1. TEKNIK, TAHAPAN, SERTA ANALISIS DIRI
PERAWAT DALAM KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
Home Group 1
Dian Rahmawati – Fairuz Thifal – Nisrina Zakiya Ulfah
Nurul Fadillah - Yuli Astuti
3. DEFINISI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
• Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat menggunakan
pendekatan terencana dalam mempelajari kliennya (Keltner, Schwecke, dan
Bostrom, dalam Potter & Perry, 2005)
• Komunikasi terapeutik ialah suatu interaksi interpersonal antara perawat dan
klien yang selama interaksi berlangsung perawat berfokus pada kebutuhan
khusus klien untuk meningkatkan pertukaran informasi yang efektif
(Videback, 2008)
16. EXPLORING
Definisi : teknik untuk menggali perasaan ,pikiran dan pengalaman klien,
suatu upaya untuk mengembangkan secara lebih rinci. Hal ini penting
dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup diri atau
tidak mampu mengemukakan pendapatnya
Jenis :
Eksplorasi Perasaan : c/ “Bisakah anda menjelaskan apa perasaan bingung yang
dimaksudkan…”
Eksplorasi Pikiran : c/ “ saya yakin anda dapat menjelaskan lebih lanjut ide anda tentang
sekolah sambil bekerja”
Eksplorasi Pengalaman : c/ “ saya terkesan dengan pengalaman yang anda lalui”
17. GIVING RECOGNITION
• Memberi penghargan merupakan tehnik untuk memberikan pengakkuan dan
menandakan kesadaran, Schultz & (Videbeck,1998 dalam Nurjanah, 2001)
Dengan menyapa klien dengan namanya, merupakan suatu indikasi bahwa
perawat mengakui hadirnya klien secara pribadi, sebagai individu. Pengakuan
tersebut tidak membawa gagasan nilai yaitu, menjadi “baik” atau “buruk”
19. FOCUSING
• kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area diskusi sehingga
percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti
• Teknik juga merupakan teknik yang berguna saat klien berpindah dari satu topik
ke topik yang lain
Contoh pernyataannya : “anda menyebutkan bahwa anda
memiliki masalah dengan....”, “anda berkata bahwa anda merasa
mual”
22. CONTOH TEKNIK KONFRONTASI
Klien
: “ Saya sangat marah dengan dia”
(berkata sambil tersenyum).
Perawat : “Anda mengatakan bahwa Anda marah, tetapi
Anda tersenyum.”
34. KETERAMPILANPERAWAT YANG DIBUTUHKAN PADA
FASE PRAINTERAKSI
Keterampilan yang dibutuhkan adalah mengumpulkan data yang
terorganisir, menyadari keterbatasan yang ada dan mencari bantuan
sesuai kebutuhan
40. Fase orientasi/perkenalan
1. Membuka hubungan
Tugas
Keterampilan
• Baik klien maupun perawat mengidentifikasi
• Sikap perhatian, tetapi santai untuk
satu sama lain dengan menggunakan nama.
membantu menenangkan klien.
• Saat hendak mengawali interaksi, penting bagi
perawat menjelaskan perannya kepada klien
agar klien memperoleh gambaran tentang
proses interaksi tersebut.
• Saat klien mengawali hubungan, perawat
perlu membantu klien mengungkapkan
masalah dan alasannya mencari bantuan.
•Pertanyaan yang samar dan terbuka seperti
“bagaimana perasaan Anda hari ini?”
41. Fase orientasi/perkenalan
2. Mengklarifikasi masalah
Tugas
Keterampilan
Karena pada awalnya klien mungkin tidak
• Teknik menyimak
melihat masalah dengan jelas, tugas utama
• menyatakan kembali pernyataan klien
perawat adalah mengklarifikasi masalah
tersebut.
• mengklarifikasi
• teknik komunikasi efektif
Catatan:
Kesalahan yang umum terjadi pada tahap ini
adalah mengajukan terlalu banyak pertanyaan
kepada klien. Sebaliknya fokuskan pada
prioritas.
42. Tugas
Fase
Keterampilan
orientasi/perkenalan
3. Membuat dan
memformulasikan kontrak
Perawat dan klien membangun tingkat
Berbagai keterampilan komunikasi di atas,
kepercayaan dan kesepakatan yang
berikut kemampuan untuk mengatasi
diungkapkan secara verbal tentang
perilaku resitif jika muncul.
•lokasi, frekuensi dan lamanya pertemuan
•keseluruhan tujuan dari hubungan
tersebut
•bagaimana hal-hal yang sifatnya rahasia
akan ditangani
•tugas-tugas yang akan dituntaskan
•durasi dan indikasi untuk mengakhiri
pertemuan tersebut.
