SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
PENENTUAN GOLONGAN DARAH
KELOMPOK/GELOMBANG: II/I
KELAS : II C
ANGGOTA :
CIPTO SURIANTIKA (1204015080)
FAJAR ADE KURNIAWAN (1204015163)
KUDRAT RAHARDITAMA (1204015223)
RIFQI ADLIAN SIAGAN (1204015355)
ANTON ARDIANSYAH (1204015036)
DOSEN PEMBIMBING :
ELLY WARDANI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
29 MEI 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut
antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007).
Sejarah perkembangan golongan darah di antaranya yaitu : Sejak ratusan
tahun yang lalu ahli–ahli telah berpendapat, bahwa penderita–penderita yang
kekurangan darah seperti orang–orang yang mengalami perdarahan yang hebat,
seperti akibat kecelakaan, peperangan, persalinan atau penyakit–penyakit
perdarahan dapat ditolong dengan penambahan darah ke dalam tubuh penderita
tersebut.
Mula–mula William Harvey telah melakukan transfusi darah pada
penderita kekurangan darah, tetapi banyak menyebabkan kematian dan ada juga
yang berhasil secara kebetulan. Juga sudah pernah dicoba memindahkan darah
binatang, seperti darah kelinci, darah domba tetapi menyebabkan kematian.
Pernah dikakukan percobaan oleh dokter pribadi Raja Perancis Lwiss ke
XIV memberikan darah domba pada orang gila tersebut, karena dia berpendapat
dan orang beranggapan pada waktu itu domba bersifat peramah. Tetapi ternyata
mengakibatkan kematian, sehingga sejak itu dilarang untuk melakukan
pemindahan darah (transfusi darah).
Lalu pada Tahun 1900 Dr.Karl Landsteiner mengumumkan penemuannya
tentang golongan darah manusia. Sejak penemuan inilah pemindahan darah
(transfusi) darah ini tidak lagi berbahaya, sudah dapat menolong penderita-
penderita yang kekurangan darah. Dengan ditemukannya golongan darah oleh Dr.
Karl Landsteiner, dapatlah dijelaskan sebab–sebab kematian yang dulu akibat dari
transfusi darah. Pada penyelidikannya juga dia dapat menemukan zat-zat yang
dapat menghalangi pembekuan darah, sehingga darah yang diambil dari tubuh
tidak segera membeku. Selain itu dia menemukan, bahwa dengan penambahan
larutan glukosa ke dalam darah dapat memperpanjang hidup Erythrocyt diluar
tubuh manusia. Dengan penemuan, darah sudah dapat disimpan sebelum
ditransfusikan kedalam tubuh penderita.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum tentang bleeding time, fibrin time, dan
clotting time ini yaitu :
a. Agar mahasiswa mengetahui cara mengetahui golongan darah.
b. Agar mahasiswa mengetahui pembagian golongan darah.
c. Agar mahasiswa mengetahui akibat-akibat yang dapat di timbulkan dari
perbedaan Rhesus.
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis golongan darah yang dapat di
donorkan.
e. Agar mahasiswa mengetahui cara memprediksi golongan darah anak yang
akan dilahirkan dari seorang ibu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di
dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan
darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B.
Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B,
golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia. (Alrasyid,
2010).
Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua
kepada anaknya. Land-Steiner dalam Suryo (1996) membedakan darah manusia
kedalam empat golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini
disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah).
Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
A-B-O dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen A-B-O dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian
(Rasyid, 2010).
Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih
dari dua bentuk alel. Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh
dari alel berganda dari sebuah gen tunggal. Ada empat kemungkinan fenotip
untuk untuk karakter ini: Golongan darah seseorang mungkin A, B, AB atau O.
Huruf-huruf ini menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan substansi B, yang
mungkin ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah seseorang
mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe A atau B), kedua-duanya (tipe AB),
atau tidak sama sekali (tipe O).
Sekitar ± 85% orang-orang Eropa mempunyai golongan Rhesus Positif
(Rh Positif). Pada ±15% sisanya, yang sel-selnya tidak diagglutinasikan (tidak
digumpalkan) disebut golongan Rhesus negatif (Rh negatif) (Budi, 2009).
Insidens yang mengalami Inkompatibilitas Rhesus (yaitu rhesus negatif)
adalah 15% pada ras berkulit putih dan 5% berkulit hitam, jarang pada bangsa
Asia. Rhesus negatif pada orang Indonesia jarang terjadi, kecuali adanya
perkawinan dengan orang asing yang bergolongan rhesus negatif. Pada wanita
Rhesus negatif yang melahirkan bayi pertama Rhesus positif, risiko terbentuknya
antibodi sebesar 8%. Sedangkan insidens timbulnya antibodi pada kehamilan
berikutnya sebagai akibat sensitisitas pada kehamilan pertama sebesar 16%.
Tertundanya pembentukan antibodi pada kehamilan berikutnya disebabkan oleh
proses sensitisasi, diperkirakan berhubungan dengan respons imun sekunder yang
timbul akibat produksi antibodi pada kadar yang memadai. Kurang lebih 1% dari
wanita akan tersensitasi selama kehamilan, terutama trimester ketiga. (Darmawati,
2005)
Golongan darah yang berbeda yaitu A, B, AB dan O. ditentukan oleh
sepasang gen, yang diwarisi dari kedua orang tua. Setiap golongan darah dapat
dikenal dari zat kimia yang disebut antigen, yang terletak di permukaan sel darah
merah. Ketika seseorang membutuhkan transfusi darah, maka darah yang
disumbangkan haruslah sesuai dengan golongan darah tertentu. Kesalahan dalam
melakukan transfusi akan dapat menimbulkan komplikasi yang serius. (Australia
Red Cross, 2008).
Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan
mempersingkat waktu dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk diketahui
dalam hal kepentingan transfusi, donor yang tepat serta identifikasi pada kasus
kedokteran forensik seperti identifikasi pada beberapa kasus kriminal (Azmielvita
, 2009).
Kesesuaian golongan darah sangatlah penting dalam transfusi darah. Jika
darah donor mempunyai faktor (A atau B) yang dianggap asing oleh resipien,
protein spesifik yang disebut antibodi yang diproduksi oleh resipien akan
mengikatkan diri pada molekul asing tersebut sehingga menyebabkan sel-sel
darah yang disumbangkan menggumpal. Penggumpalan ini dapat membunuh
