SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
THALASEMIA
                                         By: yarz

Definisi          Penyakit anemia hemolitik kongenital herediter yang diturunkan secara
                  autosomal resesif atau ko-dominan, yang disebabkan oleh kekurangan sintesis
                  satu atau lebih atau tidak adanya rantai polipeptida yang menyusun molekul
                  globin dalam hemoglobin.
                  Anemia hemolitik yang terjadi oleh karena kelainan hemoglobin.

               Nb:
                  Hb anak & dewasa normal: 98 % HbA ( 2 2), < 2% HbA2 ( 2 2), & < 3%
                  HbF ( 2 2)
                  Neonatus: HbF 95%, seiring perkembangan HbF menurun  umur 1 tahun
                  telah mencapai keadaan normal
                  Pada Embrio, rantai mirip α disebut z dengan rantai menjadi Hb Portland
                  (δ2γ2) atau z dengan rantai e menjadi Hb Gower 1 (δ2ε2)
Epidemiologi      Thalasemia β  Mediterania, Timur Tengah, India/Pakistan, dan Asia
                  Tenggara.
                  Di Siprus dan Yunani  varian β+
                  Di Asia Tenggara  varian βo
                  Thalasemia α sering di jumpai di Asia Tenggara.
                  Di Indonesia, diperkirakan jumlah pembawa sifat thalasemia sekitar 5-6% dari
                  jumlah populasi. Palembang; 10%, Makassar; 7,8%, Ambon; 5,8%, Jawa; 3-
                  4%, Sumatera Utara;1-1,5%.
Etiologi          Kelainan genetik dalam hal kurangnya satu atau lebih/tidak terbentuknya
                  rantai globin ( atau ) dari hemoglobin
                  Mutasi gen β globin pada kromosom 11 yang mengkode rantai β
                  Delesi gen α globin pada kromosom 16 yang mengkode rantai α

               Faktor Risiko
                  Anak dengan orang tua yang memiliki gen thalassemia
                  - Anak dengan salah satu/kedua orang tua thalasemia minor
                  - Anak dengan salah satu orang tua thalasemia
                  Risiko laki-laki = perempuan
                  Thalassemia Beta mengenai orang asli dari Mediterania atau Ancestry
                  (Yunani, Italia, Timur Tengah) dan orang dari Asia, Afrika Pendaratan.
                  Alfa thalassemia kebanyakan mengenai orang tenggara Asia, Orang India,
                  Cina, atau orang Filipina.
Klasifikasi    Secara molekular Thalasemia dibedakan atas:
                  Thalasemia  ggn pembentukan rantai
                  Thalasemia  ggn pembentukan rantai
                  Thalasemia -  ggn pembentukan rantai dan
                  Thalasemia  gangguan pembentukan rantai
                  Pada beberapa thalasemia, sama sekali tidak terbentu rantai globin disebut αo
                  atau βo, bila produksinya rendah disebut α+ atau β+, sedangkan thalasemia δβ
                  bisa dibedakan menjadi (δβ)o dan ( )+
                  Dapat terbentuk rantai globin yang tidak lazim ditemukan         hemoglobin
                  khusus, misalnya Thalasemia E. Dengan pemeriksaan molekuler, variasi yang
                  dikenal sekarang semakin beragam         jenis hemoglobin tertentu, misalnya
                  Hb Malay.
Secara Klinis Thalasemia, dibedakan atas:
                   Thalasemia mayor (bentuk homozigot): gejala klinis jelas & berat
                   Thalasemia minor: tanpa gejala
                   Thalasemia intermedia

                                                                                            Genetika
                  Tatanama Klinis               Genotipe                Penyakit
                                                                                            Molekular
                 Talasemia β
                 Talasemia mayor        Talasemia β0             Parah, memerlukan      Delesi gen yang
                                        homozigot (β0 /β0);      transfusi      darah   jarang pada β0/β0
                                                                 secara berkala
                                        Talasemia β+                                    Defek        pada
                                        homozigot (β+ /β+)                              pemrosesan
                                                                                        transkripsi   atau
                                                                                        translasi mRNA β-
                                                                                        globin

                 Talasemia minor        β0 /β                    Asimtomatik
                                        β+ /β                    dengan      anemia
                                                                 ringan atau tanpa
                                                                 anemia; ditemukan
                                                                 kelainan RBC
                 Talasemia α
                 Sillent carrier        -α/αα                    Asimtomatik: tidak     Terutama delesi gen
                                                                 tampak   kelainan
                                                                 RBC

                 Sifat talasemia α      -α/αα (Asia);            Asimtomatik;
                                        -α/-α (Afrika kulit      seperti talasemia
                                        hitam)                   minor

                 Penyakit HbH           --/-α                    Anemia       berat,
                                                                 tetramer β-globin
                                                                 (HbH) terbentuk di
                                                                 RBC

                 Hidrops fetalis        --/--                    Letal in utero
                                                                 Hb Bart’s ( 4),
                                                                 HbH
Patofisiologi   Thalasemia β
                                                           Delesi gen
                                                                                              Pembentukan
                                                                                               Heme ↓ 
                                   Ggn pembentukan satu atau lebih rantai globin
                                                                                               Mikrositik,
                                                    (rantai )
                                                                                               Hipokrom


                                          Presipitasi dari rantai pasangannya
                       (rantai     kurang  terjadi presipitasi rantai  kelebihan rantai )