54. ANALISA DIRI DALAM KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
Proses stimulasi untuk menentukan keberhasilan setiap tindakan yang dilakukan
oleh perawat.
Harus dilakukan setiap waktu karena erat kaitannya dengan kesadaran diri
perawat yang merupakan evaluasi dari apa yang telah dilakukan perawat
terhadap kliennya.
Terbagi dalam 6 aspek, yaitu:
55. KESADARAN DIRI
•
•
•
Akan membuat perawat dapat menerima perbedaan dan keunikan klien
Perlu ditingkatkan agar penggunaan diri secara terapeutik dapat lebih efektif
Jendela johari (johari window) adalah konsep komunikasi yang diperkenalkan oleh joseph
luth dan harry ingram menggambarkan tingkat saling pengertian anta rorang yang
berinteraksi mengenai perilaku, pikiran dan perasaan
1
2
Diketahui oleh diri
Hanya diketahui oleh
sendiri dan orang lain
orang lain
3
4
Hanya diketahui oleh
Tidak diketahui oleh
diri sendiri
siapapun
56. 3 PRINSIP YANG DAPAT DIAMBIL DARI JOHARI
WINDOW, YAITU:
1.
Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain.
2. Jika kuadran 1 yang paling kecil, berarti komunikasinya buruk atau kesadaran
dirinya kurang (perilaku dan perasaan rendah)
3. Kuadran 1 paling besar pada individu yang mempunyai kesadaran diri yang tinggi
57. KESADARAN DIRI DAPAT DITINGKATKAN MELALUI 3 CARA (STUART &
SUNDEEN, 1987), YAITU:
58. EKSPLORASI PERASAAN
• Yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan yang muncul sebelum dan
sesudah berinteraksi dengan orang lain.
• Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaan dirinya dan
mengontrolnya agar dapat berkomunikasi dengan klien secara maksimal
59. KLARIFIKASI NILAI
• Klarifikasi nilai bermanfaat bagi perawat untuk memahami dirinya sendiri
dan nilai-nilai pribadinya
• Proses klarifikasi nilai terdiri dari tiga langkah
Memilih
Menilai
Mengambil
Tindakan
60. ROLE MODEL
• Perawat yang efektif adalah perawat yang dapat memenuhi dan
memuaskan kehidupan pribadi, tidak didominasi oleh konflik serta adaptasi
yang sehat
• Ciri perawat yang dapat menjadi role model adalah puas akan hidupnya,
tidak didominasi oleh stress, mampu mengembangkan kemampuan, dan
adaptif
61. ALTRUISME
• Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa
memperhatikan diri sendiri
• Altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk perubahan social yang
dibuat untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan kesejahteraan
62. ETIK DAN TANGGUNG JAWAB
• Kode untuk perawat umumnya menyampaikan penguatan nilai hubungan
perawat-klien dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang
merupakan rujukan untuk kesejahteraan pasien dan tanggung jawab social
• Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab
untuk merubah perilaku.
64. SIKAP ATAU CARA UNTUK MENGHADIRKAN DIRI SECARA
FISIK YANG DAPAT MEMFASILITASI KOMUNIKASI YANG
TERAPEUTIK (EGAN, )
65. SIKAP ATAU CARA LAIN YANG DAPAT DILAKUKAN
DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Sikap Kesejatian
Sikap Kesejatian
Sikap Empati
Sikap Empati
Sikap Hormat
Sikap Hormat
Sikap Konkret
Sikap Konkret
68. DAFTAR PUSTAKA (1)
•
Arwani. (2002). Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
•
Ellis, R., Gates, R, & Kenwothy, N. (2000). Komunikasi Interpersonal dalam Keperawatan: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.
•
Juliane, T. (2010). Komunikasi Terapeutik dan Konselin dalam Praktik kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
•
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1996). Jakarta: Balai Pustaka
•
Keliat, B. A. (2002). Hubungan Terapeutuik Perawat-klien. Jakarta: EGC
•
Kozier, Erb, Berman, dan Snyder. (2010). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 7, Volume 1.
Diterjemahkan oleh Wahyuningsih, et al. Jakarta: EGC
•
Luddin, A. B. M. (2010). Dasar-Dasar Konseling: Tinjauan Teori dan Praktik. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
•
Potter, P. A., dan Perry, A. G. (2005). Fundamental of nursing. Missouri: Mosby.
•
Stuart, Gail W. & Sundeen, Sandra J. (1995). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (5th Ed.). USA: Mosby.
