single-line (Focus) Kegiatan n G1 G2 G3 Gn T1 Single-line Branch (Focus + Bonus) Boros Hemat CepatLambat Waktu vs Dana dalam Penentuan Goal dan Target T Rp Masih untung ada yang bisa bersinergi. Tapi boros, karena ada kegiatan lain yang Need-nya harus dipertanyakan. Masing-masing punya Target sendiri-sendiri. Berpotensi hemat, tapi pencapaianny a lambat, karena masih ada tujuan lain yang belum tentu sesuai Need.
  • 22. 3.Perencanaan  menetapkan visi, dalam arti luas  (1) merupakan upaya manusia meminimalkan ketidakpastian, (2) memfungsikan kemampuan foresight yaitu kemampuan ”melihat jauh ke depan”.  Langkah paling purba yang dilakukan manusia dalam pengambil kebijakanan. Kemajuan peradaban manusia ditentukan oleh kemampuan pengambil kebijakanan ini. Tugas pengambil kebijakan  ”melihat jauh ke depan”!!! Konsep pengambil kebijakanan #3Prinsip 3 G1 G2 G3 G4 Target t+n T1 T2 T3 G1 G2 G4 T1 T2 T3 G1 G2 G4 T1 T2 G1 G2 T1 t1 t2t0 t3 G1 T1 tn Kegiatan n
  • 23. STRUKTUR SUBSTANSI Hirarki Kegiatan menuju Kebijakan KP KP KP KP KP KP KP KP KP KP KP PROGRAM PROGRAM PROGRAM PROGRAM PROGRAM SAR BAB/PRIO SAR BAB/PRIO SAR BAB/PRIO AGENDA 1 AGENDA 2 KP KP KP KP PROGRAM PROGRAM SAR BAB/PRIO KP KP KP KP PROGRAM PEMBANGUNAN SEKTOR ISU LINTASSEKTOR EVALUASI OUTPUT EVALUASI OUTCOME EVALUASI DAMPAK PEMANTAUAN PP 39PP 39 Lampiran Pidato Laporan 3 Tahunan Rapid Assessment HARUS DITENTUKAN DAN DISEPAKATI Menteri K/LEselon I di KLPimpro KL/Eselon IIIMPLEMENTATOR IMPACT (3-4 th)OUTCOME Sar Bab/Prio (2 th)OUTPUT Program (2 th)INPUT KP (1 th) IMPACT (5 thn)LEVEL INDIKATOR Presiden Pres + DPR (Kesepakatan Politis)TUGAS SIAPA Proyeksi Impact per AgendaProyeksi Output per K/LDisain Teknis (Eselon I)Operasional (Eselon II) Proyeksi PembangunanFUNGSI APA Eselon II KL & Bappenas Eselon I KL dan Bappenas Menteri K/L dan Bappenas Presiden Pres + DPRAKUNTABLITAS Eselon II KL & Bappenas Eselon I KL dan Bappenas Menteri K/L dan Bappenas RPJMN RPJMNDOKUMEN KEBIJAKAN RKP (terinci dan terukur) RPJMN dan RKP RPJMN DOKUMEN ANGGARAN APBN
  • 24. 4. Perencanaan  mengukur Perencanaan, dalam arti sempit  derivat dari foresight, yaitu kemampuan ”mengukur” (measuring). Persoalannya adalah bahwa tidak semua ”sesuatu” itu bersifat materi, sehingga sifatnya ”tersembunyi”, sehingga sulit diukur. Tugas perencana  ”mendefinisikan” sesuatu yang ”tersembunyi” menjadi terukur, sehingga menjadi ”nyata”. Contoh paling sederhana tentang hal ini adalah apabila kita ditanya persoalan mendefinisikan ”bahagia”. Bahagia –barangkali—lebih sulit diukur dibandingkan mendefinisikan ”sejahtera”. Inilah tugas perencana itu. Bagaimana perencana menuntaskan tugasnya itu, maka terdapatlah beberapa jenis perencanaan, yang dapat kita sebut sebagai beberapa cara agar kita dapat memilih perencanaan yang ”ideal” (dalam tanda kutip keras). 24 Prinsip 4
  • 27. 27
  • 28. 5. Perencanaan  merasionalkan fenomena, perencanaan harus rasional, bukan berdasakan emosi dan tebak-tebakan (kira-kira). Apa yang diperlukan agar ”rasional” (rationality approach): (1) Tujuan harus jelas  socio-economy welfare. (2) Sumberdaya yang akan dialokasikan jelas  pemerintah, swasta, swadaya masyarakat. (3) Penggunaan sumberdaya  selalu melihat efisiensi dalam alokasi sumberdaya, memaksimumkan output, dalam jumlah input tertentu atau meminimisasi input untuk memperoleh output tertentu. (4) Asumsi informasi sempurna  data tersedia, data akurat  libatkan partisipasi masyarakat dalam penggalian data. 28 Prinsip 5
  • 29. 6. Perencanaan  proses • Pengorganisasian masalah  mengklasifikasi dan pengorganisasian dari beberapa tujuan, nilai dan sasaran yang berhubungan dengan masalah. • Merumuskan tujuan  mengidentifikasi dan menentukan masalah. • Merumuskan sasaran  menentukan apa yang diinginkan. • Mengumpulkan dan menganalisis data  informasi dan argumentasi pendukung. • Identifikasi serangkaian alternatif kegiatan  Identifikasi alternatif dari serangkaian kegiatan untuk memecahkan masalah dalam rangkaian pemecahan dalam rangka mencapai sasaran. • Menilai serangkaian alternatif kegiatan  Perkiraan akibat dari setiap alternatif dari serangkaian kegiatan yang mungkin terjadi. • Memilih alternatif yang paling memungkinkan  Bandingkan setiap perkiraan akibat alternatif dari serangkaian kegiatan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan dan sasaran yang sfesifik. • Melaksanakan  memilih dari serangkaian alternatif kegiatan tersebut yang akibatnya paling dekat dengan tujuan dengan sasaran atau yang paling bisa menyelesaikan masalah atau yang paling mengumntungkan atau tidak merugikan. • Monitoring dan evaluasi  menjamin pencapaian apa yang diinginkan. 29 Prinsip 6
  • 31. 31 Prinsip 7 7. Perencanaan  mempertahankan siklus kehidupan manusia • Rekayasa Sosial  mengubah pola pikir, perilaku, dan gaya hidup dalam kerangka peningkatan kualitas hidup. • Perubahan Sistematis  perubahan dilakukan menurut langkah-langkah yang paling mungkin dan meminimalkan ekses yang bersifat mengganggu. • Sasaran Pada Kualitas Yang Terukur  kemanfaatan dapat diukur.
