SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
LOGO




  PENGUJIAN HIPOTESIS




       A. YOUSUF KURNIAWAN
Contents

     Hipotesis Statistik

                 Pengujian Hipotesis Statistik


                     Uji Satu-Arah dan Dua-Arah


                        Uji Mengenai Nilaitengah




yousufkurniawan@yahoo.com
HIPOTESIS STATISTIK
 Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan
  mengenai satu atau lebih populasi (anggapan
  tertentu mengenai parameter populasi)
 hipotesis: benar atau salah  dibuktikan melalui
  pengujian berdasarkan pengamatan pada:
    populasi (tapi tidak rasional dilakukan)
    Contoh
 hasil pengujian:
    tidak konsisten dengan hipotesis  hipotesis ditolak
    konsisten dengan hipotesis  hipotesis diterima
 penolakan atas hipotesis: hipotesis  salah
 penerimaan atas hipotesis  karena tidak cukup
  bukti untuk menolak hipotesis
 hipotesis tidak dapat ditolak, tetapi tidak
  berimplikasi bahwa hipotesis tersebut benar
 Hipotesis:
    Hipotesis nol, H0: anggapan tertentu mengenai parameter
     populasi  dianggap: benar
     jika H0 ditolak kebenarannya maka diterima H1
    Hipotesis alternatif, H1: anggapan tandingan mengenai
     parameter populasi dimaksud

 data (dari contoh) yang digunakan untuk: pengujian
  hipotesis bersifat: peubah acak
 pengulangan pengujian dengan data yang berbeda
  dari populasi yang sama dapat menghasilkan
  kesimpulan pengujian yang berbeda




yousufkurniawan@yahoo.com
pengujian hipotesis  dipengaruhi oleh faktor
ketidakpastian 
Karena itu : pemilihan atas salah satu hipotesis sebagai
             anggapan yang berlaku yang dilakukan
             melalui pengujian hipotesis
             + disertai: pernyataan besar peluang
             mengenai hipotesis yang diterima tersebut
PENGUJIAN HIPOTESIS STATISTIK
2 kantong berisi biji kedelai dalam jumlah yang “tidak
berhingga”
      kantong pertama     : daya kecambah 10% = 0.1
      kantong kedua       : daya kecambah 70% = 0.7
      kantong yang mana?

data contoh  diambil 10 butir biji kedelai dari masing-
masing kantong
peluang mendapatkan x butir biji kedelai yang dapat
mengecambah  peluang binom:

         P (X  x)  b(x;10,  )  C(10,x) x (1   )10 x

                                                 X = 0, 1, …, 10
                                                 θ = daya kecambah
www.themegallery.com
X                      P(X=x) =      P(X=x) =      10 – x
mengecambah            b(x;10,0.1)   b(x;10,0.7)   Tidak
                                                   mengecambah
          0                  .349         .0000         10
          1                  .387         .0001         9
          2                  .194          .002         8
          3                  .057          .009         7
          4                  .011          .036         6
          5                  .000          .103         5
          6                  .000          .200         4
          7                  .000          .267         3
          8                  .000          .234         2
          9                  .000          .121         1
         10                  .000          .028         0

www.themegallery.com
0    1   2    3       4    5         6         7    8    9     10




                           = .262
                          =0                           =0
                                                         = .047



                                          = .068
                                          = .002




                  0       1          2         3    4   5          6   7   8   9   10




    www.themegallery.com
 Kriterium Pengujian:
    10 butir kedelai           X < 1 maka terima H0
                                X > 2 maka terima H1

    Jika 10 butir kedelai  X > 2
    Kebenaran H0 ditolak  selalu benar
    Karena : mustahil untuk mendapatkan X  1biji kedelai dari  =
             0.7 yang berkecambah P(X  1,  = 0.7) = 0

     H0 ditolak maka H1 diterima ( = 0.7)
     P(X  2,  = 0.7) = 1
     H1 diterima  tidak selalu benar
     karena: P(X  2,  = 0.1) = 0.194 + 0.057 + 0.011 = 0.262
               ada kemungkinan (P = 0.262) butir biji yang
              berkecambah berasal dari kantong  = 0.1
www.themegallery.com
 Kriterium Pengujian:
   10 butir kedelai                   X < 2 maka terima H0
                                       X > 3 maka tolak H0
                       3     4



        H0 diterima              H0 ditolak
                                 H1 diterima

        wilayah penerimaan   wilayah kritik, wilayah
                                  Penolakan




www.themegallery.com
- tolak H0 ( terima H1), H1 benar    P(X  3  = 0.7) = 0.998
- tolak H0 ( terima H1), H0 benar    P(X  3  = 0.1) = 0.068 (salah
  jenis I)
         X  3 berasal dari  = 0.1

- terima H0 ( tolak H1), H0 benar    P(X  2  = 0.1) = 0.930
- terima H0 ( tolak H1), H1 benar    P(X  2  = 0.7) = 0.002 (salah
  jenis II)
         X  2 berasal dari  = 0.7




  www.themegallery.com
 Kriterium Pengujian:
    10 butir kedelai            X > 5 maka tolakH0

- tolak H0 ( terima H1), H1 benar    P(X  5  = 0.7) = 0.953
- tolak H0 ( terima H1), H0 benar    P(X  5  = 0.1) = 0
   X  5 berasal dari  = 0.1

- terima H0 ( tolak H1), H0 benar    P(X  4  = 0.1) = 0.988
- terima H0 ( tolak H1), H1 benar    P(X  4  = 0.7) = 0.047
   X  4 berasal dari  = 0.7




www.themegallery.com
Kriterium
                          X  2  H0       X  3  H0    X  5  H0
                            ditolak          ditolak       ditolak
      Salah jenis I,        0.262            0.068           0