•
Suryani. (2005). Komunikasi Terapeutik: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC
•
Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Diterjemahkan oleh: Renata Komalasari. Jakarta: EGC
69. DAFTAR PUSTAKA (2)
•
DeLaune, Sue C., Ladner, Patricia K. (2002). Fundamentals of Nursing: Standards & Practice 2th Ed. United States: Delmar
•
Kozier, Barbara et al. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice. 7th Ed. 2nd Vol. (Terjemahan). Jakarta:
Penerbit Salemba Merdeka.
•
Potter, P. A. & Perry, A. G. (2009). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice. 7th Ed. (Terjemahan). Jakarta:
Penerbit Salemba Merdeka.
•
Suryani.(2005). Komunikasi Terapeutik; Teori dan Praktik. Jakarta: EGC
•
Abdad, Fairus Ali (2012) Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik di Unit Rawat Inap Umum Rumah Sakit Dr.
H. Marzoeki Mahdi Bogor – SKRIPSI http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20309053-Tingkat%20pengetahuan-full%20text.pdf (Diakses
pada tanggal 12 November 2013, pukul 12.25 WIB)
•
Videbeck, Sheila L. (2008) Psychiatric Mental Health Nursing. 4th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
•
Cangara, Hafied. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
•
Effendy, Onong Uchjana. (1994). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya
•
Modul Komunikasi Kesehatan. (2012). Fakultas Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia
70. DAFTAR PUSTAKA (3)
•
DeLaune, Sue C. (2002) . Fundamentals of Nursing: Standarts &Practice. USA: Delmar/Thomson Learning.
•
Ellis,R.,Gates, R, & Kenworthy,N. (2000). Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan: Teori dan Praktik. Alih Bahasa :Susi Purwoko.
Jakarta,EGC.
•
Kozier, Barbara et al,. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice 7th Edition.
•
Kozier, B,. Erb., Berman, A.J & Snyder. (2004). Fundamentals of Nursing: Concept,Process and Practice. Seventh edition. New Jersey:
Pearson Education, Inc.
•
Kozier, B., et al.(2010).Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses & Praktik Edisi 7 Volume 1.Jakarta: EGC.
•
Maulana, Heri D. J. (2009). Promosi kesehatan. Jakarta: EGC
71. DAFTAR PUSTAKA (4)
•
Potter, PA & Perry, A.G. (1997). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice, 4th Ed (alih bahasa Indonesia).
Jakarta: EGC.
•
Potter, P.A & Perry, A.G. (2009). Fundamentals of Nursing. Seventh edition. St.Louis: Elsevier Pte Ltd.
•
Stuart, Gail Wiscarz., Sundeen, Sandra.J. (1998). Pocket Guide to Psychiatric Nursing. Jakarta: EGC.
•
Suryani. (2005). Komunikasi Terapeutik: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.
•
Supartini, Yupi.(2004).Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.Jakarta: EGC.
•
Videback, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa/Sheila L. Videback; alih bahasa, Renata Komalasari, Alfrina Hany:
editor edisi bahasa Indonesia, Pamilih Eko Karyuni. Jakarta: EGC
•
Videbeck, Sheila L. (2011). Psychiatric-mental health nursing. Philadhelpia: Lippincott William & Wilkins.
Editor's Notes
Terminasi Sementara
Merupakan akhir dari tiap pertemuan perawat-klien, setelah terminasi sementara klien akan bertemu lagi dengan perawat dengan waktu yang telah ditentukan.
Termanisi Akhir
Terjadi ketika perawat telah menyelesaikan proses keperawatan secara keseluruhan. Tugas perawat pada tahap ini yaitu:
a. Melakukan Evaluasi Objektif. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan. Dalam mengevaluasi ini perawat tidak boleh terkesan menguji kemampuan klien, akan tetapi terkesan sekedar mengulang atau menyimpulkan.
b. Melakukan Evaluasi Subjektif. Dilakukan dengan menanyakan perasaan klien setelah berinteraksi dengan perawat, seperti:
Apakah klien merasa interaksi tersebut menuruukan kecemasannya?
Apakah klien merasa interaksi tersebut ada gunanya?
Apakah interaksi tersebut menimbulkan masalah baru bagi klien?
c. Menyepakati tingkat lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Tindakan ini disebut dengan pekerjaan rumah bagi klien. Tindak lanjut yang diberikan harus relevan dengan interaksi yang akan dilakukan berikutnya.
d. Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya. Kontrak ini penting dibuat agar dapat kesepakatan antara perawat dan klien untuk pertemuan berikutnya. Kontrak yang dibuat termasuk tempat, waktu, dan tujuan interaksi.