resipien (Azmielvita, 2009).
BAB III
METOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Pada praktikum tentang golongan darah pada manusia dilakukan di
Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia Universitas Muhammadiyah Prof.
Dr. Hamka Fakultas Farmasi dan Sains di lantai satu, pada hari rabu 10 April
2013, pukul 08:00-10:30 WIB
B. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Kartu tes golongan darah (jika tidak ada bisa diganti object glass)
2. Kapas
3. Alkohol 70 %
4. Lancet
5. Jarum pentul
C. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Serum Anti A
2. Serum Anti B
3. Serum Anti AB
4. Serum Anti D
D. Prosedur Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan kartu uji atau object glass yang telah disediakan.
2. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan
alkohol 70%.
3. Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril,
lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar.
4. Teteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada tempat
yang berbeda sesuai nomor.
5. Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu
aduklah dengan gerakan memutar menggunakan jarum pentul. Amatilah
apa yang terjadi.
6. Kemudian lakukan langkah untuk ke 3 serum yang lainnya juga sampai kita
mengetahui golongan darah orang tersebut.
7. Setelah selesai lakukan perbandingan dengan golongan darah yang lain.
Buatlah tabel untuk mempermudah perbandingan tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari hasil praktikum tentang penentuan golongan darah yang telah kami
lakukan, data yang dapat kami ambil yaitu berupa sampel-sampel darah yang
telah dicampur dengan serum. Data-data tersebut kami buat dalam bentuk
tabel sebagai berikut :
No. Nama Anti A Anti B Anti AB
Anti D
(Rh)
Ket.
1 Yessi - + + + B+
2 Kudrat + - + + A+
3 Ridho - - - + O+
4 Jenny - - - + O+
5 Oka - + + + B+
Ket :
(+) : Menggumpal
( - ) : Melarut (tidak menggumpal)
B. Pembahasan
Untuk menentukan golongan darah manusia itu bisa dengan sistem
ABO yang terdiri dari 4 golongan darah yaitu A, B, AB, dan O dan sistem
yang lainnya yaitu sistem rhesus yaitu ada 2 rhesus positif dan rhesus negatif.
Berdasarakan dari hasil praktikum yang telah di lakukan ternyata dari
beberapa relawan di dapatkan golongan darah mereka yaitu A+
, B+
, dan O+
.
Ternyata memang benar bila tetesan darah di campur dengan serum maka
akan dapat melihat darah tersebut termasuk golongan darah apa. Sebagai
contoh dari hasil data praktikum yang telah di lakukan untuk golongan darah
A+
yang dimiliki oleh Kudrat bila tetesan darahnya di campur dengan serum
anti A maka akan menggumpal (+), dengan anti B maka tidak akan
menggumpal (-), dengan anti AB maka akan menggumpal (+), dengan anti D
(Rh) maka akan menggumpal (+).
Untuk golongan darah B+
yang dimiliki oleh Yessi bila tetesan
darahnya di campur dengan anti A maka tidak akan menggumpal (-), dengan
anti B maka akan menggumpal (+), dengan anti AB maka akan menggumpal
(+), dengan anti D (Rh) maka akan menggumpal (+) dan untuk golongan
darah O+
yang dimiliki oleh Ridho dan Jenny bila tetesan darahnya di campur
dengan anti A maka tidak akan menggumpal (-), dengan anti B maka tidak
menggumpal (-), dengan anti AB maka tidak menggumpal (-) dengan anti D
(Rh) maka akan menggumpal (+). Untuk lebih jelasanya dalam mengetahui
golongan darah dengan sistem ABO, tabel di bawah ini akan lebih
menjelasakan golongan darah sistem ABO yaitu A, B, AB, dan O sebagai
berikut :
Anti A Anti B Anti AB Anti D (Rh) Gol. Darah
+ - + + A+
- + + + B+
+ + + + AB+
- - - + O+
Ket :
(+) : Menggumapal
(-) : Melarut (tidak menggumpal)
Untuk golongan darah yang memiliki anti gen dan anti bodi dalam
golongan darah yaitu bisa kita lihat dari tabel berikut ini antara lain :
Golongan Darah
Aglutinogen (anti gen)
pada eritrosit
Aglutinin (anti bodi)
plasma darah
A A B
B B A
AB A & B -
O - A & B
- Jika aglutinin A (serum alfa) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi
(penggumpalan)
- Jika aglutinin B (serum beta) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi
(penggumpalan)
- Jika anti Rhesus (anti bodi Rhesus) + antigen Rhesus = terjadi aglutinasi
(penggumpalan)
- Darah + anti Rhesus = aglutinasi – (terdapat anti gen) – (Rhesus gol.
Rhesus +)
- Darah + serum alfa = aglutinasi – (terdapat aglutinogen A) – (gol A)
- Darah + serum beta = aglutinasi – (terdapat aglutinogen B) – (gol B)
Penggunaan serum alfa-beta hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak
digunakan pun tidak apa-apa.
Dalam kehidupan sehari-hari pewarisan golongan darah pada anak itu
bukan hal yang luar biasa lagi tapi hanya menjadi hal biasa karena itu
pewarisan dari orang tua dari anak tersebut. Untuk pewarisan golongan darah
pada anak dapat kita lihat dari tabel dibawah ini :
Ayah
Ibu
O A B AB
O O O,A O,B A,B
A A,O O,A
O,A,
B,AB
A,B,AB
B B,O
O,A
B,AB
O,B A,B,AB
AB A,B A,B,AB A,B,AB A,B.AB
Contoh soal penentuan dan presentase golongan darah yang akan muncul di
anak.
Untuk menentukan golongan darah anak yang terdiri dari golongan darah ayah
A heterozigot dan ibu golongan darah AB, maka tentukan golongan darah
anakanya dan presentasenya ?
Ayah Ibu
A AB
IAIO X IAIB
IAIA IAIB IAIO IBIO
A AB A B
Berdasarkan tabel di atas ternyata memang benar kemungkinan
golongan darah yang akan muncul yaitu A, B, dan AB.
Untuk presentasinya sebagai berikut :
Gol. Darah A :
2
4
𝑥 100 % = 50%
Gol. Darah B :
1
4
𝑥 100 % = 25%
Gol. Darah AB :
1
4
𝑥 100 % = 25%
Dari contoh soal ini kita dapat mengetahui beberapa kemungkinan gol.
Darah anaknya yang akan terjadi antara A, B, dan AB. Tetapi setelah
dilakukan presentsinya kemungkinan besar gol. Darah anaknya yang akan
terjadi yaitu golongan darah A.
Sekitar ± 85% orang-orang Asia dan Eropa mempunyai golongan
Rhesus Positif (Rh Positif). Pada ±15% sisanya kebanyak di Eropa, yang sel-
selnya tidak diagglutinasikan (tidak digumpalkan) disebut golongan Rhesus
negatif (Rh negatif).
Secara kesehatan golongan Rhesus (Rh) sangat penting untuk di ketahui
karena dengan mengetahui Rhesus maka kita bisa mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan. Untuk lebih jelas kita dapat melihat tabel kecocokan darah
yang di antaranya adalah :
Tabel kecocokan RBC :
Gol. Darah
resipien
Donor
O-
O+
A-
A+
B-
B+
AB-
AB+
O-
 x x x x x x x
O+
  x x x x x x
A-
 x  x x x x x
A+
    x x x x
B-
 x x x  x x x
B+
  x x   x x
AB-
 x  x  x  x
AB+
       
