1. RESUME Model Pembelajaran LC ( Learning Cycle) 3E, 4E, 5E, 6E, dan 7E
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
RESUME
Untuk memenuhi tugas matakuliah Strategi Belajar Mengajar
Yang dibina oleh Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd. dan
Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D.
Disusun oleh
Zuha Farhana
(110341421506)
Offering A/Biologi
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2013
2. Model Pembelajaran LC ( Learning Cycle)
Slavin (2005:187) mengatakan bahwa pada dasarnya para siswa memasuki
kelas dengan pengetahuan, ketrampilan dan motivasi yang berbeda-beda dari
rumah. Ketika guru memberikan suatu materi pelajaran dalam kelas, siswa dalam
menerima pelajaran tersebut ada yang cepat dan ada yang lambat. Untuk
mengatasi masalah perbedaan kecepatan siswa dalam menerima materi dalam
kelas dapat digunakan model pembelajaran Leaning Cycle.
LC (Learning Cycle) ,yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada
pebelajar (student centered). LC (Learning Cycle) patut dikedepankan, karena
sesuai dengan teori belajar Piaget (Renner et al, 1988), teori belajar yang berbasis
konstruktivisme. Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan
aspek kognitif yang meliputi: struktur, isi, dan fungsi. Struktur intelektual adalah
organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang dimiliki individu untuk
memecahkan masalah-masalah. Isi adalah perilaku khas individu dalam merespon
masalah yang dihadapi. Sedangkan fungsi merupakan proses perkembangan
intelektual yang mencakup adaptasi dan organisasi (Arifin, 1995).
Ciri khas model pembelajaran LC(Learning Cycle) ini adalah setiap siswa
secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru yang
kemudian hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk
didiskusikan oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung
jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Kelebihan
model pembelajaran LC (Learning Cycle) meningkatkan motivasi belajar karena
pebelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran., dapat memberikan
kondisi belajar yang menyenangkan, meningkatkan ketrampilan sosial dan
aktivitas siswa, membantu siswa dalam memahami dan menguasai konsep-konsep
fisika yang telah dipelajari melalui kegiatan atau belajar secara berkelompok,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Sehingga, Model
pembelajaran LC (Learning Cycle) ini cocok diterapkan dalam pembelajaran
fisika karena dapat mengatasi kesulitan belajar siswa secara individu untuk
memahami konsep karena lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah.
3. LEARNING CYCLE 3E
Model siklus belajar pertama kali dikembangkan oleh Robert Karplus dari
Universitas California, Barkley tahun 1970-an. Karplus mengidentifikasi
adanya
tiga
fase
yang
digunakan
dalam
model
pembelajaran
ini
yaitu preliminary exploration, invention, dan discovery.Berkaitan dengan tiga
fase dalam learning cycle, Charles Barman dan Marvin Tolman menggunakan
istilah exploration,concept
introduction, dan concept
application.Joseph
Abruscato menggunakan istilah exploration, concept acquisition, dan concept
application.SedangkanEdmund Marek menggunakan istilah exploration, term
introduction, dan concept application. Walaupun disebutkan dengan istilah
yang berbeda, namun pada dasarnya mempunyai makna yang sama.
Model siklus belajar adalah model pembelajaran yang dilaksanakan
dengan tiga fase, yaitu fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi
konsep. Kegiatan pembelajarannya dilakukan baik secara individual maupun
berkelompok. Namun, secara umum langkah-langkah pembelajarannya,
meliputi :
1)
menyelidiki suatu fenomena dengan bimbingan minimal, untuk
membawa siswa pada identifikasi suatu pola keteraturan dalam
fenomena yang diselidiki (fase eksplorasi)
2)
mendiskusikan konsep-konsep yang berhubungan dengan fenomena
yang diselidiki (fase pengenalan konsep)
3)
menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan konsepkonsep yang telah diperkenalkan untuk penyelidikan lebih lanjut
(fase aplikasi konsep).