  • 32. s s s Simbol-simbol Tabulasi Bangun Teori  Policy and Program Rekomendasi  M&E Kegunaan Pengumpulan dan Manipulasi data Penentuan Model Analisis Data Fenomena Proyek/ Kegiatan 8. Perencanaan  Harus bisa dievaluasi!! Prinsip 8 32
  • 33. Variabel Utama Intervensi Pembangunan 10 Faktor Penentu Dalam Penyusunan Kebijakan, Program dan Kegiatan
  • 34. Variabel Pokok “Dinamisator” 1. Uang  dana 2. Barang  fisik 3. Orang  pelaku, penerima 4. Borang  manajemen, regulasi 5. Luang  waktu, peluang  kesempatan/timing, waktu sedikit (jarang), waktu banyak (girang) 6. Ruang  lokasi, sarang = enclave (kantong tujuan) “Katalisator” 7. Piutang  good will, pendukung 8. Juang  niat, motivasi, usaha (garang), komitmen (sayang), sungguh-sunggu semangat (perang). 9. Matang  tujuan jelas. Jangan lekang = usang = hancur musnah, tidak ada gunanya. 10. Bilang  ada evaluasinya, katakan benar meskipun berasa pahit. Hasil positif = dendang, hasil negatif = buang.
  • 35. Sumberdaya Keuangan • Variabel yang dipakai untuk memahami fenomena sumberdaya liquid yang paling dibutuhkan dalam memastikan kesuksesan sebuah upaya kebijakan. • Formatnya: uang kartal (dana in- cash), uang giral (surat berharga). • Sifatnya: uang (liquid) Variabel Pokok 3 4 5 6 7 8 9 101 2 “Dinamisator” Penerima kebijakan: UNTUNGPengelola kebijakan: RUGI PENGUJIAN
  • 36. Sumberdaya Fisik • Variabel yang dipakai untuk memahami fenomena sumberdaya tidak liquid yang paling dibutuhkan dalam memastikan kesuksesan sebuah upaya kebijakan. • Formatnya: benda fisik (in-kind). • Sifatnya: barang. Variabel Pokok 3 4 5 6 7 8 9 1021 “Dinamisator” Penerima kebijakan: UNTUNGPengelola kebijakan: RUGI PENGUJIAN
  • 37. Sumberdaya Person • Variabel yang dipakai untuk memahami fenomena orang yang terlibat aktif dalam memastikan kesuksesan sebuah upaya kebijakan. • Formatnya: pelaku kebijakan, penerima manfaat kebijakan. • Sifatnya: orang. Variabel Pokok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 “Dinamisator” Penerima kebijakan: UNTUNGPengelola kebijakan: RUGI PENGUJIAN
  • 38. Regulasi • Variabel yang dipakai untuk memahami fenomena pengelolaan (manajemen) dalam memastikan kesuksesan sebuah upaya kebijakan. • Formatnya: perundang-undangan, peraturan, regulasi, keputusan, beleid, beziking recht. • Sifatnya: borang, tertulis. Variabel Pokok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 “Dinamisator” Penerima kebijakan: UNTUNGPengelola kebijakan: RUGI PENGUJIAN
  • 39. Waktu • Variabel yang dipakai untuk memahami fenomena waktu yang dibutuhkan dalam memastikan kesuksesan sebuah upaya kebijakan. • Formatnya: kesempatan (timing), waktu sedikit (jarang), waktu panjang (girang). • Sifatnya: luang, peluang. Variabel Pokok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 “Dinamisator” Penerima kebijakan: UNTUNGPengelola kebijakan: RUGI PENGUJIAN
  • 40. Lokasi • Variabel yang dipakai untuk memahami fenomena ruang yang dibutuhkan dalam memastikan kesuksesan sebuah upaya kebijakan. • Formatnya: lokasi terbatas (enclave, sarang), lokasi sasaran (wilayah, kluster, kawasan). • Sifatnya: statik. Variabel Pokok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 “Dinamisator” Penerima kebijakan: UNTUNGPengelola kebijakan: RUGI PENGUJIAN
  • 41. Dukungan Eksternal • Variabel yang dipakai untuk memahami fenomena dukungan eksternal yang dibutuhkan dalam memastikan kesuksesan sebuah upaya kebijakan. • Formatnya: niat baik (good will), janji (promise)  piutang. • Sifatnya: orang. Variabel Pokok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 “Katalisator” Penerima kebijakan: UNTUNGPengelola kebijakan: RUGI PENGUJIAN