Tabel kecocokan plasma :
Resipien
Donor
O A B AB
O  x x x
A   x x
B  x  x
AB    
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane
sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (factor Rh). Secara keseluruhan sekitar ±
85% orang-orang di dunia banyak memiliki Rhesus positif (Rh+) terutama di
Asia dan Eropa, tetapi untuk sisanya yang ±15% memiliki Rhesus negatif
(Rh-) terutama untuk daerah Eropa yang memiliki Rhesus ini.
Dalam kehidupan nyata bila seorang laki-laki yang memiliki Rhesus
positif (Rh+) menikah dengan wanita yang memiliki Rhesus negatif (Rh-),
maka kebanyakan akan mengalami masalah pada anaknya, kemungkinan
anak pertamanya lahir dengan normal tetapi untuk kelahiran kedua biasanya
sering terjadi keguguran, semua ini disebabkan karena kebanyakan janin yang
di kandung sama ibunya mengikuti Rhesus ayahnya yaitu Rhesus positif
(Rh+), dan itu sangat berbeda dengan ibunya yang memiliki Rhesus negatif
(Rh-), karena perbedaan inilah yang akan membuat jadi masalah pada
kelahiran anak.
Tetapi apabila sebaliknya seorang laki-laki yang memiliki Rhesus
positif (Rh+) dan menikahi perempuan yang memiliki Rhesus positif (Rh+)
juga. Maka tidak akan jadi masalah.
1. Prinsip Dasar Penggolongan Darah
a. Faktor yang menentukan golongan darah manusia berupa antigen yang
terdapat pada permukaan luar sel darah merah disebut Aglutinogen.
b. Zat anti terhadap antigen tersebut disebut zat anti atau antibodi yang
bila bereaksi akan menghancurkan antigen yang bersangkutan disebut
Aglutinin dalam plasma, suatu antibodi alamiah yang secara otomatis
terdapat pada tubuh manusia.
2. Golongan darah manusia ditentukan bedasarkan jenis antigen dan
antibody yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A di permukaan membrane selnya dan menghasilkan antibody
terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada
permukaan Sel darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap
antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan
darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darh B-negatif atau O-negatif.
c. Individu dengan golongan darah Ab memiliki sel darh merah dengan
antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen
A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah ABO apapun
dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah
Ab-positf tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama Ab-
positif.
d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen,
tapi memproduksi antibody terhadap antigen A dan B. Sehingga,
orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya
kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya
dapat menerima darh dari sesama O-negatif.
Sistem Rhesus (Rh) adalah kelompok anti gen lain yang diwariskan
dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan dan diberi nama berdasarkan
Rhesus monyet. Antigen RhD adalah anti gen terpenting dalam reaksi
imunitas tubuh.
a. Jika faktor RhD ditemukan, individu yang memilikinya disebut Rh
positif. Jika factor tersebut tidak ditemukan maka individunya disebut Rh
negatif. Individu dengan Rh positif lebih banyak daripada Rh negatif.
b. Sistem ini berbeda dengan golongan ABO dimana individu ber Rh negatif
tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya.
c. Jika seseorang dengan Rh negatif diberikan darah ber Rh positif maka
aglutininnya anti-Rh akan diproduksi, walau tranfusi awal tidak
membahayakan, pemberian darah Rh positif selanjutnya akan
mengakibatkan aglutinasi sel darah merah donor.
d. Eritoblastis fetalis atau penyakit hemolisis pada bayi baru lahir, dapat
terjadi setelah kehamilan pertama ibu ber Rh negatif dengan janin ber Rh
positif
1. Pada saat lahir (atau abortus spontan atau induksi), ibu akan terpapar
antigen Rh positif janin, sehingga ibu akan terbentuk antibodi untuk
menolak antigen tersebut.
2. Jika antibodi lawan Rh telah diproduksi ibu maka pada kehamilan
selanjutnya, antibodi tersebut akan menembus plasenta menuju aliran
darah janin dan menyebabkan hemolisis sel darah merah janin. Bayi
yang mengalaminya akan terlahir anemia.
3. Pencegahan, jika ibu ber Rh negatif mendapatkan injeksi antibodi
berlawanan dengan faktor Rh positif dalam waktu 72 jam setelah
melahirkan, keguguran, atau setelah abortus janin ber Rh positif, maka
anti gen tidak akan teraktivasi. Ibu tidak akan memproduksi anti bodi
lawannya.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari tujuan praktikum dan dari hasil
praktikum yang telah kami lakukan tentang penentuan golongan darah.
Bahwa dengan melakukan praktikum ini kami lebih banyak mengetahu
bagaiman cara mengetahui golongan darah pada manusia yang memiliki dua
sistem yaitu sistem ABO yaitu golongan darah A, B, AB dan O dan sistem
Rhesus yaitu Rhesus Positif (Rh+) dan Rhesus Negatif (Rh-).
Untuk penentuan dengan menggunakan sistem ABO dapat dilakukan
dengan menggunakan serum Anti A (alfa), Anti B (beta), Anti AB (alfa-beta),
dan Anti D (Rhesus). Selain itu kami juga banyak mengetahui golongan darah
mana yang dapat sebagai pendonor dan sebagai penerima. Untuk laki-laki
yang memiliki Rhesus positif (Rh+) di harapkan untuk tidak menikahi wanita
yang memiliki Rhesus negatif (Rh-) dikhawatirkan terjadi masalah dengan
janin yang akan di kandung oleh ibu bila janin yang di kandung itu memiliki
Rhesus positif (Rh+) mengikuti Rhesus dari Ayahnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://biologimoelaporan29.blogspot.com/2013/02/praktikum-golongan-
darah.html di akses pada hari sabtu tanggal 1 Juni 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah di akses pada hari sabtu tanggal
1 Juni 2013
http://laporanpraktikumbiologi001.blogspot.com/ di akses pada hari sabtu
tanggal 1 Juni 2013
http://w-afif-mufida-fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-68871-1%20BioMed-
Cara%20Memeriksa%20Golongan%20Darah.html di akses pada hari sabtu
tanggal 1 Juni 2013
LAMPIRAN
Anatomi dan fisiologi golongan darah
Anatomi dan fisiologi golongan darah