      Salah jenis II,        0               0.002        0.047


     SALAH JENIS I,               salah yang timbul karena H0 yang ditolak
                                   sesungguhnya benar
     SALAH JENIS II,             salah yang timbul karena Ho diterima
                                  tetapi sesungguhnya tidak benar

                                        Keadaan kebenaran hipotesis
    Tindakan yang dilakukan
    akibat pengujian                   H0 benar             H1 benar
    terima kebenaran H0                 1-              Salah jenis II, 
    terima kebenaran H1            Salah jenis I,             1-

www.themegallery.com
X4    maka kebenaran H0 ditolak




X = {x; x = jumlah biji yang berkecambah}
  = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 }


 Kriterium pengujian:
  10 butir biji kedelai  X  3 maka kebenaran H0 diterima
                          X  4 maka kebenaran H0 ditolak
                           daerah                                       daerah penolakan
                        penerimaan H0                                          H0
                                A                                                   K
 Daerah
                        0      1      2      3           4        5          6      7        8   9   10
 penerimaan H0




    ruang                    terima H0                                            tolak H0
    tindakan                  tolak H1                                           terima H1


                            SALAH JENIS II                                   SALAH JENIS I
 www.themegallery.com
 = P( x χ K  H0 benar)   1 -  = P( x χ A  H0 benar)
 = P( x χ A  H1 benar)   1 -  = P( x χ K  H1 benar)  KUASA PENGUJIAN

usaha untuk mengecilkan peluang timbulnya salah satu jenis
kesalahan dengan mengubah kriterium pengujian akan diikuti
dengan membesarnya pembesaran nilai peluang timbulnya
kesalahan jenis lain
pengecilan nilai peluang kedua jenis kesalahan secara serempak
hanya dapat dilakukan dengan cara memperbesar ukuran contoh
Dalam aplikasi pengujian hipotesis nilai  ditentukan:  = 0.05 atau
 = 0.01
 = 0.05  dikatakan: taraf-nyata pengujian = 0.05
Setiap kali kita mengambil keputusan: tolak H0 ( terima H1) kita
menyadari terjadinya kesalahan (salah jenis I) sebesar .

 www.themegallery.com
X ~ normal                          Nilai  sulit ditentukan karena:
                                     • H1 bukan hipotesis tunggal,
                                        tapi majemuk
                                     • H1:   0.3, H1:  > 0.3
                                     • sebaran H1 tidak diketahui
                                α


                      Titik kritik

Kesalahan karena H0 diterima tapi sesungguhnya salah (salah jenis
II) tidak diketahui besar peluangnya
karena itu H0 diterima  dinyatakan: data tidak mendukung untuk
menolak H0
dalam penyusunan hipotesis:
hipotesis yang diharapkan berlaku kebenarannya  dinyatakan
dalam H1
www.themegallery.com
UJI SATU-ARAH, UJI DUA-ARAH

Uji satu-arah: H0:  = 0     vs     H 1:  >  0
               H 0:  =  0   vs     H 1:  <  0
Uji dua-arah: H0:  = 0      vs     H 1:    0

 Pilihan atas pengujian satu-arah atau dua-arah tergantung
 kepada obyek yang diuji
 mis.: varietas padi baru       uji satu-arah H1:  > 0
         teknik mengajar baru  uji dua-arah




www.themegallery.com
Latihan
 Nyatakan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya,
  dan secara umum nyatakan letak wilayah kritiknya
1. Rata-rata curah hujan di Riam Kanan selama bulan
   Februari adalah 21.8 cm.
2. Banyaknya staf dosen suatu perguruan tinggi yang
   menyumbang dalam suatu acara dana sosial tidak lebih
   dari 20%
3. Secara rata-rata, anak sekolah berangkat dari rumah
   menempuh jarak tidak lebih dari 6.2 km.
4. Di tahun mendatang, sekurang-kurangnya 70% dari mobil
   baru termasuk dalam kategoro compact dan subcompact.
5. Dalam pemilukada mendatang, proporsi yang memilih
   calon petahana adalah 0.58
6. Di Obonk Steak, rata-rata steak yang dihidangkan
   sekurang-kurangnya 340 gram.
www.themegallery.com
PENGUJIAN HIPOTESIS 
langkah pengujian:
1. Nyatakan hipotesis nol H0:  = 0
2. Pilih hipotesis alternatif H1 yang sesuai: satu-
   arah atau dua-arah
3. Taraf nyata: 
4. Statistik uji  titik kritik, wilayah kritik
5. Hitung nilai statistik uji (statistik hitung)
6. Keputusan
7. Kesimpulan


www.themegallery.com
H0:  = 0         lawan         H1:  > 0

  Populasi X ~ N(μ, δ2)                 X ~ N ( x ,  2 x )   x  
                                                                      2
                                                                x
                                                                2

                                                                      n
                                          Transformasi normal
Contoh berukuran n:
x1, x2, … , xn                                 X  μx
                                          Xz
    x                                          σ2x
 X          i

         n
                               x  0
Statistik uji:     zhitung 
                                x

www.themegallery.com
P ( zhitung  z) = 1 - 
P ( zhitung > z) = 


                   taraf uji

Kaidah pengujian:
• zhitung  z  terima H0
• zhitung > z  tolak H0

Pengujian dua-arah:            H0:  = 0   lawan   H1:   0

H1:   0  H1:  > 0 atau  < 0

P (-z/2  zhitung  z/2) = 1 - 
P ( zhitung > z/2) = 
www.themegallery.com
 = 0                  x  0            < 0         zhit < -z
              Z hit                      > 0         zhit > z
                        / n               0         zhit < -z/2 dan
              diketahui atau n  30                    zhit > z/2
 = 0                                    < 0         thit < -t
                     x  0
              thit                       > 0         thit > t
                     s/ n                  0         thit < -t/2 dan
             db = n – 1                                 thit > t/2
              tidak diketahui (diduga
             dengan s) dan n < 30
1 - 2 =         ( x1  x 2 )  d 0     1 - 2 < d0   zhit   < - z
          Z hit 
d0                  12    2 2      1 - 2 > d0   zhit   > z
                                     1 - 2  d0
                   n  n 
                                                        zhit   < - z/2 dan
                   1   2                            zhit   > z/2
             1 dan 2 diketahui