                    Pengendapan dari rantai pasangan di membran sel RBC dan prekursornya

                 RBC menjadi “non self” (RBC mudah rusak dan kelenturan ↓ akibat pelepasan
                heme dari denaturasi Hb dan penumpukan Fe pada RBC mengakibatkan oksidasi
                             membran sel, & eritrosit peka thdp fagositosis RES)

                                 Mudah dihancurkan oleh RES  usia RBC >> pendek
Bilirubin indirek                Hemolisis  Anemia Nafsu makan ↓
                                                                   Pucat, lemah, lesu,
               Ikterik,
              Mudah infeksi,
              Hepatosplenomegali         Anemia hemolitik kronis

            Nb: Sebagian kecil prekursor RBC tetap memiliki kemampuan membuat rantai γ
                    membentuk HbF ekstrauterin  kelebihan rantai α lebih kecil
                          HbF memiliki afinitas O2 tinggi  hipoksia berat
                                                 ↓
                       Kompensasi: Peningkatan aktivitas sistem ekstramedular
                                       dan produksi eritropoetin

                     Perluasan/hiperplasia sumsum tulang  deformitas tlg kepala 
                     epicantus, zigoma, maksila menonjol  facies Cooley/muka
                     mongoloid, gambaran hair on end pada tlg kepala
                     Penipisan & peningkatan trabekulasi tulang2 panjang
                     Hepatosplenomegali  destruksi sel darah
                     Absorpsi Fe dari usus meningkat, kemampuan eksresi Fe tubuh terbatas
                     (+ 5%). Kalau diberikan transfusi berulang         fraksi Fe tidak terikat
                     transferin karena transferin sudah tersaturasi penuh     hemosiderosis 
                     terbentuk hidroksil radikal bebas  gangguan fungsi organ (misalnya
                     miosit, hepatosit, kel.endokrin) kegagalan organ
                     Hipermetabolik  demam dan gagal tumbuh

            Thalasemia α
                           Pada homozigot  tidak ada rantai α  (--/--)
                                                   ↓
                                    Terbentuk Hb Bart’s tinggi
                                                   ↓
                     Hb cukup tetapi tidak bisa melepas O2 pada tekanan fisiologis
                                                   ↓
                                            Sangat hipoksik


                                        Pada heterozigot  (--/-α)
                                                    ↓
                                             Terbentuk HbH
                                                    ↓
                                            Anemia hemolitik
                                                    ↓
               Adaptasi sering tidak baik karena HbH tidak berfungsi sebagai pembawa O2
Diagnosis   Thalasemia β
            Thalasemia β homozigot dan heterozigot  gejala klinis sejak lahir, gagal
            tumbuh, kesulitan makan, infeksi berulang, dan kelemahan umum.
               Bila menerima transfusi berulang  pertumbuhan bisanya normal sampai
               pubertas dan splenomegali tidak ada.
               Bila terapi kelasi Fe tidak adekuat  penumpukan Fe bertahap  efek mulai
               tampak pada akhir dekade pertama  adolescence growth spurt tidak
               tercapai, komplikasi pada jantung (akhir dekade ke-2 atau awal dekade ke-3),
               hati, dan endokrin
               Bila bayi tersebut tidak mendapat cukup transfusi  tanda klinis khas
               thalasemia mayor timbul. Gambaran klinis thalasemia β dibagi menjadi 2,
yaitu:
   a. Cukup mendapat transfusi
   b. Dengan anemia kronik sejak anak-anak

Thalasemia β intermedia memiliki kondisi yang hampir seberat thalasemia β,
anemia berat dan gangguan pertumbuhan, sampai kondisi yang seringan karier
thalasemia β, yang hanya bisa diketahui dari pemeriksaan rutin hematologi. Pada
varian yang lebih berat, didapatkan gangguan pertumbuhan, perubahan tulang,
dan gagal tumbuh sejak awal, penatalaksanaannya tidak dibedakan dengan
thalasemia yang tergentung transfusi. Pada kasus lain didapatkan pasien dengan
tumbuh kembang yang baik, keadaan yang hampir stabil dan splenomegali ringan
maupun sedang.

Thalasemia α
Homozigot thalasemia αo
Sindrom hidrops Hb Bart’s biasanya terjadi dalam rahim. Bila hidup, hanya dalam
waktu pendek. Gambaran klinisnya adalah edema permagna dan
hepatosplenomegali.
HbH disesase
Ditandai dengan anemia dan splenomegali sedang. Memiliki variasi klinis,
beberapa tergantung transfusi, sedangkan sebagian besar bisa tumbuh normal
tanpa transfusi.