More Related Content

What's hot

Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Makalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darahMakalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darahSherly ShEra
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahZanne Arienta
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaRia Rohmawati
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidratpure chems
 
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaLaporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaFeren Jr
 
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)Nida Chofiya
 
Makalah metabolisme karbohidrat
Makalah metabolisme karbohidratMakalah metabolisme karbohidrat
Makalah metabolisme karbohidratHajar 'Irmawati
 
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutanBab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutanAndreas Cahyadi
 
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran DarahLaporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran DarahAlfian Isnan
 
Laporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineLaporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineSantos Tos
 

What's hot (20)

Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Makalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darahMakalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darah
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darah
 
Uji Phenylhidrazine
Uji PhenylhidrazineUji Phenylhidrazine
Uji Phenylhidrazine
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Laporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagenLaporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagen
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaLaporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
 
Aldehid dan keton ( 3 )
Aldehid dan keton ( 3 )Aldehid dan keton ( 3 )
Aldehid dan keton ( 3 )
 
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
 
Makalah metabolisme karbohidrat
Makalah metabolisme karbohidratMakalah metabolisme karbohidrat
Makalah metabolisme karbohidrat
 
Uji Vitamin C
Uji Vitamin CUji Vitamin C
Uji Vitamin C
 
Perarasi sampel
Perarasi sampelPerarasi sampel
Perarasi sampel
 
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutanBab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
Bab i & ii budaya K3 dan pembuatan larutan
 
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran DarahLaporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
 
Laporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineLaporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urine
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
Laporan Denyut Nadi & Tekanan Darah
Laporan Denyut Nadi & Tekanan DarahLaporan Denyut Nadi & Tekanan Darah
Laporan Denyut Nadi & Tekanan Darah
 

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Jurnal frekuensi dan penyebaran alel golongan darah a b o
Jurnal frekuensi dan penyebaran alel golongan darah a b oJurnal frekuensi dan penyebaran alel golongan darah a b o
Jurnal frekuensi dan penyebaran alel golongan darah a b o
 
laporan Anfisman penentuan golongan darah
laporan Anfisman penentuan golongan darahlaporan Anfisman penentuan golongan darah
laporan Anfisman penentuan golongan darah
 