 www.themegallery.com
1 - 2 = d0                ( x1  x 2 )  d 0          1 - 2 < d0   zhit < -z
                 t hit                                 1 - 2 > d0   zhit > z
                                 s12   s2 2 
                                                   1 - 2  d0   zhit < -z/2
                                n  n 
                                 1  2                              dan zhit > z/2
                db = n1 + n2 – 2
                1 = 2, tetapi tidak diketahui, 1
                diduga dengan s1 dan 2 diduga
                dengan s2;
                                      2             2
                      (n  1)s1  (n2  1)s2
                  sp  1
                            n1  n2  2
1 - 2 = d0     t hit 
                     *     ( x1  x 2 )  d 0           1 - 2 < d0   thit < -t
                                 s12   s2 
                                           2            1 - 2 > d0   thit > t
                                  
                                n  n 
                                 1  2               1 - 2  d0   thit < -t/2
                                    s12 s2 2 
                                                2
                                                                       dan thit > t/2
                                            
                                   n     n2 
                  db               1        
                           s
                            1
                                2
                                  / n1 
                                      2       2
                                         s / n2
                                        2
                                                    
                                                    2


                                n1  1    n2  1
                1  2, tidak diketahui, 1 diduga
                dengan s1 dan 2 diduga dengan s2
D = d0                     d  d0                      D < d0        thit < -t
pengamatan        t hit                                D > d0        thit > t
berpasangan                 sd / n
                                                        D  d0        thit < -t/2
                db = n – 1                                             dan thit > t/2
  www.themegallery.com
Teladan 1. Sebuah perusahaan alat olah raga mengembangkan jenis batang
pancing, yang dikatakan mempunyai kekuatan dengan nilai tengah 8 kg dan
simpangan baku 0,5 kg. Ujilah hipotesis bahwa  = 8 kg lawan alternatifnya 
 8 kg bila satu contoh acak 50 batang pancing itu setelah dites memberikan
kekuatan nilai tengah 7,8 kg. Gunakan taraf nyata 0,01.

Jawab.

1.    H0:  = 8 kg
2.    H1:   8 kg
3.     = 0,01
4.    /2 = 0,005  wilayah kritik: z < -2,575 dan z > 2,575
                                      x  0      7,8  8
5. x = 7,8 kg dan n = 50  zhit =              = 0,5 / 50 = -2,83
                                      / n
6. Keputusan: tolak H0
7. Kesimpulan: kekuatan batang pancing tidak sama dengan 8 kg, tetapi
   kurang dari 8 kg.
     www.themegallery.com
Teladan 2. Suatu contoh acak 100 catatan kematian di Amerika Serikat selama
tahun lalu menunjukkan rata-rata umur seseorang meninggal 71,8 tahun
dengan simpangan baku 8,9 tahun. Apakah ini menunjukkan bahwa harapan
umur sekarang ini lebih dari 70 tahun? Gunakan taraf nyata 0,05.

Jawab.

1.    H0:  = 70 tahun
2.    H1:  > 70 tahun
3.     = 0,05
4.     = 0,05  wilayah kritik: z > 1,645
                                                                x  0      71,8  70
5.     x = 71,8 tahun, σ ≈ s = 8,9 tahun dan n = 100  zhit =            =
      = 2,02                                                    / n       8,9 / 100

6. Keputusan: tolak H0
7. Kesimpulan: harapan umur sekarang ini memang lebih besar dari 70 tahun

     www.themegallery.com
QUIZ

Suatu contoh acak 8 batang rokok merk Kadal Mild memiliki kadar
nikotin rata-rata 4.2 mg dengan simpangan baku 1.4 mg. Apakah
hasil analisis ini sejalan dengan pernyataan perusahaan tersebut
bahwa kadar nikotin rata-rata pada rokok yang dihasilkan tidak
melebihi 3.5 mg? Gunakan taraf nyata 0.01 (titik kritik Uji satu-arah
2.998, uji dua-arah 3.499) dan asumsikan bahwa sebaran kadar
nikotin tersebut adalah normal.




www.themegallery.com
Uji Nilai Tengah - Aplikasi Komputer

Ujilah hipotesis bahwa isi kaleng rata-rata suatu jenis
minyak pelumas adalah 10 liter bila isi suatu contoh
acak 10 kaleng adalah 10.2; 9.7; 10.1; 10.3; 10.1; 9.8;
9.9; 10.4; 10.3; dan 9.8 liter. Gunakan taraf nyata 0.01
dan asumsikan bahwa isi tersebut menyebar normal.

                                Isi Kaleng                             Rata St Dev
 10.2       9.7   10.1   10.3   10.1 9.8     9.9   10.4   10.3   9.8   10.06 0.245

           x  0   10,06  10
 t hit                        0,772       Keputusan : Terima Ho
           s/ n     0,2458                   Kesimpulan : Isi kaleng rata-rata = 10
                            10                            liter
 t0.01 = 2.821


 Bandingkan dengan menggunakan SPSS
Untuk mengetahui apakah keanggotaan organisasi dalam mahasiswa
mempunyai akibat baik atau buruk pada nilai seseorang, nilai mutu rata-
rata berikut ini dikumpulkan.