LEARNING CYCLE 4E
Siklus belajar ( learning cycle ) merupakan model pembelajaran yang
berorientasi pada teori Piaget dan teori pembelajaran kognitif serta aplikasi
model pembelajaran konstruktivis. Model ini dikembangkan oleh Robert
Karplus dan koleganya dalam rangka memperbaiki kurikulum sains SCIS (
Science Curriculum Improvement Study) dengan tahapan-tahapannya :
exploration, invention dan discovery, namun kemudian dikembangkan oleh
4. Charles R. Barman dengan tahapan-tahapannya : exploration phase, concept
introduction, dan concept application. Selanjutnya model ini kemudian
dikembangkan lagi dan dewasa ini lebih dikenal dengan model siklus belajar
sains 4-E ( 4-E science learning cycle ), dengan tahapan-tahapan : exploration
phase, explanation phase, expansion phase, evaluation phase (Carin 1993:87)
Fase atau Langkah-Langkah Siklus Belajar
Fase-fase siklus belajar sains (the science learning cycle) dengan
penjelasan fase-fasenya sebagai berikut :
Fase I. Exploration (penyelidikan)
Pada fase ini para siswa belajar melalui keterlibatan dan tindakantindakan, gagasan-gagasan mereka dan hubungan-hubungan dengan materi
baru
diperkenalkan
dengan
bimbingan
guru
yang
minimal
agar
memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan sebelumnya, mengembangkan
minat, menumbuhkan dan memelihara rasa ingin tahu terhadap materi
itu.Materi perlu disusun secara cermat sehingga sasaran belajar itu
menggunakan konsep dan gagasan yang mendasar.Selama fase ini guru
menilai pemahaman para siswa terhadap sasaran pelajaran.Menurut Bybee
bahwa, tugas guru disini tidak boleh memberitahukan atau menerangkan
konsep.
Fase II. Explanation (Pengenalan)
Pada fase ini para siswa kurang terpusat dan ditunjukkan untuk
mengembangkan mental. Tujuan dari fase ini guru membantu para siswa
memperkenalkan konsep sederhana, jelas dan langsung yang berkaitan dengan
fase sebelumnya, dengan berbagai strategi para siswa disini harus terfokus
pada pokok penemuan konsep-konsep yang mendasar secara kooeperatif
dibawah bimbingan guru (guru sebagai fasilitator) mengajukan konsep-konsep
itu secara sederhana, jelas dan langsung.
Fase III.Expansion (Perluasan)
Pada fase ini para siswa mengembangkan konsep-konsep yang baru
dipelajari untuk diterapkan pada contoh-contoh lain, dipakai sebagai ilustrasi
konsep intinya dapat membantu para siswa mengembangkan gagasan-gagasan
mereka dalam kehidupannya.
5. Fase IV. Evaluation (Evaluasi)
Pada fase ini ingin mengetahui penjelasan para siswa terhadap siklus
pembelajaran ini. Evaluasi dapat berlangsung setiap fase pembelajaran, untuk
menggiring pemahaman konsep juga perkembangan keterampilan proses.
Evaluasi bukan hanya pada akhir bab. Dari fase-fase yang disebutkan di atas
menurut Carin dan Martin tujuan paedagoginya adalah sama. Untuk jelasnya
seperti pada gambar.
Siklus Belajar (Learning Cycle 4E)
LEARNING CYCLE 5 E
Menurut Piaget (1989) model pembelajaran LC (Learning Cycle (5 E))
pada dasarnya memiliki lima fase yaitu:
1. Engagement (Undangan)
Bertujuan mempersiapkan diri pebelajar agar terkondisi dalam menempuh
fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide
mereka serta untuk mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada
pembelajaran sebelumnya. Dalam fase engagement ini minat dan keingintahuan
6. (curiosity) pebelajar tentang topik yang akan diajarkan berusaha dibangkitkan.
Pada fase ini pula pebelajar diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena
yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi.
2. Exploration (Eksplorasi)
Siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok
kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan
mencatat pengamatan serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum
dan telaah literatur.
3. Explanation (Penjelasan)
Guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka
sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, dan mengarahkan
kegiatan diskusi. Pada tahap ini pebelajar menemukan istilah-istilah dari konsep
yang dipelajari.
4. Elaboration (Pengembangan)
Siswa mengembangkan konsep dan ketrampilan dalam situasi baru melalui
kegiatan-kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem solving.
5. Evaluation (Evaluasi)
Pengajar menilai apakah pembelajaran sudah berlangsung baik dengan
jalan memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa setelah menerima
materi pelajaran.
Berdasarkan tahapan-tahapan dalam metode pembelajaran bersiklus
seperti dipaparkan di atas, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan
guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali dan memperkaya pemahaman
mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Berdasarkan uraian di atas, LC
dapat dimplementasikan dalam pembelajaran bidang-bidang sain maupun sosial.
LC (Learning Cycle) ,yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada
pebelajar (student centered). LC (Learning Cycle) patut dikedepankan, karena
sesuai dengan teori belajar Piaget (Renner et al, 1988), teori belajar yang berbasis
konstruktivisme. LC melalui kegiatan dalam tiap fase mewadahi pebelajar untuk
secara aktif membangun konsep-konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi
dengan lingkungan fisik maupun sosial.