ALEL GANDA DAN GEN GANDA
ALEL GANDA DAN GEN GANDAALEL GANDA DAN GEN GANDA
ALEL GANDA DAN GEN GANDA
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Makalah golongan darah
Makalah golongan darahMakalah golongan darah
Makalah golongan darah
 
Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7
 

Similar to Anatomi dan fisiologi golongan darah

LKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docxLKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docxTalitaAlifa1
 
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darahPraktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darahBiologi Faisal
 
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)Mursyida Muzar
 
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptxKEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptxDoubleShit
 
Darah ii hemolisa krenasi
Darah ii hemolisa krenasiDarah ii hemolisa krenasi
Darah ii hemolisa krenasiAsfar Syafar
 
Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084Arief hidayad
 
Darah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipDarah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipAsfar Syafar
 
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi SetiyanaMakalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan RhesusTransfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan RhesusDewi Fitriani
 
Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"Syifa Sahaliya
 
Bab 6 - Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017
Bab 6 -  Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017Bab 6 -  Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017
Bab 6 - Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017Abiyu Muhammad Akmal
 
Golongan Darah vedro
Golongan Darah vedroGolongan Darah vedro
Golongan Darah vedrovedro agasi
 
10.1177_15593258211073100 id.pdf
10.1177_15593258211073100 id.pdf10.1177_15593258211073100 id.pdf
10.1177_15593258211073100 id.pdfssuser9db94b
 

Similar to Anatomi dan fisiologi golongan darah (20)

Uji golongan darah
Uji golongan darahUji golongan darah
Uji golongan darah
 
LKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docxLKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docx
 
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darahPraktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darah
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
 
GOLONGAN DARAH
GOLONGAN DARAHGOLONGAN DARAH
GOLONGAN DARAH
 
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptxKEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
 
Darah ii hemolisa krenasi
Darah ii hemolisa krenasiDarah ii hemolisa krenasi
Darah ii hemolisa krenasi
 
Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084
 
Darah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipDarah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natip
 
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi SetiyanaMakalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
 
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan RhesusTransfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
 
Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"
 
Sistem darah a
Sistem darah aSistem darah a
Sistem darah a
 
Bab 6 - Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017
Bab 6 -  Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017Bab 6 -  Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017
Bab 6 - Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017
 
Makalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darahMakalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darah
 
Golongan Darah vedro
Golongan Darah vedroGolongan Darah vedro
Golongan Darah vedro
 
Golongan darah
Golongan darahGolongan darah
Golongan darah
 
10.1177_15593258211073100 id.pdf
10.1177_15593258211073100 id.pdf10.1177_15593258211073100 id.pdf
10.1177_15593258211073100 id.pdf
 
BAB II_4.docx
BAB II_4.docxBAB II_4.docx
BAB II_4.docx
 

Recently uploaded

Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxALHIDAYAHRMALLORONG2
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfaguswidiyanto98
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).pptnurifat
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptHenryAdhySantoso
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.pptcels17082019
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxrosintauli1
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIgermanaaprianineno
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANfaisalkurniawan12
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptchoukocat
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAStarkoko
 

Recently uploaded (15)

Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 

Anatomi dan fisiologi golongan darah

  • 1. LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENENTUAN GOLONGAN DARAH KELOMPOK/GELOMBANG: II/I KELAS : II C ANGGOTA : CIPTO SURIANTIKA (1204015080) FAJAR ADE KURNIAWAN (1204015163) KUDRAT RAHARDITAMA (1204015223) RIFQI ADLIAN SIAGAN (1204015355) ANTON ARDIANSYAH (1204015036) DOSEN PEMBIMBING : ELLY WARDANI JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 29 MEI 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007). Sejarah perkembangan golongan darah di antaranya yaitu : Sejak ratusan tahun yang lalu ahli–ahli telah berpendapat, bahwa penderita–penderita yang kekurangan darah seperti orang–orang yang mengalami perdarahan yang hebat, seperti akibat kecelakaan, peperangan, persalinan atau penyakit–penyakit perdarahan dapat ditolong dengan penambahan darah ke dalam tubuh penderita tersebut. Mula–mula William Harvey telah melakukan transfusi darah pada penderita kekurangan darah, tetapi banyak menyebabkan kematian dan ada juga yang berhasil secara kebetulan. Juga sudah pernah dicoba memindahkan darah binatang, seperti darah kelinci, darah domba tetapi menyebabkan kematian. Pernah dikakukan percobaan oleh dokter pribadi Raja Perancis Lwiss ke XIV memberikan darah domba pada orang gila tersebut, karena dia berpendapat dan orang beranggapan pada waktu itu domba bersifat peramah. Tetapi ternyata mengakibatkan kematian, sehingga sejak itu dilarang untuk melakukan pemindahan darah (transfusi darah). Lalu pada Tahun 1900 Dr.Karl Landsteiner mengumumkan penemuannya tentang golongan darah manusia. Sejak penemuan inilah pemindahan darah (transfusi) darah ini tidak lagi berbahaya, sudah dapat menolong penderita- penderita yang kekurangan darah. Dengan ditemukannya golongan darah oleh Dr. Karl Landsteiner, dapatlah dijelaskan sebab–sebab kematian yang dulu akibat dari transfusi darah. Pada penyelidikannya juga dia dapat menemukan zat-zat yang dapat menghalangi pembekuan darah, sehingga darah yang diambil dari tubuh tidak segera membeku. Selain itu dia menemukan, bahwa dengan penambahan
  • 3. larutan glukosa ke dalam darah dapat memperpanjang hidup Erythrocyt diluar tubuh manusia. Dengan penemuan, darah sudah dapat disimpan sebelum ditransfusikan kedalam tubuh penderita. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum tentang bleeding time, fibrin time, dan clotting time ini yaitu : a. Agar mahasiswa mengetahui cara mengetahui golongan darah. b. Agar mahasiswa mengetahui pembagian golongan darah. c. Agar mahasiswa mengetahui akibat-akibat yang dapat di timbulkan dari perbedaan Rhesus. d. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis golongan darah yang dapat di donorkan. e. Agar mahasiswa mengetahui cara memprediksi golongan darah anak yang akan dilahirkan dari seorang ibu.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia. (Alrasyid, 2010). Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Land-Steiner dalam Suryo (1996) membedakan darah manusia kedalam empat golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah). Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan A-B-O dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen A-B-O dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian (Rasyid, 2010). Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih dari dua bentuk alel. Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh dari alel berganda dari sebuah gen tunggal. Ada empat kemungkinan fenotip untuk untuk karakter ini: Golongan darah seseorang mungkin A, B, AB atau O. Huruf-huruf ini menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan substansi B, yang mungkin ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah seseorang mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe A atau B), kedua-duanya (tipe AB), atau tidak sama sekali (tipe O). Sekitar ± 85% orang-orang Eropa mempunyai golongan Rhesus Positif (Rh Positif). Pada ±15% sisanya, yang sel-selnya tidak diagglutinasikan (tidak digumpalkan) disebut golongan Rhesus negatif (Rh negatif) (Budi, 2009).
  • 5. Insidens yang mengalami Inkompatibilitas Rhesus (yaitu rhesus negatif) adalah 15% pada ras berkulit putih dan 5% berkulit hitam, jarang pada bangsa Asia. Rhesus negatif pada orang Indonesia jarang terjadi, kecuali adanya perkawinan dengan orang asing yang bergolongan rhesus negatif. Pada wanita Rhesus negatif yang melahirkan bayi pertama Rhesus positif, risiko terbentuknya antibodi sebesar 8%. Sedangkan insidens timbulnya antibodi pada kehamilan berikutnya sebagai akibat sensitisitas pada kehamilan pertama sebesar 16%. Tertundanya pembentukan antibodi pada kehamilan berikutnya disebabkan oleh proses sensitisasi, diperkirakan berhubungan dengan respons imun sekunder yang timbul akibat produksi antibodi pada kadar yang memadai. Kurang lebih 1% dari wanita akan tersensitasi selama kehamilan, terutama trimester ketiga. (Darmawati, 2005) Golongan darah yang berbeda yaitu A, B, AB dan O. ditentukan oleh sepasang gen, yang diwarisi dari kedua orang tua. Setiap golongan darah dapat dikenal dari zat kimia yang disebut antigen, yang terletak di permukaan sel darah merah. Ketika seseorang membutuhkan transfusi darah, maka darah yang disumbangkan haruslah sesuai dengan golongan darah tertentu. Kesalahan dalam melakukan transfusi akan dapat menimbulkan komplikasi yang serius. (Australia Red Cross, 2008). Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan mempersingkat waktu dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk diketahui dalam hal kepentingan transfusi, donor yang tepat serta identifikasi pada kasus kedokteran forensik seperti identifikasi pada beberapa kasus kriminal (Azmielvita , 2009). Kesesuaian golongan darah sangatlah penting dalam transfusi darah. Jika darah donor mempunyai faktor (A atau B) yang dianggap asing oleh resipien, protein spesifik yang disebut antibodi yang diproduksi oleh resipien akan mengikatkan diri pada molekul asing tersebut sehingga menyebabkan sel-sel darah yang disumbangkan menggumpal. Penggumpalan ini dapat membunuh resipien (Azmielvita, 2009).