    Sebelum         Setelah     Dengan mengasumsikan bahwa populasinya
  keanggotaan     keanggotaan   normal, ujilah pada taraf nyata 0.025 apakah
      2.0             2.2       keanggotaan dalam organisasi mahasiswa
      2.0             1.9       berakibat buruk pada nilai yang dicapai seseorang
      2.3             2.5
      2.1             2.3
      2.4             2.4

  1.   H0: μ1 = μ2 atau μD = μ1 – μ2 = 0
  2.   H1 : μ1 < μ2 atau μD = μ1 – μ2 < 0
  3.   α = 0.025
  4.   Wilayah kritik: t < -2.776
  5.   Perhitungan:


 www.themegallery.com
Sebelum     Setelah
  Nomor         keanggotaan keanggotaan          d         d2
     1              2.0         2.2            -0.2       0.04
     2              2.0         1.9             0.1       0.01
     3              2.3         2.5            -0.2       0.04
     4              2.1         2.3            -0.2       0.04
     5              2.4         2.4             0.0       0.00
  Jumlah                                       -0.5       0.13
 Rata-rata                                     -0.1


s 
 2
              i
                2
                    
      n  d   d i 
                          2

                              
                                (5)(0.13)  (0.5) 2
                                                      0.02
              n(n  1)
 d
                                      (5)(4)
         d  d0      0.1  0             6. Keputusan : Terima Ho
thit                           1.58      Kesimpulan: keanggotaan
         sd / n   0.14142
                              5              organisasi tidak mempengaruhi
Bandingkan dengan menggunakan                nilai
• SPSS
• Excell
TUGAS - II

1.   Sebuah pabrik mobil ingin memutuskan apakah akan
     menggunakan ban merk A atau merk B. Untuk membantu
     pencapaian keputusan tersebut, sebuah percobaan dilakukan
     dengan menggunakan 12 ban untuk masing-masing merk
     tersebut. Ban-ban tersebut dipasang dan digunakan sampai
     aus sehingga harus diganti. Hasilnya adalah:
     Merk A : rata-rata X1 = 37.900 km, s1 = 5.100 km
     Merk B : rata-rata X2 = 39.800 km, s1 = 5.900 km
     Ujilah hipotesis pada taraf nyata 0.05 bahwa ada perbedaan
     antara kedua merk ban tersebut. Asumsikan bahwa kedua
     populasi menyebar menghampiri normal




 www.themegallery.com
TUGAS - II

2.   Data di bawah ini menunjukkan masa putar film yang
     diproduksi dua perusahaan film yang berbeda

     Perusahaan                     Masa Putar (menit)
     Cineplex           102   86    98   109    92
     Blitz              81    165   97   134    92       87   114

     Ujilah hipotesis bahwa masa putar rata-rata film yang
     diproduksi perusahaan Blitz melebihi masa putar rata-rata film
     yang diproduksi perusahaan Cineplex sebesar 10 menit lawan
     hipotesis alternatifnya bahwa selisih masa putar tersebut lebih
     dari 10 menit. Gunakan taraf nyata 0.1 dan asumsikan bahwa
     kedua sebaran tersebut menghampiri normal
     Kerjakan perhitungannya secara manual



 www.themegallery.com
TUGAS - II

3.   Suatu Diet baru dapat mengurangi bobot badan seseorang.
     Berikut ini dicantumkan bobot badan 7 wanita sebelum dan
     sesudah mengikuti diet selama periode 2 minggu
                                             Wanita
                         1      2      3      4        5      6      7
       Before           58.5   60.3   61.7   69.0     64.0   62.6   56.7
       After            60.0   54.9   58.1   62.1     58.5   59.9   54.4

     Ujilah pada taraf nyata 0.01 hipotesis bahwa µ1 = µ2 lawan hipotesis
     alternatifnya µ1 < µ2.
     Kerjakan perhitungannya dengan SPSS dan lampirkan hasil print-out
     nya




 www.themegallery.com
TUGAS - II

4.   Pemerintah memberikan dana kepada 9 kelompok tani untuk
     mencoba produktivitas dua varietas baru padi. Hasilnya,
     dalam kg/petak, sebagai berikut:
                                       Kelompok Tani
                        1    2    3    4    5    6     7    8    9
       A                38   23   35   41   44   29    37   31   38
       B                45   25   31   38   50   33    36   40   43

     Ujilah hipotesis pada taraf nyata 0.05 bahwa hasil rata-rata
     kedua varietas padi itu sama, lawan hipotesis alternatifnya
     bahwa kedua rata-rata hasil itu tidak sama
     Kerjakan perhitungannya dengan SPSS. Lampirkan print out
     hasil SPSSnya


 www.themegallery.com
TUGAS - II
5. Sebuah perusahaan taksi hendak
   menentukan apakah penggunaan ban
   radial dibanding ban biasa dapat           Mobil    Ban      Ban
   menghemat bahan bakar atau tidak. Dua              Radial   Biasa
   belas mobil dilengkapi dengan ban radial    1       4.2     4.1
   dan kemudian dicoba pada suatu rute         2       4.7     4.9
   yang telah ditentukan lebih dulu.
                                               3       6.6     6.2
   Kemudian ban-ban mobil yang sama
   kemudian diganti dengan ban biasa dan       4       7.0     6.9
   dicoba sekali lagi pada rute yang sama.     5       6.7     6.8
   Konsumsi bahan bakarnya dalam km/liter      6       4.5     4.4
   tercatat seperti pada tabel disamping.      7       5.7     5.7
   Pada taraf nyata 0.025 dapatkah kita        8       6.0     5.8
   menyimpulkan bahwa mobil dengan ban
                                               9       7.4     6.9
   radial lebih hemat bahan bakar daripada
   mobil dengan ban biasa? Asumsikan           10      4.9     4.7
   kedua populasi menyebar normal.             11      6.1     6.0
   Kerjakan perhitungan dengan SPSS,           12      5.2     4.9
   lampirkan hasilnya
LOGO




       yousufkurniawan@yahoo.com

More Related Content

What's hot

10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan intervalhartantoahock
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiYousuf Kurniawan
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2Ratih Ramadhani
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialSilvia_Al
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaKana Outlier
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasPutri Handayani
 
Statistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan ParameterStatistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan ParameterRetna Rindayani
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksReza Mahendra
 
UJI PROPORSI DUA SAMPEL
UJI PROPORSI DUA SAMPELUJI PROPORSI DUA SAMPEL
UJI PROPORSI DUA SAMPELAroon Siregar
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuRaden Maulana
 
Analisis varian dua arah
Analisis varian dua arahAnalisis varian dua arah
Analisis varian dua arahTri Supadmi
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Mayawi Karim
 

What's hot (20)

10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan interval
 
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
 
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi Sampling
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
 
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannya
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
Statistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan ParameterStatistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan Parameter
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
Pendugaan Parameter
Pendugaan ParameterPendugaan Parameter
Pendugaan Parameter
 
UJI PROPORSI DUA SAMPEL
UJI PROPORSI DUA SAMPELUJI PROPORSI DUA SAMPEL
UJI PROPORSI DUA SAMPEL
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinu
 
Teknik sampling
Teknik samplingTeknik sampling
Teknik sampling
 
Analisis varian dua arah
Analisis varian dua arahAnalisis varian dua arah
Analisis varian dua arah
 
Stat d3 7
Stat d3 7Stat d3 7
Stat d3 7
 
Distribusi normal dan aplikasinya
Distribusi normal dan aplikasinyaDistribusi normal dan aplikasinya
Distribusi normal dan aplikasinya
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
 

Recently uploaded

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 

Recently uploaded (20)