Thalasemia Mayor  gejala klinis jelas, gejala sudah tampak pada umur 3
bulan, butuh transfusi darah
Thalasemia Minor  tanpa gejala, anemia ringan
Thalasemia Intermedia  manifestasi dimulai pada masa anak-anak (> 2
tahun), bersifat dependen (tergantung pada transfusi darah)

Anamnesis
1. Keluhan anemia: Nafsu makan menurun, pucat yang lama (kronis), lemah,
   lesu, mudah lelah, pusing, berdebar-debar
2. Mata tampak kuning
3. Mudah infeksi, infeksi berulang ( penurunan mendadak kadar Hb)
4. Perut yang membesar akibat hepatosplenomegali  demam dan
   pertumbuhan/pubertas yang terhambat
5. Riwayat keluarga yang menderita thalasemia
6. Riwayat transfusi berulang (jika sudah pernah transfusi sebelumnya)  kulit
   menjadi lebih gelap
7. Riwayat fraktur patologis
8. Gout sekunder

Pemeriksaan Fisik
1. Anemia
2. Ikterus
3. Hiperpigmentasi kulit
4. Gizi kurang/buruk
5. Facies Cooley
6. Hepatosplenomegali
7. Perawakan pendek
8. Pubertas terhambat

Pemeriksaan Penunjang
Esensial
1. Darah Tepi lengkap
Hemoglobin rendah
                                Thalasemia β mayor: 2-8 gr/dl
                                Thalasemia αo: 6-8 gr/dl
                                Leukopenia, Trombositopenia
                                Sediaan apusan darah tepi: Mikrositer, Hipokrom, Anisositosis,
                                Poikilositosis, sel eritrosit muda, Fragmentosit, Target sel pada
                                thalasemia β, hiperkromik dan beberapa berinti pada thalasemia αo
                                Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC, RDW), bila tidak ada sel
                                counter, lakukan uji resistensi osmotik 1 tabung (fragilitas)
                  2.   Hiperurikemia
                  3.   Analisa Hemoglobin
                                Elektroforesis Hemoglobin
                                    - Hb varian kuantitatif (elektroforesis cellulose acetat
                                        membrane)
                                    - HbA2 kuantitatif (metoda mikrokolom)
                                    - HbF (alkali denaturasi modifikasi betke 2 menit)
                                    - HbH inclusion bodies (pewarnaan supravital/brilian cresil
                                        blue)
                                Thalasemia βo  tidak didapatkan HbA, hanya HbF dan HbA2. Pada
                                thalasemia β+ kadar HbF 20-90%, HbA2 normal.
                                Thalasemia αo  Hb Bart’s 80%, sisanya Hb Portland.
                                HbH disease Hb Bart’s dan HbA2 rendah sampai sedang.
                                Ditemukannya HbH.
                                Metoda HPLC (Beta short variant Biorad)
                                Analisis kualitatif dan kuantitatif
                  4.   Pemeriksaan sumsum tulang: Peningkatan sistem eritroid dengan banyak
                       inklusi di prekursor eritrosit, yang lebih nampak dengan pengecatan metil-
                       violet yang bisa memperlihatkan endapan globin
                  5.   Radiologi: Penipisan dan peningkatan trabekulasi tulang panjang, gambaran
                       hair on end pada tlg tengkorak

                  Pada keadaan tertentu, misalnya diagnosis prenatal:
                  Analisis DNA
Penatalaksanaan   Transfusi darah
                     Diberikan packed "Packed red cell”, 10-15 cc/kgBB/3-4 jam, dengan tujuan
                     agar anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari, untuk itu dipertahankan Hb
                     berkisar antara 6-8 g%  sampai 10-11 g/dl.
                                      Hb ≤ 5                              Hb > 5
                           Cara pemberian: 5 cc/kgBB           Cara pemberian: 10 cc/kgBB
                          Jumlah pemberian: (HbNorm-          Jumlah pemberian: (HbNorm-
                                HbSkrg) x 4 x BB                     HbSkrg) x 4 x BB
                           Cek Hb ulang/kali pemberian        Batas pemberian: 15 cc/kgBB
                                  setelah 12 jam

                  Medikamentosa
                  1. Asam folat 2 x 1 mg/hari
                  2. Vitamin E 2 x 20 mm IU/hari
                  3. Vitamin C 2-3 mg/kg/hari 
                     - Hanya diberikan pada saat pemakaian DFO (Desferoksamin)
                     - Maks 50 mg/hari pada anak < 10 th
                     - Maks 100 mg/hari ≥ 10 th
                     - TIDAK diberi pada pasien dgn ggn fungsi jantung
                  4. Kelasi Besi
                     Dimulai jika: feritin ≥ 1000 ng/ml atau saturasi transferin ≥ 55% atau sudah
menerima 3-5 liter/10-20x transfusi PRC  DFO
               Dosis:
               - Dewasa & anak ≥ 3 th : 30-50 mg/kgBB/hari, 5x seminggu subkutan
                   selama 8-12 jam syringe pump (jk syringe pump (-)  larutkan NaCl
                   0,9% 500 cc melalui infuse 8-12 jam)
               - Anak < 3 th : 15-25 mg/kgBB/hari dgn monitoring ketat
               - Ggn fungsi jantung : 60-100 mg/kgBB/hari i.v.
               - Hamil : hentikan, kecuali ggn fungsi jantung berat, berikan kembali pada
                   trimester akhir 20-30 mg/kgBB/hari
               Jika pasien tidak patuh:
               - Deferiprone 75-100 mg/kgBB/hari 3 x sehari sesudah makan atau
               - Deferasirox 20-30 mg/kgBB/hari 1 x sehari
               Jika feritin > 3000 ng/ml yg bertahan minimal 3 bln, kardiomiopati akibat
               kelebihan besi  kombinasi DFO dan deferiprone

            Nutrisi
            1. Hindari bahan makanan kaya zat besi terutama daging merah dan jerroan,
               alkohol
            2. Perbanyak kalsium, makanan rendah besi: seresal, gandum, dll

            Terapi Psikososial  pasien, orang tua, dan keluarga lainnya.