7. Implementasi LC dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan
kontruktivis yaitu:
1. Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna
dengan bekerja dan berpikir.Pengetahuan di konstruksi dari pengalaman
siswa.
2. Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa.
Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu
3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan
pemecahan masalah.(Hudojo,2001)
Dengan demikian proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer
pengetahuan dari guru ke siswa, seperti dalam falsafah behaviorisme, tetapi
merupakan proses pemerolehan konsep yang berorientasi pada keterlibatan siswa
secara aktif dan langsung. Proses pembelajaran demikian akan lebih bermakna
dan menjadikan skema dalam diri pebelajar menjadi pengetahuan fungsional yang
setiap saat dapat diorganisasi oleh pebelajar untuk menyelesaikan masalahmasalah yang dihadapi. Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan sekolah
menengah tentang implementasi LC dalam pembelajaran sain menunjukkan
keberhasilan model ini dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
siswa (Budiasih dan Widarti, 2004; Fajaroh dan Dasna, 2004).
LEARNING CYCLE 6E
Pada perkembangannya tahapan siklus belajar dari yang paling sederhana
dikenal dengan tiga fase, selanjutnya dikenal siklus belajar lima fase, dan yang
terakhir dikenal siklus belajar enam fase. Siklus belajar tiga fase terdiri dari
fase eksplorasi, pengenalan konsep dan aplikasi konsep. Siklus belajar lima
fase terdiri dari fase engagement (melibatkan), explotation (menyelidiki),
explanation (menjelaskan), elaboration/ extention (merinci), dan evaluation
(evaluasi).
Sedangkan model pembelajaran siklus belajar enam fase
dikembangkan
oleh
Johnston
(2001)
dalam
bukunya
yang
Principle
of
Constructivist Learning terdiri dari fase: identifikasi, mengakses (invite),
8. menyelidiki (ekplorasi), menjelaskan (explain), merinci (elaborate), dan
menilai (evaluasi).
Uraian dari keenam fase di atas di jelaskan oleh Santoso (2005) adalah:
1.
Fase Identifikasi
Fase ini guru mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
2.
Fase mengakses (Invite)
Fase ini guru mengakses pengetahuan terdahulu yang dimiliki siswa
dengan tujuan untuk mengetahui apa saja yang sudah diketahui oleh
siswa yang berkaitan dengan topik bahasan.
3.
Fase menyelidiki (Eksplorasi)
Fase ini guru menyelidiki tentang pengetahuan terdahulu yang telah
diketahui siswa. Selanjutnya mengoreksi apakah pengetahuan tersebut
sudah benar, setengah benar, atau salah. Siswa diberi kesempatan untuk
bekerja sama dalam kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru.
Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator (Dasna, 2004: 37).
4.
Fase menjelaskan (Explain)
Fase ini guru memperkenalkan konsep baru yang berkaitan dengan
konsep pada fase eksplorasi dan memberikan kesempatan pada siswa
untuk menghubungkan pemahaman baru dengan pengetahuan terdahulu.
Guru harus mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat
mereka sendiri dengan saling menghargai dan mendengarkan (Dasna,
2004: 38).
5.
Fase merinci (Elaborate)
Fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan
pemahaman baru pada konteks yang berbeda. Hal itu bisa dilakukan
dengan cara memberikan tantangan atau latihan soal tentang pemahaman
baru tersebut (Aksela, 2005: 52).
6.
Fase menilai (Evaluasi)
Fase ini digunakan untuk menilai perubahan-perubahan dalam situasi
baru. Guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam
hal penerapan konsep baru (Dasna, 2004: 39).
9. Learning Cycle 6E
LEARNING CYCLE 7E
Model pembelajaran yang dapat melibatkan aktivitas siswa dalam belajar
agar dapat meningkatkan sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa adalah Learning
Cycle 7E. Model pembelajaran Learning Cycle 7E dapat memfasilitasi siswa
untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan
sebelumnya, melatih siswa untuk menjadi lebih aktif dan menambah rasa
keingintahuan, melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan
eksperimen, demonstrasi, dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, model pembelajaran Learning Cycle memiliki kelemahan.
Kelemahan tersebut menurut Eisenkraf (2003) adalah jika pelaksanaan
pembelajaran dengan Learning Cycle tidak efektif dapat menimbulkan tidak
sistematisnya pengetahuan yang dibangun pada siswa. Ketidaksistematisan ini
menimbulkan tidak efektifnya dalam penyampaian pengetahuan kepada siswa
yang akhirnya berdampak kurang pahamnya siswa terhadap konsep yang telah
diajarkan.