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 

STATISTIKA-Pengujian hipotesis

  • 1. LOGO PENGUJIAN HIPOTESIS A. YOUSUF KURNIAWAN
  • 2. Contents Hipotesis Statistik Pengujian Hipotesis Statistik Uji Satu-Arah dan Dua-Arah Uji Mengenai Nilaitengah yousufkurniawan@yahoo.com
  • 3. HIPOTESIS STATISTIK  Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi (anggapan tertentu mengenai parameter populasi)  hipotesis: benar atau salah  dibuktikan melalui pengujian berdasarkan pengamatan pada:  populasi (tapi tidak rasional dilakukan)  Contoh  hasil pengujian:  tidak konsisten dengan hipotesis  hipotesis ditolak  konsisten dengan hipotesis  hipotesis diterima  penolakan atas hipotesis: hipotesis  salah  penerimaan atas hipotesis  karena tidak cukup bukti untuk menolak hipotesis  hipotesis tidak dapat ditolak, tetapi tidak berimplikasi bahwa hipotesis tersebut benar
  • 4.  Hipotesis:  Hipotesis nol, H0: anggapan tertentu mengenai parameter populasi  dianggap: benar jika H0 ditolak kebenarannya maka diterima H1  Hipotesis alternatif, H1: anggapan tandingan mengenai parameter populasi dimaksud  data (dari contoh) yang digunakan untuk: pengujian hipotesis bersifat: peubah acak  pengulangan pengujian dengan data yang berbeda dari populasi yang sama dapat menghasilkan kesimpulan pengujian yang berbeda yousufkurniawan@yahoo.com
  • 5. pengujian hipotesis  dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian  Karena itu : pemilihan atas salah satu hipotesis sebagai anggapan yang berlaku yang dilakukan melalui pengujian hipotesis + disertai: pernyataan besar peluang mengenai hipotesis yang diterima tersebut
  • 6. PENGUJIAN HIPOTESIS STATISTIK 2 kantong berisi biji kedelai dalam jumlah yang “tidak berhingga” kantong pertama : daya kecambah 10% = 0.1 kantong kedua : daya kecambah 70% = 0.7 kantong yang mana? data contoh  diambil 10 butir biji kedelai dari masing- masing kantong peluang mendapatkan x butir biji kedelai yang dapat mengecambah  peluang binom: P (X  x)  b(x;10,  )  C(10,x) x (1   )10 x X = 0, 1, …, 10 θ = daya kecambah www.themegallery.com
  • 7. X P(X=x) = P(X=x) = 10 – x mengecambah b(x;10,0.1) b(x;10,0.7) Tidak mengecambah 0 .349 .0000 10 1 .387 .0001 9 2 .194 .002 8 3 .057 .009 7 4 .011 .036 6 5 .000 .103 5 6 .000 .200 4 7 .000 .267 3 8 .000 .234 2 9 .000 .121 1 10 .000 .028 0 www.themegallery.com
  • 8. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10  = .262 =0 =0  = .047  = .068  = .002 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 www.themegallery.com
  • 9.  Kriterium Pengujian: 10 butir kedelai  X < 1 maka terima H0 X > 2 maka terima H1 Jika 10 butir kedelai  X > 2 Kebenaran H0 ditolak  selalu benar Karena : mustahil untuk mendapatkan X  1biji kedelai dari  = 0.7 yang berkecambah P(X  1,  = 0.7) = 0 H0 ditolak maka H1 diterima ( = 0.7) P(X  2,  = 0.7) = 1 H1 diterima  tidak selalu benar karena: P(X  2,  = 0.1) = 0.194 + 0.057 + 0.011 = 0.262 ada kemungkinan (P = 0.262) butir biji yang berkecambah berasal dari kantong  = 0.1 www.themegallery.com
  • 10.  Kriterium Pengujian: 10 butir kedelai  X < 2 maka terima H0 X > 3 maka tolak H0 3 4 H0 diterima H0 ditolak H1 diterima wilayah penerimaan wilayah kritik, wilayah Penolakan www.themegallery.com
  • 11. - tolak H0 ( terima H1), H1 benar P(X  3  = 0.7) = 0.998 - tolak H0 ( terima H1), H0 benar P(X  3  = 0.1) = 0.068 (salah jenis I) X  3 berasal dari  = 0.1 - terima H0 ( tolak H1), H0 benar P(X  2  = 0.1) = 0.930 - terima H0 ( tolak H1), H1 benar P(X  2  = 0.7) = 0.002 (salah jenis II) X  2 berasal dari  = 0.7 www.themegallery.com
  • 12.  Kriterium Pengujian: 10 butir kedelai  X > 5 maka tolakH0 - tolak H0 ( terima H1), H1 benar P(X  5  = 0.7) = 0.953 - tolak H0 ( terima H1), H0 benar P(X  5  = 0.1) = 0 X  5 berasal dari  = 0.1 - terima H0 ( tolak H1), H0 benar P(X  4  = 0.1) = 0.988 - terima H0 ( tolak H1), H1 benar P(X  4  = 0.7) = 0.047 X  4 berasal dari  = 0.7 www.themegallery.com
  • 13. Kriterium X  2  H0 X  3  H0 X  5  H0 ditolak ditolak ditolak Salah jenis I,  0.262 0.068 0 Salah jenis II,  0 0.002 0.047 SALAH JENIS I,  salah yang timbul karena H0 yang ditolak sesungguhnya benar SALAH JENIS II,  salah yang timbul karena Ho diterima tetapi sesungguhnya tidak benar Keadaan kebenaran hipotesis Tindakan yang dilakukan akibat pengujian H0 benar H1 benar terima kebenaran H0 1- Salah jenis II,  terima kebenaran H1 Salah jenis I,  1- www.themegallery.com
  • 14. X4 maka kebenaran H0 ditolak X = {x; x = jumlah biji yang berkecambah} = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 }  Kriterium pengujian: 10 butir biji kedelai  X  3 maka kebenaran H0 diterima X  4 maka kebenaran H0 ditolak daerah daerah penolakan penerimaan H0 H0 A K Daerah 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 penerimaan H0 ruang terima H0 tolak H0 tindakan tolak H1 terima H1 SALAH JENIS II SALAH JENIS I www.themegallery.com