            Splenektomi
                Indikasi: Kebutuhan transfusi/tahun > 1,5xnormal, peningkatan feritin walau
                kelasi besi adekuat, splenomegali masif, hipersplenisme
                Syarat: Usia > 5 tahun, imunisasi pre operasi

            Monitoring
            - Monitoring efek samping kelasi besi
               DFO : THT 1x/tahun  ggn pedenganran, tinitus reversible
                      Mata 1x/tahun  ggn lapang pandang (reversible)
                      Feritin  setiap 3 bulan
                      Foto tlg panjang + vertebrae + bone age 1x/tahun : ggn pertumbuhan
                      pada anak usia < 3 tahun
               Deferiprone : Darah tepi dan hitung jenis (absolute neutrophil count) 5-10
                              hari sekali
                              SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin  setiap 3 bulan
                              Feritin  setiap 3 bulan
                              Ibu hamil dan menyusui TIDAK boleh diberikan
               Desferasirox : Kreatinin, SGOT, SGPT, Feritin  tiap bulan
            - Monitoring fungsi organ akibat iron overload
               Usia < 10 tahun : Tumbuh kembang  tiap 6 bulan
                                  Feritin  tiap 3 bulan
                                  Kimia darah (6-12 bulan)
                                  Hepatitis Marker (6-12 bulan)
                                  HIV penyaring
               Usia ≥ 10 tahun : Elektrolit darah (6-12 bulan) Na, k, Ca, Cl, Ph, Mg
                                 HIV Marker (12 bulan) – bila memungkinkan
                                 Fungsi endokrin (6-12 bulan)
                                 Fungsi jantung (12 bulan)
                                 Radiologi (12 bulan)
Prognosis   Thalasemia β
               Prognosis pada pasien yang tidak mendapat transfusi adekuat, sangat buruk.
               Tanpa transfusi sama sekali mereka akan meninggal dalam usia 2 tahun.
Tanpa tindakan invasif (cangkok sumsum tulang), meskipun dilakukan
                 transfusi dengan adekuat, penderita akan meninggal pada usia 14-15 tahun
                 oleh karena pneumonia atau gagal jantung.
                 Bila berhasil mencapai pubertas, mereka akan mengalami komplikasi akibat
                 hemosiderosis, sama dengan pasien yang cukup mendapat transfusi tetapi
                 kurang mendapat terapi kelasi.
Komplikasi   Thalasemia β
             Hemosiderosis bisa menyebabkan gangguan fungsi organ antara lain:
                 Kegagalan hati
                 Gagal jantung
                 DM, Hipotiroid, Hipertiroid
             Infeksi berulang misalnya pneumonia

             Thalasemia β intermedia
                 Perubahan tulang
                 Osteoporosis progresif sampai fraktur spontan
                 Luka di kaki
                 Defisiensi folat
                 Hipersplenisme
                 Anemia progresif
                 Hemosiderosis
Pencegahan   Retrospektif
             Skrining pada anggota keluarga lain dengan riwayat menderita thalasemia

             Prospektif
                Sosialisasi penyakit thalasemia kepada masyarakat
                Deteksi pada kelompok tertentu
                Konseling pranikah
                Diagnosis prenatal pada pasangan risiko tinggi

More Related Content

What's hot (20)

Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminata
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada Anak
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 
3 komplikasi transfusi darah
3 komplikasi transfusi darah3 komplikasi transfusi darah
3 komplikasi transfusi darah
 
Askep Glomerulonefritis
Askep GlomerulonefritisAskep Glomerulonefritis
Askep Glomerulonefritis
 
Ppt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidismePpt hipertiroidisme
Ppt hipertiroidisme
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
ketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikum
 
Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid
 
HEMATOLOGI ANEMIA HEMOLITIK
HEMATOLOGI ANEMIA HEMOLITIKHEMATOLOGI ANEMIA HEMOLITIK
HEMATOLOGI ANEMIA HEMOLITIK
 
Fisiologi sistem kardiovaskular
Fisiologi sistem kardiovaskularFisiologi sistem kardiovaskular
Fisiologi sistem kardiovaskular
 
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisMembaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 

Viewers also liked

Thalassemia.
Thalassemia.Thalassemia.
Thalassemia.Ameenah
 
Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...
Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...
Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...MettaFerdy FerdianFamily
 
Kelainan sistem peredaran darah
Kelainan sistem peredaran darahKelainan sistem peredaran darah
Kelainan sistem peredaran darahAndini Nurul
 
237321045 laporan-thalassemia-7
237321045 laporan-thalassemia-7237321045 laporan-thalassemia-7
237321045 laporan-thalassemia-7homeworkping3
 
Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksualPenyakit menular seksual
Penyakit menular seksualKaze Va
 
Power point penyakit seksual
Power point penyakit seksualPower point penyakit seksual
Power point penyakit seksualrinuw
 
Seminar thalassemia
Seminar thalassemiaSeminar thalassemia
Seminar thalassemiasiti hamidah
 
Hematology PPT- anemia, thalasemia, sickle cell anemia
Hematology PPT- anemia, thalasemia, sickle cell anemiaHematology PPT- anemia, thalasemia, sickle cell anemia
Hematology PPT- anemia, thalasemia, sickle cell anemiaLiniVivek
 

Viewers also liked (19)

Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemiaAsuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
 
Askep thalasemia
Askep thalasemiaAskep thalasemia
Askep thalasemia
 
Askep thalasemia 1 AKPER PEMDA MUN
Askep thalasemia 1 AKPER PEMDA MUNAskep thalasemia 1 AKPER PEMDA MUN
Askep thalasemia 1 AKPER PEMDA MUN
 
Thalassemia
ThalassemiaThalassemia
Thalassemia
 
Thalassemia
ThalassemiaThalassemia
Thalassemia
 
Thalassemia.
Thalassemia.Thalassemia.
Thalassemia.
 
Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...
Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...
Presentasi kasus wanita 24 tahun dengan thalassemia beta intermedia dan gagal...
 
Anemia Anak 2
Anemia Anak 2Anemia Anak 2
Anemia Anak 2
 
manopause
manopausemanopause
manopause
 
Sle jadi
Sle jadiSle jadi
Sle jadi
 
Kelainan sistem peredaran darah
Kelainan sistem peredaran darahKelainan sistem peredaran darah
Kelainan sistem peredaran darah
 
237321045 laporan-thalassemia-7
237321045 laporan-thalassemia-7237321045 laporan-thalassemia-7
237321045 laporan-thalassemia-7
 
Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksualPenyakit menular seksual
Penyakit menular seksual
 
Power point penyakit seksual
Power point penyakit seksualPower point penyakit seksual
Power point penyakit seksual
 
The Thalassemias
The ThalassemiasThe Thalassemias
The Thalassemias
 
Seminar thalassemia
Seminar thalassemiaSeminar thalassemia
Seminar thalassemia
 
Thalassemia
ThalassemiaThalassemia
Thalassemia
 
Thalassemia
ThalassemiaThalassemia
Thalassemia
 
Hematology PPT- anemia, thalasemia, sickle cell anemia
Hematology PPT- anemia, thalasemia, sickle cell anemiaHematology PPT- anemia, thalasemia, sickle cell anemia
Hematology PPT- anemia, thalasemia, sickle cell anemia
 

More from Yarah Azzilzah

More from Yarah Azzilzah (18)

Tabir Surya
Tabir SuryaTabir Surya
Tabir Surya
 
Laringitis tuberkulosa
Laringitis tuberkulosaLaringitis tuberkulosa
Laringitis tuberkulosa
 
F 31 gangguan afektif bipolar
F 31 gangguan afektif bipolarF 31 gangguan afektif bipolar
F 31 gangguan afektif bipolar
 
F 32 episode depresif
F 32 episode depresifF 32 episode depresif
F 32 episode depresif
 
F 30 episode manik
F 30 episode manikF 30 episode manik
F 30 episode manik
 
Hemoptysis
HemoptysisHemoptysis
Hemoptysis
 
Flail Chest
Flail ChestFlail Chest
Flail Chest
 
Gangguan kepribadian histrionik
Gangguan kepribadian histrionik Gangguan kepribadian histrionik
Gangguan kepribadian histrionik
 
Malingering & Munchausen
Malingering & MunchausenMalingering & Munchausen
Malingering & Munchausen
 
TFA, BRONKITIS, BRONKIOLITIS
TFA, BRONKITIS, BRONKIOLITISTFA, BRONKITIS, BRONKIOLITIS
TFA, BRONKITIS, BRONKIOLITIS
 
Sindrom hepato renal
Sindrom hepato renalSindrom hepato renal
Sindrom hepato renal
 
acute coronary syndrome
acute coronary syndromeacute coronary syndrome
acute coronary syndrome
 
Fluid management
Fluid managementFluid management
Fluid management
 
Apnea pada neonatus
Apnea pada neonatusApnea pada neonatus
Apnea pada neonatus
 
Tamponade Jantung
Tamponade JantungTamponade Jantung
Tamponade Jantung
 
Pneumotoraks
PneumotoraksPneumotoraks
Pneumotoraks
 
Kasus prinsip pelayanan kedokteran keluarga
Kasus prinsip pelayanan kedokteran keluargaKasus prinsip pelayanan kedokteran keluarga
Kasus prinsip pelayanan kedokteran keluarga
 
Fraktur Iga
Fraktur IgaFraktur Iga
Fraktur Iga
 

Recently uploaded

Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 

Recently uploaded (17)

Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 

Thalasemia

  • 1. THALASEMIA By: yarz Definisi Penyakit anemia hemolitik kongenital herediter yang diturunkan secara autosomal resesif atau ko-dominan, yang disebabkan oleh kekurangan sintesis satu atau lebih atau tidak adanya rantai polipeptida yang menyusun molekul globin dalam hemoglobin. Anemia hemolitik yang terjadi oleh karena kelainan hemoglobin. Nb: Hb anak & dewasa normal: 98 % HbA ( 2 2), < 2% HbA2 ( 2 2), & < 3% HbF ( 2 2) Neonatus: HbF 95%, seiring perkembangan HbF menurun  umur 1 tahun telah mencapai keadaan normal Pada Embrio, rantai mirip α disebut z dengan rantai menjadi Hb Portland (δ2γ2) atau z dengan rantai e menjadi Hb Gower 1 (δ2ε2) Epidemiologi Thalasemia β  Mediterania, Timur Tengah, India/Pakistan, dan Asia Tenggara. Di Siprus dan Yunani  varian β+ Di Asia Tenggara  varian βo Thalasemia α sering di jumpai di Asia Tenggara. Di Indonesia, diperkirakan jumlah pembawa sifat thalasemia sekitar 5-6% dari jumlah populasi. Palembang; 10%, Makassar; 7,8%, Ambon; 5,8%, Jawa; 3- 4%, Sumatera Utara;1-1,5%. Etiologi Kelainan genetik dalam hal kurangnya satu atau lebih/tidak terbentuknya rantai globin ( atau ) dari hemoglobin Mutasi gen β globin pada kromosom 11 yang mengkode rantai β Delesi gen α globin pada kromosom 16 yang mengkode rantai α Faktor Risiko Anak dengan orang tua yang memiliki gen thalassemia - Anak dengan salah satu/kedua orang tua thalasemia minor - Anak dengan salah satu orang tua thalasemia Risiko laki-laki = perempuan Thalassemia Beta mengenai orang asli dari Mediterania atau Ancestry (Yunani, Italia, Timur Tengah) dan orang dari Asia, Afrika Pendaratan. Alfa thalassemia kebanyakan mengenai orang tenggara Asia, Orang India, Cina, atau orang Filipina. Klasifikasi Secara molekular Thalasemia dibedakan atas: Thalasemia  ggn pembentukan rantai Thalasemia  ggn pembentukan rantai Thalasemia -  ggn pembentukan rantai dan Thalasemia  gangguan pembentukan rantai Pada beberapa thalasemia, sama sekali tidak terbentu rantai globin disebut αo atau βo, bila produksinya rendah disebut α+ atau β+, sedangkan thalasemia δβ bisa dibedakan menjadi (δβ)o dan ( )+ Dapat terbentuk rantai globin yang tidak lazim ditemukan hemoglobin khusus, misalnya Thalasemia E. Dengan pemeriksaan molekuler, variasi yang dikenal sekarang semakin beragam jenis hemoglobin tertentu, misalnya Hb Malay.
  • 2. Secara Klinis Thalasemia, dibedakan atas: Thalasemia mayor (bentuk homozigot): gejala klinis jelas & berat Thalasemia minor: tanpa gejala Thalasemia intermedia Genetika Tatanama Klinis Genotipe Penyakit Molekular Talasemia β Talasemia mayor Talasemia β0 Parah, memerlukan Delesi gen yang homozigot (β0 /β0); transfusi darah jarang pada β0/β0 secara berkala Talasemia β+ Defek pada homozigot (β+ /β+) pemrosesan transkripsi atau translasi mRNA β- globin Talasemia minor β0 /β Asimtomatik β+ /β dengan anemia ringan atau tanpa anemia; ditemukan kelainan RBC Talasemia α Sillent carrier -α/αα Asimtomatik: tidak Terutama delesi gen tampak kelainan RBC Sifat talasemia α -α/αα (Asia); Asimtomatik; -α/-α (Afrika kulit seperti talasemia hitam) minor Penyakit HbH --/-α Anemia berat, tetramer β-globin (HbH) terbentuk di RBC Hidrops fetalis --/-- Letal in utero Hb Bart’s ( 4), HbH Patofisiologi Thalasemia β Delesi gen Pembentukan Heme ↓  Ggn pembentukan satu atau lebih rantai globin Mikrositik, (rantai ) Hipokrom Presipitasi dari rantai pasangannya (rantai kurang  terjadi presipitasi rantai  kelebihan rantai ) Pengendapan dari rantai pasangan di membran sel RBC dan prekursornya RBC menjadi “non self” (RBC mudah rusak dan kelenturan ↓ akibat pelepasan heme dari denaturasi Hb dan penumpukan Fe pada RBC mengakibatkan oksidasi membran sel, & eritrosit peka thdp fagositosis RES) Mudah dihancurkan oleh RES  usia RBC >> pendek
