Dokumen tersebut membahas ketentuan hukum Islam mengenai zakat, haji, dan wakaf. Ringkasannya adalah: Zakat wajib dibayarkan untuk membersihkan harta, haji adalah ziarah ke Ka'bah di Mekkah untuk melaksanakan ibadah tertentu, sedangkan wakaf adalah menyerahkan harta yang kekal untuk diambil manfaatnya oleh masyarakat atau perorangan.
1. Zakat, Haji, dan Wakaf
11
Tadarus
Bacalah ayat – ayat dibawah ini dengan tartil. Perhatikan tajwid dan kefasihanmu! Lakukan selama 5 – 10 menit sebelum memulai
pelajaran agama Islam.
2. A. ZAKAT
Ketentuan Hukum Islam tentang Zakat
INGAT!
Zakat berarti Pengertian Zakat dan Hukumnya
suci dan
tumbuh dengan Zakat berarti suci dan tumbuh dengan subur. Hal
subur.
itu sesuai dengan manfaat zakat baik bagi muzaki (yang
berzakat) maupun bagi mustahik (penerima zakat). Bagi
Manfaat zakat
adalah dapat
menyebabkan
harta para muzaki, zakat berarti membersihkan hartanya dari hak-
hak mustahik, khususnya para fakir miskin.
muzaki
bertambah
Allah SWT berfirman sebagai berikut:
banyak (subur)
a
Artinya: ‘’Ambilah Zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kami membersihkan dan menyucikan
mereka.’’ (Q.S. At-Taubah, 9:103)
3. Rasulullah SAW bersabdah sebagai berikut:
Artinya: ‘’Bentengilah dan suburkanlah hartamu itu dengan zakat.” (H.R. Al-Khatib dri Ibnu Mas’ud)
Macam-macam Zakat dan Ketentuannya
Zakat dibagi menjadi dua yaitu:
Zakat Fitrah
Zakat Fitrah adalah sedekah wajib yang dibayarkan menjelang Idul Fitri dengan
beberapa ketentuan dan persyaratan.
Orang yang mengeluarkan zakat harus orang islam
Pada wktu terbenam matahari hari terakhir bulan Ramadhan orang tersebut sudah lahir
atau masih hidup. Orang yang lahir sesudah terbenam matahari atau meninggal dunia
sebelum terbenam matahari di hari terakhir bulan Ramadan tidak wajib membayr zakat
fitrah.
Orang tersebut mempunyai kelebihan harta untuk keperluan makan pada malam hari
raya dan siang harinya, baik untuk diri dan keluarganya maupun untuk hewan
peliharaannya.
Zakat Mal
Harta (mal) yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah:
Emas, Perak, dan Mata uang
Harta perniagaan
Hewan Ternak.
Buah-buahan dan Biji-bijian yang dapat dijadikan makanan pokok
Barang tambang dan Harta rikaz (harta terpendam).
4. Pengelolah Zakat di Indonesia
Mengacu kepada ayat Al-Qur’an, Surat At-Taubat’9:60, Zakat itu dikelolah oleh amal zakat,
yang bertugas menerima dan mengumpulkan zakat dari Para muzaki dan membagikannya kepada
para mustahik.
Azas dan Tujuan Pengolahan Zakat.
Dalam bab II. Pasal 4 ayat 5 Undang-undang No.31 Th. 1999 Disebutkan bahwa pengolahan zakat
berasaskan iman dan takwa, keterbukaan, dan kepastian.
Hukumnya sesuai dengan pancasila dan undang-undang dasar 1945, sedangkan pengolahan zakat
bertujuan;
Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntutan agama
Meningkatkan fungsi dan peran keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejateraan masyarakat
dan keadilan sosial.
Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat,
Organisasi pengolahan zakat
Organisasi pengolahan zakat terdiri dari dua jenis yaitu:
Badan Amil Zakat:
BAZ nasional di bentuk oleh presiden atas usul mentri agama dan berkedudukan di ibu kota
negara
BAZ profinsi di bentuk oleh gubernur, atas usul Kepala Kantor wilayah departemen Agama
Provinsi dan kedudukan di ibu kota provinsi.
BAZ daerah kabupaten/kota ,didirikan oleh bupati atau wail kotaatau usul kepala kantor
departemen agama kabupaten atau kota yang berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota
BAZ kecamatan didirikan oleh camat atau usulan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan dan
berkedudukan di ibu kota kecamatan.
5. Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat.
Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahik
dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut:
Hasil pendataan. Penelitian kebenaran mustahik kedelapan
golongan, yaitu: fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, garim, sabililah, dan ibnu
sabil.
Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi
kebutuhan dasar secara ekonomi dan sangat memerlukan bantuan.
Mendahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing.
Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha
yang produktif dilakukan berdasarkan persayaran sebagai
berukut:
Apabila pendayagunaan zakat sebagaimana pada ayat (1) sudah
terpenuhi dan ternyata masih terdapat kelebihan
Terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan.
Mendapatkan persetujuan tertulis dari dewan pertimbangan.