  • 42. Dukungan Internal • Variabel yang dipakai untuk memahami fenomena dukungan internal yang dibutuhkan dalam memastikan kesuksesan sebuah upaya kebijakan. • Formatnya: motivasi tinggi, kesungguhan usaha (“garang”), komitmen (sayang), semangat juang (“perang”). • Sifatnya: orang. Variabel Pokok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 “Katalisator” Penerima kebijakan: UNTUNGPengelola kebijakan: RUGI PENGUJIAN
  • 43. Kejelasan Konsep • Variabel yang dipakai untuk memahami fenomena kejelasan konsep yang dibutuhkan dalam memastikan kesuksesan sebuah upaya kebijakan. • Formatnya: kematangan konsep (tidak mudah usang/useless), argumentasi kuat (tidak mudah lekang/hancur)  TUJUAN KEBIJAKAN sesuai dengan kebutuhan • Sifatnya: dokumen fisik. Variabel Pokok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 “Katalisator” Penerima kebijakan: UNTUNGPengelola kebijakan: RUGI PENGUJIAN
  • 44. 10 Informatif • Variabel yang dipakai untuk memahami fenomena keterbukaan informasi yang dibutuhkan dalam memastikan kesuksesan sebuah upaya kebijakan. • Formatnya: laporan pemantauan, laporan evaluasi, penelaahan kebijakan  katakan benar meskipun berasa pahit  Hasil positif (“berdendang”), hasil negatif (“dibuang”). • Sifatnya: dokumen fisik. Variabel Pokok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 “Katalisator” Penerima kebijakan: UNTUNGPengelola kebijakan: RUGI PENGUJIAN
  • 54. Penelaahan Variabel Pokok 3 4 5 6 7 8 9 101 2 “Dinamisator” “Katalisator” 1 2
  • 55. Penelaahan Variabel Pokok 3 4 5 6 7 8 9 101 2 “Dinamisator” “Katalisator” Rencana Realisasi Konstanta XIndeks = Persamaan umum1
  • 56. Penelaahan Variabel Pokok 3 4 5 6 7 8 9 101 2 “Dinamisator” “Katalisator” Rs 3 Rs 4 Rs 5 Rs 6 Rs 7 Rs 8 Rs 9 Rs1 0 Rs 1 Rs 2 Rc 3 Rc 4 Rc 5 Rc 6 Rc 7 Rc 8 Rc 9 Rc1 0 Rc 1 Rc 2 IK = 2
  • 57. Penelaahan Variabel Pokok 3 4 5 6 7 8 9 101 2 “Dinamisator” “Katalisator” Rs 3 Rs 4 Rs 5 Rs 6 Rs 7 Rs 8 Rs 9 Rs1 0 Rs 1 Rs 2 Rc 3 Rc 4 Rc 5 Rc 6 Rc 7 Rc 8 Rc 9 Rc1 0 Rc 1 Rc 2IK = 3
  • 58. Penelaahan Variabel Pokok 3 4 5 6 7 8 9 101 2 “Dinamisator” “Katalisator” Rs 3 Rs 4 Rs 5 Rs 6 Rs 7 Rs 8 Rs 9 Rs10 Rs 1 Rs 2 Rc 3 Rc 4 Rc 5 Rc 6 Rc 7 Rc 8 Rc 9 Rc1 0 Rc 1 Rc 2 IK = 3
  • 60. Pemahaman Perencanaan Skenario Skenario (mininal) merupakan fungsi dari: • Variabel hasil (expected result) • Variabel kegunaan waktu (time utility) • Variabel kebutuhan sumberdaya (resources needed) Expanded variabel: • Variabel Target • Variabel Konsep/Materi • Variabel Manajemen Pembangunan Hasil Yang Diharapkan Kegunaan Waktu Kebutuhan Sumber Daya Target Konsep Manajemen Pembangunan
  • 61. Variabel hasil (expected result) • Apa yang HARUS terjadi dalam kurun waktu tertentu. Variabel Skenario 1 2 3 4 5 6
  • 62. 62 Apa yang HARUS terjadi MISALNYA: Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua:  Pendekatan “biasa” (trend): Baseline tahun 2010 Rp 87,78 triliun (BHB)  Rp 172,67 triliun (2025 BHB)  Rp 553,77 triliun (2045 BHB) (garis kuning).  Pendekatan “yang tidak biasanya” (skenario): Baseline tahun 2010 Rp 87,78 triliun (BHB) ‘sama di atas’  Rp 809,28 triliun (2025 BHB)  Rp 3.569 triliun (2045 BHB) (garis merah). Persyaratan pertumbuhan ekonomi “yang tidak biasanya”: • Hanya dapat dilakukan apabila pembangunan di Papua dilakukan dengan strategi “yang tidak biasanya”, mengedepankan pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif. • Menstimulasi ekonomi menuju ekonomi yang BUKAN SEKEDAR mengandalkan sumberdaya alam (misal: ekonomi inovatif). • Mendorong transformasi ekonomi menuju ekonomi yang mengandalkan daya saing kompetitif (ketimbang komparatif). • Mengedepankan pengembangan SDM Papua yang unggul berdasarkan kebutuhan pengembangan daya saing kompetitif.
