2. SISTEM HUKUM
Sistem Hukum yang berpengaruh yaitu:
Common law (anglo saxon)
Civil Law (eropa continental)
3. Pengertian Hukum
HUKUM:
Aturan-aturan perilaku yang dapat diberlakukan/diterapkan untuk
mengatur hubungan-hubungan antar manusia dan antara manusia
dan
masyarakatnya.
Jadi hukum diciptakan:
Menjamin stabilitas sosial: mengatur perilaku tertentu.
Menjamin ketentraman (security): warga masyarakat dalam
mewujudkan tujuan-tujuan hidupnya.
5. SUMBER HUKUM
Sumber Hukum Materiil
merupakan faktor yang membantu pembentukan
hukum, antara lain : kekuatan politik, situasi
sosial ekonomi dsb.
Sumber Hukum Formil
Undang-undang, Kebiasaan, Traktat,
Yurisprudensi
6. SUMBER HUKUM
UNDANG-UNDANG
KEBIASAAN
TRAKTAT
YURISPRUDENSI
DOKTRIN
PENEMUAN HUKUM
SUMBER HUKUM CIVIL LAW / EROPA KONTINENTAL
Peraturan (regel)
Penetapan atau Ketetapan (beschikking)
8. ISI KAIDAH HUKUM
• PERINTAH
Harus dijalankan, merupakan keharusan.
Contoh: pasal 1 UU 1/1974 tentang Perkawinan.
(Perkawinan dan tujuannya berdasarkan Ketuhanan
YME)
• LARANGAN
Hal-hal yang tidak boleh/dilarang dilakukan
Contoh: pasal 8 UU 1/1974 tentang Perkawinan. (larangan
perkawinan)
• PERKENAN
Hal-hal yang boleh dilakukan namun bukan keharusan.
Contoh: pasal 29 UU 1/1974 tentang Perkawinan. (Perjanjian kawin)
9. Pluralisme Hukum
Pluralisme hukum adalah munculnya suatu ketentuan
atau sebuah aturan hukum yang lebih dari satu di
dalam kehidupan sosial.
Pluralisme hukum di indonesia di sebabkan karena
faktor historis bangsa indonesia yang mempunyai
perbedaan suku, bahasa, budaya, agama dan ras.
Mengakui semua perbedaan-perbedaan sebagai
kenyataan atau realitas. Dan di dalam
Tujuan pluralisme hukum di Indonesia adalah
memiliki satu cita-cita yang sama yaitu keadilan dan
kemaslahatan bangsa
11. Sistematika KUHD
Buku Kesatu
BAB I : Dihapuskan (pasal 2-5).
BAB II : Tentang pemegangan buku.
BAB III : Tentang beberapa jenis perseroan.
BAB IV : Tentang bursa dagang, makelar, dan kasir.
BAB V : Tentang komisioner, ekspeditur, pengangkutan,
juragan, perahu yang melalui sungai dan perairan darat.
BAB VI : Tentang wesel dan surat onder.
BAB VII : Tentang cek, promes, kwitansi kepada pembawa.
BAB VIII : Tentang reklame
BAB IX : Tentang asuransi/ pertanggungan seumumnya.
BAB X : Tentang pertanggungan terhadap bahaya
kebakaran, terhadap bahaya yang mengancam hasil-hasil
pertanian yang belum dipenuhi dan tentang pertanggungan jiwa.
12. Sistematika KUHD
Buku kedua tentang hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang
terbelit dari pelayaran.
BAB I : Tentang kapal laut dan muatanya.
BAB II : Tentang penusaha kapal dan perusahaan-
perusahaan perkapalan.
BAB III : Nahkoda, anak kapal dan penumpang.
BAB IV : Perjanjian kerja laut.
BAB V : Tentang percetakan kapal.
BAB VI : Penubrukan.
BAB VII : Pencahayaan kapal, Pendamparan dan
diketemukannya barang di laut
BAB VIII : Dihapusnya (pasal 569-591)
BAB IX : Pertanggungan terhadap segala bahaya di laut dan
pembudakan.
BAB X : Pertanggungan terhadap bahaya dalam
pengangkutan di daratan, di sungai dan pesisir daratan.
BAB XI : Kerudian laut
BAB XII : Berahirnya perikatan dalam perdagangan laut.
BAB XIII : Perahu melalui sungai sungai dan perairan darat.