  • 15.  = P( x χ K  H0 benar) 1 -  = P( x χ A  H0 benar)  = P( x χ A  H1 benar) 1 -  = P( x χ K  H1 benar)  KUASA PENGUJIAN usaha untuk mengecilkan peluang timbulnya salah satu jenis kesalahan dengan mengubah kriterium pengujian akan diikuti dengan membesarnya pembesaran nilai peluang timbulnya kesalahan jenis lain pengecilan nilai peluang kedua jenis kesalahan secara serempak hanya dapat dilakukan dengan cara memperbesar ukuran contoh Dalam aplikasi pengujian hipotesis nilai  ditentukan:  = 0.05 atau  = 0.01  = 0.05  dikatakan: taraf-nyata pengujian = 0.05 Setiap kali kita mengambil keputusan: tolak H0 ( terima H1) kita menyadari terjadinya kesalahan (salah jenis I) sebesar . www.themegallery.com
  • 16. X ~ normal Nilai  sulit ditentukan karena: • H1 bukan hipotesis tunggal, tapi majemuk • H1:   0.3, H1:  > 0.3 • sebaran H1 tidak diketahui α Titik kritik Kesalahan karena H0 diterima tapi sesungguhnya salah (salah jenis II) tidak diketahui besar peluangnya karena itu H0 diterima  dinyatakan: data tidak mendukung untuk menolak H0 dalam penyusunan hipotesis: hipotesis yang diharapkan berlaku kebenarannya  dinyatakan dalam H1 www.themegallery.com
  • 17. UJI SATU-ARAH, UJI DUA-ARAH Uji satu-arah: H0:  = 0 vs H 1:  >  0 H 0:  =  0 vs H 1:  <  0 Uji dua-arah: H0:  = 0 vs H 1:    0 Pilihan atas pengujian satu-arah atau dua-arah tergantung kepada obyek yang diuji mis.: varietas padi baru  uji satu-arah H1:  > 0 teknik mengajar baru  uji dua-arah www.themegallery.com
  • 18. Latihan  Nyatakan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya, dan secara umum nyatakan letak wilayah kritiknya 1. Rata-rata curah hujan di Riam Kanan selama bulan Februari adalah 21.8 cm. 2. Banyaknya staf dosen suatu perguruan tinggi yang menyumbang dalam suatu acara dana sosial tidak lebih dari 20% 3. Secara rata-rata, anak sekolah berangkat dari rumah menempuh jarak tidak lebih dari 6.2 km. 4. Di tahun mendatang, sekurang-kurangnya 70% dari mobil baru termasuk dalam kategoro compact dan subcompact. 5. Dalam pemilukada mendatang, proporsi yang memilih calon petahana adalah 0.58 6. Di Obonk Steak, rata-rata steak yang dihidangkan sekurang-kurangnya 340 gram. www.themegallery.com
  • 19. PENGUJIAN HIPOTESIS  langkah pengujian: 1. Nyatakan hipotesis nol H0:  = 0 2. Pilih hipotesis alternatif H1 yang sesuai: satu- arah atau dua-arah 3. Taraf nyata:  4. Statistik uji  titik kritik, wilayah kritik 5. Hitung nilai statistik uji (statistik hitung) 6. Keputusan 7. Kesimpulan www.themegallery.com
  • 20. H0:  = 0 lawan H1:  > 0 Populasi X ~ N(μ, δ2) X ~ N ( x ,  2 x ) x   2  x 2 n Transformasi normal Contoh berukuran n: x1, x2, … , xn X  μx Xz x σ2x X i n x  0 Statistik uji: zhitung  x www.themegallery.com
  • 21. P ( zhitung  z) = 1 -  P ( zhitung > z) =  taraf uji Kaidah pengujian: • zhitung  z  terima H0 • zhitung > z  tolak H0 Pengujian dua-arah: H0:  = 0 lawan H1:   0 H1:   0  H1:  > 0 atau  < 0 P (-z/2  zhitung  z/2) = 1 -  P ( zhitung > z/2) =  www.themegallery.com
  • 22.  = 0 x  0  < 0 zhit < -z Z hit   > 0 zhit > z / n   0 zhit < -z/2 dan  diketahui atau n  30 zhit > z/2  = 0  < 0 thit < -t x  0 thit   > 0 thit > t s/ n   0 thit < -t/2 dan db = n – 1 thit > t/2  tidak diketahui (diduga dengan s) dan n < 30 1 - 2 = ( x1  x 2 )  d 0 1 - 2 < d0 zhit < - z Z hit  d0   12    2 2  1 - 2 > d0 zhit > z     1 - 2  d0  n  n  zhit < - z/2 dan  1   2  zhit > z/2 1 dan 2 diketahui www.themegallery.com
  • 23. 1 - 2 = d0 ( x1  x 2 )  d 0 1 - 2 < d0 zhit < -z t hit  1 - 2 > d0 zhit > z  s12   s2 2     1 - 2  d0 zhit < -z/2 n  n   1  2  dan zhit > z/2 db = n1 + n2 – 2 1 = 2, tetapi tidak diketahui, 1 diduga dengan s1 dan 2 diduga dengan s2; 2 2 (n  1)s1  (n2  1)s2 sp  1 n1  n2  2 1 - 2 = d0 t hit  * ( x1  x 2 )  d 0 1 - 2 < d0 thit < -t  s12   s2  2 1 - 2 > d0 thit > t    n  n   1  2 1 - 2  d0 thit < -t/2  s12 s2 2  2 dan thit > t/2    n n2  db   1  s 1 2 / n1  2 2 s / n2  2  2 n1  1 n2  1 1  2, tidak diketahui, 1 diduga dengan s1 dan 2 diduga dengan s2 D = d0 d  d0 D < d0 thit < -t pengamatan t hit  D > d0 thit > t berpasangan sd / n D  d0 thit < -t/2 db = n – 1 dan thit > t/2 www.themegallery.com
  • 24. Teladan 1. Sebuah perusahaan alat olah raga mengembangkan jenis batang pancing, yang dikatakan mempunyai kekuatan dengan nilai tengah 8 kg dan simpangan baku 0,5 kg. Ujilah hipotesis bahwa  = 8 kg lawan alternatifnya   8 kg bila satu contoh acak 50 batang pancing itu setelah dites memberikan kekuatan nilai tengah 7,8 kg. Gunakan taraf nyata 0,01. Jawab. 1. H0:  = 8 kg 2. H1:   8 kg 3.  = 0,01 4. /2 = 0,005  wilayah kritik: z < -2,575 dan z > 2,575 x  0 7,8  8 5. x = 7,8 kg dan n = 50  zhit = = 0,5 / 50 = -2,83 / n 6. Keputusan: tolak H0 7. Kesimpulan: kekuatan batang pancing tidak sama dengan 8 kg, tetapi kurang dari 8 kg. www.themegallery.com
  • 25. Teladan 2. Suatu contoh acak 100 catatan kematian di Amerika Serikat selama tahun lalu menunjukkan rata-rata umur seseorang meninggal 71,8 tahun dengan simpangan baku 8,9 tahun. Apakah ini menunjukkan bahwa harapan umur sekarang ini lebih dari 70 tahun? Gunakan taraf nyata 0,05. Jawab. 1. H0:  = 70 tahun 2. H1:  > 70 tahun 3.  = 0,05 4.  = 0,05  wilayah kritik: z > 1,645 x  0 71,8  70 5. x = 71,8 tahun, σ ≈ s = 8,9 tahun dan n = 100  zhit = = = 2,02 / n 8,9 / 100 6. Keputusan: tolak H0 7. Kesimpulan: harapan umur sekarang ini memang lebih besar dari 70 tahun www.themegallery.com