  • 63. Penentuan Target • Berapa magnitude TARGET-nya? Variabel Skenario 1 2 3 4 5 6
  • 64. 64 Apa yang HARUS terjadi Magnitud Target: Baseline Rp 87,78 triliun (2010 BHB)  Rp 809,28 triliun (2025 BHB)  Rp 3.569 triliun (2045 BHB) (garis merah). Sektor apa saja yang HARUS BERKONTRIBUSI? •Industri pangan dan pertanian •Industri energi •Industri barang modal •Industri barang jadi •Sistem logistik •Jasa
  • 65. BERAPA LAMA HARUS terjadi Baseline Rp 87,78 triliun (2010 BHB) Rp 809,28 triliun (2025 BHB) Rp 3.569 triliun (2045 BHB) 2010 2014 2025 2045 2010-2014 2015-2019 2010-2014 2015-2019
  • 66. Penentuan Konsep • Apa saja keunggukan komparatif yang ada dalam suatu wilayah? • Bagaimana strategi menjadikannya sebagai keunggulan kompetitif. • Bagaimana keunggulan kompetitif itu MAMPU mendorong pencapaian TARGET. Variabel Skenario 1 2 3 4 5 6
  • 67. BERAPA LAMA HARUS terjadi
  • 68. BERAPA LAMA HARUS terjadi
  • 69. Variabel kegunaan waktu (time utility) • Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai YANG HARUS TERJADI itu? • Dapatkah dipercepat? • Bagaimana Strategi Percepatannya? • SIAPA YANG MELAKSANAKAN? Variabel Skenario 1 2 3 4 5 6
  • 70. Daya Saing Tinggi Unggul di 5 Bidang 1000 S3 • Kualitas dunia • Pengisi pembangunan • Sesuai kebutuhan. 500 S2 • Berkualitas dunia dan sesuai kebutuhan 100 S3 • Pemacu pembangunan. Papua sebagai “Indonesian Center of Excellent” dan “Papua is Modern Indonesian Gateway”. Pengembangan 5 center of excellent sebagai pemicu peningkatan daya saing Provinsi Papua di tingkat global. Pembinaan S1+S2 100 S2 30 S3 Persiapan pembangunan 5 center of excellent dan center of knowledge di Provinsi Papua. 2010 2020 2025 Jangka Panjang (20-25 tahun) Jangka Menengah (10-20 tahun) Jangka Panjang (5-10 tahun) Penerapan Pada Sektor Unggulan Penguasaan Iptek Pembentukan SDM Unggul BERAPA LAMA HARUS terjadi  Dalam Jangka Panjang
  • 71. Alternatif 1: Pola Percepatan  240 Doktor per tahun  Target Tercapai Dalam 13 Tahun Alternatif 2: Pola Seleksi S1 Untuk Beasiswa S2 dan S3  122 Doktor per tahun  Tercapai Dalam 17 Tahun Alternatif 3: Pola Kombinasi Percepatan Pendidikan Dasar/Menengah dan Pendidikan Tinggi Untuk Beasiswa S2 dan S3  300 Doktor per tahun  Target Tercapai Dalam 12 Tahun Alternatif 4: Pola Normal  30 Doktor per tahun  Target Tercapai Dalam 43 Tahun BERAPA LAMA HARUS terjadi  Dalam Jangka Panjang
  • 72. Variabel kebutuhan sumberdaya (resources needed) • Apa saja yang diperlukan dan HARUS ADA dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai yang HARUS ADA dalam jangka waktu tertentu. • Perencanaan kebijakan! Variabel Skenario 1 2 3 4 5 6
  • 73. Manajemen pembangunan Variabel Skenario 1 2 3 4 5 6 • Strategi Kelembagaan • Strategi Pengendalian (disiplin kebijakan) • Strategi Mind-set (soft-power) 15 Sukses Kelola
  • 76. (2) Meningkatkan Nilai Tambah Multisektor ketimbang Monosektor Sudut pandang 1 proyek saja. Tambang Pelsus Kapal GB 1 2 3 4 (1) Nilai Tambah Sektor Pertambangan (2) Nilai Tambah Sektor Konstruksi (Jalan) (3) Nilai Tambah Sektor Transportasi (4) Nilai Tambah Sektor Jasa Transportasi Total Nilai Tambah Proyek + PLTU Nilai Tambah Sektor Listrik  tidak masuk hitungan. Tambang Pelsus Kapal GB KPI 8 (1) Nilai Tambah Sektor Pertambangan (7) Nilai Tambah Sektor Transportasi (8) Nilai Tambah Sektor Jasa Transportasi Total Nilai Tambah KPI + KoperasiManufaktur Gudang Kawasan Industri PLTU (2) Nilai Tambah Sektor Jasa (3) Nilai Tambah Sektor Manufaktur (4) Nilai Tambah Sektor Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan (5) Nilai Tambah Sektor Jasa (6) Nilai Tambah Sektor Listrik 123 4 5 6 7 9 (9) Nilai Tambah Sektor Konstruksi (Jalan) Hotel & Hiburan 10 (10) Nilai Tambah Sektor Perhotelan dan Restoran. Institusi Diklat Nilai Tambah Sektor Jasa Pendidikan. Sudut pandang 1 KPI. Tambang Pelsus Kapal GB KPI 8 (1) Nilai Tambah Sektor Pertambangan (7) Nilai Tambah Sektor Transportasi (8) Nilai