  • 6. BAB III METOLOGI PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Pada praktikum tentang golongan darah pada manusia dilakukan di Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Fakultas Farmasi dan Sains di lantai satu, pada hari rabu 10 April 2013, pukul 08:00-10:30 WIB B. Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. Kartu tes golongan darah (jika tidak ada bisa diganti object glass) 2. Kapas 3. Alkohol 70 % 4. Lancet 5. Jarum pentul C. Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. Serum Anti A 2. Serum Anti B 3. Serum Anti AB 4. Serum Anti D D. Prosedur Kerja Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Siapkan kartu uji atau object glass yang telah disediakan. 2. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70%. 3. Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril, lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar.
  • 7. 4. Teteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada tempat yang berbeda sesuai nomor. 5. Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu aduklah dengan gerakan memutar menggunakan jarum pentul. Amatilah apa yang terjadi. 6. Kemudian lakukan langkah untuk ke 3 serum yang lainnya juga sampai kita mengetahui golongan darah orang tersebut. 7. Setelah selesai lakukan perbandingan dengan golongan darah yang lain. Buatlah tabel untuk mempermudah perbandingan tersebut.
  • 8. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Dari hasil praktikum tentang penentuan golongan darah yang telah kami lakukan, data yang dapat kami ambil yaitu berupa sampel-sampel darah yang telah dicampur dengan serum. Data-data tersebut kami buat dalam bentuk tabel sebagai berikut : No. Nama Anti A Anti B Anti AB Anti D (Rh) Ket. 1 Yessi - + + + B+ 2 Kudrat + - + + A+ 3 Ridho - - - + O+ 4 Jenny - - - + O+ 5 Oka - + + + B+ Ket : (+) : Menggumpal ( - ) : Melarut (tidak menggumpal) B. Pembahasan Untuk menentukan golongan darah manusia itu bisa dengan sistem ABO yang terdiri dari 4 golongan darah yaitu A, B, AB, dan O dan sistem yang lainnya yaitu sistem rhesus yaitu ada 2 rhesus positif dan rhesus negatif. Berdasarakan dari hasil praktikum yang telah di lakukan ternyata dari beberapa relawan di dapatkan golongan darah mereka yaitu A+ , B+ , dan O+ . Ternyata memang benar bila tetesan darah di campur dengan serum maka akan dapat melihat darah tersebut termasuk golongan darah apa. Sebagai contoh dari hasil data praktikum yang telah di lakukan untuk golongan darah A+ yang dimiliki oleh Kudrat bila tetesan darahnya di campur dengan serum anti A maka akan menggumpal (+), dengan anti B maka tidak akan
  • 9. menggumpal (-), dengan anti AB maka akan menggumpal (+), dengan anti D (Rh) maka akan menggumpal (+). Untuk golongan darah B+ yang dimiliki oleh Yessi bila tetesan darahnya di campur dengan anti A maka tidak akan menggumpal (-), dengan anti B maka akan menggumpal (+), dengan anti AB maka akan menggumpal (+), dengan anti D (Rh) maka akan menggumpal (+) dan untuk golongan darah O+ yang dimiliki oleh Ridho dan Jenny bila tetesan darahnya di campur dengan anti A maka tidak akan menggumpal (-), dengan anti B maka tidak menggumpal (-), dengan anti AB maka tidak menggumpal (-) dengan anti D (Rh) maka akan menggumpal (+). Untuk lebih jelasanya dalam mengetahui golongan darah dengan sistem ABO, tabel di bawah ini akan lebih menjelasakan golongan darah sistem ABO yaitu A, B, AB, dan O sebagai berikut : Anti A Anti B Anti AB Anti D (Rh) Gol. Darah + - + + A+ - + + + B+ + + + + AB+ - - - + O+ Ket : (+) : Menggumapal (-) : Melarut (tidak menggumpal) Untuk golongan darah yang memiliki anti gen dan anti bodi dalam golongan darah yaitu bisa kita lihat dari tabel berikut ini antara lain : Golongan Darah Aglutinogen (anti gen) pada eritrosit Aglutinin (anti bodi) plasma darah A A B B B A AB A & B - O - A & B
  • 10. - Jika aglutinin A (serum alfa) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi (penggumpalan) - Jika aglutinin B (serum beta) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi (penggumpalan) - Jika anti Rhesus (anti bodi Rhesus) + antigen Rhesus = terjadi aglutinasi (penggumpalan) - Darah + anti Rhesus = aglutinasi – (terdapat anti gen) – (Rhesus gol. Rhesus +) - Darah + serum alfa = aglutinasi – (terdapat aglutinogen A) – (gol A) - Darah + serum beta = aglutinasi – (terdapat aglutinogen B) – (gol B) Penggunaan serum alfa-beta hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak digunakan pun tidak apa-apa. Dalam kehidupan sehari-hari pewarisan golongan darah pada anak itu bukan hal yang luar biasa lagi tapi hanya menjadi hal biasa karena itu pewarisan dari orang tua dari anak tersebut. Untuk pewarisan golongan darah pada anak dapat kita lihat dari tabel dibawah ini : Ayah Ibu O A B AB O O O,A O,B A,B A A,O O,A O,A, B,AB A,B,AB B B,O O,A B,AB O,B A,B,AB AB A,B A,B,AB A,B,AB A,B.AB
  • 11. Contoh soal penentuan dan presentase golongan darah yang akan muncul di anak. Untuk menentukan golongan darah anak yang terdiri dari golongan darah ayah A heterozigot dan ibu golongan darah AB, maka tentukan golongan darah anakanya dan presentasenya ? Ayah Ibu A AB IAIO X IAIB IAIA IAIB IAIO IBIO A AB A B Berdasarkan tabel di atas ternyata memang benar kemungkinan golongan darah yang akan muncul yaitu A, B, dan AB. Untuk presentasinya sebagai berikut : Gol. Darah A : 2 4 𝑥 100 % = 50% Gol. Darah B : 1 4 𝑥 100 % = 25% Gol. Darah AB : 1 4 𝑥 100 % = 25% Dari contoh soal ini kita dapat mengetahui beberapa kemungkinan gol. Darah anaknya yang akan terjadi antara A, B, dan AB. Tetapi setelah dilakukan presentsinya kemungkinan besar gol. Darah anaknya yang akan terjadi yaitu golongan darah A. Sekitar ± 85% orang-orang Asia dan Eropa mempunyai golongan Rhesus Positif (Rh Positif). Pada ±15% sisanya kebanyak di Eropa, yang sel- selnya tidak diagglutinasikan (tidak digumpalkan) disebut golongan Rhesus negatif (Rh negatif). Secara kesehatan golongan Rhesus (Rh) sangat penting untuk di ketahui karena dengan mengetahui Rhesus maka kita bisa mencegah hal-hal yang