6. B. HAJI
Ketentuan Hukum Islam tentang Haji
Pengertian Haji dan Umrah
INGAT! Haji adalah ziarah ke ka’bah (baitulah)di mekah untuk
Haji adalah
melaksanakan ibadah dengan cara tertentu dan pada tempat-tempat
ziarah ke tertentu.
ka’bah
(Baitullah) di
mekkah Umrah adalah sengaja mendatangi ka’bah untuk melaksanakan
untuk
melaksanaka amalan tertentu, yang terdiri dari tawaf, sa’I dan bercukur.
n ibadah
dengan cara
tertentu dan
pada tempat
– tempat
tertentu
Artinya: “ dari abdulah r.a., ia berkata bahwa Rasullulah SAW
bersabdah: „islam itu dibina atas lima perkara:
pengakuan (syahadat)bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah, dan Muhammad Hambanya serta mendirikan
salat, membayar zakat, haji ke Baitullah (ka‟bahRasul-nya ),
dan puasa Rahmadan,”‟ (H.R. Muslim)
7. b. Dasar Hukum Haji dan Umrah
INGAT!
Umrah Dasar hukum ibadah haji dan umrah ialah Al-Qur’an
adalah
sengaja surah Ali-imran, 3: 97, Al-Baqarah, 2: 196-197, dan Al-
mendatangi Hajj, 22-28. dalam surah Ali-Imran 2:97 Allah SWT
ka’bah untuk
melaksanaka berfirman :
n amalan
tertentu,
yang terdiri
dari tawaf,
sa’I, dan
bercukur. Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang
siapan mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak membutuhkan
sesuatu) dari semesta alam.” (Q.S. Ali ‘Imran, 3:97)
8. 1. Penyelenggaraan Haji di Indonesia
a. Asas dan tujuan
Penyelenggaraan ibadah haji berdasarkan asas keadilan memperoleh kesempatan. Perlindungan
dan kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
b. Penyelenggara
Penyelenggara ibadah haji adalah pemerintah dan atau masyarakat pemerintah dibawah
koordinasi Mentri Agama bertanggung jawab dalam penyelenggaraan ibadah haji yang merupakan
tugas nasional itu,
c. Biaya penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)
◦ ZONA I USD 2.63.44 ditanbah dengan biaya dalam negri dan administrasi sebesar Rp. 722.372.00
◦ ZONA II USD 2.733.44 ditambah biaya dalam negri dan administrasinya sebesar Rp. 723.327.00
◦ ZONA III USD 2.842.44 ditambah biaya dlam negri dan administrasinya sebesar Rp. 722.327.00
d. sebagai contoh pendaftaran bagi calon haji tahun2006 adalah sebagai berikut:
Mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli yang masih berlaku
Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan surat keterangan asli dari Puskesmas.
Bagi wanita harus di sertai oleh suami atau mahram.
9. C. WAKAF
INGAT!
1. Ketentuan Hukum Islam tentang Wakaf
Wakaf ialah a. Pengertian Wakaf dan rukunnya.
menyerahkan
suatu benda Wakaf adalah menyerahkan suatu benda yang kekal zatnya
yang kekal
zatnya untuk
diambil
untuk diambil manfaatnya, baik oleh umum (masyarakat)
manfaatnya,
baik oleh umum ataupun oleh perorangan.
(masyarakat)
ataupun oleh
perorangan.
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebajikan
(yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan
sebagai harta yang kamu sayangi, “(Q.S. Ali ‘Imran 3:92)
10. a. Harta yang Wakafkan
Kekal zatnya,walaupun manfaatnya di ambil
Contoh harta yang memenihi syarat di wakafkan
tanah,bangunan.masjid.rumah sakit.jam dinding. Tikar
salat. Dan sebagainya
Kepunyaan yang berwakaf dan hak miliknya dapat berpindah-
pindah.
1. Pelaksanaan Wakaf Di Indonesia
Pelaksanaan wakaf d indonesia diatur oleh undang-undang republik indonesia
No.41 tahun 2004 tentang wakaf. Yang disahkan oleh Presiden Republik
Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 27 Oktober 2004.
11. tujuan dan fungsinya mengacu kepada Undang-Undang Republik
Indonesia No.41 tahun 2004yang di maksud dengan wakaf adalah
perbuatan hukum wakif untuk memisahkan atau menyerahkan
sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau
untuk jangka waktu tertentu.
Wakaf hukumnya sah apabila dilaksanakan menurut syariah,
Dasar-dasar Wakaf, Tujuan dan Fungsinya
1. Wakif(yang berwakaf) meliputi perseorangan,organisasi, dan badan hukum.
2. Nazir yaitu pihak yang menerima wakaf dari wakif untuk di kelolah dan di
kembangkan sesuai dengan peruntunkannya.
a. Tata Cara Perwakafan Tanah dan Pendaftarannya
1. Calon wakif hendaknya melengkapi surat-sirat yang di perlukan bagi
perwakafan tanah dan menyerahkan kepada PPAIW (kepala Kantor Urusan
Agama Setempat)
2. Wakif mengucapkan ikrar wakaf kedapa nazir yang telah disahkan di hadapan
PPAIW.
12. 3. Calon wakif yang tidak mampu hadir di hadapan
PPAIW (misalnya karena sakit parah) dapat
membuat ikrar wakaf secara tertu;is dengan
persetujuan kandepag yang mewilayahi tanah
wakaf dan dibacakan kepada nazir di hadapan
PPAIW, serta diketahui saksi-saksi
4. Pejabat pembuat akta ikrar wakaf PPAIW
membuat AIW setelah ikrar wakaf selesai
dilaksanakan AIW dibuat rangkap tiga dan
salinannya rangkap empat
5. PPAIW atas nama nazir mengajukan permohonan
pendaftaran tanah wakaf kepada bupati kepala
daerah
6. Dengan telah didaftarkannya dan di catatnya
tanah wakaf tersebut, maka tanah wakaf itu
telah mempunyai alat pembuktian yang kuat