Tambah Sektor Jasa Transportasi Total Nilai Tambah KPI + KoperasiManufaktur Gudang Kawasan Industri PLTU (2) Nilai Tambah Sektor Jasa (3) Nilai Tambah Sektor Manufaktur (4) Nilai Tambah Sektor Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan (5) Nilai Tambah Sektor Jasa (6) Nilai Tambah Sektor Listrik 123 4 5 6 7 9 (9) Nilai Tambah Sektor Konstruksi (Jalan) Hotel & Hiburan 10 (10) Nilai Tambah Sektor Perhotelan dan Restoran. Institusi Diklat Nilai Tambah Sektor Jasa Pendidikan. (11) Nilai Kurang Beban Lingkungan Nilai Kurang Beban Lingkungan - “Sustainable Development- based Resource Accounting” “Resource Accounting”
  • 77. (3) Menyusun Rencana Aksi  Rencana Aksi • Memastikan jadwal pencapaian. • Memastikan siapa yang paling bertanggung-jawab dalam pencapaian itu. • Memastikan apa yang harus dikerjakan dan kapan harus diselesaikan. (3) Apa Saja Yang Dilakukan? • Memastikan apa saja yang yang harus dikerjakan. (4) Pelaporan  Affirmative action Memastikan apa saja yang yang harus dikerjakan. (1) Apa Yang Harus Dikembangkan? • Memastikan siapa yang paling bertanggung-jawab dalam pencapaian itu. • Memastikan apa yang harus dikerjakan dan kapan harus diselesaikan. (2) Dimana Harus Dilakukan? • Dimana titik koordinatnya? • Dibangun apa dan dimana?
  • 78. (4) Green Development  Planning Approach applied to Indonesia
  • 79. (5) Mengajak peranserta masyarakat  Format Peranserta • Memastikan mereka menjadi bagian dari pembangunan. • Memastikan mereka memperoleh dan memanfaatkan hasil pembangunan. • Memastikan bentuk kelembagaan peranserta mereka dalam proses pembangunan.
  • 80. (6) Memastikan kesejahteraan kelompok menengah ke bawah dijamin Meningkatkan pelayanan publik untuk meringankan beban konsumsi masyarakat. Kesejahteraan Masyarakat Luas Ilmu pengetahuan dan teknologi Aneka kebijakan publik pro-poor. Memastikan kesempatan kerja seluas- luasnya bagi kelompok usia produktif baru. Meningkatkan penghasilan kelompok pekerja berpenghasilan menengah ke bawah. Debottlenecking Regulasi Mempercepat pembangunan ekonomi di masing-masing koridor ekonomi. Not business as usual!
  • 81. Jumlah Tabungan Bersih Jumlah Jenis Usaha Jumlah Jaminan Hari Tua Jumlah Modal Jumlah Laba Bersih Usaha Jumlah Aset Jumlah Pajak Jumlah Omset Jumlah Konsumsi 2 3 4 5 6 7 9 8 Jumlah Produksi Jumlah Penjualan 12 10 11 Jumlah Anggota Pokmas Yang Terlibat1 Ukuran: Skala Kelompok Lokal
  • 82. Perkebunan PenyulinganPenggilingan Hilir Perkebunan Kelapa Sawit Penggilingan Kelapa Sawit Perdagangan dan Logistik Penyulingan & Fraksionasi Minyak dan Lemak Oleo-chemicals Oleo-chemicals Bio-fuels USD 0,03 Miliar5 (0,6%) USD 0,08 Miliar4 (1,4%) USD 5,25 Miliar3 (98%) Nilai Tambah2 (USD Miliar) Mata rantai peningkatan nilai tambah produksi Kepala Sawit ke industri hilirnya. Margin dari Setiap Rantai Nilai • Tandan Buah Segar (Fresh Fruit Bunch/FFB) • Crude Palm Oil (CPO) • Biji Kelapa Sawit • Biji Minyak Kelapa Sawit • RBD Palm Oil • RBD Olein • RBD Stearin • PFAD1 Bio-fuel Glycerine Fatty Acids Fatty Alcohol Minyak Masak Margarin Masyarakat + Pemda BUMS Perusda BUMS BUMS Koperasi Angkutan (7) Memastikan meluasnya dampak kegiatan ekonomi ke ekonomi lokal Contoh: hilirisasi sektor kelapa sawit
  • 83. (8) Institutional setting  Menjadi Tantangan dan Peluang sekaligus Sei Mangkei Economic Zone – Kabupaten Simalungun Sumatera Utara • Palm oil derivative • Managing industrial activities, export, import, and other economic activities • In proxy to future global hub port Kuala Tanjung Tanjung Lesung Special Economic Zone – Kabupaten Serang Banten • Water front tourism city development • International standard resort • In proxy to the national capital- jakarta Contoh Manajemen Kawasan  Sei Mangke, Tanjung Lesung, Waesulamu Buli Manajemen Kawasan • Penyediaan utilitas untuk menjamin kepastian dan keberlangsungan pelaksanaan proyek  didukung iptek dan SDM lokal  difasilitasi regulasi yang kondusif.