  • 12. tidak diinginkan. Untuk lebih jelas kita dapat melihat tabel kecocokan darah yang di antaranya adalah : Tabel kecocokan RBC : Gol. Darah resipien Donor O- O+ A- A+ B- B+ AB- AB+ O-  x x x x x x x O+   x x x x x x A-  x  x x x x x A+     x x x x B-  x x x  x x x B+   x x   x x AB-  x  x  x  x AB+         Tabel kecocokan plasma : Resipien Donor O A B AB O  x x x A   x x B  x  x AB     Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (factor Rh). Secara keseluruhan sekitar ± 85% orang-orang di dunia banyak memiliki Rhesus positif (Rh+) terutama di
  • 13. Asia dan Eropa, tetapi untuk sisanya yang ±15% memiliki Rhesus negatif (Rh-) terutama untuk daerah Eropa yang memiliki Rhesus ini. Dalam kehidupan nyata bila seorang laki-laki yang memiliki Rhesus positif (Rh+) menikah dengan wanita yang memiliki Rhesus negatif (Rh-), maka kebanyakan akan mengalami masalah pada anaknya, kemungkinan anak pertamanya lahir dengan normal tetapi untuk kelahiran kedua biasanya sering terjadi keguguran, semua ini disebabkan karena kebanyakan janin yang di kandung sama ibunya mengikuti Rhesus ayahnya yaitu Rhesus positif (Rh+), dan itu sangat berbeda dengan ibunya yang memiliki Rhesus negatif (Rh-), karena perbedaan inilah yang akan membuat jadi masalah pada kelahiran anak. Tetapi apabila sebaliknya seorang laki-laki yang memiliki Rhesus positif (Rh+) dan menikahi perempuan yang memiliki Rhesus positif (Rh+) juga. Maka tidak akan jadi masalah. 1. Prinsip Dasar Penggolongan Darah a. Faktor yang menentukan golongan darah manusia berupa antigen yang terdapat pada permukaan luar sel darah merah disebut Aglutinogen. b. Zat anti terhadap antigen tersebut disebut zat anti atau antibodi yang bila bereaksi akan menghancurkan antigen yang bersangkutan disebut Aglutinin dalam plasma, suatu antibodi alamiah yang secara otomatis terdapat pada tubuh manusia. 2. Golongan darah manusia ditentukan bedasarkan jenis antigen dan antibody yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut : a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membrane selnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif. b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan Sel darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap
  • 14. antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darh B-negatif atau O-negatif. c. Individu dengan golongan darah Ab memiliki sel darh merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah Ab-positf tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama Ab- positif. d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibody terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darh dari sesama O-negatif. Sistem Rhesus (Rh) adalah kelompok anti gen lain yang diwariskan dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan dan diberi nama berdasarkan Rhesus monyet. Antigen RhD adalah anti gen terpenting dalam reaksi imunitas tubuh. a. Jika faktor RhD ditemukan, individu yang memilikinya disebut Rh positif. Jika factor tersebut tidak ditemukan maka individunya disebut Rh negatif. Individu dengan Rh positif lebih banyak daripada Rh negatif. b. Sistem ini berbeda dengan golongan ABO dimana individu ber Rh negatif tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya. c. Jika seseorang dengan Rh negatif diberikan darah ber Rh positif maka aglutininnya anti-Rh akan diproduksi, walau tranfusi awal tidak membahayakan, pemberian darah Rh positif selanjutnya akan mengakibatkan aglutinasi sel darah merah donor.
  • 15. d. Eritoblastis fetalis atau penyakit hemolisis pada bayi baru lahir, dapat terjadi setelah kehamilan pertama ibu ber Rh negatif dengan janin ber Rh positif 1. Pada saat lahir (atau abortus spontan atau induksi), ibu akan terpapar antigen Rh positif janin, sehingga ibu akan terbentuk antibodi untuk menolak antigen tersebut. 2. Jika antibodi lawan Rh telah diproduksi ibu maka pada kehamilan selanjutnya, antibodi tersebut akan menembus plasenta menuju aliran darah janin dan menyebabkan hemolisis sel darah merah janin. Bayi yang mengalaminya akan terlahir anemia. 3. Pencegahan, jika ibu ber Rh negatif mendapatkan injeksi antibodi berlawanan dengan faktor Rh positif dalam waktu 72 jam setelah melahirkan, keguguran, atau setelah abortus janin ber Rh positif, maka anti gen tidak akan teraktivasi. Ibu tidak akan memproduksi anti bodi lawannya.
  • 16. BAB V KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat kami ambil dari tujuan praktikum dan dari hasil praktikum yang telah kami lakukan tentang penentuan golongan darah. Bahwa dengan melakukan praktikum ini kami lebih banyak mengetahu bagaiman cara mengetahui golongan darah pada manusia yang memiliki dua sistem yaitu sistem ABO yaitu golongan darah A, B, AB dan O dan sistem Rhesus yaitu Rhesus Positif (Rh+) dan Rhesus Negatif (Rh-). Untuk penentuan dengan menggunakan sistem ABO dapat dilakukan dengan menggunakan serum Anti A (alfa), Anti B (beta), Anti AB (alfa-beta), dan Anti D (Rhesus). Selain itu kami juga banyak mengetahui golongan darah mana yang dapat sebagai pendonor dan sebagai penerima. Untuk laki-laki yang memiliki Rhesus positif (Rh+) di harapkan untuk tidak menikahi wanita yang memiliki Rhesus negatif (Rh-) dikhawatirkan terjadi masalah dengan janin yang akan di kandung oleh ibu bila janin yang di kandung itu memiliki Rhesus positif (Rh+) mengikuti Rhesus dari Ayahnya.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA http://biologimoelaporan29.blogspot.com/2013/02/praktikum-golongan- darah.html di akses pada hari sabtu tanggal 1 Juni 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah di akses pada hari sabtu tanggal 1 Juni 2013 http://laporanpraktikumbiologi001.blogspot.com/ di akses pada hari sabtu tanggal 1 Juni 2013 http://w-afif-mufida-fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-68871-1%20BioMed- Cara%20Memeriksa%20Golongan%20Darah.html di akses pada hari sabtu tanggal 1 Juni 2013