Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pendekatan pembelajaran kooperatif yang merupakan model pembelajaran kelompok dimana siswa bekerja sama untuk saling membantu dalam belajar.
2. Terdapat beberapa tujuan dan ciri-ciri pendekatan pembelajaran kooperatif seperti meningkatkan hasil belajar siswa, pengembangan keterampilan sosial, dan siswa belajar dalam kelompok dengan
2. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
Definisi Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
Model
pembelajaran
kooperatif
adalah
model
pembelajaran
yangdidalamnya mengkondisikan para siswa bekerja bersama-sama didalam
kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar.
Model pembelajaran kooperatifmerupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam
kelompok mempunyai tingkat kemampuanyang berbeda-beda (tinggi, sedang dan
rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku
yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. (Widyantini, 2006)
Menurut Ismiati, C (2006) pembelajaran kooperatif merupakan strategi
yang tepat untuk mengembangkan nilai-nilai sosial sekaligus mencapai tujuantujuan kognitif.
Tujuan Pendekatan Belajar Kooperatif
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa
meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta
pengembangan keterampilan sosial. (Widyantini, 2006)
Menurut Ismiati, C (2006) pembelajaran kooperatif bertujuan
untuk
meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk hubungan positif,
mengembangkan rasa percaya diri serta meningkatkan kemampuan akademik
melalui aktivitas belajar kelompok.
Ciri-ciri Pendekatan Belajar Kooperatif
Menurut
Nur dalam Widyantini (2006), ciri-ciri model pembelajaran
kooperatif sebagai berikut.
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbedabeda,baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan
kesetaraan jender.
3. 3.
Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing
individu.
Menurut
Karlina (2008 ) Karakteristik pembelajaran kooperatif
diantaranya:
Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.
Anggota-anggota
dalam
kelompok
diatur
terdiri
dari
siswa
yang
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda
suku, budaya, dan jenis kelamin.
Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Model Pembelajaran Kooperatif
Beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh
beberapa ahli antara lain Slavin (1985), Lazarowitz (1988) atau Sharan (1990)
dalam Shyahza & Iranti (2009) sebagai berikut.
Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Divisions).
Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assited Individualization
atau Team Accelarated Instruction)
Pendekatan TGT (Team Game Tournament)
TPS (Think-Pair-Share)
Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran
yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam
kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang,
rendah). Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam
menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki
manfaat atau kelebihan yang sangat besar dalam memberikan kesempatan kepada
4. siswa untuk lebih mengembangkan kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran.
Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk
aktif dalam belajar melalui kegiatan kerjasama dalam kelompok. Meski memiliki
banyak manfaat, metode pembelajaran ini memiliki beberapa kelemahan.
kelebihan model pembelajaran kooperatif, yaitu:
Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilannya dalam suasana belajar mengajar yang bersifat
terbuka dan demokratis.
Dapat mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri yang telah
dimiliki oleh siswa.
Dapat
mengembangkan
dan
melatih
berbagai
sikap,
nilai,
dan
keterampilan-keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di
masyarakat.
siswa tidak hanya sebagai obyek belajar melainkan juga sebagai subyek
belajar karena siswa dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya.
siswa dilatih untuk bekerjasama, karena bukan materi saja yang dipelajari
tetapi juga tuntutan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal
bagi kesuksesan kelompoknya.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memperoleh dan
memahami pengetahuan yang dibutuhkan secara langsung, sehingga apa
yang dipelajarinya lebih bermakna bagi dirinya.
Siswa yang bersama-sama bekerja dalam kelompok akan menimbulkan
persahabatan yang akrab, yang terbentuk dikalangan siswa. ternyara sangat
berpengaruh pada tingkah laku atau kegiatan masing-masing secara individual
Kerjasama antar siswa dalam kegiatan belaja. kelebihan yang diperoleh dalam
pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
Saling ketergantungan yang positif;
Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu;
Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas;
Suasana kelas yang rileks dan menyenanakan;
5. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan
guru; dan
Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi
yang menyenangkan.
Kelemahan model pembelajaran kooperatif atau kerja kelompok yaitu:
Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip Kelemahan yang senantiasa
terjadi dalam belajar kelompok adalah dapat menjadi tempat mengobrol.