  • 84. (9) Manajemen dan Leadership  Keharusan 2012 2032 2022 Kebutuhan jangka menengah: • Stabilitas produksi. • Transportasi dan perhubungan. • SDM. • Regulasi. Kebutuhan jangka panjang: • Bahan baku. • Pasokan energi. • Jalur distribusi. • Utilitas lainnya. • Keamanan. Kebutuhan jangka pendek: • Ijin. • Konstruksi. Menjamin implementasi  sub-Masterplan  Profesional •Dukungan jangka panjang. •Jaminan konsistensi. •Kebersamaan dalam masyarakat – saling bermanfaat. •Tim yang kompak dan cerdas! Personal Leadership Group Leadership Visioner Leadership
  • 85. (10) Ikutkan seluruh potensi untuk kembangkan SDM  Jika sudah dipilih dan disepakati sektor ekonomi penggerak pembangunan di kawasan, maka: • Tancapkan “bendera SDM” sebagai misi! • Kerahkah seluruh potensi untuk mengembangkan SDM. • Arahkan APBD untuk mendukung aktivitas SKPD dalam pengembangan SDM yang dipilih. • Koordinasikan dengan kuat. Institut Pertambangan Nemangkawi
  • 86. (11) Feasibility Study  Business is business 1. Skema kerjasama. 2. Skema pembiayaan. 3. Skema kemanfaatan. 4. Kebutuhan konektivitas. 5. Kebutuhan SDM. 6. Kebutuhan iptek. 7. Regulasi yang diperlukan. 8. Dampak sosial. 9. Dampak lingkungan. 10. Detail engineering design. Menjamin mutual benefit dengan mempertimbangkan dan menanggung resiko secara bersama  Maju bersama...!
  • 87. (12) Menarik sumber-sumber investasi baru  Format investasi: • Road-show. • Investor forum. • Executive-club. • Concorsium. • Local partner. • Partnership. Kunci pokok: Jangan jual potensi sumberdaya alam dalam keadaan mentah, tapi tawarkan prospek pengembangan hilirisasi sektor kegiatan ekonomi utama yang menjadi andalan di suatu daerah!!!
  • 88. (13) Pemantauan dan Pengendalian Berkala.  Format Pemantauan: • Site-visit. • Diskusi para-pihak (FGD). • Independen grup. • On-line (e-monev). • Affirmative-action controled system. Grafik 1. Lembaga Yang Diobservasi Pemerintah Pusat 7% BUMN/Sw asta 40% Pemerintah Daerah 53% Grafik 2. Pandangan Terhadap MP3EI Sudah cukup 13.3% Sangat tidak setuju 0.0% Sangat setuju 86.7% Kategori KPI fn f% KPI Berkinerja Tinggi 24 29,3% KPI Berkinerja Sedang 6 7,3% KPI Berkinerja Rendah 52 63,4% Jumlah 82 100,0% Affirmative action-based evaluation and reporting Onlined controling and reporting mechanism Focussed monitoring
  • 89.  Status Perkembangan Proyek Online  e-Monev KP3EI  www.m.kp3ei.go.id
  • 90. (14) Memperkirakan Dampaknya • Dampak ekonomi proyek  langsung dan tidak langsung. • Dampak ekonomi wilayah. • Dampak regional dan nasional. • Dampak tenaga kerja, sosial, dan kemiskinan. Tabel 1 Perkiraan Penyerapan Kerja Tahunan Menurut Rencana Aksi Tahun 2013. Sektor Nilai Investasi (Dalam Miliar Rp) Rerata Masa Pelaksanaan Proyek (Dalam Tahun) Rerata UMP Setempat (Dalam Rp/Tahun/Pekerja) Perkiraan Jumlah Pekerja Manajemen (Dalam 1 Tahun) Perkiraan Jumlah Pekerja Produksi (Dalam 1 Tahun) Perkiraan Jumlah Pekerja Produksi dan Manajemen (Dalam 1 Tahun) 1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.233.002 4 15.808.614 334 97.616 97.950 2 Pertambangan dan Penggalian 1.588.667 4 15.651.269 342 100.023 100.365 3 Industri Pengolahan 1.669.127 4 15.707.059 403 124.761 125.164 4 Konstruksi 1.132.332 4 15.865.040 327 95.239 95.565 5 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Peraw atan Mobil dan Sepeda Motor 30.971 1 17.379.000 25 6.780 6.805 6 Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 10.500 10 14.400.000 1 176 177 7 Real Estat 154.222 2 15.000.441 126 45.182 45.308 8 Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 309.674 2 15.875.530 200 68.269 68.469 Total 6.128.496 4 15.710.869 1.758 538.046 539.804 Skenario Kebijakan Pertumbuhan PDB (%) 2012 2013 2014 1 Dampak kenaikan investasi infrastruktur pemerintah di semua sektor (sebesar 15%). 0,36 0,36 0,38 2 Dampak kenaikan investasi infrastruktur pemerintah di sektor transportasi saja (sebesar 15%). 0,06 0,05 0,12 3 Dampak kenaikan investasi infrastruktur pemerintah di semua sektor (sebesar 15%), ditambah kenaikan investasi transportasi (15%). 