  • 3. Bilirubin indirek Hemolisis  Anemia Nafsu makan ↓ Pucat, lemah, lesu,  Ikterik, Mudah infeksi, Hepatosplenomegali Anemia hemolitik kronis Nb: Sebagian kecil prekursor RBC tetap memiliki kemampuan membuat rantai γ  membentuk HbF ekstrauterin  kelebihan rantai α lebih kecil  HbF memiliki afinitas O2 tinggi  hipoksia berat ↓ Kompensasi: Peningkatan aktivitas sistem ekstramedular dan produksi eritropoetin Perluasan/hiperplasia sumsum tulang  deformitas tlg kepala  epicantus, zigoma, maksila menonjol  facies Cooley/muka mongoloid, gambaran hair on end pada tlg kepala Penipisan & peningkatan trabekulasi tulang2 panjang Hepatosplenomegali  destruksi sel darah Absorpsi Fe dari usus meningkat, kemampuan eksresi Fe tubuh terbatas (+ 5%). Kalau diberikan transfusi berulang fraksi Fe tidak terikat transferin karena transferin sudah tersaturasi penuh hemosiderosis  terbentuk hidroksil radikal bebas  gangguan fungsi organ (misalnya miosit, hepatosit, kel.endokrin) kegagalan organ Hipermetabolik  demam dan gagal tumbuh Thalasemia α Pada homozigot  tidak ada rantai α  (--/--) ↓ Terbentuk Hb Bart’s tinggi ↓ Hb cukup tetapi tidak bisa melepas O2 pada tekanan fisiologis ↓ Sangat hipoksik Pada heterozigot  (--/-α) ↓ Terbentuk HbH ↓ Anemia hemolitik ↓ Adaptasi sering tidak baik karena HbH tidak berfungsi sebagai pembawa O2 Diagnosis Thalasemia β Thalasemia β homozigot dan heterozigot  gejala klinis sejak lahir, gagal tumbuh, kesulitan makan, infeksi berulang, dan kelemahan umum. Bila menerima transfusi berulang  pertumbuhan bisanya normal sampai pubertas dan splenomegali tidak ada. Bila terapi kelasi Fe tidak adekuat  penumpukan Fe bertahap  efek mulai tampak pada akhir dekade pertama  adolescence growth spurt tidak tercapai, komplikasi pada jantung (akhir dekade ke-2 atau awal dekade ke-3), hati, dan endokrin Bila bayi tersebut tidak mendapat cukup transfusi  tanda klinis khas thalasemia mayor timbul. Gambaran klinis thalasemia β dibagi menjadi 2,
  • 4. yaitu: a. Cukup mendapat transfusi b. Dengan anemia kronik sejak anak-anak Thalasemia β intermedia memiliki kondisi yang hampir seberat thalasemia β, anemia berat dan gangguan pertumbuhan, sampai kondisi yang seringan karier thalasemia β, yang hanya bisa diketahui dari pemeriksaan rutin hematologi. Pada varian yang lebih berat, didapatkan gangguan pertumbuhan, perubahan tulang, dan gagal tumbuh sejak awal, penatalaksanaannya tidak dibedakan dengan thalasemia yang tergentung transfusi. Pada kasus lain didapatkan pasien dengan tumbuh kembang yang baik, keadaan yang hampir stabil dan splenomegali ringan maupun sedang. Thalasemia α Homozigot thalasemia αo Sindrom hidrops Hb Bart’s biasanya terjadi dalam rahim. Bila hidup, hanya dalam waktu pendek. Gambaran klinisnya adalah edema permagna dan hepatosplenomegali. HbH disesase Ditandai dengan anemia dan splenomegali sedang. Memiliki variasi klinis, beberapa tergantung transfusi, sedangkan sebagian besar bisa tumbuh normal tanpa transfusi. Thalasemia Mayor  gejala klinis jelas, gejala sudah tampak pada umur 3 bulan, butuh transfusi darah Thalasemia Minor  tanpa gejala, anemia ringan Thalasemia Intermedia  manifestasi dimulai pada masa anak-anak (> 2 tahun), bersifat dependen (tergantung pada transfusi darah) Anamnesis 1. Keluhan anemia: Nafsu makan menurun, pucat yang lama (kronis), lemah, lesu, mudah lelah, pusing, berdebar-debar 2. Mata tampak kuning 3. Mudah infeksi, infeksi berulang ( penurunan mendadak kadar Hb) 4. Perut yang membesar akibat hepatosplenomegali  demam dan pertumbuhan/pubertas yang terhambat 5. Riwayat keluarga yang menderita thalasemia 6. Riwayat transfusi berulang (jika sudah pernah transfusi sebelumnya)  kulit menjadi lebih gelap 7. Riwayat fraktur patologis 8. Gout sekunder Pemeriksaan Fisik 1. Anemia 2. Ikterus 3. Hiperpigmentasi kulit 4. Gizi kurang/buruk 5. Facies Cooley 6. Hepatosplenomegali 7. Perawakan pendek 8. Pubertas terhambat Pemeriksaan Penunjang Esensial 1. Darah Tepi lengkap
  • 5. Hemoglobin rendah Thalasemia β mayor: 2-8 gr/dl Thalasemia αo: 6-8 gr/dl Leukopenia, Trombositopenia Sediaan apusan darah tepi: Mikrositer, Hipokrom, Anisositosis, Poikilositosis, sel eritrosit muda, Fragmentosit, Target sel pada thalasemia β, hiperkromik dan beberapa berinti pada thalasemia αo Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC, RDW), bila tidak ada sel counter, lakukan uji resistensi osmotik 1 tabung (fragilitas) 2. Hiperurikemia 3. Analisa Hemoglobin Elektroforesis Hemoglobin - Hb varian kuantitatif (elektroforesis cellulose acetat membrane) - HbA2 kuantitatif (metoda mikrokolom) - HbF (alkali denaturasi modifikasi betke 2 menit) - HbH inclusion bodies (pewarnaan supravital/brilian cresil blue) Thalasemia βo  tidak didapatkan HbA, hanya HbF dan HbA2. Pada thalasemia β+ kadar HbF 20-90%, HbA2 normal. Thalasemia αo  Hb Bart’s 80%, sisanya Hb Portland. HbH disease Hb Bart’s dan HbA2 rendah sampai sedang. Ditemukannya HbH. Metoda HPLC (Beta short variant