Hal ini terjadi jika anggota kelompok tidak mempunyai kedisiplinan dalam
belajar, seperti datang terlambat, mengobrol atau bergosip membuat waktu
berlalu begitu saja sehingga tujuan untuk belajar menjadi sia-sia.
Sering terjadi debat sepele di dalam kelompok Debat sepele ini sering
terjadi di dalam kelompok. Debat sepele ini sering berkepanjangan
sehingga membuang waktu percuma. Untuk itu, dalam belajar kelompok
harus dibuatkan agenda acara. Misalnya, 25 menit mendiskusikan bab
tertentu, dan 10 menit mendiskusikan bab lainnya. Dengan agenda acara
ini, maka belajar akan terarah dan tidak terpancing untuk berdebat hal-hal
sepele.
Bisa terjadi kesalahan kelompok Jika ada satu anggota kelompok
menjelaskan suatu konsep dan yang lain percaya sepenuhnya konsep itu,
dan ternyata konsep itu salah, maka semua anggota kelompok berbuat
salah. Untuk menghindarinya, setiap anggota kelompok harus sudah
mereview sebelumnya. Kalau membicarakan hal baru dan anggota
kelompok lain belum mengetahui, cari konfirmasi dalam buku untuk
pendalaman.
Apabila para anggota kelompok tidak menyadari makna kerjasama dalam
kelompok. Oleh karena itu, Thabrany (1993: 96) menyarankan bahwa
“agar kelompok beranggotakan 3, 5 atau 7 orang, jangan lebih dari 7 dan
sebaiknya tidak genap karena dapat terjadi beberapa blok yang saling
mengobrol, dan jangan ada yang pelit artinya harus terbuka pada kawan”.
6. KRITERIA PENILAIAN RESUME
MATA KULIAH PBM BIOLOGI II
No
Elemen yang
Indikator
Penyekoran
Dinilai
1
Identitas (X1)
1. Judul resume
4=6 indikator muncul
2. Nama
3= 4 indikator muncul
3. NIM
2= 2 indikator muncul
4. Keperluan penulisan
1= 1 indikator muncul
5. Tempat
6. Waktu
2
Isi resume
a. Sub judul (X2) 1. Menggambarkan judul resume
secara keseluruhan
4= 3 indikator muncul
3= 2 indikator muncul
2. Dituliskan per butir atau singkat
2= 1 indikator muncul
3. Topik dituliskan dengan jelas
1= tidak ada sub judul
b. Sub anak judul 1. Menggambarkan sub judul
(X3)
4= 4 indikator muncul
3= 3 indikator muncul
3. Uraian isi padat
2= 2 indikator muncul
4. Isi jelas
c. Uraian sub
2. Uraian singkat
1= 1 indikator muncul
1. Membahas topik secara mendalam 4= 3 indikator muncul
anak judul
(tidak terlalu panjang dan bertele-
3= 2 indikator muncul
(X4)
tele)
2= 1 indikator tampak
2. Relevan dengan topik, dan dibahas 1= tidak ada uraian sub
secara tuntas (menggambarkan ide anak judul
pokok dari pembahasan materi)
3. Menggunakan gaya penulisan
ringkas (ada kata kunci)
3
Sistematika
penulisan (X5)
1. Pemberian penomoran yang ajeg
4= 2 indikator muncul
pada sub judul, sub anak judul, dan 3= 1 indikator muncul
butir-butir materi
2= hanya sub judul/sub
7. 2. Ada perbedaan antara tanda sub
anak judul/butir-butir
judul, sub anak judul, dan butir-butir uraian yang ajeg
uraian
1= tidak mengikuti
sistematika penulisan
4
Penggunaan
1. Bahasa mudah dipahami
bahasa dalam
2. Menggunakan bahasa sesuai dengan 3= 3 indikator muncul
resume (X6)
EYD
4= 4 indikator muncul
2= 2 indikator muncul
3. Tidak menggunakan kata-kata tanpa 1= 1 indikator muncul
makna (ex: dll, dsb, yang besarbesarnya)
4. Tidak ada (Sedikit) salah tulis atau
salah ketik
NILAI= (X1+X2+ X3+2X4 +X5 +X6/28) × 100
NILAI = ...........................................................
Milik:.........................................................
Penilai:...........................................................