  • 26. QUIZ Suatu contoh acak 8 batang rokok merk Kadal Mild memiliki kadar nikotin rata-rata 4.2 mg dengan simpangan baku 1.4 mg. Apakah hasil analisis ini sejalan dengan pernyataan perusahaan tersebut bahwa kadar nikotin rata-rata pada rokok yang dihasilkan tidak melebihi 3.5 mg? Gunakan taraf nyata 0.01 (titik kritik Uji satu-arah 2.998, uji dua-arah 3.499) dan asumsikan bahwa sebaran kadar nikotin tersebut adalah normal. www.themegallery.com
  • 27. Uji Nilai Tengah - Aplikasi Komputer Ujilah hipotesis bahwa isi kaleng rata-rata suatu jenis minyak pelumas adalah 10 liter bila isi suatu contoh acak 10 kaleng adalah 10.2; 9.7; 10.1; 10.3; 10.1; 9.8; 9.9; 10.4; 10.3; dan 9.8 liter. Gunakan taraf nyata 0.01 dan asumsikan bahwa isi tersebut menyebar normal. Isi Kaleng Rata St Dev 10.2 9.7 10.1 10.3 10.1 9.8 9.9 10.4 10.3 9.8 10.06 0.245 x  0 10,06  10 t hit    0,772 Keputusan : Terima Ho s/ n 0,2458 Kesimpulan : Isi kaleng rata-rata = 10 10 liter t0.01 = 2.821 Bandingkan dengan menggunakan SPSS
  • 28. Untuk mengetahui apakah keanggotaan organisasi dalam mahasiswa mempunyai akibat baik atau buruk pada nilai seseorang, nilai mutu rata- rata berikut ini dikumpulkan. Sebelum Setelah Dengan mengasumsikan bahwa populasinya keanggotaan keanggotaan normal, ujilah pada taraf nyata 0.025 apakah 2.0 2.2 keanggotaan dalam organisasi mahasiswa 2.0 1.9 berakibat buruk pada nilai yang dicapai seseorang 2.3 2.5 2.1 2.3 2.4 2.4 1. H0: μ1 = μ2 atau μD = μ1 – μ2 = 0 2. H1 : μ1 < μ2 atau μD = μ1 – μ2 < 0 3. α = 0.025 4. Wilayah kritik: t < -2.776 5. Perhitungan: www.themegallery.com
  • 29. Sebelum Setelah Nomor keanggotaan keanggotaan d d2 1 2.0 2.2 -0.2 0.04 2 2.0 1.9 0.1 0.01 3 2.3 2.5 -0.2 0.04 4 2.1 2.3 -0.2 0.04 5 2.4 2.4 0.0 0.00 Jumlah -0.5 0.13 Rata-rata -0.1 s  2  i 2  n  d   d i  2  (5)(0.13)  (0.5) 2  0.02 n(n  1) d (5)(4) d  d0  0.1  0 6. Keputusan : Terima Ho thit    1.58 Kesimpulan: keanggotaan sd / n 0.14142 5 organisasi tidak mempengaruhi Bandingkan dengan menggunakan nilai • SPSS • Excell
  • 30. TUGAS - II 1. Sebuah pabrik mobil ingin memutuskan apakah akan menggunakan ban merk A atau merk B. Untuk membantu pencapaian keputusan tersebut, sebuah percobaan dilakukan dengan menggunakan 12 ban untuk masing-masing merk tersebut. Ban-ban tersebut dipasang dan digunakan sampai aus sehingga harus diganti. Hasilnya adalah: Merk A : rata-rata X1 = 37.900 km, s1 = 5.100 km Merk B : rata-rata X2 = 39.800 km, s1 = 5.900 km Ujilah hipotesis pada taraf nyata 0.05 bahwa ada perbedaan antara kedua merk ban tersebut. Asumsikan bahwa kedua populasi menyebar menghampiri normal www.themegallery.com
  • 31. TUGAS - II 2. Data di bawah ini menunjukkan masa putar film yang diproduksi dua perusahaan film yang berbeda Perusahaan Masa Putar (menit) Cineplex 102 86 98 109 92 Blitz 81 165 97 134 92 87 114 Ujilah hipotesis bahwa masa putar rata-rata film yang diproduksi perusahaan Blitz melebihi masa putar rata-rata film yang diproduksi perusahaan Cineplex sebesar 10 menit lawan hipotesis alternatifnya bahwa selisih masa putar tersebut lebih dari 10 menit. Gunakan taraf nyata 0.1 dan asumsikan bahwa kedua sebaran tersebut menghampiri normal Kerjakan perhitungannya secara manual www.themegallery.com
  • 32. TUGAS - II 3. Suatu Diet baru dapat mengurangi bobot badan seseorang. Berikut ini dicantumkan bobot badan 7 wanita sebelum dan sesudah mengikuti diet selama periode 2 minggu Wanita 1 2 3 4 5 6 7 Before 58.5 60.3 61.7 69.0 64.0 62.6 56.7 After 60.0 54.9 58.1 62.1 58.5 59.9 54.4 Ujilah pada taraf nyata 0.01 hipotesis bahwa µ1 = µ2 lawan hipotesis alternatifnya µ1 < µ2. Kerjakan perhitungannya dengan SPSS dan lampirkan hasil print-out nya www.themegallery.com
  • 33. TUGAS - II 4. Pemerintah memberikan dana kepada 9 kelompok tani untuk mencoba produktivitas dua varietas baru padi. Hasilnya, dalam kg/petak, sebagai berikut: Kelompok Tani 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A 38 23 35 41 44 29 37 31 38 B 45 25 31 38 50 33 36 40 43 Ujilah hipotesis pada taraf nyata 0.05 bahwa hasil rata-rata kedua varietas padi itu sama, lawan hipotesis alternatifnya bahwa kedua rata-rata hasil itu tidak sama Kerjakan perhitungannya dengan SPSS. Lampirkan print out hasil SPSSnya www.themegallery.com
  • 34. TUGAS - II 5. Sebuah perusahaan taksi hendak menentukan apakah penggunaan ban radial dibanding ban biasa dapat Mobil Ban Ban menghemat bahan bakar atau tidak. Dua Radial Biasa belas mobil dilengkapi dengan ban radial 1 4.2 4.1 dan kemudian dicoba pada suatu rute 2 4.7 4.9 yang telah ditentukan lebih dulu. 3 6.6 6.2 Kemudian ban-ban mobil yang sama kemudian diganti dengan ban biasa dan 4 7.0 6.9 dicoba sekali lagi pada rute yang sama. 5 6.7 6.8 Konsumsi bahan bakarnya dalam km/liter 6 4.5 4.4 tercatat seperti pada tabel disamping. 7 5.7 5.7 Pada taraf nyata 0.025 dapatkah kita 8 6.0 5.8 menyimpulkan bahwa mobil dengan ban 9 7.4 6.9 radial lebih hemat bahan bakar daripada mobil dengan ban biasa? Asumsikan 10 4.9 4.7 kedua populasi menyebar normal. 11 6.1 6.0 Kerjakan perhitungan dengan SPSS, 12 5.2 4.9 lampirkan hasilnya
  • 35. LOGO yousufkurniawan@yahoo.com