0,38 0,38 0,4 Impelementasi MP3EI secara nasional mampu mempercepat penambahan pertumbuhan ekonomi secara nasional sebesar 0,38% - 0,4%. 0,17 0,22 0,16 0,21 0,30 0,11 0,30 Indonesia KE Sumatera KE Jawa KE Kalimantan KE Sulawesi KE Bali - NTKE Papua & Kep Maluku Tambahan Penurunan Tingkat Kemiskinan dari MP3EI Dibandingkan Business as Usual Titik Persen Impelementasi MP3EI secara nasional mampu mempercepat penurunan tingkat kemiskinan sebasar 0,17% dari populasi penduduk. Koridor Ekonomi Sulawesi dan Papua-Maluku akan memperoleh percepatan penurunan kemiskinan terbesar apabila MP3EI dilakukan di KE tersebut. Hasil evaluasi (terestimasi): MP3EI dapat mengurangi kesenjangan kemiskinan antar-koridor ekonomi. Hasil evaluasi (terestimasi): • MP3EI akan berdampak mengurangi kesenjangan antar-wilayah lebih besar apabila pembangunan infrastruktur di semua sektor dilakukan ditambah pembangunansektor transportasi di semua koridor ekonomi. • Koridor ekonomi Papua-Maluku akan memperoleh manfaat pertumbuhan paling besar dibandingkan wilayah lain.
  • 91. (15) Mendengarkan Suara Khalayak Grafik 1. Lembaga Yang Diobservasi Pemerintah Pusat 7% BUMN/Sw asta 40% Pemerintah Daerah 53% Sebagian besar isi pemberitaan online tentang MP3EI bersumber dari Pemerintah Daerah dan BUMN/Swasta. Jajaran pemerintah pusat justru kurang menjadi sumber pemberitaan. Artinya: “sosialisasi” MP3EI justru “dilakukan” oleh bukan Pemerintah Pusat. Rekomendasi: perlu “sosialisasi” MP3EI lebih gencar dari jajaran Pemerintah Pusat yang harus dirilis oleh media massa. Grafik 2. Pandangan Terhadap MP3EI Sudah cukup 13.3% Sangat tidak setuju 0.0% Sangat setuju 86.7% Sebagian besar isi pemberitaan online tentang MP3EI bernada positif terhadap MP3EI. Tidak ada yang tidak setuju terhadap kebijakan MP3EI. Momentum ini harus tetap dijaga agar dukungan terhadap pelaksanaan MP3EI tetap positif. Rekomendasi: perlu terus menghidupkan pertemuan dengan para pihak dalam pelaksanaan MP3EI agar kebijakan MP3EI dapat diklaim sebagai “milik bersama”. N = 104 media online (Januari – September 2012) Pandangan positif tentang MP3EI terbanyak keluar dari pihak pemerintah daerah disusl BUMN/swasta. Artinya bahwa dukungan terhadap kebijakan MP3EI dari sebagian besar kalangan masyarakat sangat besar. Pandangan positif tentang MP3EI yang baik ini didukung oleh persepsi mereka yang cukup baik tentang kesiapan kelembagaan KP3EI dalam menangani program MP3EI. Meskipun pandangan terhadap MP3EI baik dan terhadap KP3EI cukup baik, sebagai besar kelompok terobservasi masih mengharapkan perbaikan kinerja kelembagaan KP3EI (khususnya semua Tim Kerja). • Mengamati pembicaraan: - siapa? - berbicara apa? - penilaian apa? - Harapan apa? • Jumlah media yang menjadi sampel 104 media online (Januari – September 2012)
  • 93. Sistem Manajemen Pembangunan 4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana 1. Penyusunan Rencana 2. Penetapan Rencana 3. Pengendalian Pelaksanaan Rencana Kebijakan Perencanaan Kebijakan Penganggaran UU 25/2004 SPPN UU 17/2003 Keuangan Negara UU 15/2004 Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara Evaluasi Hasil Evaluasi Input Audit RPJMN  RKP  1. Prioritas pembangunan, 2. Rancangan kerangka ekonomi makro, 3. Arah kebijakan fiskal, 4. Kerangka regulasi dan kerangka pendanaan indikatif  program KL, program lintas KL, dan kew ilayahan (UU SPPN Psl 3 (4) RAPBN  berpedoman pada RKP(UU 17/2003 Psl 12 (2)) • Anggaran Terpadu • Anggaran Berbasis Kinerja • Kerangka Pengeluaran Berjangka Menengah (MTEF) Pembahasan di DPR Pengesahan/ Penerbitan DIPA Persiapan Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan Kegiatan UU 1/2004 Perbendaha raan Negara PP 39/2006 Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan UU Pelaksanaan APBN (tiap tahun) Perpres 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Evaluasi Kelembagaan UU APBN (tiap tahun) UU 17/2003 KN Evaluasi Kinerja (belum ada Regulasi) • Bappenas dan UKP4 1. SAKIP/LAKIP 