Biorad) Analisis kualitatif dan kuantitatif 4. Pemeriksaan sumsum tulang: Peningkatan sistem eritroid dengan banyak inklusi di prekursor eritrosit, yang lebih nampak dengan pengecatan metil- violet yang bisa memperlihatkan endapan globin 5. Radiologi: Penipisan dan peningkatan trabekulasi tulang panjang, gambaran hair on end pada tlg tengkorak Pada keadaan tertentu, misalnya diagnosis prenatal: Analisis DNA Penatalaksanaan Transfusi darah Diberikan packed "Packed red cell”, 10-15 cc/kgBB/3-4 jam, dengan tujuan agar anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari, untuk itu dipertahankan Hb berkisar antara 6-8 g%  sampai 10-11 g/dl. Hb ≤ 5 Hb > 5 Cara pemberian: 5 cc/kgBB Cara pemberian: 10 cc/kgBB Jumlah pemberian: (HbNorm- Jumlah pemberian: (HbNorm- HbSkrg) x 4 x BB HbSkrg) x 4 x BB Cek Hb ulang/kali pemberian Batas pemberian: 15 cc/kgBB setelah 12 jam Medikamentosa 1. Asam folat 2 x 1 mg/hari 2. Vitamin E 2 x 20 mm IU/hari 3. Vitamin C 2-3 mg/kg/hari  - Hanya diberikan pada saat pemakaian DFO (Desferoksamin) - Maks 50 mg/hari pada anak < 10 th - Maks 100 mg/hari ≥ 10 th - TIDAK diberi pada pasien dgn ggn fungsi jantung 4. Kelasi Besi Dimulai jika: feritin ≥ 1000 ng/ml atau saturasi transferin ≥ 55% atau sudah
  • 6. menerima 3-5 liter/10-20x transfusi PRC  DFO Dosis: - Dewasa & anak ≥ 3 th : 30-50 mg/kgBB/hari, 5x seminggu subkutan selama 8-12 jam syringe pump (jk syringe pump (-)  larutkan NaCl 0,9% 500 cc melalui infuse 8-12 jam) - Anak < 3 th : 15-25 mg/kgBB/hari dgn monitoring ketat - Ggn fungsi jantung : 60-100 mg/kgBB/hari i.v. - Hamil : hentikan, kecuali ggn fungsi jantung berat, berikan kembali pada trimester akhir 20-30 mg/kgBB/hari Jika pasien tidak patuh: - Deferiprone 75-100 mg/kgBB/hari 3 x sehari sesudah makan atau - Deferasirox 20-30 mg/kgBB/hari 1 x sehari Jika feritin > 3000 ng/ml yg bertahan minimal 3 bln, kardiomiopati akibat kelebihan besi  kombinasi DFO dan deferiprone Nutrisi 1. Hindari bahan makanan kaya zat besi terutama daging merah dan jerroan, alkohol 2. Perbanyak kalsium, makanan rendah besi: seresal, gandum, dll Terapi Psikososial  pasien, orang tua, dan keluarga lainnya. Splenektomi Indikasi: Kebutuhan transfusi/tahun > 1,5xnormal, peningkatan feritin walau kelasi besi adekuat, splenomegali masif, hipersplenisme Syarat: Usia > 5 tahun, imunisasi pre operasi Monitoring - Monitoring efek samping kelasi besi DFO : THT 1x/tahun  ggn pedenganran, tinitus reversible Mata 1x/tahun  ggn lapang pandang (reversible) Feritin  setiap 3 bulan Foto tlg panjang + vertebrae + bone age 1x/tahun : ggn pertumbuhan pada anak usia < 3 tahun Deferiprone : Darah tepi dan hitung jenis (absolute neutrophil count) 5-10 hari sekali SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin  setiap 3 bulan Feritin  setiap 3 bulan Ibu hamil dan menyusui TIDAK boleh diberikan Desferasirox : Kreatinin, SGOT, SGPT, Feritin  tiap bulan - Monitoring fungsi organ akibat iron overload Usia < 10 tahun : Tumbuh kembang  tiap 6 bulan Feritin  tiap 3 bulan Kimia darah (6-12 bulan) Hepatitis Marker (6-12 bulan) HIV penyaring Usia ≥ 10 tahun : Elektrolit darah (6-12 bulan) Na, k, Ca, Cl, Ph, Mg HIV Marker (12 bulan) – bila memungkinkan Fungsi endokrin (6-12 bulan) Fungsi jantung (12 bulan) Radiologi (12 bulan) Prognosis Thalasemia β Prognosis pada pasien yang tidak mendapat transfusi adekuat, sangat buruk. Tanpa transfusi sama sekali mereka akan meninggal dalam usia 2 tahun.
  • 7. Tanpa tindakan invasif (cangkok sumsum tulang), meskipun dilakukan transfusi dengan adekuat, penderita akan meninggal pada usia 14-15 tahun oleh karena pneumonia atau gagal jantung. Bila berhasil mencapai pubertas, mereka akan mengalami komplikasi akibat hemosiderosis, sama dengan pasien yang cukup mendapat transfusi tetapi kurang mendapat terapi kelasi. Komplikasi Thalasemia β Hemosiderosis bisa menyebabkan gangguan fungsi organ antara lain: Kegagalan hati Gagal jantung DM, Hipotiroid, Hipertiroid Infeksi berulang misalnya pneumonia Thalasemia β intermedia Perubahan tulang Osteoporosis progresif sampai fraktur spontan Luka di kaki Defisiensi folat Hipersplenisme Anemia progresif Hemosiderosis Pencegahan Retrospektif Skrining pada anggota keluarga lain dengan riwayat menderita thalasemia Prospektif Sosialisasi penyakit thalasemia kepada masyarakat Deteksi pada kelompok tertentu Konseling pranikah Diagnosis prenatal pada pasangan risiko tinggi