2. PP 60/2008 Sisdal Intern Pemerintah) UU 27/2009 Ttg MPR, DPR, DPD, dan DPRD 4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana 1. Penyusunan Rencana 2. Penetapan Rencana 3. Pengendalian Pelaksanaan Rencana 4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana 1. Penyusunan Rencana 2. Penetapan Rencana 3. Pengendalian Pelaksanaan Rencana Kebijakan Perencanaan Kebijakan Penganggaran UU 25/2004 SPPN UU 17/2003 Keuangan Negara UU 15/2004 Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara Evaluasi Hasil Evaluasi Input Audit RPJMN  RKP  1. Prioritas pembangunan, 2. Rancangan kerangka ekonomi makro, 3. Arah kebijakan fiskal, 4. Kerangka regulasi dan kerangka pendanaan indikatif  program KL, program lintas KL, dan kew ilayahan (UU SPPN Psl 3 (4) RAPBN  berpedoman pada RKP(UU 17/2003 Psl 12 (2)) • Anggaran Terpadu • Anggaran Berbasis Kinerja • Kerangka Pengeluaran Berjangka Menengah (MTEF) Pembahasan di DPR Pengesahan/ Penerbitan DIPA Persiapan Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan Kegiatan UU 1/2004 Perbendaha raan Negara PP 39/2006 Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan UU Pelaksanaan APBN (tiap tahun) Perpres 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Evaluasi Kelembagaan UU APBN (tiap tahun) UU 17/2003 KN Evaluasi Kinerja (belum ada Regulasi) • Bappenas dan UKP4 1. SAKIP/LAKIP 2. PP 60/2008 Sisdal Intern Pemerintah) UU 27/2009 Ttg MPR, DPR, DPD, dan DPRD
  • 95. Kerangka Sistem Informasi MP3EI yang dikembangkan Sekretariat KP3EI
  • 96. 1. Portal Katalog • Portal Katalog berisi semua data semua proyek/kegiatan dalam MP3EI dan yang mendukung MP3EI (++4000 proyek/kegiatan). • Data proyek meliputi seluruh variabel spasial (mulai dari level provinsi sampai level kecamatan) dan variabel tematik (seperti nilai investasi, kapasitas peroyek, dst), dan variabel sektor ekonomi (PDB).
  • 97. 2. Dashboard KP3EI • Dashboard KP3EI berisi informasi perkembangan setiap proyek/kegiatan MP3EI yang sedang difasilitasi pelaksanaan rencana aksinya (sekitar 1000 proyek/kegiatan yang dipantau). • Informasi yang ditampilkan dalam Dashboard KP3EI meliputi status kinerja proyek/kegiatan, status kinerja Kawasan Perhatian Investasi, dan kinerja dampak proyek/kegiatan ybs.
  • 98. 3. Portal Pemantauan (Monitoring) • Portal Monitoring KP3EI berisi detail informasi perkembangan setiap proyek/kegiatan MP3EI dan instrumen pemutakhiran perkembangan proyek/kegiatan yang sedang dipantau.
  • 99. • Portal Geospasial KP3EI berisi informasi perkembangan setiap proyek/kegiatan MP3EI yang ditampilkan secara geospasial di atas peta kepulauan Indonesia. Ketersediaan informasi geospasial membantu analisis spasial keterhubungan antar-proyek/kegiatan MP3EI dalam suatu kawasan perhatian investasi (KPI) mampun dalam satu provinsi atau satu koridor ekonomi. 4. Portal Geospasial
  • 100. 5. Portal Analisis Dampak • Portal Analisis Dampak berisi simulasi dan potensi dampak dari setiap proyek/kegiatan MP3EI baik proyek/kegiatan yang akan/sedang/sudah dilaksanakan. Dampak yang diukur adalah: kesempatan kerja, penghasilan kotor, pertambahan nilai industri, dan pertumbuhan ekonomi wilayah.
  • 101. 6. Website KP3EI.go.id • Website KP3EI berisi informasi yang bersifat umum tentang MP3EI dan informasi populer tentang perkembangan pelaksanaan proyek/kegiatan yang sedang dipantau dan difasilitasi oleh KP3EI.
  • 102. 7. Manajemen Media MP3EI • Portal Manajemen Media mampu melakukan analisis responsi khalayak dari seluruh dunia tentang MP3EI baik seputar pelaksanaan proyek/kegiatan MP3EI, seputar pelaku MP3EI, dan sentimen khalayak terhadap pelaku dan terhadap kebijakan MP3EI. Sumber informasi berasal dari 800-an media online.
  • 103. Terima kasih Randy R. Wrihatnolo Kepala Divisi Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan MP3EI Sekretariat KP3EI – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jalan Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat – Indonesia 10110 email: wrihatnolo@yahoo.com